KELOMPOK A8
BATARA BISUK G0015041
LEONARD SARWONO A G0015137
MUHAMMAD YOGATAMA W G0015171
THEODORE AMADEO N G0015225
ZAHRA DZAKIYATIN N G0015239
RATU SALSABILA G0015201
NADAA G0015177
KURNIA LINTANG K G0015133
HELENA CHRISTINA Y G0015107
FATHIA SRI MULYANI G0015081
DIAN NURRAHMAH G0015059
AULIYA YUDIA YASYFIN G0015033
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2017
SKENARIO 1
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tanda vital 110/80
mmHg, frekuensi nafas 16 kali/enit, suhu 36,7 C, denyut nadi 98 kali/menit.
Pemeriksaan mata didapatkan conjungtiva anemis. Pemeriksaan thorax dalam batas
normal. Pda pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan di epigastrium, tinggi fundus
uteri belum teraba. Pemeriksaan dalam didapatkan OUE(ostium uteri eksternum)
tertutup uterus sebesar telur angsa, tidak didapatkan massa di adneksa, nyeri goyang
servix (-), dan terdapat darah kecoklatan di sarung tangan pemeriksa. Pemeriksaan
penunjang, kadar Hb 9g/dl, MCV 60 femtoliter, MCH 15 picograms/sel, MCHC 25
gram/desiliter. Sedangkan hasil USG Kehamilan dan urinalisis didapatkan adalam batas
normal. Dokter merencanakan terapi konservatif dan edukasi waktu kontrol terkait
kehamilannya.
A. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah
dalam skenario.
1. Fundus uteri
Merupakan atap dari uterus/rahim. Sedangkan pemeriksaan tinggi fundus
uteri digunakan untuk memonitor pertumbuhan fetus dan volume cairan
amnion. Cara pengukuran dengan mengukur jarak antara symphysis pubis
sampai dengan puncak fundus uteri dengan syarat vesica urinaria harus
dikosongkan terlebih dahulu.
2. Kuretase
Tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim, seperti sisa-
sisa plasenta dengan cara dikorek.
3. Adneksa
Daerah di sekitar rahim, termasuk tuba falopii dan ovarium.
4. PONED
Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar
5. G2P0A1
Merupakan suatu catatan riwayat kehamilan dan persalinan. G=Gravida
(kehamilan), P=Para/Partus(Persalinan), A=Abortus (keguguran atau aborsi).
Dari skenario didapatkan diagnosis sekundii gravida nulli para.
6. OUE
Ostium Uterus Eksterna, merupakan lubang di pangkal kanalis serviks yang
berhubungan dengan uterus, dapat digunakan sebagai pembanding dalam
diagnosis abortus.
7. Nyeri goyang serviks
Merupakan pemeriksaan obstetri yang menilai nyeri pada regio serviks.
Apabila hasil pemeriksaan positif kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
terganggu.
8. Terapi konservatif
Tatalaksana tanpa prosedur operatif atau invasif untuk menghentikan
perdarahan.
9. Epigastrium
Regio pada abdomen yang berada di superior dari umbilikus dan berbatasan
di inferior processus xyphoideus di linea mediana.
10. Urinalisis
Pemeriksaan urin untuk mengetahui kandungan urin seperti hormon hCG
atau keton, juga dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis infeksi
saluran kencing.
Penyebab Mual
Sebagian wanita hamil cenderung lebih berisiko mengalami mual saat hamil
terutama jika sebelumnya mereka sudah pernah mengalami mual dalam perjalanan,
mual saat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, mengandung anak
pertama, obesitas, dan mengandung bayi kembar.
Apakah Berbahaya?
Mual pada ibu hamil sebenarnya wajar dan tidak membahayakan janin
di dalam kandungan. Kondisi ini justru menguntungkan karena akan mendorong
sang ibu mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi tertentu, seperti
karbohidrat, yang kurang memicu mual.
Selain itu, mual juga akan mengurangi risiko janin terpapar zat yang
berbahaya dari aneka makanan yang dikonsumsi sang ibu. Tak kalah penting,
kondisi mual juga akan mendorong ibu hamil menyesuaikan aktivitasnya
dengan perkembangan si janin.
Namun, apabila frekuensi mual dan muntahnya berlebihan, tetap harus
diwaspadai. Mual yang diikuti dengan muntah-muntah parah dapat menjadi
pertanda adanya gangguan dalam kehamilan. Misalnya pada hamil anggur,
dimana plasenta berkembang menjadi sekelompok kista abnormal.
Kemungkinan lain adalah hyperemesis gravidarum, yaitu kondisi saat ibu hamil
kehilangan berat badan dan cairan tubuh dalam jumlah banyak sehingga perlu
dirawat dengan infus atau obat-obatan.
2. -
3. Normal, karena terjadi disfungi hepatik akibat adanya peningkatan kadar serum
transaminase sebelum 20 minggu
4.
6.
A. Tanda Presumtif
Pada seorang wanita sehat yang sudah mengalami menstruasi spontan, teratur
dan dapat diperkirakan.jika dengan penghentian mendadak menstruasinya sangat
mendukung terjadinya kehamilan.
2. Mual dan Muntah (Nause and Vomiting)
5. Letih (Fatique)
Mudah letih adalah ciri kehamilan dini yang sering terjadi dan memberikan ciri
diagnostik yang berharga.
6. Gangguan Kencing
7. Ngidam Makanan
8. Sakit Kepala
Hal ini sering disebabkan oleh adanya pengaruh hormon,dan dapat diatasi
dengan teknik relaksasi, istirahat, atau mandi air hangat.
B. Bukti Kemungkinan Kehamilan
1. Pembesaran Abdomen
Pada permukaan bimual korpus uteri teraba liat dan elastis dan kadang-kadang
menjadi sangat lunak.
Pada kehamilan 6-8 minggu, cervik menjadi sangat lunak. Konsistensi jaringan
cervik lebih mirip dengan konsistensi bibir pada mulut dari pada cartilago
hidung,seperti pada wanita yang sedang tidak hamil.
5. Tanda Chadwick
Selama kehamilan, mukosa vagina sering kelihatan gelap merah kebiruan atau
merah muda.
6. Teraba Ballotement
Tanda positif kehamilan kedua adalah adanya gerakan – gerakan janin dalam
pemeriksaan. Setelah kehamilan 20 minggu, gerakan janin dapat dirasakan pada
interval waktu yang tidak tentu, dengan meletakkan tangan pemeriksa pada abdomen
pada wanita tersebut.
8. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko yang berbahaya bagi janin. Setiap
ibu hamil perlu mengetahui bahayanya, berikut adalah yang berkaitan dengan
masalah anemia pada ibu hamil yang berdampak pada janin:
Kondisi anemia pada ibu hamil berdampak pada berat badan lahir rendah. Selin
itu kondisi anemia pada ibu hamil juga dapat mengganggu nutrisi pada janin, dimana
dengan adanya penurunan sel darah merah atau hemoglobin, sehingga dapat
mengakibatkan janin tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat melalui placenta.
Untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (<2000 g) atau berat badan lahir sangat
rendah (<1.500g) biasanya berkaitan dengan asupan zat besi dan asam folat yang
kurang secara bersama-sama. Bayi dengan berat badan lahir rendah akan
meningkatkan risiko kematian. Kejadian berat badan lahir rendah juga dapat
berdampak dikemudian hari diantaranya adalah malnutrisi pada anak, anak mudah
terkena infeksi penyakit, dan meningkatkan kematian bayi. Pada beberapa penelitian
lain juga didapatkan bahwa dengan berat badan lahir rendah yang berhubungan
dengan anemia pada ibu hamil adalah adanya penurunan fungsi otak dan
kemampuan anak dalam berinteraksi dan menggangu kecerdasan kognitif anak saat
sekolah. Termasuk juga dengan perkembangan mental dan kemampuan daya
tangkap anak.
Kelahiran prematur
Kondisi anemia pada ibu hamil mencetuskan sel darah merah atau hemoglobin
akan menurun, sehingga menyebabkan peningkatkan volume plasma dan
mengakibatkan kontraksi pada rahim. Ditambah dengan kondisi janin yang tidak
sesuai perkembangan bayi berdasarkan usia kehamilan ibu, biasanya kehamilan
prematur juga menyebabkan kematian pada saat dilahirkan.
Kematian janin
Biasanya diakibatkan oleh banyak faktor, dimulai dari kondisi janin, kondisi ibu
dan proses persalinan yang terjadi. Untuk kasus anemia pada ibu hamil terdapat
risiko peningkatan kejadian hipoksia janin pada saat proses persalinan, dimana ini
akan meningkatkan kematian pada janin.
