Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

HUKNAH/ENEMA

Dosen Pembimbing :
Ns. Nury Sukraeny, S.Kep., MNS

Disusun Oleh :
Rohmatul Fitri (G0A021104)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
PENGERTIAN
Huknah/enema adalah suatu tindakan memasukan cairan secara pelahan - lahan ke dalam rektumdan
kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan kanul rektal. Terdapt tiga jenis anema : enema
rendah, enema tinggi, dan enema gliserin. Enema rendah adalah memasukan cairan melalui anus
sampai ke kolon esenden. Enema gliserin adala memasukan cairan melalui anus ke dalam kolon
sigmoid dengan menggunakan spuit gliserin.
TUJUAN
1. Merangsang peristaltik usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi dan impaksi
2. Membersihkan kolon untuk persipan operasi atu peeriksaa dianostic
3. Melunakan feses yang telah mengeras atau mengosongkan rectum dan kolon bawah untuk
prosedur diagnosis atau pembedahan
4. Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari program latihan defekasi
5. Memberikan terapi seperti : mengurangi kaa kalium yang tinggi dengan enema Natrium
Polystyrene Sulfonate (Kayexalate) dan mengurangi bkteri koln dengan anema Neomycin.
INDIKASI
1. Pada pasien yang mengalami konstipasi
2. Pada pasien yang mengalami impaksi
3. Pemeriksaan radiologi seperti kolonoskopi membutuhkan pengosongan usus supaya hasil
pembacaan yang diperoleh maksimal
4. Anastesia umum (GA) dalam pembedahan bisa diberikan melalui enema dengan tujuan untuk
mengurangi efek muntah selama dan setelah oprasi, juga mencegah terjadinya aspirasi
KONTRAINDIKASI
1. Pasien yang mengalami dehidrasi dan bayi yang masih muda, bila diberikan enemadengan
tipe larutan hipertonik
2. Keadaan patologi klinis pada rektum dan kolon seperti hemoroid bagian dalam atau
hemoroid besar
3. Tumor rektum dan kolon
4. Pasien dengan penggunaan fungsi jantung atau gagal ginjal
5. Pasien post operasi
BAHAN & ALAT
1. 1 set enema berisi :
a. Wadah untuk tempat larutan
b. Pipa untuk menghubungkan wadah ke selang rektum
c. Klem untuk menjepit pipa, untuk mengontrol aliran larutan ke pasien
d. Kanul rektal ukuran: 22 - 30 G Fr (dewasa), 12 - 18 G Fr (anak) atau paket enema
dengan rektal tip
e. Pelumas yang digunakan untuk rectal tube sebelum dimasukkan
f. Termometer untuk mengukur
g. Sabun/jelly/garam
h. Sejumlah larutan yang dibutuhkan dengan suhu yang tepat. Larutan ditempatkan
diwadahnya, diperiksa suhunya, kemudian ditambahkan sabun / garam
2. Selimut mandi untuk menutupi klien
3. Perlak agar tempat tidur tidak basah
4. Kertas toilet
5. Baskom, waslap dan handuk serta sabun
6. Bedpan
PROSEDUR PELAKSANAAN
Fase Prainteraksi
- Siap pasien
- Siap alat
- Siap diri
- Membaca RM pasien
Fase Orientasi
- Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
- Validasi pasien
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
- Kontrak waktu
- Menanyakan kesediaan dan kesiapan pasien
Fase Kerja
- Mencuci tangan
- Memakai handscoon bersih
- Memasang sampiran, menjaga privasi klien
- Mempersiapkan klien dan peralatan
- Berikan posisi yang nyaman : tinggikan tempat tidur yang sesuai dengan pengaman tempat
tidur pada sisi yang berlawanan, atur posisi klien : miring ke kiri atau posisi Sim’s dengan
lutut kanan fleksi
- Pasang perlak dan alasnya serta dekatkan bedpen
- Pasang sarung tangan, siapkan set enema, lumasi ujung kanul dengan jelly7,5-10 cm.
- Tentukan letak anus dengan tangan non-dominan.
- Masukkan ujung kanul perlahan-lahan 7,5-10 cm (dewasa); 5-7,5 cm (anak);2,5-3,75 cm
(anak). Anjurkan klien rileks & napas dalam.
- Alirkan cairan enema dengan buka klem dan tinggikan kontainer perlahan:30-45 cm (high
enema) dan 7,5 cm (low enema).
- Bila sudah selesai, tarik kanul perlahan.
- Anjurkan klien menahan 5-10 menit atau sesuai kemampuan klien (untukanak, rapatkan
gluteus beberapa menit).
- Bantu klien defekasi dan bersihkan.
- Rapikan klien dan beri posisi nyaman.
- Kumpulkan dan bersihkan alat-alat.
- Cuci tangan.

Prosedur Huknah Gliserin:


- Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
- Pasang sampiran
- Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur
- Lepaskan pakaian bagian bawah.
- Atur posisi klien:
- Dewasa: miring ke kiri dengan lutut kanan fleksi
- Bayi dan anak: rekumben dorsal di bawahnya diberi pispot
- Pasang alas dan perlaknya
- Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa kehangatankemudian tuangkan ke
mangkok kecil
- Isi spuit gliserin 10-20 cc dan keluarkan udara
- Setelah pasien berada pada posisi miring, tangan kiri dan tangan kananmendorong bokong ke
atas sambil memasukkan spuit perlahan-lahan hinggake rectum, lalu pasang bengkok
- Masukkan spuit gliserin 7-10cm untuk orang dewasa dan 5-7,5 cm untukanak serta 2,5-3,75
cm untuk bayi
- Masukkan gliserin perlahan-lahan sambil menganjurkan pasien untukmenarik napas panjang
dan dalam
- Cabut spuit dan letakkan dalam bengkok
- Bantu pasien BAB
- Bantu pasien ke toilet untuk pasien yang bias ke toilet
- Untuk pasien dengan keadaan umum yang lemah dan tirah baring, pasang pispot
- Ambil pispot
- Bersihkan daerah perianal pada pasien yang buang air besar pada pispot.
- Bersihkan dengan tisu
- Ambil waslap dan bersihkan dengan air sabun pada daerah perianal
- Bilas dengan air bersih
- Keringkan dengan handuk
- Tarik alas dan perlak
- Ganti selimut mandi dan selimut tidur
- Bantu pasien mengenakan pakaian bawah
- Buka sampiran
- Rapikan alat kemudian cuci tangan
- Dokumentasikan warna dan konsistensi feses, adanya distensi abdomen
TAHAP TERMINASI
- Melepaskan sarung tangan steril
- Mencuci tangan
- Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan dan menyampaikan hasil pada pasien.
Tanyakan yang klien rasakan
- Sampaikan rencanan tindak lanjut
- Merapikan pasien
- Berpamitan dengan pasien dan mendoakan pasien
- Membereskan dan kebalikan alat ketempat semula
- Dokumentasikan tindakan

Hal yang perlu diperhatikan


a. Jumlah cairan enema yang diberikan tergantung macam enema, tujuan enema,usia dan
kemampuan klien.
b. Enema diberikan pada suhu cukup hangat 40,5-43
c. C (dewasa), 37 C (anak).
d. Frekuensi enema yang terlalu sering dapat merusak reflek defekasi normal.
e. Cairan sabun yang terlalu banyak dapat mengiritasi mukosa kolon.
f. Lumasi ujung kanul rektal untuk memudahkan pemasukannya danmengurangi iritasi pada
mukosa rektum

Anda mungkin juga menyukai