DIRI
Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Mellynda Fannia R (G0A021100)
2. Rhisma Maulita N C (G0A021101)
3. Siti Alyah Yanasiroh (G0A021102)
4. Sri Khayatiningsih (G0A021103)
5. Rohmatul Fitri (G0A021104)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah –
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pasien Defisit
Perawatan Diri”. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al – Qur’an dan
sunah untuk keselamatan umat di dunia.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan di dalam kebudayaan masyarakat banyak membawa
perubahan yang tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahan
situasi individu baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi
keseimbangan fisik, mental dan sosial. Individu yang sehat jiwa ini
meliputi menyadari kemampuan dirinya secara penuh. Mampu
menghadapi problem maupun situasi yang berat dan mampu berada
dengan orang lain (Keliat,dkk.2007).
Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya keperawatan diri akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan melakukan
aktifitas perawatan diri menurun. Pemeliharaan hygiene perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti
pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene klien.
Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat
dengan klien maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk
meningkatkan hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan
emosional klien. Oleh karena itu penulis membahas makalah ini untuk
mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji pasien dengan
gangguan perawatan diri.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan
Diri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi defisit perawatan diri.
b. Untuk mengetahui etiologi defisit perawatan diri.
4
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri.
d. Untuk mengetahui akibat dari defisit perawatan diri.
e. Untuk mengetahui proses keperawatan dalam menangani pasien
defisit perawatan diri.
C. METODE PENULISAN
Metode penyelesaian masalah pada penulisan makalah ini adalah
menggunakan referensi dari berbagai sumber seperti artikel ilmiah, jurnal,
dan buku – buku mengenai Defisit Perawatan Diri.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG MASALAH
b. TUJUAN PENULISAN
c. METODE PENULISAN
d. SISTEMATIKA PENULISAN
2. BAB II KONSEP DASAR
a. PENGERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
b. ETIOLOGI/ FAKTOR PREDISPOSISI DEFISIT PERAWATAN
DIRI
c. TANDA & GEJALA DEFISIT PERAWATAN DIRI
d. AKIBAT DARI DEFISIT PERAWATAN DIRI
e. PROSES KEPERAWATAN DALAM MENANGANI PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
1) PENGKAJIAN FOKUS
2) ANALISA DATA
3) DIAGNOSA KEPERAWATAN
4) RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
3. BAB III PENUTUP
a. KESIMPULAN
4. DAFTAR PUSTAKA
5
BAB II
KONSEP DASAR
Faktor prediposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
6
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
Faktor presipitasi
1. Mandi/hygiene
2. Berpakaian/berhias
3. Makan
4. BAB/BAK (toileting)
7
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,
dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
1) Badan bau
2) Pakaian kotor
3) Rambut dan kulit kotor
4) Kuku panjang dan kotor
5) Gigi kotor disertai mulut bau
6) penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri;
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang;
2) Kegiatan kurang;
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma;
4) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
8
E. PROSES KEPERAWATAN DALAM MENANGANI PASIEN
DEFISIT DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. PENGKAJIAN FOKUS
TGL MASUK :
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. E P
Umur : 40 tahun
Agama : Kristen katolik
Suku : Muyu - Merauke
Alamat : Jl. Nowari/aspel
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
No. RM :
Diagnose Medis : skinzofrenia
II. ALASAN MASUK
Klien dirujuk dari rumah sakit Merauke , suka main air dan sabun tiap
hari , telanjang sambil jalan
III. RIWAYAT PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Perubahan perilaku dialami pasien sejak 7 tahun yang lalu. Awal
gejala pasien gaduh gelisah, jalan telanjang, namun 2 tahun sebelum
masuk Rs jiwa pasien tenang namun keluhan yang ada : suka main
sendiri , mencuci barang-barang dan sampah , mandi denagan pintu
kamar mandi terbuka
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Riwayat Penyakit dahulu
Klien merupakan pasien lama di RS jiwa , klien pernah dirawat di
RS Bovendigoel melahirkan anak pertama disana
B. Riwayat Trauma
Pasien mengatakan tidak memiliki trauma kekerasan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
9
Pasien tampak tidak rapi , kuku panjang, pakaian kotor, pasien
tidak pernah ganti baju, mandi tidak menggunakan sabun
Masalah Keperawatan : DEFICIT PERAWATAN DIRI
2. Kesadaran
Compos mentis
3. Orientasi
Waktu : pasien dapat membedakan siang dan malam
Tempat : pasien dapat menyebutkan tempat dia berada yaitu di RS
jiwa
Orang : pasien dapat membedakan mana perawat , dokter , pasien.
