BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang
berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan,
sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap
dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa
kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah
satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum dan Abortus.
BAB II
Tinjauan Teoritis
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum ialah :
Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. ( Obstetri patologi. 1984 :
84 )
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil ( Helen
verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan seharihari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi
sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu
hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi
keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
(http://zerich150105.wordpress.com/.
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntahmuntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan
minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda
(http://healthblogheg.blogspot.com/).
Jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut Chin dkk,1990;
Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum dapat
disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan
peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor predisposisi sbb :
1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2.
Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.
3.
Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab.
b. Haus
c.
Dehidrasi
f.
Kenaikan suhu
g. Icterus
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)
i.
silinder +
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam hawa pernapasan, dan
dapat terjadi asetonuria.
3. Tingkat III = Berat
-
Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi makin tampak, muntah
berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil dan cepat, suhu badan meningkat.
mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.
Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat laun.
Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam beberapa hari misalnya 1
minggu.
E. Penatalaksanaan
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum disingkirkan adanya gangguan
sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan tumor otak yang dapat
menimbulkan gejala muntah. Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis
gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi hiperemesis
gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam
menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu
diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual
muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari makanan
berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang makanan yang
mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat
sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah. Wanita hamil tersebut
dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan teh hangat sebelum turun dari
tempat tidur dan melaksanakan aktivitas. Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu
kehidupan sehari-hari, wanita tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan
sebagai berikut :
1.
Wanita dirawat dikamar tersendiri yang tenang, tetapi terang dengan ventilasi udara yang baik,
membatasi pengunjung, dengan perubahan suasana, pendampingan oleh bidan / perawat dan
orang terdekat serta informasi dan komunikasi yang baik saja sering sengaja muntah sudah
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
2.
4.
Penghentian Kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hoperemesis gravidarum tidak berhasil dan kondisi
pasien menjadi makin memburuk. Perlu pemeriksaan medik dan psikologis yang teliti untuk
mengetahui gangguan sistemik dan beratnya komplikasi. Adanya delirium, somnolen sampai
koma, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam kondisi demikian secara medik perlu adanya pertimbangan untuk penghentian
kehamilan. Keputusan ini tidak mudah ditetapkan karena dengan pertimbangan moral tidak
boleh terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak menunggu sampai kondisi irreversible pada organ
vital.
BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Hiperemesis Gravidarum
A. Pengkajian
1. Data Subjektif (pengertian yang dirasakan dan dilaporkan pasien):
Mual, muntah yang sering dan menganggu aktivitas yang terjadi pada trimester 1. keluhan
muntah ini dapat dicetuskan oleh pandangan atau bau makanandan bau lain yamg
merangsang : misal bau asap rokok.
Mulut terasa asam, bibir kering, rasa haus dan kulit kering.
Konstipasi
Sakit kepala
Muntah terus-menerus dengan frekuensi dan volume yang dapat diobservasi dan dicatat baik
pagi, siang maupun malam hari.
Pasien sering membuang air liur (hipersalivasi), volume juga dapat dikumpulkan dalam wadah
tertutup dan diukur
Aseton positif
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah,
ketidakteraturan atau kurangnya pemasukan makanan.
Hasil yang diharapkan :
-
Pasien dapat mengenali tanda-tanda emesis gravidarum dan dapat mengatasi rasa tidak
nyaman akibat mual muntah
Timbang BB dengan timbangan yang sama dan pakaian sejenis (sama beratnya)tiap hari atau
jadwal sesuai dengan terapi atau kondisi pasien
2.
Anjurkan/ sediakan alat kumur-kumur sebelum makan dan setelah setiap muntah
Berikan posisi fowler setiap selesai makan 30 menit, kemudian posisi tidur yang nyaman.
3. Takut berhubungan dengan perawatan di rumah sakit dan prognosis kehamilan
Hasil yang diharapkan :
Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit dan kooperatif dalam rencana
asuhannya.
Rencana tindakan :
Mengkaji reaksi pasien terhadap respon nyeri / sakit, muntah yang berulang
Beri informasi yang jelas, maksud dan tujuan dan tindakan perawatan dirumah sakit
Beritahu kondisi pasien dan keluarga tentang respon mual muntah dan kemajuan pengobatan
Kolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi, pekerja sosial, pekerja
pastoral, psikolog dll yang terkait.
C. Penyuluhan
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun anak. Pasien akan kooperatif dn optimis dalam
proses pengobatan dan pemulihan, pasien akan berusaha memenuhi kebutuhan cairan dan
nutrisi dirinya sendiri
Hasil yang diharapkan :
konseling
diskusi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, dan timbul aceton dalam air kencing.
Hyperemesis Gravidarum disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Menurut berat
ringannya gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu :
-
Tingkatan 1
Tingkatan 2
: Sedang, mual dan muntah yang hebat keadaan penderita lebih parah
Tingkatan 3
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu
bertahan hidup. Abortus dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Abortus Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
o Abortus imminens
o Abortus insipiens
o Abortus inkompletus
o Abortus kompletus
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
B. Saran
Dengan mempelajari dan memahami tentang hyperemesis Gravidarum dan abortus pada
ibu hamil. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Kami
mohon maaf jika ada kesalahan kata-kata dalam penulisan makalah ini, penulis juga meminta
kritik dan saran agar bisa memperbaiki. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset
St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Hyperemesis Gravidarum.
Jakarta : Komisi Keperawatan St. Carolus
Susan M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic Nursing
Wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo