“K ON SEP PEMBERIA N O BA T ”
Rp.
14000
Oleh :
RIDO ADRIAN SAPUTRA
NIM. 160101019
Dosen Pembimbing :
Ns. MEICHI SILVIA DORA, M.Kep
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan
izin-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Pemberian Obat”.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
semesta alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna
keberhasilan penulisan yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang
telah dicurahkan mendapat berkah dari Allah SWT. Amin.
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang........................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................
C. Tujuan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pentingnya pemberian obat...................................................
B. Standart Pemberian obat dan reaksi obat...............................
C. Prinsip pemberian Obat yang benar......................................
D. Perhitungan Obat...................................................................
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat.......................
F. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui oral, sublingual dan
bukal......................................................................................
G. Menyiapkan Obat Dari Ampul dan Vial...............................
H. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Selang IV, IC,
SC, dan IM.............................................................................
I. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Secara Topical
(Kulit,Mata,Telinga,Dan Hidung).........................................
J. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Anus/ Rectum &
Vagina....................................................................................
K. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan
Intravena................................................................................
BAB IIIPENUTUP
A. Simpulan ...............................................................................
B. Saran......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang
bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa
obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan
efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan
anjuran yang sebenarnya. Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam
memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah
diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu
klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Oleh
karena itu, pada makalah ini akan di bahas salah satu rute pemberian obat, yaitu
rute pemberian obat secara PARENTERAL, memberikan obat pada pasien dengan
menginjeksinya ke dalam tubuh.
Obat merupakan sebuah subastansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya. Seorang perawat yang akan
bekerja secara langsung dalam pemenuhan asuhan keperawatan sangat
membutuhkan keterampilan dalam tindakan medis berupa pengobatan. Obat
merupakan sebuah subastansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya. Seorang perawat yang akan bekerja
secara langsung dalam pemenuhan asuhan keperawatan sangat membutuhkan
keterampilan dalam tindakan medis berupa pengobatan.
Dalam pelaksanaanya, tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam
keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien. ( Uliyah Musrifatul,
2015: 200)
Cairan adalah air dan campuran yang terdapat didalamnya. Air merupakan
sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Obat yang diberikan kepada
seorang penderita harus di tuliskan oleh dokter yang merawatnya dengan maksud
member resep pada penderita. Pada resep yang di tulis oleh dokter untuk penderita
yang memerlukannya tercantum hal hal di bawah ini seperti :
1. Tanggal
2. Susunan obat yang diberikan
3. Petunjuk cara penggunaanya
4. Nama dan alamat penderita
5. Tanda tangan dokter yang menulis resep
(Bouwhuizen, 1986: 221)
B. Rumusan masalah
1. Pentingnya obat dalam keperawatan
2. Standard dan reaksi obat
3. Perinsip bemberian obat yang benar
4. Perhitungan obat
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat
6. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui oral, sublingual dan bukal
7. Menyiapkan obat dari ampul dan vial
8. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui selang IV, IC, SC, dan IM
9. Konsep dan teknik cara pemberian obat secara topical
(kulit,mata,telinga,dan hidung)
10. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui anus/ rectum & vagina
11. Konsep dan teknik pemberian obat melalui wadah cairan intravena
C. Tujuan
1. Untuk membedah tentang cara pemberian obat yang benar
2. Pemberian obat di tujukan untuk mengurangi penyakit bahkan
menghilangkanya
BAB II
PEMBAHASAN
Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping.efek terapeutik
adalah obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif ( memiliki
efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang
tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic,
kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
a) Kemurnian. Pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan
konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam produksi obat.
b) Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan
atau potensi obat.
c) Bioavailability. Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan
melarut, diabsorbsi , dan diangkut tubuh ketempat kerjanya disebut
bioavailability.
d) Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat membantu
menentukan efektivitas obat.
e) Keamanan. Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek
samping obat tersebut.
D. Perhitungan Obat
Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
dikelompokkan bisa dibagi :
1. Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan
untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakit.
2. Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas
jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan.
Dalam buku buku standar seperti Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis
Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang dewasa
3. Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat
mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang
mengkonsumsi akan over dosis (OD)
Kesalahan dosis/overdosis
F. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui oral, sublingual dan
bukal
Pilihan rute pemberian obat bergantung pada kandungan obat dan efek
yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien. Perawat sering terlibat dalam
menentukan rute pemberian obat yang terbaik dengan berkolaborasi dengan
dokter.
1. Pemberian Oral
a. Paling mudah dan paling umum digunakan.
b. Obat diberikan melalui mulut dan ditelan.
c. Lebih murah.
2. Pemberian Sublingual
a. Dirancang supaya, setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian
larut, mudah di absorpsi
b. Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan
c. Bila ditelan, efek yang diharapkan tidak akan dicapai
d. Klien tidak boleh minum sampai seluruh obat larut.
3. Pemberian Bukal
a. Rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di membrane
mukosa pipi sampai obat larut
b. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian
di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi
c. Klien juga diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau
minum air bersama obat
d. Obat bukal bereaksi secara local pada mukosa atau secara sistemik
ketika obat ditelan dalam saliva.
4. Keuntungan Pemberian Obat Rute Oral, Bukal, Sublingual
a. Rute ini cocok dan nyaman bagi klien
b. Ekonomis
c. Dapat menimbulkan efek local atau sistemik
d. Jarang membuat klien cemas
5. Kerugian atau kontraindikasi
a. Rute ini dihindari bila klien mengalami perubahan fungsi saluran cerna,
motilitas menurun dan reaksi bedah bagian saluran cerna
b. Beberapa obat dihancurkan oleh sekresi lambung
c. Rute oral dikontraindikasikan pada klien yang tidak mampu menelan
(mis, klien yang mengalami gangguan neuromuscular, striktur
(penyempitan) esophagus, lesi pada mulut.
d. Obat oral tidak dapat diberikan kepada klien yang terpasang pengisap
lambung dan dikontraindikasikan pada klien yang akan menjalani
pembedahan atau tes tertentu\
e. Klien tidak sadar atau bingung, sehingga tidak mampu menelan atau
mempertahankan dibawah lidah
f. Obat oral dapat mengiritasi lapisan saluran cerna, mengubah warna
gigi atau mengecup rasa yang tidak enak.
H. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Selang IV, IC, SC,
dan IM
1. Pemberian Obat Intravena melalui selang IV
a. Alat dan bahan
1. Spuit dan jarum sesuai ukuran
2. Obat dalam tempatnya.
3. Selang IV
4. Kapas alcohol
b. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
2. Cuci tangan.
3. Periksa identitas pasien.
4. Ambil obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dosis.
5. Cari tempat penyuntikan obat pada slang IV.
6. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah tempat penyuntikan.
7. Lakukan penyuntikan dengan menusukkan jarum spuit dan masukan obat
perlahan ke dalam intravena.
8. Setelah selesai tarik spuit.
9. Lakukan observasi terhadap reaksi obat.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
11. Catat prosedur yang dilakukan (nama obat, dosis, waktu, dan cara)
2.Pemberian Obat Melalui Intrakutan
Pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam
jaringan kulit yang dilakukan untuk tes alergi terhadap obat yang akan diberikan.
Pada umumnya diberikan pada pasien yang akan diberikan obat antibiotik.
Pemberian intrakutan pada dasarnya di bawah kulit atau di bawah
dermis/epidermis. Secara umum pada daerah lengan tangan dan daerah ventral.
Alat dan Bahan
a. Catatan pemberian obat
b. Obat dan tempatnya
c. Spuit 1 cc/spuit insulin
d. Kapas alkohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Nak injeksi
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan
c. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan .
d. Pasang perlak/pengalas pada daerah yang akan dilakukan injeksi intrakutan.
e. Ambil obat yang akan dilakukan tes alergi. Kemudian larutkan/encerkan
dengan aquadest (cairan pelarut), ambil 0,55 cc dan encerkan lagi sampai 1
cc, lalu siapkan pada bak steril (bak injeksi).
f. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas alcohol.
g. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik/diinjeksi.
h. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk
sudut 15-20o terhadap permukaan kulit.
i. Semprotkan obat hingga terjadi gelombang.
j. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan mesase.
k. Catatan reaksi pemberian.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3.Pemberian Obat Melalui Subkutan
Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan di bawah kulit dapat
dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau ⅓ bagian dari bahu, pada
sebelah lura, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian
obat obat melalui subkutan ini umunya dilkukan dalam program pemberian
insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin
terdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh.
