Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

Mata kuliah : keperawatan medical bedah lll

Dosen pengampuh :

Hasrima, S.Kep ., Ns., M.Kep

Di susun oleh
Ana sukmawati S.0021.001
Laode Muhammad alif iradat S.0021.011
misrianti S.0021.015
Reza ayu nifianti nisba
Siti aminah S.0021.026

S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
keperawatan luka bakar” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah lll. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk
sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial,
berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk membantu memahami materi
tersebut. Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian yang telah
direncanakan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai
wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

2
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar belakang ..............................................................................................................4


B. Rumusan maalah ...........................................................................................................5
C. Tujuan masalah .............................................................................................................5

BAB II KONSEP MEDIS ................................................................................................6

A. Definisi .........................................................................................................................6
B. Etiologi..........................................................................................................................7
C. manifestasiklinis............................................................................................................7
D. Fatofisilogi ....................................................................................................................7
E. Pemeriksaan penunjang ................................................................................................8
F. Komplikasi ....................................................................................................................8

BAB III KONSEP KEPERAWATAN ............................................................................9

A. Pengkajian ....................................................................................................................9
B. Diagnosa .......................................................................................................................10
C. Intervensi ......................................................................................................................11
D. Implementasi ................................................................................................................12
E. Evaluasi ........................................................................................................................13

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................14

A. Kesimpulan ....................................................................................................................14

B. Saran...............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebakaran merupakan bencana yang diakibat paling banyak oleh kelalaian
manusia yang menimbulkan kerugian tidak sedikit baik material maupan non material.
(BPBD, 2022). Korban kebakaran dapat mengalami luka bakar, menurut Depkes RI
Luka bakar di Indonesia pada rentang tahun 2014-2018, menyatakan bahwa di tahun
2014-2018 telah terjadi peningkatan kejadian luka bakar sebanyak 35%. Pada tahun
2018 sebanyak 1.701 (20,19%), tahun 2017 sebanyak 1.570 (18,64%), tahun 2016
sebanyak 1.432 (17,03%), tahun 2015 sebanyak 1.387 (16,46%), dan tahun 2014
sebanyak 1.209 (14,35%). Tingkat luka bakar tertinggi di Negara berkembang terjadi
pada kalangan perempuan sedangkan di Negara maju tertinggi pada laki-laki. Sebagian
besar sekitar 80% cidera luka bakar terjadi di rumah dan 20% terjadi di tempat kerja
(Kemenkes RI, 2018) Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari
luka bakar diperlukan penanganan awal yang tepat. Penanganan yang tepat diawal
terjadinya luka bakar dapat mencegah komplikasi dan kondisi yang lebih buruk.
Keterlambatan penanganan atau ketidaktahuan penanganan luka bakar dapat
menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Luka bakar menyebabkan 180.000
kematian per tahun di seluruh dunia terutama di negara miskin dan berkembang.
Tingkat mortalitas dan morbiditas akibat luka bakar di negara berkembang sekitar 11,6
per 100.000 penduduk. Luka bakar sering terjdi pada anak usia dibawah 6 tahun dan
lansia, WHO (World Health Organization, 2018). Orang tua atau orang dewasa
berperan dalam melakukan penanganan awal pada saat terjadi cidera di rumah, bahwa.
Usia dewasa menurut DepKes RI, adalah seseorang dengan usia 26-45 tahun.
Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik maupun pola berpikir kelompok usia terus
berkembang sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan, pengalaman yang didapat.
Pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari sumber yang benar akan menghasilkan
penanganan luka bakar yang baik. Hasil studi literatur Aji (2020) menunjukan
Pengelola panti Indonesia masih memiliiki pengetahuan dan penaganan terhadap
kegawatan luka bakar yang kurang. Studi literatur ini juga didukung oleh hasil
penelitian Magfiroh (2022) yang menyebutkan dari 110 masyarakat yang pernah
mengalami luka bakar, sejumlah 48 persen belum memberikan penanganan luka bakar

4
yang benar, rata-rata dari 48 persen ini kita mengalami luka bakar pertolongan pertama
yang digunakan adalah pasta gigi
B. Rumusan masalah
1. jelaskan konsep medis pada luka bakar ?
2. jelaskan konsep keperawatan pada luka bakar ?

