Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan individu
Praktek Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa

Oleh:

Nama : Dian Permatasari


NIM : 2007.14901.293

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:

Nama : Dian Permatasari


NIM : 2007.14901.293

Disetujui oleh:

Penguji Pendidikan Penguji Lahan

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengkajian
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2012). Pasien gangguan
jiwa akan mengalami kurangnya perawatan diri yang terjadi akaibat perubahan
proses pikir sehingga aktivitas perawatan diri menurun.Personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang
tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya(Afnuhazi, 2015).

2. Etiologi
a) Faktor Predisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
3. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungan. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b) Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

3. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri.


Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014),
perawatan diri terdiri dari:
a) Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/ beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b) Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c) Defisit perawatan diri: makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas seharian.
d) Defisit perawatan diri: eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.

4. Tanda dan Gejala


Menurut Fitria (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang mengalami
defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
a) Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, meringankan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
b) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil potongan
pakaian, menaggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menagani perkakas,
mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mukut,
melengkapi makanan mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
d) BAB/BAK(toiletting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toletting, membersihkan diri setelah BAB/BAK
dengan tepat, dan menyiram tiolet kamar kecil. Keterbatasan diri
diatas biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup
berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa
mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau
mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, maupaun BAB/BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan bisa mengalami
masalah resiko tinggi isolasi sosial.
5. Dampak Masalah Defisit Perawatan Diri
a) Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderta seseorang karena tidak
terpeliharannya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik.
b) Dampak Psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri dan gangguan interaksi sosial.
6. Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis, karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih
membutuhkan terapi kejiwaan melalui komunikasi
terapeutik.

7. Pohon Masalah
Effect risiko tinggi isolasi sosial

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah

8. Data yang perlu Dikaji


a) Data primer (Subjektif)
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau
di RS tidak tersedia alat mandi.
2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
3. Klien mengatakan ingin disuapin makanan.
4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK/BAB.
b) Data Sekunder (Objektif)
1. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau,serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan)
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri,makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. Ketidakmampuan
BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK.
9. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
1. Defisit perawatan diri.
2. Harga diri rendah.
3. Resiko tinggi isolasi sosial.

B. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri

C. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1)
a. Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi
mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, serta BAB/BAK secara
mandiri.
b. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/kebersihan diri secara mandiri.
c. Menganjurkan klien memasuakan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
b. Memberikan latihan cara berpakian/berhias secara mandiri.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
4. Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
b. Memberikan latihan cara makan sendiri.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
5. Strategi Pelaksanaan 5 (SP 5)
a. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
b. Memberikan latihan cara BAB/BAK secara mandiri
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
d. Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri, berpakaian, berhias, makan, dan BAB/BAK.
Tindakan keperawatan untuk klien.
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias makan, BAB/BAK secara mandiri.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan
diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masih kurang
perawatan diri.

D. Pelaksanaan
Klien Keluarga
No.
SP1 SP2
Mendiskusikan masalah keluarga
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan
dalam merawat klien
Menjelaskan pengertian,tanda dan
gejala deficit perawatan diri dan jenis
Menjelaskan cara menjaga
2. deficit perawatan diri yang dialami
kebersihan diri
klien dan proses
terjadinya.
Membantu klien mempraktikan cara
3.
menjaga kebersihan diri
Mempraktikan cara menjaga Menjelaskan cara-cara merawat
4.
kebersihan diri klien dengan deficit perawatan diri
SP2 SP2
Meltih keluarga mempraktikan cara
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. merawat klien dengan deficit
klien
perawatan diri
Melatih keluarga mempraktikan
2. Menjelaskan cara makan yang baik cara merawat langsung klien
dengan deficit perawatan dir
Menganjurkan klien memasukan
3.
dalam jadwal harian
SP3 SP3
Mengevaluasi jadwalkegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal
1.
klien aktivitas di rumah termasuk jadwal
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik minum obat (discharge
3. Membantu klien mempraktikan planning) menjelaskan follow up
Menjelaskan cara eliminasi yang baik pasien setelah pulang
Menganjurkan klien memasukan
4.
dalam jadwal harian
SP4 SP4
Mengevaluasi jadwal kegiatan hariain
1,
klien
2. Menjelaskan cara berdandan
Menganjurkan klien memasukan
3.
dalam jadwal harian

E. Evaluasi
1. Klien mampu melakukan mandi/membersihkan diri.
2. Klien mampu makan dengan benar dan secara mandiri.
3. Klien mampu berpakaian/berhias dengan baik dan benar secara mandiri.
4. Klien mampu memasukan jadwal kegiatan harian secara teratur.
DAFTAR {USTAKA

Damaiyanti, Mukhripah.(2014).Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: Refika


Aditama
Fitria, Nita. (2012). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LP dan SP Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai