Oleh :
IMELDALIANTI ( 12223009)
Kehamilan adalah sebuah moment yang paling ditunggu oleh semua pasangan. Namun,
awal kehamilan adalah masa yang tidak mudah dilewati para calon ibu. Pada fase ini, ibu hamil
akan mengalami banyak keluhan sebagai reaksi alami dari perubahan yang terjadi pada tubuh
.Keluhan yang pasti dirasakan hampir semua ibu hamil adalah perjuangan melawan rasa mual
dan muntah saat hamil muda. Gejala mual dan muntah (morning sickness) adalah hal yang paling
sering dialami oleh para ibu hamil, terutama terjadi pada awal-awal kehamilan atau pada
trimeseter pertama. Walaupun mual dan muntah akan hilang dengan sendirinya ketika kehamilan
memasuki trimester ke dua, namun mual dan muntah patut diwaspadai. Mual dan muntah dapat
menyebabkan kekurangan gizi baik pada ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Trimester
pertama merupakan masa kritis di mana janin berada dalam tahap awal pembentukan organ-
organ tubuh. Jika janin mengalami kekurangan gizi tertentu, pembentukan organ yang sempurna
dapat mengalami kegagalan. Selain itu, janin juga beresiko lahir dengan berat badan lahir rendah.
Namun, berbeda dengan namanya, keluhan ini tidak hanya muncul pada pagi hari, tetapi juga
pada siang maupun malam hari. Bahkan, sebagian ibu hamil dapat mengalaminya sepanjang hari.
Mual atau muntah saat hamil biasanya disebabkan meningkatnya produksi
hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. perubahan hamil dimulai
sejak awal masa kehamilan sebelum usia kehamilan 9 minggu. Ini merupakan hal yang normal.
Rasa mual akan berangsur-angsur mereda setelah melewati usia kehamilan 14 minggu. Namun
untuk beberapa wanita dapat berlangsung selama kehamilan. Kondisi mual muntah yang
berlebihan (lebih dari 3x sehari) pada kehamilan dapat mengakibatkan penurunan berat badan
sampai 5%. Kondisi ini dapat memicu terjadi dehidrasi atau kondisi kekurangan cairan dan
disebut sebagai hiperemesis gravidarum.
1. Faktor-faktor risiko apa saja yang dapat membuat ibu hamil mengalami hiperemesis
gravidarum?
Mual adalah perasaan tidak nyaman seperti dorongan yang kuat pada perut bagian atas disertai
keinginan untuk muntah. Mual bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau akibat
mengonsumsi makanan tertentu.
Wanita dengan rasa mual tiba-tiba mungkin bertanya-tanya apakah itu tanda awal kehamilan.
Sebuah studi yang diterbitkan The American Journal of Maternal/Child Nursing, menemukan
bahwa 63,3% ibu hamil merasakan mual selama awal kehamilan. Meski begitu, mual tidak
muntah apakah tanda hamil? Jawabannya belum tentu. Hal ini lantaran mual tidak muntah juga
bisa menjadi tanda dari masuk angin atau penyakit maag yang biasa dialami seseorang. Sebelum
Anda mengonsumsi obat untuk meredakan mual, ketahui terlebih dahulu ciri-ciri mual hamil
sebagai berikut:
Perubahan hormonal. Perbedaan masuk angin dan hamil adalah adanya perubahan hormonal.
Mual karena indera penciuman yang sensitif. Salah satu tanda dialami wanita hamil pada
umumnya adalah mengalami mual saat mencium aroma kuat.
Mual hamil waktunya lebih lama.
Mual disertai pusing dan lelah.
Penyebab mual saat hamil masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang
bisa membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami mual, di antaranya:
Mual pada ibu hamil sebenarnya wajar terjadi dan tidak berbahaya. Selama ibu masih bisa
mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi selama hamil, kondisi ini tidak membahayakan ibu
hamil serta janin.
Mual saat hamil bisa ditangani secara mandiri dengan perubahan pola makan dan gaya hidup,
seperti:
Jika mual dirasa sangat mengganggu atau membuat Bumil susah makan dan minum, Bumil bisa
menggunakan obat pereda mual. Namun, obat ini harus digunakan sesuai anjuran dan resep
dokter. Hindari mengonsumsi obat secara bebas karena hal ini bisa membahayakan janin.
Sementara itu, untuk mencukupi asupan nutrisi dan meringankan keluhan mual saat hamil, Bumil
juga bisa mengonsumsi suplemen kehamilan sesuai rekomendasi dokter.
Bila mual disertai muntah yang berlebihan hingga Bumil tidak mampu makan dan minum, Bumil
berisiko mengalami kekurangan nutrisi dan dehidrasi. Kondisi ini bisa membahayakan Bumil
dan janin. Oleh karena itu, diperlukan penanganan langsung oleh dokter, seperti pemberian
cairan infus dan obat-obatan.
Selain itu, Bumil juga perlu segera dibawa ke IGD, apabila mual dan muntah yang dirasakan
sudah sangat parah atau disertai tanda dan gejala berikut ini:
PENANGANAN
Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi berkemih berkurang, dan
jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu
dirawat. Pada kasus yang lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah
lemas dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu sudah
mengalami dehidrasi.
Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di laboratorium. Jika
air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif harus masuk rumah sakit. Selama
perawatan awal, biasanya semua intake makanan dan minuman harus melalui cairan infus.
Pasien umumnya akan dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah
itu pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair, makanan
semipadat sehingga makanan biasa.
Selama itu, ibu pun akan mendapat obat antimual. Bahkan bila sampai mengalami luka lambung
karena intake yang kurang, maka dokter akan mengobatinya dengan obat antimag. Pada
umumnya,dalam 24 jam gejala mual akan menghilang.
Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan prioritas utama yang
mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi jika asupan kalori ibu hamil tercukupi,
maka janin pun akan memperoleh makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di
rumah sakit tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan moril dari
keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan. Selesaikan masalah yang
membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari segala macam stres. Pastikan juga kondisi
kesehatan kandungan Jika sedang mengalami keluhan kesehatan janin periksakan ke dokter
spesilalis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut