Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PEMASANGAN NGT


(NASOGATRIC TUBE) PADA NY.K DI PMB VERONIKA
SINAGA, SST
BATU BESAR, KOTA BATAM
2021

Disusun Oleh:

ALDA LARAS TERDA


00219006

PRODI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS
BATAM
TA. 2020-2021
LAPORAN KASUS
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PEMASANGAN NGT
(NASOGATRIC TUBE) PADA NY.K DI PMB VERONIKA
SINAGA, SST
BATU BESAR, KOTA BATAM
2021

Disusun Sebagai salah satu syarat kelulusan


Praktik Klinik Kebidanan (PKK) I

Disusun Oleh:

ALDA LARAS TERDA


00219006

PRODI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS
BATAM
TA. 2020-2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Klinik Kebidanan I Tentang Pemasangan selang makan / NGT

Pada Ny. K di PMB Veronika Sinaga, SST telah disetujui oleh Pembimbing

Institusi dan Pembimbing Lahan.

Batam, 12 Januari 2021

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(Netty Herawaty Purba, SST., M.Keb) (Veronika Sinaga, SST)


NIDN. 0121098601

Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Kebidanan
STIKes Awal Bros Batam

(Indah Mastikana, SST., M.Kes)


NIDN. 1018108604

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melindungi serta

memberikan kekuatan dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus praktik klinik

ini dengan judul “Pemasangan NGT (Nasogatrik Tub) pada Ny. K” Laporan

kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik

Klinik Asuhan Kebidanan.

Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis menemukan berbagai

hambatan dari awal hingga akhir proses penyusunan ini. Namun, penulis banyak

sekali mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk

itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. dr. Fadli Oenzil, PhD, SpGk Selaku Ketua STIkes Awal Bros

Batam

2. Ibu Ns. Rachmawaty M.Noer. S.Kep.M.Kes Selaku Wakil I STIkes Awal

Bros

3. Ibu Indah Mastikana, SST, M.Kes Selaku Ketua Program Studi DIII

kebidanan

4. Ibu Netty Herawati Purba, SST, M.Keb Selaku Pembimbing Institusi

5. Seluruh karyawan/ staff STIkes Awal Bros Batam

6. Kedua Orang tua penulis, yang selalu memberikan dukungan dan doa

dalam proses praktek klinik dan pembuatan tugas, laporan dan

pembelajaran.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala

kekurangan dalam laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi

semua pihak. Terima kasih

Batam, 12 Desember 2020

Alda Laras Terda


00219006

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Tujuan........................................................................................... 2
1.3. Manfaat......................................................................................... 2
1.4. Waktu dan tempat penganbilan kasus.......................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1. Definisi.......................................................................................... 4
2.2. Etiologi.......................................................................................... 5
2.3. Patofisiologi.................................................................................. 6
2.4. Tanda dan Gejala.......................................................................... 7
2.5. Diagnosa....................................................................................... 9
2.6. Penatalaksanaan............................................................................ 9

BAB III TINJAUAN KASUS

SOAP NGT.......................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan................................................................................... 18
4.2. Saran............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bidan masa kini di tuntut untuk memberikan pelayanan kesehatan

atau kebidanan yang bermutu tinggi kepada masyarakat. Hal ini dapat

diwujudkan bila perawat mampu menggunakan metode pendekatan

pemecahan masalah, menerapkan hasil penelitian atau pengetahuan terbaik,

bekerja dengan baik bersama tim kesehatan, serta melakukan pengkajian

kemampuan diri atau reflex diri untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

dari aspek professional yang dikuasai (Kleive, Sahakyan, Labori, & Lassen,

2019)

Menurut Brunner dan Sudart (2001) Koma adalah keadaan klinnis

ketidaksadaran dimana pasien tidak tanggap terhadap dirinya sendiri dan

lingkungan. Mutisme akinetik adalah keadaan tidak responsive pada

lingkungan dimana pasien tidak membuat gerakan atau bunyi tetapi

kadang membuka mata mereka. Keadaan vegetatif persisten adalah salah satu

dimana pasien digambarkan sebagai terjaga tetapi tidak adanya isi

kesadaran tanpa fungsi mental atau kognitif yang efektif (Kleive et al., 2019)