Anemia pada ibu hamil perlu dilakukan penanganan yang baik. Pemberian
suplemen diberikan jika memang tidak dapat dicukupi oleh ibu dari konsumsi
makanan sehari hari. Kunjungan antenatal saat kehamilan berperan penting untuk
dapat memenuhi kesehatan ibu dan janin.
kandungan atau pun seorang bidan pada saat hamil maka yang pertama kali
dilakukan adalah dengan pemeriksaan berat badan ini (timbang badan). Tujuan
pemeriksaan kehamilan ini adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu
hamil dalam setiap bulannya. Bila berat badannya naik secara normal dan tidak ada
peningkatan berat badan berlebihan maka itu salah satu indikasi kehamilan sehat
juga.
Pemeriksaan Perut
Pemeriksaan kehamilan ini selalu dilakukan setiap kali kontrol dan memeriksakan
ibu hamil. Tujuan pemeriksaan perut pada kehamilan adalah melihat posisi atas
rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin. Karena posisi
janin juga berubah sesuai dengan umur kehamilan.
Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seorang dokter kandungan atau pun bidan
dilakukan dengan cara yang dinamakan tehnik doopler. Atau juga bisa dengan alat
USG kehamilan. Mengetahui detak jantung janin ini juga berfungsi dan bermanfaat
untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi sehat atau pun tidak.
Pemeriksaan kehamilan ini pula bila di masyarakat pedesaan dikenal dengan ANC
(Ante Natal Care) Pengertian antenatal care ini adalah kunjungan ibu hamil dengan
tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan
baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak
memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil.
MUAL MUNTAH
Kehamilan Aborsi
Normal Abnormal
a) Mons veneris : disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.
Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga
b) Labia mayora : merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk lonjong.
Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan ini
terdiri dari :
-Bagian luar; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris
-Bagian dalam; tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak)
c) Labia minora : merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa rambut.
Di bagian atas klitoris, labia minora bertemu membentuk prepusium klitoris dan
di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoris, labia minora ini
mengelilingi orifisium vagina
d) Klitoris : merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki
e) Vestibulum : merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua
bibir kecil, bagian atas klitoris, dan bagian belakang pertemuan kedua labia
minora. Pada vestibulum terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar Skene
f) Kelenj ar Bartholi i : kelenja r yang penting didaerah vulva dan vagina, karena
dapat mengeluarkan lendir, pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks
g) Hymen (selaput dara) : merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina,
bersifat rapuh dan mudah robek
a) Vagina : adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim,
terletak di antara salura kemih dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak
mulut rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm.
Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, sedangkan di tengahnya
ada bagian yang lebih keras di sebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri
dari dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan
dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan
kanan, forniks anterior, dan forniks posterior, arteria hemoroidalis mediana, dan
arteria pudendus interna. Fungsi penting dari vagina ialah sebagai saluran keluar
untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk
bersenggama dan jalan lahir pada waktu bersalin
b) Rahim (uterus) : adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya
ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa
rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil
di antara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar
atau buah pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu,
badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri)
berbentuk silinder, dan rongga rahim (kavum uteri). Bagian rahim antara kedua
pangkal tuba, yang disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal rahim.
Besar rahim berbeda-beda, bergantung pada usia dan pernah melahirkan anak
atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampong. Pada nulipara
ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-
3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara.
Letak rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi. Letak-letak
lainnya adalah antefleksi (tengah ke depan), retrofleksi (tengah ke belakang),
anteversi (terdorong ke depan), retroversi (terdorong ke belakang). Suplai darah
rahim dialiri oleh arteri uterine yang berasal dari arteri iliaka interna (arteri
hipogastrika) dan arteri ovarika. Fungsi utama rahim adalah setip bulan
berfungsi dalam siklus haid, tempat janin tumbuh kembang, dan berkontraksi
terutama sewaktu beralin dan sesudah bersalin.
c) Saluran telur (tuba falopii) adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan
dan kiri, panjangnya 12-13 cm, diameter -8 mm. Bagian luarnya diliputi oleh
peritoneum visceral yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian
dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut getar yang berfungsi untuk
menyalurkan telur dan hasil konsepsi. Saluran telur terdiri dari empat bagian
yaitu, pars interstisialis (intramuralis), pars isimika (bagian tengah saluran telur
yang sempit), pars ampularis (tempat pembuahan/konsepsi terjadi), dan
infundibulum (merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut). Fungsi
saluran telur adalah sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang
dilepaskan oleh indung telur, dan tempat terjadinya pembuahan
(konsepsi/fertilisasi).
