Disusun Oleh
Syamsu Rijal
2101057
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
jaringan yang disebabkan terjadinya kontak dengan sumber panas seperti api,
air panas bahan kimia, listrik dan radiasi (Sari dkk., 2018). Luka bakar
didefinisikan sebagai cidera yang disebabkan oleh panas. Luka bakar pun
merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat dari aktifitas manusia
dalam rumah tangga, industri, trafic accident, maupun bencana alam (WHO,
2018).
dunia akibat luka bakar (WHO, 2020). Pada tahun 2019 prevalensi luka bakar
luka bakar di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal
golongan proporsi jenis cidera luka bakar dengan besar 1,3% setelah cedera
sebesar 1,3% dan dari status pendidikan angka tertinggi kejadian luka bakar
waktu 5 tahun (2018-2020) derajat luka bakar yang paling banyak ditemukan
yaitu derajat II dengan 46,7% dari seluruh kasus luka bakar yang didapatkan.
Saat pengambilan data awal Kasus luka bakar yang terdata di PMI kota
makassar dari tahun 2019-2022 tercatat ada 73 korban kasus luka bakar di
mengalami kasus luka bakar ringan dan pada tahun 2019 tercatat ada 1 korban
yang meninggal dunia akibat terbakar. Korban tersebut adalah seorang lansia
yang sudah tidak bisa bergerak dari tempat tidur sehingga pada saat kejadian
korban tersebut tidak bisa menyelamatkan diri. kobaran api yang sangat cepat
melalap perumahan dan lokasi perumahan yang sangat padat dan sempit
Penanganan luka bakar yang tepat tidak akan menimbulkan dampak yang
berbahaya bagi tubuh, akan tetapi tetapi jika luka bakar tidak ditangani
Komplikasi lain yang terjadi akibat luka bakar yaitu trauma psikologis yang
berat karena cacat akibat bekas luka bakar (Brunner, 2019). Salah satu
terjadinya luka bakar dapat menurunkan pelebaran luka bakar dan dalam
terjadi luka bakar mampu menurunkan prevalensi atau pelebaran luka bakar
yang diberikan pada kasus luka bakar adalah dengan menghentikan proses
diberikan dalam waktu tidak lebih dari 3 jam setelah kejadian. Selain itu,
penatalaksanaan agen topikal yang dapat diberikan pada luka bakar adalah
percaya bahwa obat-obat yang berasal dari bahan alam, jarang menimbulkan
efek yang merugikan dengan resiko efek samping yang relatif kecil. Salah satu
termasuk pada cedera luka bakar setiap tahunnya sebagian besar kasus luka
peringkat kedua pada golongan proporsi jenis cidera luka bakar dengan besar
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
bakar
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
bakar.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Keperawatan
c. Bagi masyarakat
d. Bagi institusi
TINJAUAN PUSTAKA
disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik,
kimia. Luka bakar merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah
adalah penyebab umum dari kerusakan traumatis dan kondisi krisis utama
biasa dari tahap syok sampai fase lanjutan (Young et al, 2019). Luka bakar
beberapa kelompok usia. Penanganan luka bakar yang kurang tepat dapat
a. Prinsip pertama yang harus diingat apabila tersiram air panas atau
tanpa sengaja tersentuh api, benda panas lainnya jangan panik dan
b. Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dengan air mengalir
lebih lanjut.
lebih lanjut.
d. Berikan salep pelembab, seperti salep yang mengandung aloe vera
pada luka bakar ringan. Lakukan perawatan luka bakar secara terbuka,
penanganan korban yang tidak tepat dan prinsip pertolongan awal yang
system tubuh pasien. Pada pasien dengan luka bakar luas (mayor)
Pada gambar di atas dapat dilihat mengenai luas luka bakar pada
luas luka bakar yang tidak beraturan atau penyebaran tidak rata dapat
Punggung :9%
Bokong :9%
Genetalia :1%
Total : 100%
a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald),
jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat
(Moenadjat, 2019).
ledakan.
faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak
dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar mengalami keruskan pada
penyebabnya.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat
derajat dua, dan pengeluaran cairan ke keropeng luka bakar derajat tiga.