Manusia memerlukan nutrisi yang cukup untuk dapat

bertahanhidup, tumbuh kembang, sehingga tetap dapat beraktivitas. Tetapi

manusiadihadapkan pada kondisi yang menyebabkan tidak bisa

mendapatkanasupan nutrisinya, misalnya pada keadaan koma (tidak

sadarkan diri)dimana manusia tidak bisa makan secara langsung lewat

1
2

mulut. Hal ini bisa diatasi dengan memasukan asupan nutrisi dengan selang

hidung atau NGT (Nasogastrik). Nutrisi Nasogastrik adalah memasukkan

nutsrisi cairdengan selang plastik yang dipasang melalui hidung sampai

lambung (Kresnawati, 2015)

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Mengetahui cara memberikan dan membuat proses keperawata

pemenuhan kebutuhan nutrisidengan cara pemasangan nasogastric tube

atau selang makan pada Ny.K dalam keadaan tidak sadar atau koma

dengan benar

1.2.2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui definisi dari NGT

b) Mengetahui definisi dari NGT (Nasogastrik)

c) Mengetahui patofisiologi dari NGT

d) Mengetahui penatalaksanaan pemasangan NGT

1.3. Manfaat Penulisan

1.3.1. Manfaat Umum

Mahasiswi bisa mengetahui cara memberikan dan membuat proses

keperawata pemenuhan kebutuhan nutrisi nasogastrik pada tidak sadar

atau komadengan benar


3

1.3.2. Tujuan Khusus

e) Mahasiswi bisa mengetahui definisi dari NGT

f) Mahasiswi bisa mengetahui definisi dari NGT (Nasogastrik)

g) Mahasiswi bisa mengetahui patofisiologi dari NGT

h) Mahasiswi bisa mengetahui penatalaksanaan pemasangan NGT

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1.4.1. Sasaran

Sasaran keterampilan dasar kebidanan adalah Ny.K dengan pemberian

selang makan atau NGT dalam pemenhan nutrisi

1.4.2. Tempat Pelaksanaan

Lokasi asuhan kebidanan adalah PMB Vernoika Sinaga, SST, di Batu

Besar kota Batam.

1.4.3. Waktu Pelaksanaan

Waktu yang diperlukan mulai dari pebuatan tugas laporan sampai

memberikan asuhan mulai dari 21 Desember 2020 – 17 Januari 2021


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Pemasangan NGT

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi

lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan.

NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler,

2001). Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu

memasukkan sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui

hidung, melewatI tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung. Selang

Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung ( melewati

nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung. Singkatan untuk

Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik. "Nasogastric"

terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah

suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin

“nasus”untuk hidung atau moncong hidung. Gastik berasal dari bahasa

Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut gendut ) atau yang

berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno

melainkan sudah disebut pada tahun 1942 (Drks, 2017)

Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan

melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan

nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk

mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat

4
5

digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik tube (NGT) adalah proses medis

yaitu memasukkan selang plastik (selang nasogastrik, NGT) melalui hidung,

melewati tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung. Selang

Nasogastrik atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung

sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-

obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,

cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk

mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot (Wallad, Santoso, & Adi,

2016)

2.2. Etiologi Pemasangan NGT

pemasangan selang nasogastrik adalah untuk membantu pemberian

makanan dan obat-obatan kepada pasien yang tidak bisa mengonsumsi

makanan atau obat dari mulut, misalnya bayi prematur atau pasien koma.

Selain itu, selang nasogastrik juga bisa digunakan untuk mengeluarkan gas

atau cairan dari dalam lambung. Selain melalui hidung, selang juga bisa

dimasukkan melalui mul(A. et al., 2013)ut (oral). Selang ini disebut sebagai

selang orogastrik (orogastric tube/OGT) (A. et al., 2013)

NGT dan OGT digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi selang

orogastrik biasanya dipasang pada pasien yang tidak bisa menggunakan

selang nasogastrik, misalnya pasien dengan cedera pada hidung atau bayi
6

baru lahir yang perlu bernapas sepenuhnya dari hidung. Kondisi yang

Memerlukan Selang Nasogastrik Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan

selang nasogastrik adalah untuk pemberian nutrisi, yaitu pada:

 Pasien yang dalam kondisi koma

 Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran pencernaan

 Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)

 Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir

 Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya penderita

stroke atau disfagia (A. et al., 2013)

2.3. Patofisiologi Pemasangan NGT

Pemasangan nasogastric tube dapat menyebabkan rasa tidak nyaman,

namun seharusnya tidak menyebabkan rasa nyeri, kesulitan dalam bernafas,

batuk, tersedak, muntah atau luka pada kulit sekitar hidung. Jika ada tanda-

tanda ini, segera periksakan dengan Dokter selama di rumah sakit, jika pasien

ingin berpindah posisi atau keluar dari ranjang, minta bantuan dari perawat

agar nasogastric tube tidak tercabut atau pindah posisi (P. & C., 2017)

