Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEFISIT PERAWATAN

DIRI

Dosen Pengampu : Dr. MF Mubin, M.Kep., Sp.Kep.

Disusun oleh :

Kelompok 9
1. Mellynda Fannia R (G0A021100)
2. Rhisma Maulita N C (G0A021101)
3. Siti Alyah Yanasiroh (G0A021102)
4. Sri Khayatiningsih (G0A021103)
5. Rohmatul Fitri (G0A021104)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah –
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pasien Defisit
Perawatan Diri”. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al – Qur’an dan
sunah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Keperawatan


Jiwa di program studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan pada Universitas Muhammadiyah Semarang. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Dr. MF Mubin,
M.Kep., Sp.Kep.J. selaku dosen pembimbing mata kuliah KMB Keperawatan dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran serta materi
selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 25 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan di dalam kebudayaan masyarakat banyak membawa
perubahan yang tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahan
situasi individu baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi
keseimbangan fisik, mental dan sosial. Individu yang sehat jiwa ini
meliputi menyadari kemampuan dirinya secara penuh. Mampu
menghadapi problem maupun situasi yang berat dan mampu berada
dengan orang lain (Keliat,dkk.2007).
Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya keperawatan diri akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan melakukan
aktifitas perawatan diri menurun. Pemeliharaan hygiene perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti
pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene klien.
Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat
dengan klien maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk
meningkatkan hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan
emosional klien. Oleh karena itu penulis membahas makalah ini untuk
mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji pasien dengan
gangguan perawatan diri.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan
Diri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi defisit perawatan diri.
b. Untuk mengetahui etiologi defisit perawatan diri.

4
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri.
d. Untuk mengetahui akibat dari defisit perawatan diri.
e. Untuk mengetahui proses keperawatan dalam menangani pasien
defisit perawatan diri.
C. METODE PENULISAN
Metode penyelesaian masalah pada penulisan makalah ini adalah
menggunakan referensi dari berbagai sumber seperti artikel ilmiah, jurnal,
dan buku – buku mengenai Defisit Perawatan Diri.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG MASALAH
b. TUJUAN PENULISAN
c. METODE PENULISAN
d. SISTEMATIKA PENULISAN
2. BAB II KONSEP DASAR
a. PENGERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
b. ETIOLOGI/ FAKTOR PREDISPOSISI DEFISIT PERAWATAN
DIRI
c. TANDA & GEJALA DEFISIT PERAWATAN DIRI
d. AKIBAT DARI DEFISIT PERAWATAN DIRI
e. PROSES KEPERAWATAN DALAM MENANGANI PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
1) PENGKAJIAN FOKUS
2) ANALISA DATA
3) DIAGNOSA KEPERAWATAN
4) RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
3. BAB III PENUTUP
a. KESIMPULAN
4. DAFTAR PUSTAKA

5
BAB II
KONSEP DASAR

A. PENFERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


Defisit perawatan diri adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau
gambaran. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pelaksanaan standar asuhan
keperawatan difisit perawatan diri akan mempengaruhi kemampuan kognitif dan
psikomotor pasien dalam merawat diri. Kemudian pengertian defisit perawatan
diri dari sumber lainnya yaitu sebagai berikut :

 Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang


mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
 Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang tidak
mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri (SDKI,
2017). Menurut Casto (2010) defisit perawatan diri adalah gangguan
persepsi tentang suatu objek atau gambaran.
 Sedangkan menurut Thomas (2012) defisit perawatan diri merupakan
salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan
jiwa.

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pelaksanaan standar asuhan keperawatan


deficit perawatan diri akan mempengaruhi kemampuan kognitif dan psikomotor
pasien dalam merawat diri.

B. ETIOLOGI / FAKTOR PREDISPOSISI DARI DEFISIT


PERAWATAN DIRI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab
kurang perawatan diri adalah:

 Faktor prediposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.

6
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

 Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah


kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

C. TANDA DAN GEJALA DEFISIT PERAWATAN DIRI


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009)
adalah sebagai berikut:

1. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,


memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.

2. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan


pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan
mengenakan sepatu.

3. Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,


mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman.

