Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: MENGATASI DEFISIT PERAWATAN DIRI


(TAK SP: DPD)

SESI IA
TAK SP: Kebersihan Diri : Mandi
A. Topik
Penerapan terapi aktivitas kelompok : Defisit perawatan diri: Berpakaian

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat melakukan perawatan diri.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan TAK SP: DPD klien mampu:
a. Melaksanakan upaya kebersihan diri
b. Melaksanakan berdandan

C. Landasan Teori
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2012). Pasien gangguan jiwa akan mengalami
kurangnya perawatan diri yang terjadi akaibat perubahan proses pikir sehingga
aktivitas perawatan diri menurun.Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Afnuhazi, 2015).
2. Etiologic

a. Faktor Predisposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.
7
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

3. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri.


Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014),
perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri: mandi
Hamabatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/
beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri: makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
seharian.
d. Defisit perawatan diri: eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Fitria (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang
mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, meringankan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil
potongan pakaian, menaggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan
kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menagani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, mengambil makanan
dari wadah lalu memasukannya ke mukut, melengkapi makanan mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau
gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. BAB/BAK (Toiletting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toletting, membersihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram tiolet kamar kecil.
Keterbatasan diri diatas biasanya diakibatkan karena stresor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri
rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri
baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupaun BAB/BAK.
Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial.
5. Dampak Masalah Defisit Perawatan Diri
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderta seseorang karena tidak
terpeliharannya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik.
b. Dampak Psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri dan gangguan interaksi sosial.
c. Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis, karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih
membutuhkan terapi kejiwaan melalui komunikasi terapeutik
d. Pohon Masalah
Effect Risiko tinggi isolasi sosial

Core problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah


e. Data yang perlu Dikaji
1) Data primer (Subjektif)
a) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau
di RS tidak tersedia alat mandi.
b) Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
c) Klien mengatakan ingin disuapin makanan.
d) Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK/BAB.
2) Data Sekunder (Objektif)
a) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau,serta kuku
panajng dan kotor.
b) Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan)
c) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
d) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.
D. Pasien
1. Kriteria Anggota Kelompok
a. Klien kelolaan yang mengalami halusinasi minimal pada SP II yang mampu
menggambar dan mengontrol/mengendalikan halusinasinya.
b. Klien diluar kelolaan mahasiswa yang mengalami halusinasi minimal pada
SP II yang mampu menggambarkan dan mengendalikan halusinasinya
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien halusinasi
b. Mengidentifikasi yang termasuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontak dengan klien yang setuju ikut kelompok
1) Menjelaskan tujuan terapi pada klien atau kelompok
2) Menjelaskan rencana kegiatan kelompok
3) Menjelaskan aturan main dalam kelompok

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Tempat pertemuan : Ruang perawatan mawar RS PMC
b. Pelaksanaan : Rabu, 11 Maret 2020
c. Waktu : 15.30 – 17.00 ( 1 jam 30 Menit )
d. Jumlah anggota : 8 orang
2. Tim Terapis
a. Leader : M. Arif Maulana
b. Fasilitator : Desta Asherti Putri
Widya Artika Sari
c. Observer : Indri Anisyah Putri
3. Deskripsi Tugas
a. Leader : - Mengkoordinator seluruh kegiatan
- Memimpin kegiatan
- Memimpin diskusi
b. Fasilitator : - memotifasi anggota dalam perkenalan kelompok
- Memotifasi anggota dalam ekspresi perasaan pada
kegiatan TAK
- Mengatur posisi kelompok dan lingkungan untuk
pelaksanaan kegiatan TAK
- Membantu leader dalam melaksanakan tugas
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
c. Observer : - mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
- Melaporkan hasil pengamatannya kepada leader dan
semua anggota kelompok sebagai self evaluasi kelompok
4. Metode dan media
a. Metode
1) Demonstrasi
2) Diskusi
b. Media
1) Ember
2) Gayung mandi
3) Handuk
4) Sabun dan shampoo
5) Sikat gigi dan pasta gigi
6) Air bersih

F. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan ( 10 menit )
a. Mengingatkan kontrak dengan klien berkumpul di tempat pelaksanaan
TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
c. Peserta diminta duduk dikursi yang dipandu oleh fasilitator dan co leader

2. Orientasi ( 5 menit )
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis pada klien
b. Evaluasi validasi
1) Menanyakan perasaan klien hari ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakn
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin
pada terapis
b) Lama kegiatan 60 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
1) Menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri
2) Mengevaluasi pasien tentang pentingnya membersihkan diri
3) Mengevaluasi pasien tentang efek samping jika tidak membersihkan diri.
4) Memperagakan cara perawatan diri dengan berhias
5) Pasien mempraktekkan cara berhias secara mandiri
6) Memberikan pujian/ penghargaan atas kemampuan klien.
7) Berikan pasien jadwal membersihkan diri setiap 2x sehari
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk merawat dirinya
2) Membuat jadwal untuk pasien membersihkan diri 2x sehari
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang
2) Menyepakati waktu dan tempat
G. Setting tempat

keterangan :
: Pasien
: Leader
: Fasilitator
: Observer
H. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK deficit perawatan diri kemampuan pasien yang akan diharapkan dari
pasien adalah pasien dapat merawat diri atau personal hygiene secara mandiri dan
dapat mengikuti jadwal dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai