Anda di halaman 1dari 10

makalah hiperemesis gravidarum atau morning sickness

BAB I
PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang
berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan,
sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap
dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa
kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah
satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum dan Abortus.

Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat


kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami
Hyperemesis Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil
yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu
bertahan hidup.(Obstetri Williams. Hal: 951). Ibu hamil yang mengalami aborsi akan
mengalami perdarahan, gangguan psikologis. Oleh karena itu kelompok kami membahas
mengenai Asuhan keperawatan Abortus. Agar kita bisa memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan klien.
2.

BAB II

Tinjauan Teoritis
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum ialah :
Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. ( Obstetri patologi. 1984 :
84 )
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil ( Helen
verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan seharihari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi
sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu
hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi
keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
(http://zerich150105.wordpress.com/.
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntahmuntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan
minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda
(http://healthblogheg.blogspot.com/).
Jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut Chin dkk,1990;
Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum dapat
disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan
peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor predisposisi sbb :
1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.

2.

Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.

3.

Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab.

4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.


Mual muntah disebabkan oleh masuknya bagian vilus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gi suprarenalis, perubahan metabolik
dan kurangnya pergerakan lambung.
C. Tanda dan Gejala
a.

Muntah yang berat

b. Haus
c.

Dehidrasi

d. Berat badan turun


e.

Keadaan umum mundur

f.

Kenaikan suhu

g. Icterus
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)
i.

Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen, dalam urine bertambah,

silinder +

D. Pembagian Hiperemesis Gravidarum


Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi meningkat sampai sekitar
100 denyut permenit, tekanan darh sistolik menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor
menurun, lidah kering, mata cekung.
2. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih parah : lemah, apatis,
turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, gejala dehidrasi semakin jelas, nadi kecil an
cepat, suhu badan naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun,

hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam hawa pernapasan, dan
dapat terjadi asetonuria.
3. Tingkat III = Berat
-

Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi makin tampak, muntah
berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil dan cepat, suhu badan meningkat.

Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala icterus.


Keadaan menurun dari somnolen sampai koma, komplikasi pada susunan saraf pusat
(ensefalopati wernicke) dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan

mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.
Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat laun.
Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam beberapa hari misalnya 1
minggu.

E. Penatalaksanaan
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum disingkirkan adanya gangguan
sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan tumor otak yang dapat
menimbulkan gejala muntah. Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis
gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi hiperemesis
gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam
menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu
diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual
muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari makanan
berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang makanan yang
mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat
sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah. Wanita hamil tersebut
dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan teh hangat sebelum turun dari
tempat tidur dan melaksanakan aktivitas. Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu
kehidupan sehari-hari, wanita tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan
sebagai berikut :

1.

Wanita dirawat dikamar tersendiri yang tenang, tetapi terang dengan ventilasi udara yang baik,
membatasi pengunjung, dengan perubahan suasana, pendampingan oleh bidan / perawat dan
orang terdekat serta informasi dan komunikasi yang baik saja sering sengaja muntah sudah
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

2.

Pemberian cairan pengganti


Perlu diberi cairan intravena bila ada gejala dehidrasi. Cairan yang dipakai
biasanya dextrose5 % dalan larutan fisiologik sebanyak 2-3 liter perhari
tergantung tingkat dehidrasi. Bila perlu diberi tambahan kalium dan vitamin B kompleks dan C.
Bila ada kekurangan protein juga dapat diberi asam amino secara intravena.
3. Pendekatan Psikologik
Wanita perlu diyakinkan bahwa penyakitnya dapt disembuhkan, hilangnya rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan pendekatan konseling dan dan mencoba
menemukan konflik serta mencari jalan penyelesaian masalah
psiko-sosial yang menjadi beban dan pencetus adanya hiperemesis gravidarum. Kalau perlu dan
memungkinkan konsultasi dengan pekerja sosial, petugas pastoral dan psokolog.

4.

Penghentian Kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hoperemesis gravidarum tidak berhasil dan kondisi
pasien menjadi makin memburuk. Perlu pemeriksaan medik dan psikologis yang teliti untuk
mengetahui gangguan sistemik dan beratnya komplikasi. Adanya delirium, somnolen sampai
koma, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam kondisi demikian secara medik perlu adanya pertimbangan untuk penghentian
kehamilan. Keputusan ini tidak mudah ditetapkan karena dengan pertimbangan moral tidak
boleh terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak menunggu sampai kondisi irreversible pada organ
vital.

BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Hiperemesis Gravidarum
A. Pengkajian
1. Data Subjektif (pengertian yang dirasakan dan dilaporkan pasien):

Mual, muntah yang sering dan menganggu aktivitas yang terjadi pada trimester 1. keluhan
muntah ini dapat dicetuskan oleh pandangan atau bau makanandan bau lain yamg
merangsang : misal bau asap rokok.

Mulut terasa asam, bibir kering, rasa haus dan kulit kering.

Hipersalivasi, muntah yang kadang bercampur darah.

Tidak nafsu makan, badan terasa lemas.