Larutan jernih disebut juga sebgai insulin reaksi cepat. (insulin reguler).
Larutan keruh terjadi karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat
absorpsi obat atau juga termasuk tipe lambat. Oleh karena itu, apabila pemberian
insulin dengan campuran kedua bentuk larutan tersebut, perlu diperhatikan cara
mencampurnya. Insulin reguler dapat dicampur dengan semua jenis insulin lain,
sedangkan insulin lente tidak dapat disampur dengan tipe lain kecuali insulin
reguler. Saat pencampuran upayakan dalam mengambil larutan, jarum tidak tidak
menyentuh jenis larutan yang dicampur.
Alat dan bahan
a. Catatan pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit insulin
d. Kapas alkohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak injeksi
g. Bengkok
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan
c. Berdasarkan daerah yang akan dilakukan suntikan. Bebaskan daerah
suntikan bila pasien menggunakan pakaian berlengan.
d. Ambil obat dalam tempanya sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
Kemudian, tempatkan pada bak injeksi.
e. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
f. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan
subkutan.
g. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas sudut 45 o
terhadap permukaan kulit.
h. Lakukan spirasi. Bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan hingga
habis.
i. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan
dimasukan kedalam bengkok.
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
k. Catat prosedur pemberian obat dan respons pasien.
4. Pemberian Obat Melalui Intamuskular
Pemberian Obat denagn memasukan obat kedalam jaringan otot. Lokasi
penyuntikan pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (pasien harus
berbaring miring), dorsogluteal (pasien harus telungkup), dan lengan atas
(delroid). Tujuan pemberian obat melalui intra muscular agar absorpsi obat lebih
cepat oleh karena vaskularitas otot.
Alat dan bahan
1. Catatan pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran (dewasa: panjang 2,5-3,75 cm);
anak: panjang 1,25-2,5cm)
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Ambil obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan dosis, kemudian
letakan dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Lakukan penyuntikan.
a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara meminta pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
b. Pada ventrogluteal dengan cara meminta pasien miring, telungkup, atau
telentang dengan lututdan panggul pada sisi yang akan disuntik dalam keadaan
fleksi,
c. Pada dorsogluteal dengan meminta pasien untuk telungkup dengan lutut
diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi
dan diletakan di depan tungkai bawah.
d. Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan jarum dengan possisi tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirsi spuit bila tidak ada darah semprotkan
obat secara perlahan hingga habis.
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol , kemudian spuit yang telah digunakan
diletakan dibengkok.
10. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan.
11. Catat prosedur dan reaksi pemberian.
I. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Secara Topical
(Kulit,Mata,Telinga,Dan Hidung)
1. Pada kulit
Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan tujuan mempertahankan
hidrasi lapisan kulit, melindungi permukaan kulit, atau mengatasi infeksi kulit.
Pemberian obat kulit dapat dilakukan dengan banyak preparat, seperti krim,
losion, aerosol, sprei, atau bubuk.
Alat dan bahan
a. Obat dalam tempatnya (losion, krim, aerosol, sprei, dan bubuk)
b. Kain kasa
c. Kertas tisu
d. Balutan
e. Pengalas
f. Air sabun dan air hangat
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (bila terdapat
kulit yang mengeras (kerak)) atau air sabun.
e. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian, seperti
mengoleskan, mengompres.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
g. Catat prosedur dan respons pasien.
2. Pada Mata
Pemberian obat pada mata dengan memberikan tetes mata atau salep mata.
Prosedur ini dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata
dengan cara mendilatasi pupil; pengukuran refraksi dengan cara melemahkan otot
lensa, juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata, dll.
Alat dan bahan
1. Obat dalam tempatnya ( tetes steril atau salep )
2. Plester
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Balutan
6. Sarung tangan
7. Air hangat kapas pelembap
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala mengadah dan posisi perawat di samping
kanan pasien.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembap (atau tisu)
dari sudut luar mata kea rah hidung, bila angat kotor basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari
telunjuk ei atas tulang orbita.
7. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien
untuk menutup mata dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata.
Bila menggunakan obat mata jenis salep, pegang aplikator diatas tepi kelopak
mata. Kemudian tekan tube hingga obat keluar dan berikan pada kelopak mata
bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah. Secara-
bergantian, biarkan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien
untuk memejamkan mata dan menggosok kelopak mata.
8. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
9. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan.
10. Catat prosedur dan respons pasien.
3. Pada Telinga
Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan
tetes telinga. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan
infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis eksterna). Obat yang
diberika dapat berupa antibiotic (tetes atau salep).
Alat dan bahan
1. Obat dalam tempatnya
2. Penetes
3. Speculum telinga
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati, upayakan telinga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau
kebelakang (pada anak).
5. Bila obat berpua tetes, teteskan obat pada dinding saluran untuk
mencegahterhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis.
Bila obat berupa salep, ambil kapas lidi, dan oleskan salep. Kemudian
masukan/oleskan pada liang teinga.
6. Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit.
7. Tutup telinga dengan dengan balutan dan plester (bila perlu)
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
9. Catat prosedur dan respons pasien.
4. Pada Hidung
Pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan tetes hidung.
Prosedur ini dilakukan pada inflamasi hisung (rhinitis).
Alat dan bahan
1. Obat dalam tempatnya
2. Pipet
3. Speculum hidung
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan cara:
· Duduk di kursi dengan kepala tengadah kebelakang.
· Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
· Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.
4. Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung (sesuai dosis).
5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
7. Catat prosedur dan respons pasien.
J. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Anus/ Rectum &
Vagina
1. Pemberian Obat melalui Anus / Rektum
Pemberian obat yang dilakukan melalui anus atau rectum dengan tujuan
memberikan efek local dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut juga
pemberian obat supositorium. Contoh pemberian obat yang memiliki efek local
seperti pada obat dulkokal supositoria yang berfungsi secara local untuk
meningkatkan defeksi. Contoh efek sistemik adalah pemberian obat aminofilin
supositoria dengan fungsi mendilatasi bronchial. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dinding mukosa rectal yang melewati sfingter anus interna.
Kontraindikasi pada pasoen yang mengalami pembedahan rectal.
Alat dan bahan
1. Obat supositorium dalam tempatnya
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Vaselin/pelican/pelumas
5. Kertas tisu
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e. Olesi ujung obat supositorium dengan pelican.
f. Minta pasien mengambil posisi tidur miring (Sims) lalu regangkan bokong
dengan tangan kiri. Kemudian masukan supositoria dengan perlahan melalui
anus, sfingter interna dan mengenai dinding rectal kurang lebih 10 cm pada
orang dewasa, dan kurang lebih 5 cm pada anak/bayi.
g. Setelah selesai, tarik jaringan dan bersihkan daerah skitar anal dengan tisu.
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang/miring selama kurang lebih
15 menit.
i. Kemudian lepaskan sarung tangan dan letakan di bengkok.
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
k. Catat prosedur dan respon pasien.
2. Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberin obat yang dilakukan melalui vagina yang tersedia dalam bentuk
krim dan supositoria untuk mengobati infeksi local.
Alat dan bahan
a. Obat dalam tempatnya
b. Sarung tangan
c. Kain kasa
d. Kertas tisu
e. Kapas sublimat dalam tempatnya
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosefur yang akan dilkukan.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat.
Catatan:
Bila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator klim atau ikuti petunjuk
yang tertera pada kemasan, regangkan lipatan labia dan masukan aplikator kurang
lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat.Anjurkan
pasien tidur dalam posisi dorsal rekumben.
f. Bila obat jenis supositoria, buka pembungkus dan berikan pelumas pada
obat. Regankan labia minora dengan tangan kiri dan masukan obat sepanjang
dinding kanal vagiana posterior sampai 7,5-10 cm.
g. Setelah obat masuk, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar orifisium
dan labila dengan tisu.
h. Anjurkan untuk tetap pada posisinya selam 10 menit agar obat terabsorpsi.
i. Cuci tangan setaelah prosedur dilakukan.
j. Catat prsedur dan respons pasien.
A. Simpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantaranya : secara topical, supossitoria intra tekal dan lain sesuai
dengan prinsip dalam pemberian obat. Dalam pemberian obat ada hal-hal
yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat.
Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan
cara yang salah.
B. Saran
Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu
tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Terutama bila dilakukan
perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan
kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat
bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan paki , namun
bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan
DAFTAR PUSTAKA