Payudara
Payudara wanita yang di sebut juga glandula mammaria adalah alat reproduksi
tambahan, setiap payudara terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara
costa kedua dan keenam. Di topang oleh ligamentu m. suspensorium sehingga tetap
stabil, berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan
yang meluas ke ketiak atau axilla (di sebut cauda axillaris). Ukuran payudara berbeda
untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak
jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar dari payudara yag lain, struktur
makroskopik payudara terdiri atas bagian- bagian yaitu, cauda axillaris adalah jaringan
payudara yang meluas ke arah axilla, aerola adalah daerah lingkaran yang terdiri atas
kulit longgar dan mengalami hiperpigmentasi, papilla mamae terletak di pusat aerola
mamae setinggi costa ke 4, bagian ini merupakan tonjolan dengan panjang kira-kira 6
mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan sangat peka, papilla ini berlubang-
lubang yang merupakan muara dari duktus laktiferus. Ampulla adalah bagian dari
duktus laktiferus yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu, ampulla
terletak di bawah areola. Berdasarkan struktur mikroskopik, payudara terdiri dari dari
alveoli, yaitu mengandung sel-sel yang mengekskresi air susu, tubulus laktiferus adalah
saluran kecil yang berhubugan dengan alveoli, dan duktus laktiferus adalah saluran
yang merupakan muara beberapa tubulus laktiferus. Suplai darah ke payudara berasal
dari arteria mammaria interna, eksterna, dan arteri intrcostalis superior, drainase vena
melalui pembuluh darah yang akan masuk ke dalam vena mammaria interna dan vena
aksilaris Bagian tengah terdapat puting susu yang di kelilingi oleh aerola mamae yang
berwarna coklat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgomeri yang mengeluarkan
zat lemak supaya puting tetap lemas, putting mempunyai lubang + 15-20 buat tempat
saluran kelenjar susu. Struktur mamae terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan
alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan
lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu). Saluran
limfe sebagi fleksus halus dalam ruang interlobular jaringan kelenjar bergantung
membentuk saluran lebih besar. Pada perempuan perubahan dan perkembangan buah
dada terjadi setelah masa remaja atau pubertas terdapat penambahan jaringan kelenjar.
Seorang wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah dada
disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang di hasilkan ovarium,
lama-kelamaan buah dada berkembang penuh dan penim bunan lemak menimbulkan
pembesaran yang tetap. Pada masa menopause lama-kelamaan ovarium berhenti
berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut.
Panggul (pelvis)
Panggul merupakan salah satu jalan lahir yang memiliki fungsi yang lebih dominan
daripada jalan lahir, panggul terdiri atas 3 bagian yaitu, (1) tulang coxae, yaitu terdiri
atas tiga tulang yang masing-masing berjumlah dua buah, yaitu tulang ilium, ischium,
dan pubis. (2) tulang sacrum, yaitu berjumlah satu buah. (3) tulang coccygeus, yaitu
berjumlah satu buah. Tulang-tulang ini saling berhubungan satu sama lain melalui
artikulasio. Pada bagian depan artikulasio yang terletak di antara kedua os. Pubis, yang
disebut simfisis. Pada bagian belakang terdapat hubungan atau artikulasio
sakrokoksigea. Di luar kehamilan, artikulasio hanya memungkinkan mengalami sedikit
pergeseran, tetapi pada kehamilan dan persalinan mengalami pergeseran yang cukup
longgar, bahkan pada ujung koksigis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh 2,5 cm
pada proses persalinan.