 Mencegah infeksi dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah

memegang nasogastric tube dan memberikan makanan atau obat

 Cara dan waktu untuk memeriksa posisi nasogastric tube

 Cara infeksi seperti parotitis akibat keringnya mukosa oral mulut


7

 Pasien yang terpasang nasogastric tube sering kali bernafas melalui

mulut sehingga mukosa oral menjadi kering. Untuk itu, higienitas dan

kelembaban rongga mulut dan gigi perlu dijaga dengan menggosok

gigi setidaknya 2 kali sehari dan basahi rongga mulut secara berkala.

 memberikan makanan, cairan dan/atau obat melalui nasogastric tube

 Perhatikan adanya tanda-tanda waspada:

 Nyeri saat diberikan makan atau obat melalui nasogastric tube

 Adanya perdarahan

 Keluarnya cairan lambung

 Segera hentikan pemberian makan atau obat, dan segera konsultasikan

dengan dokter jika terdapat salah satu dari tanda waspada tersebut

 Risiko (P. & C., 2017)

2.4. Tanda dan gejala

2.4.1. Mengalami cedera leher atau wajah

Pasien yang mengalami cedera leher atau wajah cenderung

mengalami kesulitan untuk menggerakkan mulut, mengunyah hingga

menelan. Untuk menyiasati kondisi tersebut, pemasangan NGT dilakukan,

agar asupan makanan, minuman dan obat yang diperlukan pasien tetap

terjaga.Bagaimana pun juga, asupan makanan, minuman dan obat harus

tetap mengalir ke tubuh pasien, sekali pun ia mengalami kesulitan

menelan, agar proses penyembuhan kian cepat (Kresnawati, 2015)


8

2.4.2. Kesulitan bernapas

Pasien yang mengalami kesulitan bernapas dan membutuhkan

bantuan alat bantu napas atau ventilator untuk menyuplai oksigen ke

dalam paru-paru juga membutuhkan pemasangan NGT. Selang ini

diperlukan untuk memastikan asupan makanan, minuman dan obat tetap

dipenuhi (Kresnawati, 2015)

2.4.3. Gangguan usus

Pasien yang mengalami gangguan fungsi usus seperti penyumbatan

usus, membutuhkan pemasangan NGT. Dengan demikian, suplai

kebutuhan makanan, minuman dan obat mereka tetap terpenuhi.Sebab,

pasien yang menderita gangguan fungsi usus, mengalami kesulitan untuk

mencerna makanan bertekstur. Oleh karena itu, pemasangan NGT

dilakukan untuk menyuplai makanan dan minuman agar mudah dicerna

(Kresnawati, 2015)

2.4.4. Koma

Pasien yang mengalami koma dan tak sadarkan diri juga

membutuhkan pemasangan NGT. Sebab dalam kondisi tak sadarkan diri

tersebut, tentu saja sulit untuk tetap memenuhi kebutuhan asupan bagi

tubuh tanpa bantuan selang ini (Kresnawati, 2015)


9

2.4.5. Overdosis obat terlarang

Pasien yang mengalami overdosis akibat penyalahgunaan obat-

obatan terlarang maupun zat berbahaya lainnya juga membutuhkan

pemasangan NGT.Tak hanya untuk menyuplai makanan dan minuman,

pemasangan NGT pada pasien dengan kondisi overdosis obat maupun

keracunan karena berfungsi untuk menyerap zat berbahaya (Kleive et al.,

2019)

2.5. Diagnosis Pemasangan NGT

a) Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan

b) Keracunan makanan minuman

c) Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT

d) Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung

e) Gangguan pemenuhan nutrisi ; kurang dari kebutuhan

f) Gangguan rasa nyaman ; mual dan muntah

g) Kurang pengetahuan (Kresnawati, 2015)

2.6. Penatalaksanaan Pemasangan NGT

Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak

melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen

berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan

pemasukan cairan ke dalam lambung (Kleive et al., 2019)


10

Pelaksana harus seorang professional kesehatan yang berkompeten

dalam prosedur dan praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan

ketrampilan dibutuhkan untuk melakukan procedure dengan aman adalah :

a) Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas dan system

pernafasan.

b) Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan

penatalaksanaan NGT. Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya :

perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat mambuat sulitnya pemasangan

NGT tersebut (Kresnawati, 2015)

a. Kegunaan :

 Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal

 Memungkinkan evakuasi isi lambung

 Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung (Kresnawati, 2015)

b. Perhatian :

 Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )

 Kesadaran dan riwayat MCI

 Refleks Vagal

 Perdarahan karena prosedur yang agresif

 Selang NGT masuk ke Trakea

 Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang

prosedur dan tujuan tindakan.


