Saat pertama aplikasi klinis, kegiatan atau tindakan masih belum dilakukan. Saya
hanya melakukan observasi. Waktu itu ada keluarga pasien yang melapor bahwa cairan
infusnya tidak jalan atau macet kemudian oleh perawat infus di benarkan dengan cara
menggulung atau melilitkan selang infus ke tangan kemudian infus tersebut kembali
normal. Setelah dari pasien dan kembali ke ruangan saya bertanya kepada perawatnya
apakah memang cara membenarkan infus yang macet dengan cara menggulung selang
infusnya. Setelah saya mengerti cara membenarkannya saya mendapatkan kesempatan
mencoba untuk membenarkan infus yang macet dengan cara menggulung selang
infusnya, saya mencoba membenarkannya namun sebentar bisa kemudian macet lagi
dari situ saya berhasil walaupun dengan waktu yang lumayan lama sekitar 5 menit.
Setelah pergantian shift dan kembali ke kos an saya mencari artikel tentang cara-cara
membenarkan cairan infus yang macet disitu saya menemukan bahwa cara
membenarkan infus yang macet ada beberapa cara yaitu Salah satu cara mengatasi infus
macet adalah dengan spooling, yaitu dengan menyuntikan cairan steril. Tujuannya
adalah untuk melancarkan kembali aliran infus yang sempat macet karena bekuan darah.
Prosedur ini tentu aman dilakukan. Selain spooling, teknik lain untuk melancarkan infus
antara lain:
Setelah mengobservasi pemberian obat injeksi melalui bolus oleh perawat saya
mencoba melakukan injeksi ke beberapa pasien, disini cara yang digunakan oleh
masing-masing perawat berbeda. Perawat A melakukan injeksi ke bolus secara langsung
tanpa mensterilkan daerah sekitar /karet dengan alcohol swap dan tanpa menghentikan
aliran cairan infus dan menggunakan handscon. Kemudian perawat B tidak jauh berbeda
dengan perawat A, bedanya hanya perawat B mensterilkan daerah injeksi menggunakan
alcohol swap namun tidak memakai handscon. Menurut sumber dan catatan kuliah saya
cara injeksi iv melalui selang infus yaitu :
Untuk tahapan kerja yang dilakukan oleh perawat sudah sesuai namun disini yang perlu
diperhatikan adalah kesterilan dan juga keselamatan kesehatan kerja (K3) bagi perawat
dan juga pasien .
Sumber :
W Atropurpurea.2017. Sop Injeksi Intravena Melalui Selang Infus
https://www.katapena.info/2017/02/sop-injeksi-intravena-melalui-selang.html
Catatan Kuliah. 2016. Pengkajian Fisik
Hari pertama masuk shift malam, saya melakukan injeksi IV melalui selang infus.
Setelah melakukan tindakan saya melepas handscon dan membuangnya ditempat
sampah yang ada disebelah ruang perawatan B, sebelum saya membuangnya, saya
melihat ada handscon yang sudah dibuang ditempat sampah yang berwarna kuning
tersebut sehingga saya pun membuangnya disitu. Lalu setelah itu saya masuk ke
ruangan dan ditegur oleh perawat ruangan dan disuruh mengambil handscon yang saya
buang ditempat sampah tersebut dan membuangnya ke tempat sampah non medis
1. Limbah tajam : materi padat yang dapat menyebabkan luka iris atau tusuk.
Contoh : Jarum spuit, pisau bedah, infus set
2. Limbah infeksius : Limbah yang diduga mengandung patogen.
3. Contoh : Limbah hasil operasi, alat atau materi lain yang tersentuh orang sakit
4. Limbah Patologis : Limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia. Contoh :
Janin, darah, organ tubuh
5. Limbah Farmasi : Limbah yang mengandung bahan farmasi. Contoh : tumpahn
obat, obat kadaluwarsa
6. Limbah Kimia : Limbah yang mengandung zat kimia. Contoh : Formaldehid,
Solven
7. Limbah Kemasan Bertekanan : Limbah medis yang berasal dari kegiatan di
Instansi kesehatan yang memerlukan gas. Contoh : kaleng aerosol
8. Limbah Logam berat : Limbah medis yang mengandung logam berat dan
biasanya sangat toksik. Contoh : Limbah merkuri yang berasal dari kebocoran
peralatan kedokteran.
Sumber :