LO 2: Fisiologi Kehamilan Normal
1. Uterus
2. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih
banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran
darah uterus dan limfe mengakibatkan oedema. Akibatnya uterus, serviks dan itmus
melunak secara progresif dan serviks menjadi kebiruan (tanda Chadwick, tanda
kemungkinan hamil) (Kusmiyati dkk, 2009)
3. Vagina
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang hampir biru
(normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda),
warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormone
progesteron. Thrus merupakan infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur
Candida Albicans secara berlebihan. Kehamilan dengan kadar estrogen dan glukosa
yang tinggi dalam sirkulasi darah merupakan kondisi yang mendukung
pertumbuhan candida dan peningkatan pertumbuhan jamur ini menyebabkan iritasi
lokal, timbulnya bercak merah yang kadang-kadang terlihat pada dinding vagina
serta keluhan priritis hebat. Pada awal kehamilan ibu hamil sering mengalami
keputihan, hal ini terjadi karena serviks terangsang oleh hormon sehingga menebal,
hiperaktif dan mengeluarkan banyak lendir. Bila berbau, warna berubah, segera
periksa.
4. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum. Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian ia mengecil setelah plasenta
terbentuk (Rukiyah dkk, 2011).
1. Jantung : Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menit
meningkat antara 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6
minggu. Peningkatan curah jantung selama masa kehamilan kemungkinan terjadi
karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Saat ibu melakukan
aktivitas/olahraga, curah jantung, denyut jantung, dan laju pernapasan menjadi lebih
tinggi dibandingka dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG
menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung terdengar murmur jantung dan
ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi
pada masa kehamilan, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan
menemukan pengobatan khusus (Sulistyawati, 2011).
2. Volume dan Komposisi Darah : Selama masa kehamilan terjadi percepatan
produksi SDM (normal : 4-5,5 juta/mm3). Persentasi kenaikan bergantung dengan
jumlah zat besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30-33% pada kehamilan
aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi
suplemen zat besi, SDM hanya meningkat 17% pada beberapa wanita.
Mual dan muntah adalah tanda kehamilan yang biasanya muncul pada trimester
pertama dan biasanya terjadi pada pagi hari. Mual dan muntah sering muncul bila
mencium bau tertentu, misalnya : bau makanan, bau wewangian, dan sebagainya. Cara
mengatasinya adalah makan dalam jumlah sedikit tapi sering, hindari makanan yang
berbumbu, tidak merokok, bangun pagi makan biskuit (Salmah, 2006).
Pada bagian lambung terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan antara lain peristaltik
di lambung sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan
mudah terjadi peristaltik balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormone HCG juga dapat menyebabkan mual dan muntah
Perubahan anatomis yang sangat besar terjadi pada ginjal dan ureter. Ginjal mengalami
penambahan berat dan panjang sebesar 1 cm. Dibawah pengaruh progesteron, kaliks
dan pelvis renal mengalami dilatasi. Ureter juga menagalami dilatasi dan memanjang,
serta membentuk kurva dengan berbagai ukuran. Lumen pada sepertiga distal ureter
berkurang ukurannya karena hyperplasia, sehingga meningkatkan dilatasi kompensasi
pada dua pertiga ureter bagian atas. Ureter kanan biasanya lebih dilatasi daripada ureter
kiri akibat adanya dekstrorotasi telentang atau tegak dapat menyebabkan obstruksi
ureter akibat pembesaran uterus yang mengompresi kedua ureter pada lingkar pelvik.
Semua faktor ini dapat menyebabkan status urin dan peningkatan risiko infeksi saluran
perkemihan pada kehamilan .Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering buang air kecil
(BAK). Disamping buang air kecil (BAK), terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan
oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di
glumerulus juga meningkat sampai 69%
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi. BMR meningkat hingga 5-
20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. Pada kehamilan tahap awal banyak
wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakuan aktivitas ringan. Perasaan
ini sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik, pada 2 bulan
pertama kenaikan badan belum terlihat, tetapi baru tampak dalam bulan ketiga
1. Estrogen : Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir
kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil
2. Progesteron : Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibanding estrogen. Pada
akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesteron menyebabkan
tonus otot polos menurun dan juga diuresis. Progesteron menyebabkan lemak
disimpan dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak
berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa hami mauun menyusui
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) : Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari
setelah pembuahan dan merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi
kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah mempertahankan
korpus luteum
4. Human placental Lactogen (HPL) : Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada
saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormon pertumbuhan. Ia
juga bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita hamil meningkat
5. Pituitary Gonadotropin : FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan, karena di hambat oleh estrogen dan progesteron plasenta
6. Prolaktin : Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen.
7. Growth Hormon (STH) : Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL
8. TSH, ACTH, dan MSH : Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh
kehamilan
9. Titoksin : Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat. Tetapi
T4 bebas relatif tetap, karena thyroid binding globulin meninggi, sebagai akibat
tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan
peningkatan vaskularisasi.