11

 Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan

yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani

informed consent (Kresnawati, 2015)

c. Persiapan Alat :

 Selang nasogastrik sesuai ukuran  (ukuran 14-18 fr)

 Pelumas/ jelly

 Spuit berujung kateter 50 ml

 Stetoskop

 Lampu senter/ pen light

 Klem

 Handuk kecil

 Tissue

 Spatel lidah

 Sarung tangan dispossible

 Plester

 Nierbekken

 Bak instrumen (Kresnawati, 2015)

d. Pelaksanaan

 Cuci tangan dan atur peralatan.

 Jelaskan prosedur pada pasien.


12

 Bantu pasien untuk posisi Fowler.

 Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan

kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).

 Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui

satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang

hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue

lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dan lain-lain.

 Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.

 Persiapkan tissue dalam jangkauan.

 Gunakan sarung tangan.

 Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan

plester.

Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan

ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun

telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan

plester kecil.

 Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang

hidung yang paling bersih.

 Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien

menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.

 Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring,

instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.


13

 Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan

lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang

menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-

langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam.

 Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,

hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka

mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase

lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke

selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop

jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.

 Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2

inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang

hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester

lilitan mengitari slang.

 Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet

dapat Digunakan untuk memfiksasi selang (Kresnawati, 2015)


14
BAB III
TINJUAN KASUS

MANAJEMEN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN


KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
Pemasangan NGT (Nasogratrik Tube) pada Ny. K umur 68 tahun
Di PMB Veronika Sinaga

Tanggal Masuk : Rabu, 12 Januari 2021 Jam : 13.08 WIB


Tanggal Pengkajian : Rabu, 12 Januari 2021 Jam : 13.08 WIB
No. Rekam Medik :

SUBJEKTIF
1. Identitas/ Biodata

Nama : Ny. “K”


Umur : 68 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Batu Besar
No. Telp : 0813 6332 ****

2. Keluhan Utama
Anak dari Ny. K mengatakan Ny. K sudah tidak bisa lagi menelan makanan
dan dalam keadaan lemah serta tidur terus menerus.

15
16

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Ibu:


pihak keluarga mengatakan Ny. K mempunyai riwayat Hipertensi, Diabetes
dan insomnia.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga:

pihak kelaurga mengatakan ada pihak keluarga lainnya ang mempunyai


riwayat hiprtensi.

OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : tertidur lemas


Kesadaran : semi-coma

2. Tanda - Tanda Vital

Tekanan darah : 170/120 mmHg


Nadi : 65 x/i
Respirasi : 16 x/i
Suhu : 37.8o C

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, rambut hitam dan tidak berketombe, tidak ada
benjolan, dan tidak ada nyeri tekan
Muka : simetris, pucat, tidak ada oedema dan tidak ada nyeri
tekan
Mata : bentuk oval, simetris, konjugtiva tidak enemis, sklere
tidak ikterik, mata terus terpejam
Hidung : simetris, tidak ada polip, bersih, tidak ada infeksi, tidak
ada serumen dan tidak ada benjolan
17

Mulut : simetris, bibir kering, gigi tidak ada caries, gusi tidak
berdarah, dan lidah bersih
Telinga : Simetris, pedengaran tidak terlalu baik, tidak ada serumen
dan bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan
vena juguralis
Dada : tidak dilakukan
Mammae : tidak dilakukan
Abdomen : tidak dilakukan
Kandung Kemih : tidak dilakukan
Genetalia Luar : tidak dilakukan
Periksa Dalam : tidak dilakukan
Anus : tidak dilakukan
Ekstremitas
- Atas : simetris, gerakan tidak aktif, tidak ada oedema
Bawah : simetris, gerakan tidak aktif, dan ada oedema

ANALISIS

Ny. K umur 68 Tahun dengan Hipertensi dan tidak bisa makan sendiri maupun
dibantu orang lain