4. BAB/BAK (toileting)

7
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,
dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:

a. Fisik
1) Badan bau
2) Pakaian kotor
3) Rambut dan kulit kotor
4) Kuku panjang dan kotor
5) Gigi kotor disertai mulut bau
6) penampilan tidak rapi.

b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri;
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang;
2) Kegiatan kurang;
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma;
4) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

D. AKIBAT DARI DEFISIT PERAWATAN DIRI


a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kenutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

8
E. PROSES KEPERAWATAN DALAM MENANGANI PASIEN
DEFISIT DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. PENGKAJIAN FOKUS

RUANG RAWAT : KRONIS WANITA

TGL MASUK :

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. E P
Umur : 40 tahun
Agama : Kristen katolik
Suku : Muyu - Merauke
Alamat : Jl. Nowari/aspel
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
No. RM :
Diagnose Medis : skinzofrenia
II. ALASAN MASUK
Klien dirujuk dari rumah sakit Merauke , suka main air dan sabun tiap
hari , telanjang sambil jalan
III. RIWAYAT PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Perubahan perilaku dialami pasien sejak 7 tahun yang lalu. Awal
gejala pasien gaduh gelisah, jalan telanjang, namun 2 tahun sebelum
masuk Rs jiwa pasien tenang namun keluhan yang ada : suka main
sendiri , mencuci barang-barang dan sampah , mandi denagan pintu
kamar mandi terbuka
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Riwayat Penyakit dahulu
Klien merupakan pasien lama di RS jiwa , klien pernah dirawat di
RS Bovendigoel melahirkan anak pertama disana
B. Riwayat Trauma
Pasien mengatakan tidak memiliki trauma kekerasan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan

9
Pasien tampak tidak rapi , kuku panjang, pakaian kotor, pasien
tidak pernah ganti baju, mandi tidak menggunakan sabun
Masalah Keperawatan : DEFICIT PERAWATAN DIRI
2. Kesadaran
Compos mentis
3. Orientasi
Waktu : pasien dapat membedakan siang dan malam
Tempat : pasien dapat menyebutkan tempat dia berada yaitu di RS
jiwa
Orang : pasien dapat membedakan mana perawat , dokter , pasien.
Masalah keperawat : tidak ditemukan
4. Pembiacaraan
Pasien berbicara dengan jelas, tapi sering kali menjawab apa yang
ditanyakan tidak sesuai.
5. Aktivitas motorik / psikomotor
Pasien tampak tidak tenang , selalu ingin pulang, sedikit kurang
bersemangat, tidak ada aktivitas yang dilakukan di ruangan hanya
mondar-mandir
6. Afek / Emosi
Pasien saat diceritakan cerita lucu pasien tampak ketawa
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
7. Persepsi – sensorik
Halusinasi penglihatan
- Pasien mengatakan sering melihat ada yang ingin menabrak
dirinya dengan motor , pasien melihatnya pada malam hari,
saat melihatnya pasien merasa takut

Masalah keperwatan : gangguan persepsi sensori halisunasi


penglihatan

8. Proses piker
- Arus pikir
Pasien sampai pada tujuan pembicaraan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
- Isi pikir
Pasien tidak memiliki obsesi atau phobia atau curiga terhadap
sesuatu
Masalah keperawatan : tidak di temukan
- Bentuk pikir
Realistis

9. Interaksi selama Wawancara


Pasien berinteraksi dengan baik , kontak mata ada tetapi hanya
sesekali, pasien berbicara jelas

10
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
10. Memori
Memori jangka panjang : pasien masih mengingat bahwa dia hanya
tamatan SD
Memori jangka pendek : pasien masih mengingat lauk yang
kemarin dia makan yaitu ikan
Masalah keperawatan ; tidak ditemukan
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat ditanya 5+5 = 10 (pasien menjawaban dengan benar) , 5+3 = 8
(pasien menjawaban dengan benar) , 7-2 = 5 (pasien menjawaban
dengan benar) , pasien bisa menyebutkan 10-1 dan 1-10 dengan
baik .
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
12. Kemampuan penilaian
Pasien bisa membedakan rasa manis pada gula-gula , dan rasa
pedis pada sambal
13. Daya tilik / insight
Pasien mengatakan bahwa dia tidak sakit dan mau pulang
Masalah keperawatan : harga diri rendah