C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui konsep medis pada luka bakar
2. untuk mengetahui konsep keperawatan pada luka bakar

5
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Luka bakar merupakan suatu trauma yang diakibatkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang luas
mempengaruhi metabolisme dan fungsi sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama
sistem kardiovaskule Penggunaan air mengalir setelah terjadinya luka bakar dapat
menurunkan pelebaran luka bakar.(Herlianita et al., 2020) Perkembangan tentang
penanganan luka bakar di masyarakat menggunakan pasta gigi dan ramuan lainnya yang
dioleskan pada area luka yang dapat masyarakat percaya dapat mengurangi dampak serta
memberikan rasa dingin pada luka tersebut pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya,(Imasyah, 2021) ternyata membuat semakin buruk dan memperluas luka,
pengetahuan terhadap individu kurang terhadap penanganan luka bakar akan menyebabkan
infeksi akibat penanganan luka bakar yang salah akan memperburuk luka tersebut sedangkan
tujuan dari pertolongan luka bakar adalah untuk menghentikan proses luka bakar,
mendinginkan luka bakar, dan menurunkan rasa nyeri.(Imasyah, 2021)

Luka bakar juga adalah bentuk cedera jaringan lunak yang paling luas yang kadang-kadang
mengakibatkan luka yang luas dan dalam dan kematian. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), diperkirakan setiap tahun sekitar 11 juta orang menderita luka bakar, 180.000
diantaranya meninggal karena luka bakar tersebut. Terlepas dari faktor penyebab luka bakar,
ini adalah luka rumit yang sulit disembuhkan dan berhubungan dengan tingkat kematian yang
tinggi. Perawatan medis pasien luka bakar membutuhkan banyak komitmen, pengalaman,
termasuk kegiatan bedah dan pendekatan farmakologis yang dipahami secara luas.
Kedalamam kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh Luka bakar dibedakan berdasarkan
dari derajatnya, penyebab, dan lamanya kontak dengan permukaan tubuh. kedalaman luka
bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Terdapat 3 derajat
pada luka bakar yaitu; luka bakar derajat 1 hanya mengenai lapisan luar dari epidermis, kullit
merah (eritema), sedikit edema dan nyeri, tanpa terapi sembuh dalam 2-7 hari. Luka bakar
derajat 2 mengenai epidermis dan sebagian dermis, terbentuk bula, edema dan nyeri berat,
pada luka bakar derajat 2 terbagi lagi dari dalam dan dangkal. Tanpa terapi dapat sembuh
dalam 3-4 minggu. Luka bakar derajat 3 mengenai seluruh lapisan dari kulit dan kadang-

6
kadang mencapai jaringan yang berada di bawahnya. Bila akibat dari kontak langsung
dengan nyala api , terbentuk lesi yang kering dengan gambaran koagulasi seperti lilin di
permukaan kulit. Tidak ada rasa nyeri (dibuktikan dengan tes pin-prick). Akan sembuh dalam
3-5 bulan dengan sikatrik.(Ulima Larissa, Anggraini Janar Wulan, 2017)

B. Etiologi
Menurut Musliha 2018, luka bakar dapat disebabkan oleh ;

1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)


a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (solid)
2. Luka bakar bahan kimia (Hemical Burn)
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)

C. Manifestasiklinis

Menurut Wong dan Whaley’s 2018, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :

1. Grade I

Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri
sekali, sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II

Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam),
terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya
penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat nyeri,
sembuh dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III

Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan
(seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam
keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati),
tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
D. Fatofisiologi

7
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi, akibatnya akan
merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar dan akibat
kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan
albumin, mengalami gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang
masif, terganggunya cairan di dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak
pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah sehingga beberapa jam
setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun kerusakan
jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga dapat terjadi sok
hipovelemik (burn syok).