Berat badan menurun

Urine berkurang dan warna menjadi lebih gelap

Konstipasi

Sakit kepala

2. Data Obyektif (hasil observasi atau yang dapat diperiksa):

Muntah terus-menerus dengan frekuensi dan volume yang dapat diobservasi dan dicatat baik
pagi, siang maupun malam hari.

Pasien sering membuang air liur (hipersalivasi), volume juga dapat dikumpulkan dalam wadah
tertutup dan diukur

Volume urin berkurang (oliguria) dan konsentrasi tinggi


Berat badan menurun, tekanan darah menurun dan takikardia >100 x/menit
Suhu badan meningkat
Apatis, kacau dan bingung
Turgor kulit berkurang
3. Data Laboratorium:
Urine :
-

Aseton positif

Protein urine positif

HCG nutrisi positif


Darah :

Gula darah menurun

kadar natrium, kalium, dan chlorida menurun

Hb, Ht meningkat (haeomokonsentrasi)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah,
ketidakteraturan atau kurangnya pemasukan makanan.
Hasil yang diharapkan :
-

Pasien mengenali tanda-tanda dini perubahan nutrisi

Pasien dapat mengenali tanda-tanda emesis gravidarum dan dapat mengatasi rasa tidak
nyaman akibat mual muntah

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Tidak terjadi komplikasi


Rencana tindakan :

Timbang BB dengan timbangan yang sama dan pakaian sejenis (sama beratnya)tiap hari atau
jadwal sesuai dengan terapi atau kondisi pasien

Mencatat intake output selama 24 jam

Perhatikan pola makan dan makanan yang dikonsumsi

Lakukan pemeriksaan turgor kulit

Lakukan pemeriksaan laboratorium aseton urine

Konseling dengan klien dan keluarganya

Observasi tanda-tanda komplikasi, asidosis-icterus

Merujuk bila perlu ke fasilitas yang tepat

2.

Rasa tidak nyamansehubungan dengan akibat muntah-muntah yang berulang


Hasil yang diharapkan :
-

Pasien merasa lebih nyaman.


Rencana tindakan :

Sediakan limgkungan yang bersih, nyaman serta ventilasi yang baik

Batasi pengunjung sesuai dengan keinginan pasien

Letakkan piala gnjal jauh dari pandangan tetapi mudah diraih

Letakkan makanan diluar ruangan pasien

Rapikan alat-alat makan setelah selesai makan

Anjurkan/ sediakan alat kumur-kumur sebelum makan dan setelah setiap muntah

Berikan posisi fowler setiap selesai makan 30 menit, kemudian posisi tidur yang nyaman.
3. Takut berhubungan dengan perawatan di rumah sakit dan prognosis kehamilan
Hasil yang diharapkan :

Pasien mengerti maksud dan tujuan perawatan di rumah sakit

Rasa takut berkurang

Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit dan kooperatif dalam rencana
asuhannya.
Rencana tindakan :

Mengkaji reaksi pasien terhadap respon nyeri / sakit, muntah yang berulang

Beri informasi yang jelas, maksud dan tujuan dan tindakan perawatan dirumah sakit

Beri dukungan (jangan menghakimi)

Konseling dengan pasien dan keluarga

Beritahu kondisi pasien dan keluarga tentang respon mual muntah dan kemajuan pengobatan

Kolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi, pekerja sosial, pekerja
pastoral, psikolog dll yang terkait.

C. Penyuluhan
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun anak. Pasien akan kooperatif dn optimis dalam
proses pengobatan dan pemulihan, pasien akan berusaha memenuhi kebutuhan cairan dan
nutrisi dirinya sendiri
Hasil yang diharapkan :

pasien dan keluarga dapat mengetahui sebab hiperemesis

pasien dapat mengetahui rangsangan yang menimbulkan terjadinya muntah

pasien dapat berusaha untuk mencegah timbulnya muntah

keluarga dapat memberi dukungan pada klien

hiperemesis dapat diatasi segera

pasien dan keluargakooperatif dalam rencana terapi dan keperawatan


Macam penyuluhan/ konseling

konseling hal-hal yang diduga berhubungan dengan sebab akibat hiperemesis

diit (pola nutrisi) pada pasien dengan hiperemesis


Metode penyuluhan

konseling

diskusi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, dan timbul aceton dalam air kencing.
Hyperemesis Gravidarum disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Menurut berat
ringannya gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu :
-

Tingkatan 1

: Ringan, mual muntah sehingga penderita lemah

Tingkatan 2

: Sedang, mual dan muntah yang hebat keadaan penderita lebih parah

Tingkatan 3

: Berat, keadaan wanita makin menurun dari tingkatan 2

Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu
bertahan hidup. Abortus dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Abortus Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
o Abortus imminens
o Abortus insipiens
o Abortus inkompletus
o Abortus kompletus
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)

B. Saran
Dengan mempelajari dan memahami tentang hyperemesis Gravidarum dan abortus pada
ibu hamil. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Kami
mohon maaf jika ada kesalahan kata-kata dalam penulisan makalah ini, penulis juga meminta
kritik dan saran agar bisa memperbaiki. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset
St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Hyperemesis Gravidarum.
Jakarta : Komisi Keperawatan St. Carolus
Susan M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic Nursing
Wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo

Anda mungkin juga menyukai