Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Keterampilan Dasar Kebidanan
Disusun Oleh:
Kelas 1B
2016
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang bejudul Prinsip
Pemberian Obat.
Dalam penulisan makalah ini, kami menemui banyak hambatan dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan
makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Yulia Ulfah F, SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah KDK
2. Seluruh mahasiswa dan pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini
Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi
referensi khususnya bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami sadar bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan untuk memperbaiki karya tulis kami selanjutnya.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
0
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah1
C. Tujuan1
D. Manfaat2
A. Aspek Legal3
1. Uterus Tonika5
2. Oksitosin5
3. Prostaglandin8
4. Obat Hemostatid9
5. Obat-obat Imunologi9
7. Zat Besi10
8. Asam Folat11
1. Benar Pasien12
2
2. Benar Obat13
3. Benar Dosis13
4. Benar Cara/Rute13
5. Benar Waktu14
6. Benar Dokumentasi14
1. Eksternal20
2. Internal21
A. Kesimpulan24
B. Saran24
DAFTAR PUSTAKA25
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting seorang bidan adalah member obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang
bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa
obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak
sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan,
memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja obat yang dapat diberikan kepada klien yang menjadi
kewenangan bidan?
C. Tujuan
2
2. Untuk mengetahui obat-obatan yang dapat diberikan kepada klien sesuai
dengan kewenangan bidan.
6. Untuk mengetahui prosedur praktik pengambilan obat dari ampul dan vial
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini selain memenuhi tugas dari
Dosen Mata Kuliah, juga bertujuan untuk memberi masukan ilmu pengetahuan bagi semua
khalayak pada umumnya dan khususnya bagi penulis pribadi sehingga kedepannya dapat
lebih mengetahui cara pemberian obat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Legal
4
b. Perawat bertanggung jawab atas sampainya obat ke pasien
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam sampainya obat keada
pasien dan digunakannya obat oleh pasien sehingga obat tersebut
efektif dala membantu mengatasi masalah pasien.
c. Hak asasi pasien harus diperhatikan
Seorang petugas kesehatan harus dapat menghormati pasien,
agar pasien merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh
petugas kesehatan tersebut. Adapun yang perlu diperhatikan dalam
menghormati pasien adalah mengenai hak-hak pasien.
1) Hak atas pelayanan medis dan perawatan
2) Hak atas informasi dan persetujuan
3) Hak atas rahasia kedokteran
4) Hak memilih dokter dan rumah sakit
5) Hak untuk menolak dan meghentikan pengobatan
6) Hak untuk tidak terlalu dibatasi kemerdekaannya selama proses
pengobatan pasien boleh melakukan hal- hal lain selama tidak
membahayakan kesehatannya
7) Hak untuk mengadu dan mengajukan gugatan
8) Hak atas ganti rugi
9) Hak atas bantuan hukum
10) Hak untuk mendapatkan nasihatb untuk ikutv serta dalam
eksperimen
11) Hak atas perhitungan biaya pengobatan dan perawatan yang wajar
dan penjelasan perhitungan tersebut
1. Uterus Tonika
Obat yang kerjanya mempengaruhi kontraksi rahim.
a. Methylergometrine
5
1) Nama Generic : Methylergometrine
b. Nama Dagang :
1) Methergin ( Sandoz )
c. Indikasi
2. Oksitosin
Oksitosin adalah golongan obat yang digunakan untuk merangsang
kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan,
pencegahan perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan.
b. Nama Paten :
1) Piton S.
2) Syntocinon
3) Hypophysin
4) Piroglandol
c. Kerja oksitoksin
6
1) Kontraksi uterus kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung
pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
2) Konstriksi pembuluh darah umbilicus
3) Kontraksi sel-sel miopitel (refleks ejeksi ASI)
4) Oksitoksin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik (ADH)*
untuk menyebakan peningkatan atau penurunan yang mendadak
pada tekanan darah (khususnya diastolic) karena terjadinya
vasodilatasi.
