Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada masa
kehamilan, melebihi morning sickness. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi,
penurunan berat badan, gangguan cairan dalam tubuh, kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, serta membahayakan keadaan janin di dalam kandungan.
Komplikasi
Terlalu sering mual dan muntah akan menyebabkan dehidrasi, kurang gizi bagi ibu
dan janin, serta berat badan bayi yang rendah. Kehilangan cairan yang berlebihan
dan tidak mendapatkan pertolongan segera dapat mengakibatkan dehidrasi berat,
syok, hingga kematian pada ibu dan janin.
Diagnosis
Kondisi ini dapat ditelusuri lewat tanda-tanda yang ditemukan saat wawancara pada
pemeriksaan dokter. Selain itu, seorang ibu hamil bisa terbukti terkena hiperemesis
gravidarum ketika telah melakukan pemeriksaan darah dan urine. Ultrasonografi
(USG) juga sebaiknya dilakukan untuk memeriksa keadaan janin, apakah
bermasalah atau tidak.
Gejala
Pengobatan
Teknik penyembuhan yang diberikan kepada pasien tergantung dari seberat apa
gejala yang menyerang. Namun, penanganan lebih dini dapat mengurangi
kemungkinan buruk terjadi. Mencegah dan mengembalikan kekurangan nutrisi
dalam tubuh merupakan prioritas utama agar ibu dan janin tetap dalam keadaan
yang sehat.
Jenis makanan dapat diberikan secara bertahap, mulai dari makanan cair, bubur
saring, nasi tim, hingga makanan padat seperti biasa. Terapi infus juga bisa
diberikan ketika kondisi tubuh pasien kesulitan dalam menerima makanan dalam
bentuk padat. Hal ini untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Saat menjalani terapi infus dan obat suntik, pasien disarankan menjalani rawat inap
di rumah sakit. Obat yang diberikan pada kondisi seperti ini adalah obat antimuntah
dan obat untuk menurunkan asam lambung. Jika rasa mual dan muntah sudah
semakin berat, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Selama masa pengobatan, ibu hamil sebaiknya menjaga asupan makanan dengan
cara ini:
Pencegahan
Hingga kini, belum ada cara yang benar-benar ampuh untuk mencegah timbulnya
hiperemesis gravidarum. Beberapa penelitian menyarankan ibu hamil untuk mulai
mengonsumsi multivitamin sejak merencanakan kehamilan hingga kehamilan pada
trimester pertama. Hal ini dipercaya dapat mengurangi kemungkinan timbulnya
kondisi ini.
Penyebab
Kehamilan pertama kali dan biasanya terjadi pada ibu hamil yang berusia di bawah
24 tahun.
Terjadinya peningkatan hormon beta hCG (human chorionic gonadotropin), yang
memang diproduksi oleh indung telur pada awal kehamilan dan oleh plasenta pada
masa kehamilan selanjutnya.
Adanya peningkatan hormon estrogen.
Kehamilan kembar dan mola (hamil anggur).
Pengaruh faktor psikologis, seperti stres dan rasa cemas.
Memiliki riwayat mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya.
Kondisi lambung yang terdesak rahim yang membesar.
Pengosongan lambung yang melambat karena pengaruh hormon progesteron.
Diet tinggi lemak.
Mengidap penyakit tiroid atau hati pada masa kehamilan