E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium dan elektrolit, ureum
kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO 2 dan PCO2). Pemeriksaan Radiologi, Foto
Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui tekanan vena sentral.
F. Komplikasi
1. Curting Ulcer / Dekubitus
2. Sepsis
3. Pneumonia
4. Gagal Ginjal Akut
5. Deformitas
6. Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut
Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah edema paru akibat sindrom gawat panas akut
(ARDS, acute respiratory disters syndrome) yang menyerang sepsis gram negatif. Sindrom ini
diakibatkan oleh kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan kedalam ruang interstisial
paru. Kehilangan kemampuan mengembang dan gangguan oksigen merupakan akibat dari
insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis sistemik (wong, 2008)

8
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : An K
Umur : 13 thn
Jenis kelaminn : laki-laki
Suku : bugis
Agama : hindu
Pendidikan : SMP
Alamat : andonohu
B. Pengkajian fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : komposmitis
GCS : E4V5M6
TTV :td : 110/80 mmhg
N : 88/menit
S : 36,7 °C
RR :18/ menit

Dari kepla hingga ujung kaki

- Kepala dan wajah


 Inspkesi : terdapat luka bakar 4%. Bentuk kepala bulat, kulit wajah tampak ada
luka bakar berbekas, kulit wajah Nampak menghitam. Tambut hitam, mata
simetris , selera tidak ukterus, konjungtiva tidak pucat, penglihatan normal,
hidung simetris, tidak ada polip
 Palpasi : normocepali, tiak ada masa
- Leher
 Inspeksi : tidak ada ditensi vena jugularis, tidak ada pembesaran klenjar tiroid,
tidak aa lesi.

9
 Palpasi : tidak ada instensi vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada lesi ..
- Dada
 Ispeksi : pengenbangan simetri dada, prekwensi pernafasan 20x/menit, tidak ada
lesi.
 Palpasi : tidak ada masa, tidak ada lesi
 Auskultasi : suara nafas fesikuler, suara jantung normal S1S2 tunggal
 Perkusi : perkusi paru sonor, perkusi jantung redup
- Perut
 Ispeksi : Bentuknya simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa
 Uskultasi : timpani
 Palpasi : tidak masa, tidak ada distensi abd pertanda, tidak ada pembesaran organ,
tidak ada nyeri tekan.
 Perkusi : pekak
C. Diagnosa
1. Nyeri akut b.d infeksi
2. Resiko infeksi b.d luka bakar
3. Risiko gangguan Integritas kulit / jaringan bd kekurangan volume cairan
B. Intervensi

SDKI SLKI SIKI


Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakann Intervnsi utama : manajemen nyeri
infeksi keperawatan 1x24 jam Observasi :
diharapkan nyeri akut menurun 1. identifikasi lokasi, karateristik,
denga kriteria hasil : durasi, prekuensi, kualitas, dan
Luaran utama : intensitas nyeri.
1. keluhan nyeri (5) 2. Identifikasi skala nyeri
2. meringis (5) 3. Identifikasi respon nyeri
3. sikapptotektif (5) nonferbal
4. gelisa (5) Terapeutik :
5. kesulita tidur (5) 1. Berikan tehnik
nonformolkalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS, hipnosis,

10
akuppresur, terapi music,
biofeetbact, terapi pijat, aroma
terapi, tehnik imajinasi
bimbing, kompres hangat /
dinggin, terapi bermain)
2. kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
dan kebisingan)
edukasi :
1. jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan
nyeri
kolaborasi :
1. kolabosari pemberian analgetik
jika perlu
2.
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakann Inrevensi utama : pencegahan
b.d luka bakar keperawatan 1x24 jam infeksi
diharapkan infeksi menurun Observasi :
menurun denga kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala
Luaran utama : infeksi local sitemik
1. Demam (5) Terapeutik :
2. Kemerahan (5) 1. Batasi jumlah pengunjung
3. Nyeri (5) 2. Berikan perawatan kulit pada
4. Bengkak (5) area adema
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
2. ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
11
imunisasi jika perlu

Risiko Setelah dilakukan tindakann Inrevensi utama : perawatan


gangguan keperawatan 1x24 jam integritas kulit
Integritas kulit / diharapkan Gangguan Observasi :
jaringan bd integritas kulit menurundenga 1. Identifikasi penyebab
kekurangan kriteria hasil gangguan integritas kulit
volume cairan Luaran utama : integritas kulit (mis.perubahan sirkulasi,
dan jaringan perubahan status nutrisi,
1. Kerusakan jaringan (5) penurunan kelembapan, suhu
2. Kerusan lapi san kulit (5) lingkungan estrim, penurunan
mobilitas)
Terapeutik :
1. Ubah posisi tiap dua jam jika
tira baring
2. Lakukan pemijatan pada area
mononjol tulanng, jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan mengunakan
pelembab (mis. Lotion, dan
serum)
2. Anjurkan minum air minum