Masalah keperawat : tidak ditemukan
4. Pembiacaraan
Pasien berbicara dengan jelas, tapi sering kali menjawab apa yang
ditanyakan tidak sesuai.
5. Aktivitas motorik / psikomotor
Pasien tampak tidak tenang , selalu ingin pulang, sedikit kurang
bersemangat, tidak ada aktivitas yang dilakukan di ruangan hanya
mondar-mandir
6. Afek / Emosi
Pasien saat diceritakan cerita lucu pasien tampak ketawa
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
7. Persepsi – sensorik
Halusinasi penglihatan
- Pasien mengatakan sering melihat ada yang ingin menabrak
dirinya dengan motor , pasien melihatnya pada malam hari,
saat melihatnya pasien merasa takut
8. Proses piker
- Arus pikir
Pasien sampai pada tujuan pembicaraan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
- Isi pikir
Pasien tidak memiliki obsesi atau phobia atau curiga terhadap
sesuatu
Masalah keperawatan : tidak di temukan
- Bentuk pikir
Realistis
10
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
10. Memori
Memori jangka panjang : pasien masih mengingat bahwa dia hanya
tamatan SD
Memori jangka pendek : pasien masih mengingat lauk yang
kemarin dia makan yaitu ikan
Masalah keperawatan ; tidak ditemukan
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat ditanya 5+5 = 10 (pasien menjawaban dengan benar) , 5+3 = 8
(pasien menjawaban dengan benar) , 7-2 = 5 (pasien menjawaban
dengan benar) , pasien bisa menyebutkan 10-1 dan 1-10 dengan
baik .
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
12. Kemampuan penilaian
Pasien bisa membedakan rasa manis pada gula-gula , dan rasa
pedis pada sambal
13. Daya tilik / insight
Pasien mengatakan bahwa dia tidak sakit dan mau pulang
Masalah keperawatan : harga diri rendah
11
Keterangan
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal :
Pasien :
Tinggal bersama :
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan dari semua anggota tubuhnya klien paling
suka rambut dan wajahnya
b. Identitas
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 40 tahun , sudah
menikah
c. Peran
Pasien berperan sebagai anak, istri, dan ibu dari anaknya
d. Ideal diri
Klien ingin cepat pulang bertemu dengan keluarga, sudah
merasa bosan berada di RSJ
e. Harga Diri
Selalu menunggu keluarga yang tidak pernah datag untuk
membawanya pulang, merasa tidak diperhatikan lagi, dapat
berkomunikasi dengan baik dengan perawat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti adalah anak pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakn tidak pernah melakukan atau mengikuti
kegiatan diluar rumah kecuali beribadah di gereja
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Jarang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keagamaan
Pasien mengatakn beragama kristen katolik
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakn sebelum sakit biasa mengikuti ibadah di
gereja
12
VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
Makan sendiri , makan berantakan, alat makan seperti gelas tidak
di bersihkan namun di tumpuk , Tidak mencuci tangan saat makan
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK sendiri
3. Mandi
Mandi 2 kali tetapi tidak memakai sabun, Setiap mandi baju dan
celana tidak pernah di ganti , Saat mandi klien jarang menggosok
gigi
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Berpakaian / Berhias
Pasien berpakain sendiri , berpakaian tidak rapi , Celana kotor ,
Rambut kotor ada ketombe , Rambut klien tidak di sisir dengan
rapi , Muka kasar, Klien tidak memotong kuku, kuku panjang dan
kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan susah tidur karena mati lampu dan merasa
badannya bengkak-bengkak.