5) Retensi air
c) Solusio placenta
d) Trauma
e) perdarahan postpartum
h) Hipotensi
7
i) Stroke
k) Retensi cairan
l) intoksikasi air
m) Hipertensi
a) Asidosis
b) distrimia jantung
c) Asfiksia
d) hipoksia
f) Trauma lahir
g) ikterus neonatal
e. Indikasi
2) Paru paru
3) Ginjal
4) Hati
5) Asma
6) Anemia
8
7) Epilepsi
g. Kontra Indikasi :
3. Prostaglandin
a. Nama Generik
1) Gemeprost
2) Dinoproston
b. Nama Paten
1) gemesprost
2) prostin E2 (pharmacia)
c. Indikasi
9
ditemukan dalam makanan ( fitonodion ), dan Vit K2 ditemukan dalam
jaringan manusia yang disentesis oleh bakteri usus ( menakuinan ).
b. Nama Genetik : Vit K Fitomenadion
c. Nama Patent : Autoplex 2 peba ( aktifasi factor VIII dan IX ) Kaywan,
Kavitin
d. Indikasi
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh kelebihan warperin
atau difesiensi Vit K.
5. Obat-obat Imunologi
Dalam bidang imunologi, kuman dan racu kuman ( toksi ) disebut
sebagai anti gen. Antigen merupak bagian protein kuman atau protein
racun. Bila antigen untuk mask kedalam tubuh anusia, maka sebagai reaksi
tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen kuman itu. Anti dalm tubuh
disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut toksin. Pada
umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat.
Antigen yang kuat adalah jenis kuman ganas / virulen. Karena itu anak
akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
d. Vaksin
Vaksin adalah bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman
atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. Pemberian
vaksin merangsang tubuh anak membuat antibodi. Adapun Jenis
penyakit yang pencegahannya dapat dilakukan dengan imunisasi:
1) TBC
2) Difteri
3) Tetanus
4) Polio
5) Campak
6) Hepatitis
10
Obat-obat anastesi local memiliki peranan yang penting dalam
meredakan rasa nyeri untuk jangka waktu yang singkat. Dalam
kebidanan, obat-obat tersebut diberikan lewat beberapa cara:
1) Topical, misalnya pada pemasangan infuse
2) Subkutan/intradermal pada penjahitan luka
3) Infiltrasi di sekeliling serabut saraf yang tunggal, misalnya blok
anastesi pudendus
4) Epidural, pada permukaan durameter bagi persalinan atau sexio
caesarea
5) Spinal(intratekal), kedalam cairan serebrospinal
6) pada ruangan subaraknoid (intratekal) bagi persalinan atau sexio
caesarea.
7. Zat Besi
a. Nama generik : - senyawa FE sorbitol
b. Nama patent : - Jectofer ( AstraZeneca)
11
Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan zat besi menjadi 35
mg per hari per berat badan (sama dengan mengonsumsi segenggam kacang
hijau, atau setengah genggam daun ubi). Kemudian bertambah menjadi 39
mikrogram per hari per berat badan pada trimester ketiga (sama dengan
mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah
bahan makanan yang kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia
tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran hijau
8. Asam Folat
a. Nama generik : Asam Folat
b. Nama patent : Preconceive
Saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dalam dunia kesehatan dan
semakin kritisnya masyarakat terhadap tuntutan pelayanan kesehatan yang
sempurna. Dalam mencapai pelayanan kesehatan yang sempurna ada beberapa
proses yang harus dilakukan, salah satunya menjaga keselamatan pasien.
Keselamatan pasien kita ibaratkan sebuah kunci suatu kendaraan. jika suatu
12
kendaraan tidak memiliki kunci maka apakah kendaraan itu bisa berjalan,
begitu juga dengan pelayanan kesehatan, bila dalam pelayanan kesehatan
keselamatan pasien tidak kita perdulikan maka sudah pasti kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan sangat berkurang.karena
alasan tersebut pentingnya keselamatan pasien itu harus kita jaga, salah
satunya tentang pemberian obat kepada pasien.
1. Benar Pasien
2. Benar Obat
Setiap obat mempunyai nama dagang dan nama generik. Jika kita
menemukan obat dengan nama dagang yang baru kita kenal harus
diperiksa nama generiknya, jika perlu bisa hubungi apoteker untuk
menanyakan langsung nama generiknya atau kandungan obat di dalamnya.