10. Aldosteron, Renin dan Angiotensin : Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya
volume intravaskuler.
11. Insulin : Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesteron, dan HPL
12. Parathormon : Hormon ini relatif tidak dipengaruhi oleh kehamilan
Pemeriksaan Rutin
1. Pemeriksaan Fisik Umum
- Tanda Vital
- Pemeriksaan fisik lengkap : Kepala – kaki
- status gizi
- tinggi dan berat badan
- pemeriksaan tanda – tanda kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan
genetalia eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul
Pemeriksaan Obstetrik
1. Inspeksi Umum
Muka → chloasma gravidarum, edema +/-
Mata → conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-
Mulut → gusi dan gigi
Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/-,
Mammae → bentuk, simetris, pembesaran, puting susu melebar, areola
hiperpigmentasi,vaskular ↑, hiperplasia jaringan kelenjar
Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks +/-,
terlihat gerak anak +/-
Vulva → perineum, varices +/-, flour albus +/-
Anus → hemoroid +/-,
Tungkai → varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki),
sikatriks +/-
3. Abortus Imminens
Abortus imminens ditandai dengan perdarahan yang sedikit dari jalan lahir,
yang dapat disertai nyeri perut bawah yang ringan maupun tidak sama sekali. Pada
pemeriksaan dalam belum teraba pembukaan dan biasanya tidak ditemukan
kelainan pada cervix. Pada abortus iminens kehamilan masih mungkin dilanjutkan
dan janin dapat dipertahankan.
Pada skenario mengarah pada abortus imminens karena terdapat tanda-tanda
OUE menutup dan adanya perdarahan.
LO 5: Patofisiologi Keluhan Pasien
Mual dan muntah: Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan sebuah gejala
fisiologis karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang hamil.
Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja.
Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat produksi hCG
mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang memicu mual dan
muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah
(Sherwood, 2001).
Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muntah pada berbagai
tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pagi hari. Keadaan ini
biasanya akan berakhir pada minggu ke 16 (bulan ke 4) pada kehamilan, meskipun
pada beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih lama. Sebagian besar wanita
mengalami mual dan muntah dalam derajat yang ringan. Pada mual muntah derajat
sedang wanita merasa aktivitasnya terganggu karena kondisi mual dan muntah ini.
Setengah dari wanita yang bekerja merasa pekerjaannya terganggu karena kondisi ini
dan 25% wanita membutuhkan waktu untuk tidak bekerja (Golberg, 2006)
Nyeri pada ulu hati: Nyeri ulu hati dapat menyebabkan rasa terbakar pada dada
dan tenggorokan. Hal ini merupakan gejala pada kehamilan lanjut, biasanya terjadi
setelah makan atau saat berbaring.
Perdarahan pervaginam:
1. Perdarahan di awal kehamilan: Perdarahan ringan dari vagina selama beberapa
hari pada 3 bulan pertama kehamilan bisa menjadi suatu gejala normal. Tetapi
jika terasa nyeri perut yang disertai dengan perdarahan ringan, itu berarti telah
terjadi kehamilan di luar rahim, hal ini merupakan kondisi yang berbahaya. Jika
perdarahannya semakin banyak dibandingkan menstruasi normal, kemungkinan
mengalami keguguran.
2. Perdarahan pada kehamilan lanjut. Perdarahan setelah 3 bulan pertama kehamilan
dapat menandakan adanya masalah pada plasenta. Ibu dan bayi anda berada
dalam kondisi yang berbahaya.
LO 6: Tatalaksana dan Prognosis Kasus
Mual dan muntah:
Individu yang terkena harus dirawat di rumah sakit segera untuk memulihkan dan
mengganti cairan elektrolit intravena. Makanan harus diberikan melalui mulut (peroral)
sampai muntah berhenti dan dehidrasi membaik. Makanan mungkin diberikan melalui
usus (pemberian makanan secara interal) atau melalui suntikan (secara parenteral)
(Edelman dan Judith, 2010).