PENATALAKSANAAN

1. Melaporkan pada pihak keluarga tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan

Tekanan darah : 170/120 mmHg


Nadi : 65 x/i
Respirasi : 16 x/i
Suhu : 37.8o C
18

2. Melakukan komunikasi dan meminta persetujuan pihak keluarga untuk


menyetujui dilakukannya pemasangan NGT kepada Ny. K
Pihak keluarga telah menyetujui dipasangkannya NGT
3. Melakukan persiapan alat, dan melakukan proses pemasangan kepada Ny.
K dan sambil melakukan komunikasi kepada Ny. K dan pihak keluarga
Pihak keluarga merespon baik
4. Melakukan penjelasan tentang selang makan yang harus dijaga
kesterilannya dan cara memasukkan makanan car kedalam selang makan
tersebut menggunakan spuit.
Pihak keluarga memahami penjelasan yang dilakukan oleh bidan
5. Menjelaskan kepada pihak keluarga bahwasanya pemakaian NGT ini
paling lama adalah 2 minggu, setelah itu selang harus diganti untuk menjaga
kebersihan dan kenyamanan pasien.
Pihak keluarga mengerti dengan penjelasan bidan.
19
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan
 

melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan


nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk
mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat
digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

4.2. saran

Sebaiknya dalam pemasangan NGT dilakukan dengan cara yang benar

sesuai dengan prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa

dipertanggungjawabkan. Agar Proses pemberian nutrisi terlaksana dengan

baik.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

A., V., S., D., M., B., G., V., T., G., M.S., M., … D., C. (2013). Use of artificial
nutrition in a Tuscan ASL. Appropriateness of prescription and interruption.
Italian Journal of Medicine.
Drks. (2017). Comparison of the influence of olfactory stimulation with vanilla,
breast milk or formula odor on the nasogastric tube weaning of preterm and
term born infants. Http://Www.Who.Int/Trialsearch/Trial2.Aspx?
TrialID=DRKS00013093.
Kleive, D., Sahakyan, M. A., Labori, K. J., & Lassen, K. (2019). Nasogastric
Tube on Demand is Rarely Necessary After Pancreatoduodenectomy Within
an Enhanced Recovery Pathway. World Journal of Surgery.
https://doi.org/10.1007/s00268-019-05045-4
Kresnawati, D. (2015). Komplikasi Pemasangan Pipa Naso Gastrik Dan
Penangannya. Journal Kedokteran Universitas Udayana.
P., K., & C., M. (2017). Nasogatric tube placements in stroke patients-The clinical
impact on stroke patients due to change in nasogastric tube placement
policies. Cerebrovascular Diseases.
Wallad, C. K., Santoso, J., & Adi, K. (2016). THE EFFICACY OF
NASOGASTRIC TUBE IN A LARGE BLOOD CLOT EVACUATION
DURING CYSTOSCOPY. Indonesian Journal of Urology.
https://doi.org/10.32421/juri.v23i2.224
Lampiran 1
LEMBAR KONSULTASI
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PEMASANGAN NGT
(NASOGATRIC TUBE) PADA NY.K DI PMB VERONIKA SINAGA, SST
BATU BESAR, KOTA BATAM
2021

Nama Mahasiswa : Alda Laras Terda


NIM : 00219006
Semester : III (Tiga)
Program Studi : DIII Kebidanan
Pembimbing Institusi: Netty Herawaty Purba, SST.M.Keb
Tempat Praktik : PMB Veronika Sinaga,SST

Paraf
No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi
Pembimbing

1 Rabu, 23 Desember 2020 Konsultasi BAB I

2 Kamis, 24 Desember 2020 Konsultasi BAB II

3 Rabu, 06 Januari 2021 Konsultasi BAB III

4 Senin, 11 Januari 2021 Konsultasi BAB IV

Pembimbing Akademik

(Netty Herawaty Purba, SST.M.Keb)


NIDN. 0121098601
Lampiran 2
LEMBAR KONSULTASI
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PEMASANGAN NGT
(NASOGATRIC TUBE) PADA NY.K DI PMB VERONIKA SINAGA, SST
BATU BESAR, KOTA BATAM
2021

Nama : Alda Laras Terda


Nim : 00219006
Semester : III (Tiga)
Program Studi : DIII Kebidanan
Pembimbing lahan : Veronika Sinaga SST
Tempat Praktik : PMB Veronika Sinaga

No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Paraf Pembimbing


1 kamis, 24/12/2020 Mengecek hasil SOAP dan

ADL, memberitahukan cara

yang benar dalam pengisian

SOAP

Pembimbing Lahan

(Veronika Sinaga SST)

Anda mungkin juga menyukai