D
i
s
u
s
u
n
Oleh :
Gally Arifianto
PO7120318021
1
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2
b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000), faktor - faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri. Misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes melitus, ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo, sikat
gigi, dan lain - lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
3
Pada keadaan tertentu atau sakit kemapuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
4
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria
(2009)adalah sebagai berikut:
a. Mandi atau hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, menegringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakain atau berhias
Pasien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menaggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan
sepatu.
c. Makan
Klien mengalami ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,
membuka container, memanipulasi makanan kedalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut,
melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang
diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamr
kecil.
5
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang danmkotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3) Sosial
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB disembarang
tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
6
a) Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor. Aspek
emosional, individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa
tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain,
mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan
menuntut.
b) Ketidakmampuan berhias atau berdandan ditandai dengan rambut
acak - acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
pada pasien laki - laki tidak bercukur, serta pada pasien wanita
tidak berdandan.
c) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
d) Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, serta tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB atau BAK.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b. Isolasi sosial
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan,
BAB/BAK
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1:
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan
Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri
Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat.
7
Intervensi :
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.
8
2) Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan
perawat.
Intervensi :
a) Motivasi klien untuk mandi.
b) Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang
benar. ang benar.
c) Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d) Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
e) Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan perawatan kebersihan kebersihan diri,
seperti seperti mandi dan kebersihan kebersihan kamar
mandi.
f) Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian
ganti, handuk dan sandal.
9
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan
kebersihan diri.
Diagnosa 2:
Isolasi sosial
Tujuan
Intervensi :
10
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, interaksi,
ciptakan lingkungan yang buat kesepakatan dengan jelas tentang
topik, tempat dan waktu.
2. Beri perhatian dan penghaargaan : temani klien walau tidak
menjawab.
3. Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan
terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan
klien.
11
d. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain ng lain
e. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
f. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
g. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
h. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain orang
lain
12
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan orang perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
13
Diagnosa 3
Tujuan
Khusus :
Intervensi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
14
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
15
DAFTAR PUSTAKA
Rasmun S. Kep. M 2014. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 2008. Buku Saku Keperawa Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3
tan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Stuart, GW. 2012. Buku Saku Keperawa Buku Saku Keperawatan Jiwa. tan Jiwa.
Edisi 5. Jakarta: EGC.
16