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
- TD : 110/70 mmHg
- 75 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
- SB : 37 C
3. Ukur
- BB : 55 kg
- TB : 157 cm
4. Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak sedang sakit
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


1. Genogram

11
Keterangan

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal :

Pasien :

Tinggal bersama :

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan dari semua anggota tubuhnya klien paling
suka rambut dan wajahnya
b. Identitas
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 40 tahun , sudah
menikah
c. Peran
Pasien berperan sebagai anak, istri, dan ibu dari anaknya
d. Ideal diri
Klien ingin cepat pulang bertemu dengan keluarga, sudah
merasa bosan berada di RSJ
e. Harga Diri
Selalu menunggu keluarga yang tidak pernah datag untuk
membawanya pulang, merasa tidak diperhatikan lagi, dapat
berkomunikasi dengan baik dengan perawat
Masalah keperawatan : harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti adalah anak pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakn tidak pernah melakukan atau mengikuti
kegiatan diluar rumah kecuali beribadah di gereja
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Jarang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keagamaan
Pasien mengatakn beragama kristen katolik
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakn sebelum sakit biasa mengikuti ibadah di
gereja

12
VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
Makan sendiri , makan berantakan, alat makan seperti gelas tidak
di bersihkan namun di tumpuk , Tidak mencuci tangan saat makan
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK sendiri
3. Mandi
Mandi 2 kali tetapi tidak memakai sabun, Setiap mandi baju dan
celana tidak pernah di ganti , Saat mandi klien jarang menggosok
gigi
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Berpakaian / Berhias
Pasien berpakain sendiri , berpakaian tidak rapi , Celana kotor ,
Rambut kotor ada ketombe , Rambut klien tidak di sisir dengan
rapi , Muka kasar, Klien tidak memotong kuku, kuku panjang dan
kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan susah tidur karena mati lampu dan merasa
badannya bengkak-bengkak.
Masalah Keperawatan : Gangguan Pola Tidur
6. Pengunanaan Obat
Pasien mengetahui jadwal minum obat dan mau minum obat tanpa
di paksa
7. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan selalu membersihkan halaman , memasak
8. Aktivitas di luar rumah
Pasien tidak bekerja , pasien mengatakan biasa pergi gereja

IX. MEKANISME KOPING


Mekanisme koping adaptif yaitu dapat merapikan tempat tidur sendiri

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Pasien tidak memiliki masalah dengan lingkungan kelompok ,
berhubungan baik dengan lingkungan ruang kronik wanita ,
pendidikan terakhir SD, pasien tidak bekerja

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Pasien kurangmengetahui tentang penyakit jiw
XII. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skinzofrenia
Terapi :
 Resperdone 1 x 2
 Thihexiphenidyl 3 x 1

13
 Ladomer 5mg 3 x 1
 Ambroxol 3 x 1

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


 Gangguan defisit perawatan diri
 Gangguan persepsi sensori halusinasi
 Harga diri rendah
 Gangguan pola tidur

2. ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DS : Defisit perawatan Diri :
Klien mengatakan : Mandi , berdandan,
- Makan sendiri berpakaian
- Tidak mencuci tangan saat makan
- Mandi 2 kali tetapi tidak memakai
sabun,
- Setiap mandi baju dan celana tidak
pernah di ganti ,
- Saat mandi klien jarang menggosok
gigi
- Pasien berpakain sendiri ,
- Klien tidak memotong kuku

DO :
Klien tampak :
- Pasien tampak tidak rapi ,
- pakaian kotor
- makan berantakan
- alat makan seperti gelas tidak di
bersihkan namun di tumpuk
- berpakaian tidak rapi
- Celana kotor
- Rambut kotor ada ketombe
- Rambut klien tidak di sisir dengan
rapi ,
- Muka kasar
- kuku panjang dan kotor

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

14
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis dan
atau psikotik (D.0109)

2. Resiko harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan


psikiatrik (D.0101)

3. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya


personal misal disfungsi berduka,pengendalian diri buruk (D.0121)

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI TTD


DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN (SIKI)
(SLKI)

1 Defisit perawatan diri Tujuan : Dukungan perawatan diri


berhubungan dengan (I.11348)
gangguan psikologis Setelah dilakukan
dan atau psikotik tindakan keperawatan
(D.0109) selama 2x24 jam
diharapkan perawatan Observasi
diri meningkat (L.11103) - identifikasi kebutuhan alat

Tujuan khusus : bantu kebersihan


diri,berpakaian,berhias dan
Klien dapat membina makan
hubungan saling percaya
dengan perawat

Kriteria hasil : Terapeutik

- kemampuan mandi - sediakan lingkungan yang


meningkat terapeutik (suasana
hangat,rileks ,privasi )
- kemampuan
mengenakan pakaian - siapkan keperluan pribadi
meningkat (parfum sikat gigi,sabun
mandi)
- kemampuan makan
meningkat - fasilitasi
kemandirian ,bantu jika
- kemampuan ketoilet tidak mampu melakukan
meningkat (BAB/BAK) perawatan diri

- verbalisasi keinginan - jadwalkan rutinitas


melakukan perawatan perawatan diri
diri meningkat

- minat melakukan

15
perawatan diri meningkat Edukasi

-mempertahankan - anjurkan melakukan


kebersihan diri perawatan diri secara
meningkat konsisten sesuai kemampuan

- mempertahankan
kebersihan mulut
meningkat

2 Resiko harga diri Setelah dilakukan Promosi Harga Diri


rendah kronis tindakan keperawatan (I.09308)
berhubungan dengan selama 2x24 jam
gangguan psikiatrik diharapkan harga diri
(D.0101) meningkat (L.09069) Observasi
dengan kriteria hasil :
- monitor verbalisasi yang
- penilaian diri positif merendahkan diri sendiri
meningkat
- monitor tingkat harga diri
- perasaan memiliki setiap waktu,sesuai
kelebihan atau kebutuhan
kemampuan positif

- percaya diri berbicara


meningkat Terapeutik

- kemampuan membuat - motivasi terlibat dalam


keputusan meningkat verbalisasi positif untuk diri
sendiri
- perasaan bersalah
menurun - diskusikan pernyataan
tentang harga diri
- perasaan tidak mampu
melakukan apapun - diskusikan persepsi negatif
menurun diri

- meremehkan - diskusikan alasan


kemampuan mengatasi mengkritik diri atau rasa
masalah menurun bersalah

Edukasi

- jelaskan kepada keluarga


pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep
positif diri pasien

16
- anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki

- anjurkan membuka diri


terhadap kritik negatif

- latih peningkatan tanggung


jawab untuk diri sendiri

- latih pernyataan/
kemampuan positif diri

- latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi

3 Isolasi sosial Setelah dilakukan Promosi sosialisasi (I.13498)


berhubungan dengan tindakan keperawatan
ketidakadekuatan diharapkan keterlibatan
sumber daya personal sosial meningkat Observasi
misal disfungsi (L.13116) dengan
berduka,pengendalian kriteria hasil : - identivikasi kemampuan
diri buruk (D.0121) melakukan interaksi dengan
- minat interaksi orang lain
meningkat
- identifikasi hambatan
-minat terhadap aktivitas melakukan interaksi dengan
meningkat orang lain
- perilaku menarik diri
menurun
Terapeutik
- afek murung/sedih
menurun - motivasi meningkatkan
keterlibatan dalam suatu
-verbalisasi perasaan hubungan
berbeda dengan orang
lain menurun - motivasi berinteraksi di
luar lingkungan (jalan
jalan,ketoko buku)

- berikan umpan balik positif


dalam perawatan

- berikan umpan balik positif


pada setiap peningkatan
kemampuan

17
Edukasi

- anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap

- anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain

- anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain

- latih bermain peran untuk


meningkatkan keterampilan
komunikasi

- latih mengekspresikan
marah dengan tepat

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,kesehatan dan ,
kesejahteraanya apabila terjadi defisit perawataan diri maka akan menimpulkan
bebrapa masalahdiantaranya berdampak pada fisik misalnya gangguan integritas
kulit,gangguan membran mukosa mulut dan masih banyak lagi. Dan selain
dampak fisik juga bisa mempengaruhi psikososial karena akan mengganggu
kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan harga diri dan gangguan interaksi sosial.