Masalah Keperawatan : Gangguan Pola Tidur
6. Pengunanaan Obat
Pasien mengetahui jadwal minum obat dan mau minum obat tanpa
di paksa
7. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan selalu membersihkan halaman , memasak
8. Aktivitas di luar rumah
Pasien tidak bekerja , pasien mengatakan biasa pergi gereja
13
Ladomer 5mg 3 x 1
Ambroxol 3 x 1
2. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DS : Defisit perawatan Diri :
Klien mengatakan : Mandi , berdandan,
- Makan sendiri berpakaian
- Tidak mencuci tangan saat makan
- Mandi 2 kali tetapi tidak memakai
sabun,
- Setiap mandi baju dan celana tidak
pernah di ganti ,
- Saat mandi klien jarang menggosok
gigi
- Pasien berpakain sendiri ,
- Klien tidak memotong kuku
DO :
Klien tampak :
- Pasien tampak tidak rapi ,
- pakaian kotor
- makan berantakan
- alat makan seperti gelas tidak di
bersihkan namun di tumpuk
- berpakaian tidak rapi
- Celana kotor
- Rambut kotor ada ketombe
- Rambut klien tidak di sisir dengan
rapi ,
- Muka kasar
- kuku panjang dan kotor
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
14
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis dan
atau psikotik (D.0109)
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
- minat melakukan
15
perawatan diri meningkat Edukasi
- mempertahankan
kebersihan mulut
meningkat
Edukasi
16
- anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
- latih pernyataan/
kemampuan positif diri
- latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
17
Edukasi
- anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
- anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
- anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain
- latih mengekspresikan
marah dengan tepat
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,kesehatan dan ,
kesejahteraanya apabila terjadi defisit perawataan diri maka akan menimpulkan
bebrapa masalahdiantaranya berdampak pada fisik misalnya gangguan integritas
kulit,gangguan membran mukosa mulut dan masih banyak lagi. Dan selain
dampak fisik juga bisa mempengaruhi psikososial karena akan mengganggu
kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan harga diri dan gangguan interaksi sosial.
Biasanya seseorang yang memiliki harga diri rendah maka akan timbul
masalah defisit perawatan diri yang akan menimblkan efek terjadinya resiko
tinggi isolasi sosial yang akan sangat berpengaruh terhadap dirinya. Maka sangat
penting dan sangat utama untuk segera diatasi dari akar defisit perawatan diri
tersebut dengan dukungan mengatasi harga diri rendah dan resiko tinggi isolasi
sosial yang diharapkan ketika seseorang mulai tumbuh lagi betapa pentingnya
harga diri makan akan menyadarkan untuk melakukan perawatan diri dan peduli
akan dirinya baik fisik maupun psikisnya sehingga tidak akan terjadi risiko tinggi
isolasi sosial atau isolasi sosial akan menurun.
B. SARAN
1. Bagi pasien
2. Bagi perawat
Diharapkan bagi perawat ketika datang pasien dengan keluhan yang sams
bisa ditingkatkan lagi dalam mendampingi pasien
3. Bagi penulis
Penulis berharap akan lebih baik lagi dalam mencantumkan masalah masalah
yang dihadapi pasien sehingga diperoleh dat ayang lengkap dan dapat
bermanfaat
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Makalah Askep Defisit Perawatan Diri. Makalah Askep Defisit
Perawatan Diri - Jurnalis Keperawatan (jurnalis-perawat.blogspot.com).
diakses pada tanggal 24 September 2022 pukul 20.00 WIB.
Leni Indi Astuti.2019. Gambaran Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Dengan
Skizofrenia Di Wisma Sadewarsj Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=0156a7bc538421a0JmltdHM9MTY2Mzk3NzYwMCZpZ3VpZD0
wYzU4NTE3YS02MzE0LTZlN2EtMWM4My01ZWMzNjJiODZmOT
UmaW5zaWQ9NTMwNg&ptn=3&hsh=3&fclid=0c58517a-6314-6e7a-
1c83-
5ec362b86f95&u=a1aHR0cDovL3JlcG9zaXRvcnkuYWtwZXJ5a3lqb2d
qYS5hYy5pZC84OC8xL0dBTUJBUkFOJTIwREVGSVNJVCUyMFBF
UkFXQVRBTiUyMERJUkklMjBQQURBJTIwUEFTSUVOJTIwREVO
R0FOJTIwU0tJWk9GUkVOSUElMjBESSUyMFdJU01BJTIwU0FERV
dBUlNKJTIwR1JIQVNJQSUyMERBRVJBSCUyMElTVElNRVdBWU
9HWUFLQVJUQS5wZGY&ntb=1 . diakses pada tanggan 24
September 2022 pukul 21.30 WIB.
21