Metoclopramid adalah antagonis dopamin D2 yang digunakan sebagai antiemetik.
Mekanisme kerja metoclopramid adalah dengan memblok reseptor dopamin dan (bila
diberikan pada dosis yang lebih tinggi) juga memblok reseptor serotonin di
chemoreseptor trigger zone di sistem saraf pusat, meningkatkan respon jaringan di
saluran pencernaan atas terhadap asetilkolin sehingga meningkatkan motilitas dan
kecepatan pengosongan lambung tanpa menstimulasi sekresi pankreas, bilier, atau
lambung; meningkatkan tonus spingter esofagus bagian bawah (Anonima , 2010).
Ondansetron adalah suatu antagonis reseptor 5HT3 yang bekerja secara selektif dan
kompetitif dalam mencegah maupun mengatasi mual dan muntah akibat pengobatan
dengan sitostatika dan radioterapi. Mekanisme kerjanya diduga dilangsungkan dengan
mengatagonisasi reseptor 5-HT yang terdapat pada chemoreseptor trigger zone di area
postrema otak dan mungkin juga pada eferen vagal saluran cerna (Sulistia dan
Gunawan, 2007).
Sedativa yang diberikan adalah Fenobarbital. Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6
tambahan. Dalam keadaan lebih berat berikan antiemetik seperti metoklopramid,
disiklomin, hidroklorida, atau klorpromazin (Mansjoer, 2001).
Obat antiemetik misalnya proklorperazine (Compazine), prometazin hidroklorida
(Phenergen), dimenhidrinat (Gravol atau Dramamine), doksilamin suksinat (Diclectin),
dan piridoksin sering digunakan pada kehamilan (Hackar, 2001).
LO 8: Jenis-Jenis Abortus
2.1. Pengertian Abortus
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus provokatus.
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan disebabkan
oleh faktor-faktor alamiah. Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi akibat
tindakan atau disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
2.2. Klasifikasi Abortus
Klasifikasi abortus menurut Sastrawinata dan kawan-kawan (2005) adalah
seperti berikut :
i. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis
maupun mekanis.
ii. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis
atau abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu,
misalnya : penyakit jantung, hipertensi esential, dan karsinoma serviks.
Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli
kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
b. Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang
yang tidak berwenang dan dilarang oleh hukum.
2.5. Gambaran Klinis Abortus
Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi abortus iminens (threatened
abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkompletus (incomplete
abortion) atau abortus kompletus (complete abortion), abortus tertunda (missed
abortion), abortus habitualis (recurrent abortion), dan abortus septik (septic abortion)
(Cunningham et al., 2005; Griebel et al., 2005).
1. Abortus Iminens (Threatened abortion)
Vagina bercak atau perdarahan yang lebih berat umumnya terjadi selama
kehamilan awal dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu serta dapat
mempengaruhi satu dari empat atau lima wanita hamil. Secara keseluruhan, sekitar
setengah dari kehamilan ini akan berakhir dengan abortus (Cunningham et al., 2005).
Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20
minggu mengeluarkan darah sedikit pada vagina. Perdarahan dapat berlanjut beberapa
hari atau dapat berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
punggung bawah seperti saat menstruasi. Polip serviks, ulserasi vagina, karsinoma
serviks, kehamilan ektopik, dan kelainan trofoblast harus dibedakan dari abortus
iminens karena dapat memberikan perdarahan pada vagina. Pemeriksaan spekulum
dapat membedakan polip, ulserasi vagina atau karsinoma serviks, sedangkan kelainan
lain membutuhkan pemeriksaan ultrasonografi (Sastrawinata et al., 2005).
2. Abortus Insipiens (Inevitable abortion)
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan
banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena kontraksi
rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk
dan ketuban dapat teraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian
bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi
harus segera dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan
pada keadaan ini merupakan kontraindikasi (Sastrawinata et al., 2005).
3. Abortus Inkompletus atau Abortus Kompletus
Abortus inkompletus didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir
atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta).
Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu. Sering serviks
tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai benda
asing (corpus alienum). Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya
dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada
abortus insipiens. Jika hasil konsepsi lahir dengan lengkap, maka disebut abortus
komplet. Pada keadaan ini kuretasi tidak perlu dilakukan. Pada abortus kompletus,
perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya
dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim telah
sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan segera menutup kembali.
