Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada masa
kehamilan, melebihi morning sickness. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi,
penurunan berat badan, gangguan cairan dalam tubuh, kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, serta membahayakan keadaan janin di dalam kandungan.

Umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada kehamilan minggu ke-6 hingga 12,


dan dapat berlanjut hingga kehamilan minggu ke-16 sampai 20. Meski demikian, ada
sebagian kecil wanita yang mengalami kondisi ini hingga trimester dua dan tiga.
Bahkan, ada juga ibu hamil yang mengalaminya hingga melahirkan.

Komplikasi
Terlalu sering mual dan muntah akan menyebabkan dehidrasi, kurang gizi bagi ibu
dan janin, serta berat badan bayi yang rendah. Kehilangan cairan yang berlebihan
dan tidak mendapatkan pertolongan segera dapat mengakibatkan dehidrasi berat,
syok, hingga kematian pada ibu dan janin.

Diagnosis

Kondisi ini dapat ditelusuri lewat tanda-tanda yang ditemukan saat wawancara pada
pemeriksaan dokter. Selain itu, seorang ibu hamil bisa terbukti terkena hiperemesis
gravidarum ketika telah melakukan pemeriksaan darah dan urine. Ultrasonografi
(USG) juga sebaiknya dilakukan untuk memeriksa keadaan janin, apakah
bermasalah atau tidak.

Gejala

Terdapat tiga derajat keparahan pada kondisi hiperemesis gravidarium, seperti:


 Tahap 1: Muntah terus-menerus hingga 3-4 kali dalam sehari, dan tidak dapat makan
atau minum selama 24 jam. Hal ini menyebabkan kondisi tubuh menjadi lemah.
Kemudian nafsu makan hilang, sehingga berat badan bisa turun sekitar 2-3 kg dalam
1-2 minggu. Pada bagian ulu hati, terasa nyeri dan denyut nadi yang meningkat
hingga 100 kali per menit. Terakhir, pada tahap ini tekanan darah menurun dan bola
mata menjadi cekung.
 Tahap 2: Kondisi ibu hamil tampak lebih lemah. Ditunjukkan dengan denyut nadi
yang melemah hingga terjadi demam dan bola mata yang menguning. Selain itu,
berat badan ibu hamil akan semakin turun dan mata mulai terlihat cekung, disusul
dengan tekanan darah yang turun, darah mengental, urine berkurang, dan sulit
buang air besar. Ketika bernapas, biasanya akan mulai mencium seperti bau aseton
 Tahap 3: Pada tahap terakhir ini, keadaan umum ibu hamil sudah parah. Kesadaran
bisa menurun hingga mengalami koma, denyut nadi melemah, demam, dan tekanan
darah semakin menurun. Pada janin juga dapat mulai terjadi kelainan otak serta
gangguan hati.

Pengobatan

Teknik penyembuhan yang diberikan kepada pasien tergantung dari seberat apa
gejala yang menyerang. Namun, penanganan lebih dini dapat mengurangi
kemungkinan buruk terjadi. Mencegah dan mengembalikan kekurangan nutrisi
dalam tubuh merupakan prioritas utama agar ibu dan janin tetap dalam keadaan
yang sehat.

Jenis makanan dapat diberikan secara bertahap, mulai dari makanan cair, bubur
saring, nasi tim, hingga makanan padat seperti biasa. Terapi infus juga bisa
diberikan ketika kondisi tubuh pasien kesulitan dalam menerima makanan dalam
bentuk padat. Hal ini untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

Saat menjalani terapi infus dan obat suntik, pasien disarankan menjalani rawat inap
di rumah sakit. Obat yang diberikan pada kondisi seperti ini adalah obat antimuntah
dan obat untuk menurunkan asam lambung. Jika rasa mual dan muntah sudah
semakin berat, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Selama masa pengobatan, ibu hamil sebaiknya menjaga asupan makanan dengan
cara ini:

 Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein, tetapi rendah lemak.


Makanan jenis ini akan lebih mudah untuk dicerna. Mengonsumsi jahe juga dapat
membantu.
 Menghindari makanan berminyak, pedas, dan banyak menggunakan bumbu.
 Makan dalam porsi yang kecil tetapi sering.
 Banyak minum air mineral. Teh jahe juga bisa diminum untuk variasi.
 Hindari bau-bauan, makanan, atau keadaan yang dapat menyebabkan timbulnya
rasa mual dan muntah.
 Selalu konsumsi multivitamin, terutama vitamin B6 yang dapat mengurangi rasa
mual.

Pencegahan
Hingga kini, belum ada cara yang benar-benar ampuh untuk mencegah timbulnya
hiperemesis gravidarum. Beberapa penelitian menyarankan ibu hamil untuk mulai
mengonsumsi multivitamin sejak merencanakan kehamilan hingga kehamilan pada
trimester pertama. Hal ini dipercaya dapat mengurangi kemungkinan timbulnya
kondisi ini.

Penyebab

Penyebab munculnya hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun,


ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kondisi ini, yaitu:

 Kehamilan pertama kali dan biasanya terjadi pada ibu hamil yang berusia di bawah
24 tahun.
 Terjadinya peningkatan hormon beta hCG (human chorionic gonadotropin), yang
memang diproduksi oleh indung telur pada awal kehamilan dan oleh plasenta pada
masa kehamilan selanjutnya.
 Adanya peningkatan hormon estrogen.
  Kehamilan kembar dan mola (hamil anggur).
 Pengaruh faktor psikologis, seperti stres dan rasa cemas.
 Memiliki riwayat mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya.
 Kondisi lambung yang terdesak rahim yang membesar.
 Pengosongan lambung yang melambat karena pengaruh hormon progesteron.
 Diet tinggi lemak.
 Mengidap penyakit tiroid atau hati pada masa kehamilan

Anda mungkin juga menyukai