Disusun Oleh :
Kelompok 3
Barlian Carolina P3.73.24.2.19.006
Dwi Anggorowati P3.73.24.2.19.008
Nur Afni Silviatama P3.73.24.2.19.023
Saffanah Khairurrahmah P3.73.24.2.19.031
Kelas :
1-A
i
TAHUN AKADEMIK 2019–2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami yang
berjudul “Model Pendokumentasian: Problem Oriented Record (POR)”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Dokumentasi Kebidanan di Politeknik Negeri Kesehatan Kemenkes Jakarta
III.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan memfokuskan semua pendokumentasian pada masalah pasien.
Model pendokumentasian ini mengembangkan model pencataan dan
pelaporan yang menekankan pada pasien dan segala permasalahannya secara
menyeluruh, model pencatatan dan pelaporan ini dikenal dengan nama Model
Orientied Medical Record (POMR).
Pada tahun 1989, sistem POR ini di kembangkan di berbagai organisasi
kesehatan dan selanjutnya di kembangkan lagi menjadi SOAP (Subjectif
Information, Objektif Information, Assement and Planning). (Muslihatun,
Mufdlilah dan Setiyawati, 2009 : 55-56)
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan makalah yang
hendak disajikan yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian dari Problem Oriented Record (POR).
b. Untuk mengetahui komponen dari Problem Oriented Record (POR).
c. Untuk mengetahui kegunaan dari Problem Oriented Record (POR).
d. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari Problem Oriented
Record (POR).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Komponen Problem Oriented Rcord (POR)
a. Data Dasar
Data dasar berisi kumpulan dari data atau semua informasi, baik subyektif
maupun obyektif yang telah dikaji dari klien ketika pertama kali masuk
rumah sakit atau pertama kali diperiksa.
Data dasar mencakup:
a. Pengkajian keperawatan,
b. Riwayat penyakit/ kesehatan,
c. Pemeriksaan fisik,
d. Pengkajian ahli gizi, dan
e. Data penunjang hasil laboratorium.
Data dasar yang telah terkumpul selanjutnya digunakan sebagai sarana
mengidentifikasi masalah dan mengembangkan daftar masalah klien.
b. Daftar Masalah
Daftar masalah merupakan suatu daftar inventaris masalah yang sudah
dinomori menurut prioritas. Untuk memudahkan mencapainya daftar
masalah ini berada didepan dari catatan medik. Daftar masalah ini bisa
mencerminkan keadaan pasien, masalah-masalah ini diberi nomor
sehingga akan memudahkan bila perlu dirujuk ke masalah tertentu dalam
catatan klinik tersebut. Bila masalah sudah teratasi juga diberi catatan dan
diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi juga diberi catatan dan
diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi dan petugas yang
mengidentifikasi masalah tersebut untuk pertama kalinya.
Dengan demikian daftar masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun
gambaran dari klien tersebut.
1) Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari
data dasar, kemudian disusun secara kronologis sesuai tanggal
identifikasi masalah.
2) Daftar masalah ditulis pertama kali oleh tenaga yang pertama bertemu
dengan klien atau orang yang diberi tanggung jawab.
3) Daftar masalah dapat mencakup masalah fisiologis, psikologis,
sosiokultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan.
4
4) Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah
diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang
menemukan masalah tersebut.
Cemas Perawat
5
b) Usulan Terapi Dokter menginstruksikan terapi khusus berdasarkan
masalah. Termasuk pengobatan, kegiatan yang tidak boleh
dilakukan, diit, penanganan secara khusus, dan observasi yang harus
dilakukan. Jika masalah awal diagnosa kebidanan, bidan dapat
menyusun urutan usulan tindakan asuhan kebidanan.
c) Pendidikan klien Diidentifikasi kebutuhan pendidikan klien
bertujuan jangka panjang. Tim kesehatan mengidentifikasi jenis
informasi atau keterampilan yang diperlukan oleh klien untuk
beradaptasi terhadap masalah yang berkaitan dengan kesehatan.