Kalau 10 hari setelah abortus masih ada perdarahan juga, abortus inkompletus atau
endometritis pasca abortus harus dipikirkan (Sastrawinata et al., 2005).
4. Abortus Tertunda (Missed abortion)
Abortus tertunda adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Pada abortus tertunda
akan dijimpai amenorea, yaitu perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada
permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, malahan tambah
rendah. Pada pemeriksaan dalam, serviks tertutup dan ada darah sedikit (Mochtar,
1998).
5. Abortus Habitualis (Recurrent abortion)
Anomali kromosom parental, gangguan trombofilik pada ibu hamil, dan
kelainan struktural uterus merupakan penyebab langsung pada abortus habitualis
(Jauniaux et al., 2006). Menurut Mochtar (1998), abortus habitualis merupakan abortus
yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan dari
ovum atau spermatozoa, dimana sekiranya terjadi pembuahan, hasilnya adalah
patologis. Selain itu, disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum dan kesalahan plasenta
yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesterone sesudah korpus luteum
atrofis juga merupakan etiologi dari abortus habitualis.
6. Abortus Septik (Septic abortion)
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Hal ini sering
ditemukan pada abortus inkompletus atau abortus buatan, terutama yang kriminalis
tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Antara bakteri yang dapat
menyebabkan abortus septik adalah seperti Escherichia coli, Enterobacter aerogenes,
Proteus vulgaris, Hemolytic streptococci dan Staphylococci.
LO 9: Pengertian PONED dan Pelayanannya serta Perbedaannya dengan PONEK
PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Dasar)
Puskesmas yang menangani masalah kehamilan, kelahiran, dan kedaruratan obstetri di
tingkat dasar. Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan di PONED adalah bidan,
perawat, dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab yang terlatih
1) Batasan dalam PONED
Injeksi antibiotik, injeksi uterotonika, injeksi sedativa, plasenta manual, ekstraksi
vakum, transfusi darah, operasi sectio secarea
2) Indikator Kelangsungan
Kebijakan tingkat puskesmas, sarana obat dan peralatan (SOP), kerjasama dengan
rumah sakit PONED, dukungan dinas kesehatan,kerjasama dengan dokter spesialis
obstetri ginekologi, kerjasama dengan bidan desa, kerjasama dengan puskesmas non
PONED
3) Tujuan
PONED bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk memutuskan
mata rantai rujukan itu sendiri
4) Hambatan dan Kendala
Kualitas SDM yang rendah, sarana dan prasarana yang kurang, keterampilan yang
kurang, koordinasi antara puskesmas PONED dan RS PONEK dengan puskesmas non
PONED belum maksimal, kebijakan yang kontradiktif, pembinaan terhadap pelayanan
emergensi neonatal belum maksimal
5) Syarat Puskesmas PONED
Pelayanan buka 24 jam
Memiliki dokter, bidan, perawat yang terlatih PONED dan siap melayani 24 jam
Tersedia alat transportasi yang siap 24 jam
Memiliki hubungan kerjasama dengan rumah sakit terdekat, dokter spesialis
obstetri ginekologi dan spesialis anak
6) Pelayanan yang Dilaksanakan
Pelayanan obstetri dan neonatus esensial dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan anak, konsultasi KB
Pelayanan antenatal dan postnatal care
Persalinan normal, sungsang, disproporsi kepala panggul
Partus lama, kehamilan gemelli
Deteksi ibu hamil yang berisiko tinggi
Preeklampsia, pendarahan post partum, abortus inkomplit, distosia bahu,
asfiksia, BBLR, hipotermia, icterus, infeksi neonatus, pemberian nutrisi.
B. Saran
Diskusi sudah berjalan lancar namun masih terdapat beberapa hal yang perlu
diperbaiki diantaranya:
1. Diharapkan semua mahasiswa berpartisipasi secara aktif dalam berjalannya
tutorial
2. Diharapkan mahasiswa dapat melatih clinical reasoning dalam membahas
skenario
3. Diharapkan mahasiswa dapat berdiskusi dengan cara problem-based
learning bukan problem solving
4. Diharapkan seluruh mahasiswa dapat menguasai materi yang dibahas
berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
DAFTAR PUSTAKA