Sebelum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau
kemasannya harus dicek lebih dari satu kali. Pertama ketika membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label yang
terdapat pada botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan kembali kedalam rak obat. apabila labelnya tidak bisa
terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus segera dikembalikan ke
bagian farmasi.
3. Benar Dosis
13
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa kembali dosis
yang akan diberikan sesuai intruksi. Jika perawat merasa ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat seperti pada obat ampul
maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
Misalnya pada ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !!
karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada
antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus
tetap hati-hati dan teliti.
4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui beberapa cara atau rute yang berbeda.
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh kondisi
umum dari pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan
fisik dari obat, serta tempat kerja dari obat tersebut. Obat dapat diberikan
melalui peroral, parenteral, sublingual, topikal, rektal, dan secara inhalasi.
5. Benar Waktu
6. Benar Dokumentasi
14
D. Persiapan Pemberian Obat
1. Persiapan Pemberian Obat
15
f) Periksa ulang perhitungan dosis obat dengan perawat lain
g) Pastikan kebenaran obat yang bersifat toksik dengan perawat
lain atau ahli Farmasi
h) Tuang tablet atau kapsul kedalam tempat obat. Jika dosis obat
dalam unit, buka obat disisi tempat tidur pasien setelah
memastikan kebenaran identifikasi pasien.
i) Tuang cairan setinggi mata. Miniskus atau lengkung terendah
dari cairan harus berada pada garis dosis yang diminta
j) Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung (kalium,
aspirin) atau berikan bersama-sama dengan makanan.
2) Pemberian
Periksa identitas pasien melalui gelang identifikasi:
a) Tawarkan es batu sewaktu memberikan obat yang rasanya tidak
enak. Jika mungkin berikan obat yang rasanya tidak enak
terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan obat dengan rasa
yang menyenangkan
b) Berikan hanya obat yang disiapkan
c) Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat tergantung rute
pemberian
d) Tetaplah bersama klien sampai obat diminum/dipakai
e) Jika memberikan obat pada sekelompok klien, berikan obat
terakhir pada klien yang memerlukan bantuan ekstra.
f) Berikan tidak lebih dari 2,5 3 ml larutan intramuscular pada
satu tempat. Bayi tidak boleh menerima lebih dari 1 ml larutan
intramuskuler pada satu tempat. Tidak boleh memberikan lebih
dari 1 ml jika melalui rute subkutan. Jangan menutup kembali
jarum suntik.
g) Buang jarum dan tabung suntik pada tempat yang benar
h) Buang obat kedalam tempat khusus jangan kedalam tempat
sampah
i) Buang larutan yang tidak terpakai dari ampul. Simpan larutan
stabil yang tidak terpakai di dalam tempat yang tepat (bila perlu
masukkan ke dalam lemari es). Tulis tanggal waktu dibuka
serta inisial Anda pada label
j) Simpan narkotik kedalam laci atau lemari dengan kunci ganda
16
k) Kunci untuk lemari narkotik harus disimpan oleh perawat dan
tidak boleh disimpan didalam laci atau lemari.
3) Pencatatan
a) Laporkan kesalahan obat dengan segera kepada dokter dan
perawat supervisor. Lengkapi laporan peristiwa
b) Masukkan kedalam kolom, catatan obat yang diberikan, dosis,
waktu rute, dan inisial Anda.
c) Catat obat segera setelah diberikan, khususnya dosis stat
d) Lorkan obat-obat yang ditolak dan alasan penolakan.
e) Catat jumlah cairan yang diminum bersama obat pada kolom
intake dan output. Sediakan cairan yang hanya diperbolehkan
dalam diet.
17
Dosis Obat adalah sejumlah takaran obat yang diberikan kepada
manusia atau hewan yang dapat memberikan efek fisiologis.
Dx V = A
H
1) Berdasarkan Usia
Rumus young semula banyak digunakan untuk menghitung
dosis anak dengan usia antara 1-12 tahun.
n xD
n + 12
18
Namun, kini rumus ini jarang digunakan lagi karena
memberikan dosis yang terlalu rendah bagi bayi dan anak di atas
usia 12 tahun.