Maka penting sekali untuk dilakukannya penatalaksanaan defisit perawatan diri


atau harus sesegera mungkin untuk diatasi dengan meningkatkan kesadaran dan
kepercayaan diri,membimbing klien merawat diri,berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan dan ciptakan lingkungan yang mendukung.

Biasanya seseorang yang memiliki harga diri rendah maka akan timbul
masalah defisit perawatan diri yang akan menimblkan efek terjadinya resiko
tinggi isolasi sosial yang akan sangat berpengaruh terhadap dirinya. Maka sangat
penting dan sangat utama untuk segera diatasi dari akar defisit perawatan diri
tersebut dengan dukungan mengatasi harga diri rendah dan resiko tinggi isolasi
sosial yang diharapkan ketika seseorang mulai tumbuh lagi betapa pentingnya
harga diri makan akan menyadarkan untuk melakukan perawatan diri dan peduli
akan dirinya baik fisik maupun psikisnya sehingga tidak akan terjadi risiko tinggi
isolasi sosial atau isolasi sosial akan menurun.

B. SARAN

1. Bagi pasien

Diharapkan pasien mempertahankan perkembangan kondisi.memprkatikan


hal hal yang sudah diajarkan dan aktif mengikuti berbagai aktivitas dan
kegiatan

2. Bagi perawat

Diharapkan bagi perawat ketika datang pasien dengan keluhan yang sams
bisa ditingkatkan lagi dalam mendampingi pasien

3. Bagi penulis

Penulis berharap akan lebih baik lagi dalam mencantumkan masalah masalah
yang dihadapi pasien sehingga diperoleh dat ayang lengkap dan dapat
bermanfaat

19
20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Makalah Askep Defisit Perawatan Diri. Makalah Askep Defisit
Perawatan Diri - Jurnalis Keperawatan (jurnalis-perawat.blogspot.com).
diakses pada tanggal 24 September 2022 pukul 20.00 WIB.

Leni Indi Astuti.2019. Gambaran Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Dengan
Skizofrenia Di Wisma Sadewarsj Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=0156a7bc538421a0JmltdHM9MTY2Mzk3NzYwMCZpZ3VpZD0
wYzU4NTE3YS02MzE0LTZlN2EtMWM4My01ZWMzNjJiODZmOT
UmaW5zaWQ9NTMwNg&ptn=3&hsh=3&fclid=0c58517a-6314-6e7a-
1c83-
5ec362b86f95&u=a1aHR0cDovL3JlcG9zaXRvcnkuYWtwZXJ5a3lqb2d
qYS5hYy5pZC84OC8xL0dBTUJBUkFOJTIwREVGSVNJVCUyMFBF
UkFXQVRBTiUyMERJUkklMjBQQURBJTIwUEFTSUVOJTIwREVO
R0FOJTIwU0tJWk9GUkVOSUElMjBESSUyMFdJU01BJTIwU0FERV
dBUlNKJTIwR1JIQVNJQSUyMERBRVJBSCUyMElTVElNRVdBWU
9HWUFLQVJUQS5wZGY&ntb=1 . diakses pada tanggan 24
September 2022 pukul 21.30 WIB.

Divara Wahyu Rahmawati.2020. Studi Dokumentasi Defisit Perawatan Diri :


Berpakaian Dan Berhias Pada Pasien Dengan Bipolar.
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=7cecfc86b6311be3JmltdHM9MTY2Mzk3NzYwMCZpZ3VpZD0
wYzU4NTE3YS02MzE0LTZlN2EtMWM4My01ZWMzNjJiODZmOT
UmaW5zaWQ9NTM0NQ&ptn=3&hsh=3&fclid=0c58517a-6314-6e7a-
1c83-
5ec362b86f95&u=a1aHR0cDovL3JlcG9zaXRvcnkuYWtwZXJ5a3lqb2d
qYS5hYy5pZC8yNzMvMS9LVEklMjBKSVdBJTIwRElWQVJBJTIwR
FBEJTIwUEFEQSUyMEJJUE9MQVIucGRm&ntb=1. Diakses pada
tanggal 24 September 2022 pukul 21.00 WIB

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawtan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

21

Anda mungkin juga menyukai