Bila luas bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh
masih bisa mengatasinya, tetapi bilalebih dari 20%, akan terjadi syok
berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi
pada dalam, luas, dan letak luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita
Untuk luka bakar yang lebih kecil, tanggapan tubuh terhadap cedera
terlokalisasi pada area yang terbakar. Namun, pada luka yang lebih luas
(misalnya, meliputi 25% atau lebih total area permukaan tubuh [total body
a. Respons Sistemik
Perubahan patofisiologi yang disebabkan oleh luka bakar yang
2020)
b. Respons Kardiovaskuler
yang terbesar terjadi dalam 24-36 jam pertama sesudah luka bakar dan
Pada luka bakar yang kurang dari 30% luas total permukaan tubuh,
pada luka bakar itu sendiri sehingga pembentukkan lepuh dan edema
hanya terjadi di daerah luka bakar. Pasien luka bakar yang lebih parah
c. Respons Pulmonal
d. Cedera Inhalasi
Paparan terhadap gas asfiksian merupakan penyebab paling sering
(misalnya: kayu atau batu bara) terbakar. Ia adalah gas yang tidak
keseluruhan.
e. Depresi Miokardium
factor depresi miokardium terjadi pada cedera yang lebih luas dan
terpenting, fungsi barrier kulit hilang. Kulit yang utuh dalam keadaan
normal menjaga agar bakteri tidak memasuki tubuh dan agar cairan
suhu normal tubuh dapat terganggu, dan risiko infeksi akibat invasi
g. Imunosupresi
cedera luka bakar luas terjadi. sebagai tambahan, cedera luka bakar
h. Respons Psikologis
dan etnik, luas dan lokasi cedera, dampak pada citra tubuh, dan
kemampuan koping pracedera. Sebagai tambahan, pemisahan dari
5. Pemeriksaan Penunjang
monoksida.
terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai
diuresis.
stress.
edema cairan.
distritmia.
bakar
dan GCS 15. Tanda-tanda vital pasien nadi 124 kali/menit, laju nafas
30 kali/menit, saturasi oksigen 95%, dan suhu 36⁰C. Luas luka bakar
sebesar 13% berupa eritem pada leher, dada, perut bagian kanan, dan
Mulawarman,2021).
a. Definisi
Pelatihan adalah kegiatan melatih atau mengembangkan suatu
keterampilan dan pengetahuan kepada diri sendiri atau orang lain, yang
APD, peraturan yang mengatur tentang APD dan mengubah perilaku tidak
b. Tujuan
adalah untuk :
dengan pimpinan.
c. Manfaat
Pelatihan menurutM. Saleh Marzuki (1992) menjelaskan manfaat
diinginkan.
standar keselamatan.
a. Definisi pengetahuan
terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek
tertentu.
Riyanto, 2013).
kadang secara harfiah perbedaan antara hidup dan mati (Furst, 2018).
dimiliki oleh Anggota KSR PMI meliputi dasar dasar pertolongan pertama,
anatomi dan faal dasar, penilaian penderita, bantuan hidup dasar, perdarahan
dan syok, cedera jaringan lunak, cedera sistem otot rangka, luka bakar,
lapangan. Adapun tujuan dari pertolongan pertama luka bakar adalah untuk
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki setiap orang itu sendiri.
Semakin baik pengetahuan maka tindakan (praktik) yang akan diambil dan
A. Kerangka konseptual
antara variabel (baik variabel yang diteliti dan tidak diteliti). Kerangka konsep
(Nursalam, 2017).
Keterangan :
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
KSR PMI di kantor PMI pusat kota Makassar dimana jumlah populasi
sebanyak 56 populasi
2. Sampel
N
n=
1 + N (d2)
Keterangan:
N: Besar populasi
n : Besar sampel
N
n=
1 + N (d)2
56
n=
1 + 56 (0,05)2
56
n=
1 + 56 (0,0025)
56
n=
1 + 0,14
56
n=
1,14
n = 49,1 ( dibulatkan 49 )
3. Sampling
kehendaki peneliti. Kriteria ini terbagi atas kriteria inklusi dan eksklusi
C. Variabel Penelitian
oleh variabel lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari
D. Definisi Operasional
Tabel 1.
Definisi Operasional
E. Tempat Penelitian
F. Waktu Penelitian
SOP (observasi langsung) yang berisikan pertanyaan yang akan dijawab oleh
berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Ada pun penentuan dalam
memilih salah satu jawaban yang benar dengan kondisi yang dialami
dikatakan dukungan paham jika skornya 6-10 dan tidak paham jika
1. Data primer
dan meminta responden untuk mengisi kuesioner yang telah disusun oleh
2. Data sekunder
1. Pengolahan data
c. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel
induk penelitian.
d. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan realibitas
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
frekuensi
b. Analisis Bivariat
yaitu:
yaitu responden yang dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembaran
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
Lampiran
No Pertanyaan Ya Tidak
Sumber ; (Yeswardi,2018).