2) Berdasarkan Berat Badan
Metode berat badan dalam penghitungan memberikan hasil
yang individual dalam dosis obat.
Rumus :
Dosis = dosis obat x berat badan.
Hari
19
orang lanjut usia, dan mereka yang berat badannya rendah. Untuk
menghitung dosis obat dengan metode luas permukaan tubuh,
kalikan dosis obat yang diminta dengan angka meter persegi.
Contoh :
Perintah :
Siklofosfamid (cytoxan) 100 mg/m2/hari, PO.
Tinggi klien 5 kaki 10 inci (70 inci) dan beratnya 160 lb.
Maka :
70 inci dan 160 lb, berpotongan pada skala nomogram pada 1,97
m2 (LPT)
Dosis = 100 mg x 1,97 m2
= 197 mg ~ 200 mg
Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi kondisi lingkungan dengan
respon adaptif indifidu dan sumber pertahanan.
Faktor resiko :
1. Eksternal
a. Mode transpor atau cara perpindahan
b. Manusia atau penyedia pelayanan kesehatan (contoh : agen nosokomial)
c. Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan faktor psikomotor
d. Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat, bangunan dan
atau perlengkapan)
e. Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan)
f. Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat,
mikroorganisme)
g. Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein nikotin, bahan
pengawet, kosmetik, celupan (zat warna kain)
20
2. Internal
a. Psikolgik (orientasi afektif)
b. Mal nutrisi
c. Bentuk darah abnormal
Contoh: leukositosis/leukopenia, perubahan faktor pembekuan,
trombositopeni, sickle cell, thalassemia, penurunan Hb, Imun-
autoimum tidak berfungsi.
d. Biokimia, fungsi regulasi
Contoh: tidak berfungsinya sensoris)
e. Disfugsi gabungan
f. Disfungsi efektor
g. Hipoksia jaringan
h. Perkembangan usia
1) Fisiologik
2) Psikososial
i. Fisik
Contoh: kerusakan kulit/tidak utuh, berhubungan dengan mobilitas
a Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan jari sampai
cairan meninggalkan leher ampul
3) Isap obat dengan cepat. Pegang ampul terbalik atau letakkan di atas
pada permukaan datar. Masukkan jarum spuit ke dalam bagian
tengah permukaan muara ampul. Jangan biarkan ujung atau batang
jarum menyentuh tepi ampul.
21
5) Pertahankan ujung jarum di bawah permukaan larutan. Miringkan
ampul supaya semua cairan di dalam ampul terjangkau oleh jarum.
10) Buang bahan yang kotor. Letakkan ampul yang pecah di wadah
khusus untuk bahan gelas.
1 Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial yang sudah
tidak dipakai, sehingga pengikat karet terlihat.
3 Ambil spuit, pastikan jarum terpasang kuat pada spuit. Lepas tutup
jarum. Tarik penghisap untuk mengalirkan sejumlah udara ke
22
dalam spuit untuk dimasukkan ke dalam vial obat yang eqivalen
dengan volume obat yang akan diaspirasi dari vial.
11 Buang udara sisa dari spuit dengan memegang spuit dan jarum
tetap tegak. Ketuk badan spuit untuk menanggalkan gelembung
udara. Tarik penghisap sedikit kemudian dorong penghisap ke atas
untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan.
23
14 Buang bahan yang kotor di tempat yang benar.
d Periksa jumlah cairan dalam spuit dan bandingkan dengan dosis yang
diinginkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena.
Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan
kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak
bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita
sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya
tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://askep33.com/2016/11/30/prinsip-6-benar-pemberian-obat/ (Diakses
pada 10 Maret 2017)
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC
Johnson, Ruth dan Wandy Taylor. 2005. Praktek Kebidanan. Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Djoko, Wijono. 2002. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Air langga university
press : Surabaya
Mayuni, Anik. 2011. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Trans Info
Media : Jakarta
Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Hutton, Mariel. 2003. Paduan Perhitungan Obat. Jakarta : EGC
Kuntarti. (2006). Nurse's role in medication. [Online]. Diakses dari :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/peranperawat.pdf.
(Diakses pada 10 Maret 2016)
25
26