Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DOSEN PENANGGUNG JAWAB:

Triyana Harlia Putri, S.Kep., Ners., M. Kep

DISUSUN OLEH:

Ade Mohammad Hellis Faturrahman

I1032191012

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022/2023
A. Definisi
Defisit perawatan diri merupakan sikap tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan dan kebersihan diri. Defisit perawatan diri meliputi
ketidakmampuan dalam melakukan kebersihan diri secara seksama dan mandiri (Keliat,
2019).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
(toileting) (Fitria, 2012).

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Social
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungan.Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan
kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
C. Diagnosa Medis
1. Psikotik
2. Skizofrenia
3. Gangguan fungsi kongnitif
4. Gangguan persepsi
5. Gangguan musculoskeletal

D. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) sebagai berikut :
1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air, mendapatkan perlengkapan
mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut.
4. BAK dan BAB
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.

E. Tujuan Asuhan Keperawatan


1. Kognitif, klien mampu:
a. Menjelaskan perawatan diri
b. Mengidentifikasi masalah perawatan diri yang dialami
c. Mengetahui cara perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian, makan dan minum,
eliminasi, dan lingkungan.
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melakukan kebersihan diri: Mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian, berdandan
b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum
c. Melakukan eliminasi BAB dan BAK
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasa nyaman dengan perawatan diri
b. Merasakan manfaat perawatan diri
c. Mempertahankan perawatan diri

F. Tindakan Keperawatan Ners Untuk Individu


1. Melatih kebersihan diri: Mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian, berhias, dan gunting
kuku
2. Melatih makan dan minum
3. Melatih BAK dan BAB
4. Melatih kebersihan dan kerapihan lingkungan rumah

G. Tindakan Keperawatan Ners Untuk Keluarga


1. Menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam menjaga kebersihan diri.
2. Membimbing klien melakukan perawatan diri: Kebersihan diri, makan dan minum,
BAB dan BAK, kebersihan dan kerapian rumah dan lingkungan.
3. Membuat jadwal.
4. Memberi pujian atas keberhasilan klien.
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana keluarga yang
mendukung: Mengingatkan klien, melakukan kegiatan bersama sama, memberi
motivasi dan pujian.
6. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri yang memerlukan rujukan segera
serta melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, M. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, Budi dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC

Keliat, B. A. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedoteran ECG.

Tarwoto dan Wartonah 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai