DISUSUN OLEH
1490122115
BANDUNG
2023
1. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri adalah sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri (SDKI, 2016). defisit perawatan diri meliputi ketidakmampuan dalam
melakukan kebersihan diri, berpakaian, makan dan minum, eliminasi, dan lingkungan.
diri secara saksama dan mandiri. defisit perawatan diri : berpakaian adalah
I,2018).
1. MAYOR
a. Subjektif
b. Objektif
4) eliminasi (buang air besar [BAB], buang air kecil [BAK] tidak pada
tempatnya
5) lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi
2. MINOR
a. Subjektif
b. Objektif
2. ETIOLOGI (PENYEBAB)
1. Kelemahan
2. penurunan motivasi
3. kemunduran kemampuan
4. gangguan psikologis
5. kendala lingkungan
3. PATOFISIOLOGI
perawatan diri.
2. Faktor presifitasi
adalah:
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pastagigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
dimandikan.
3. Mekanisme koping
pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. kategori ini adalah klien bisa
2012)
4. PENATALAKSANAAN
5. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan eliminasi/toileting secara mandiri
(Keliat, 2013). Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien,
beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu:
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki – laki tidak
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
defekasi/berkemih.
Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup
berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal mandi, berpakaian,
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
▪ Berdandan
▪ Makan
▪ BAB /BAK
7. INTERVENSINYA/PENATALAKSANAAN
1) Tindakan Keperawatan :
2) membimbing klien melakukan perawatan diri, makan dan minum, BAB dan
3) membuat jadwal
f. menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan dir yang memerlukan rujukan
d. Sesi 4: Mampu melakukan BAB dan BAK dengan cara yang baik
4. Tindakan Kolaborasi
TbaK
b. memberikan program terapi dokter (Obat) : Edukasi 8 benar sesuai konsep safety
pemberian obat
DPP, PPNI
Astarani, K., & Minarso, S. (2017). Gambaran Harga Diri Penderita Kusta Di Rumah
Sakit Khusus Kusta Kota Kendiri. JURNAL STIKES RS Baptis Kediri, 10 (1).
https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/view/231
Tobing, D. L., Keliat, B. A., & Wardhani, I. Y. (2014). Pengaruh Progressive Muscle
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/08/persebaranprevalensi-
skizofreniapsikosis-di-indonesia#
Keliat Anna, dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Bkuku
Kedokteran EGC
PENYEBAB :
FAKTOR PREDISPOSISI
- Perkembangan keluarga
- Biologis
- Kemampuan realitas turun
- Kurang dukungan
FAKTOR PRESIPITASI
PENGERTIAN :
- Citra tubuh
Defisit perawatan diri adalah
- Praktik sosial
sikap tidak mampu melakukan
- Status sosial ekonomi
atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri (SDKI, 2016). MEKANISME KOPING
- mekanisme koping
adaptif
- mekanisme koping
maldaptif
PENGOBATAN
1. meningkatkan kesadaran
dan kepercayaan diri
2. membimbing dan STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
menolong klien merawat
SP 1 : Pengkajian dan menjelaskan pentingnya
diri
kebersihan diri
3. ciptakan lingkungan yang
mendukung SP 2 : Mempraktekkan cara membersihkan diri yang
benar