6
Tanggal Waktu Catatan Perkembangan
17 / 09 / 2007 14.00 S :
O:
A:
P :
7
Keuntungan Problem Oriented Record menurut Wildan & Hidayat (2009)
meliputi:
1) Pencatatan sistem ini berfokus atau lebih menekankan pada masalah
klien dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
2) Pencatatan tentang kontinuitas atau kesinambungan dari asuhan
kebidanan.
3) Evaluasi masalah dan pemecahan masalah didokumentasikan dengan
jelas, susunan data mencerminkan masalah khusus. Data disusun
berdasarkan masalah yang spesifik. Keduanya ini memperlihatkan
penggunaan logika untuk pengkajian dan proses yang digunakan dalam
pengobatan pasien.
4) Daftar masalah, setiap judul dan nomor merupakan “checklist“ untuk
diagnosa kebidanan dan untuk masalah klien. Daftar masalah tersebut
membantu mengingatkan bidan untuk masalah-masalah yang meminta
perhatian khusus.
5) Daftar masalah bertindak sebagai daftar isi dan mempermudah
pencarian data dalam proses asuhan.
6) Masalah yang membutuhkan intervensi (yang teridentifikasi dalam data
dasar) dibicarakan dalam rencana asuhan.
b. Kerugian
Kerugian Problem Oriented Record menurut Wildan & Hidayat (2009)
meliputi:
1) Penekanan pada hanya berdasarkan masalah, penyakit,
ketidakmampuan dan ketidakstabilan dapat mengakibatkan pada
pendekatan pengobatan dan tindakan yang negatif.
2) Sistem ini sulit digunakan apabila daftar tidak dimulai atau tidak secara
terus menerus diperbaharui dan konsensus mengenai masalah belum
disetujui, atau tidak ada batas waktu untuk evaluasi dan strategi untuk
follow up belum disepakati atau terpelihara.
3) Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah dilakukan tindakan
atau timbulnya masalah yang baru.
8
4) Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam
daftar masalah.
5) SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika
sering adanya target evaluasi dan tujuan perkembangan klien sangat
lambat.
6) Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika
flowsheet untuk pencatatan tidak tersedia.
7) P (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan.
8) Tidak ada kepastian mengenai perubahan pencatatan distatus pasien,
kejadian yang tidak diharapkan misalnya pasien jatuh, ketidakpuasan
mungkin tidak lengkap pencatatannya. Dalam praktik catatan serupa
mungkin tidak tertulis, bila tidak hubungannya dengan catatan
sebelumnya.
9) Kadang-kadang membingungkan kapan pencatatan dan tanggung jawab
untuk follow up.
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
POR merupakan suatu sistem atau cara dokumentasi untuk merefleksikan
pemikiran logis dari dokter yang memimpin perawatan seorang pasien, juga
dokter harus menentukan serta mengikuti setiap masalah klinis yang terjadi
dan mengorganisasikan masalah tersebut untuk pemecahan masalahnya.
POR pertama kalinya diprakasai oleh Dr. Lawrence L.Weed (1950-1960).
Komponen utama POR antara lain :
a. Data Base (basis data)
1) Data Sosial atau Informasi Umum dari Pasien.
2) Data Medis atau Informasi Khusus terhadap Masalah.
b. Problem List (Daftar Masalah)
1) Masalah Aktif
2) Masalah Inaktif
c. Initial Plans (Rencana Awal)
d. Progress Note (Catatan Perkembangan)
DAFTAR PUSTAKA
10
Widan dan Hidaya. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati. 2009. Dokumentasi Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya
Rismalinda. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: In Media
Handayani, Rini Sih dan Mulyati, Sri Triwik. 2017. Dokumentasi Kebidanan.
Sudarti dan Fauziah, Afroh. 2011. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiah, Ai Yeyeh. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: TIM.
LEMBAR PERTANYAAN
11
12