Mikroorganisme penyebab osteomielitis dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
kultur dan histopatologi yang berasal dari tulang yang terkena. Biopsi dan kultur untuk osteomielitis harus mencakup tulang yang terkena, dan tidak melalui daerah sinus atau ulkus karena rawan terkontaminasi bakteri flora normal kulit. Hal ini juga berlaku untuk luka neuropati pada kaki osteomielitis. Pada sebagian jaringan dilakukan pemeriksaan pewarnaan gram dan Ziehl Nielssen untuk memberikan hasil yang lebih cepat dan menyingkirkan penyebab mycobacterium . Pemeriksaan kultur yang dilakukan adalah pemeriksaan aerob dan anaerob, dan bila tidak ditemukan koloni kuman tumbuh, pemeriksaan dilanjutkan dengan kultur mycobacterium dan fungus yang membutuhkan waktu lebih lama. Pada kasus akut, didapatkan sel-sel inflamasi akut, edema, kongesti vaskular, dan trombosis pembuluh darah. Pada kasus lanjut dapat ditemukan tulang nekrotik, jaringan granulasi, sel PMN leukosit, macrofag, dan osteoklas. Sequestrum terbentuk bila tulang mati terpisah komplit dari tulang hidup disekitarnya. Pada kasus kronik, dapat ditemukan sel limfosit, histiosit, dan sel plasma. Bila dari pemeriksaan histopatologi didapatkan hasil neutrofil lebih dari 6 per lapang pandang besar, mengindikasikan positif terjadinya proses infeksi. Pewarnaan Ziehl Nelssen dan penemuan sel polidatia Langhans pada pemeriksaan histopatologi merujuk pada mycobacterium sehingga terapi segera dapat dilaksanakan tanpa menunggu hasil kultur. Pada kecurigaan infeksi pada implan, biopsi harus dilakukan pada beberapa tempat untuk memastikan representasi dari jaringan yang diambil. Minimal dilakukan 3 biopsi dari jaringan periprostesis dan dilakukan pemeriksaan kultur.
Sumber : Solomon L, Warwick D, Nayagam S, Apley A. 2010. Apley's system of orthopaedics and fractures. 9 th ed. London: Hodder Education.