C. Implementasi

1. Implementasi diagnosa keperawatan yang pertama, dilakukannya pengkajian nyeri pada


pasien, menganjurkan pasien untuk dapat beristirahat yang cukup untuk mengurangi nyeri,
menganjurkan pasien melakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, dan
berkolaborasi untuk pemberian analgetik.
2. Implementasi diagnosa keperawatan yang kedua, dilakukan memantau tanda-tanda infeksi,
mengkaji kembali lokasi, nyeri, dan kedalaman luka bakar, dan juga membersihkan luka
bakar

12
3. Implementasi diagnosa keperawatan yang ketiga, dilakukan memberikan dukungan dan
dorongan kepada pasien untuk dapat melakukan aktifitasnya dengan sendiri, membantu
pasien dalam melakukan aktifitasnya (membantu pasien untuk bisa berbaring dengan posisi
yang nyaman agar tidak menimbulkan nyeri yang hebat, membantu pasien dalam
perawatan diri)
D. Evaliasi

S : Pasien mengatakan bahwa nyeri yang di rasakan pada saat beraktifitas sudah mulai
berkurang dan pasien juga mengatakan bahwa ia sudah paham akan cara
penanganan nyeri.
O : Pasien tampak terlihat tidak terlalu meringis kesakitan lagi seperti awal masuk
Rumah Sakit, skala nyeri pasien dari skala nyeri 6 sudah berkurang menjadi skala nyeri
4.
A : Masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan, pasien pindah ke ruangan

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Luka bakar merupakan suatu trauma yang diakibatkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar
yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi sel tubuh, semua sistem dapat terganggu,
terutama sistem kardiovaskule Penggunaan air mengalir setelah terjadinya luka bakar dapat
menurunkan pelebaran luka bakar.(Herlianita et al., 2020) Perkembangan tentang
penanganan luka bakar di masyarakat menggunakan pasta gigi dan ramuan lainnya yang
dioleskan pada area luka yang dapat masyarakat percaya dapat mengurangi dampak serta
memberikan rasa dingin pada luka tersebut pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya,(Imasyah, 2021) ternyata membuat semakin buruk dan memperluas luka,
pengetahuan terhadap individu kurang terhadap penanganan luka bakar akan menyebabkan
infeksi akibat penanganan luka bakar yang salah akan memperburuk luka tersebut sedangkan
tujuan dari pertolongan luka bakar adalah untuk menghentikan proses luka bakar,
mendinginkan luka bakar, dan menurunkan rasa nyeri.(Imasyah, 2021)

B. Saran

untuk pencapaian hasil keperawatan yang di harapkan, di perlukan hubungan yang baik dan
keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawat sebangai petugas pelayanan
kesehatan hendaknya mempunyai pengetahuan, keterampilan yang cukup dapat bekerja sama
dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawtan pada klien dengan luka
bakar. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawtan yang professional alangkah baiknya di
adakan sesuatu seminar atau sesuatu pertemuan yang membahas tentang kesehatan yang ada
pada klien

14
DAFTAR PUSTAKA

Ackley, B.J.,Ladwig, G.B., & Makic M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook,


An Evidence-Based Guide to Planning Care.
Herman, T. H, dan kamitsuru S. (2014) Nursing Diognosis Definitions and Classifications
2015-2017. 10 thn Ed. Oxford: Willey Blackwell
Cerpernito-Monyet, L. J. (2013) Nursing Diognosis Application to Clinical Practice 14 th
Ed. Philadelphia: Lippicott Williams dan Wilkins
Hasanah,Uswarun dkk. 2023. “tingkat pengetahuan tentang penanganan luka bakar pada
tim bantuan medis” dalam jurnal ilmiah keseahatan Vol. 2 No.2 Universitas
Muhammdiyah makassar.
Hiamawan, Fatchurrozak. 2022. “gambaran pertolongan pertama luka bakar ringan
pengelola panti asuhan kota tegal pada bencana kebakaran” dalam jurnal Update
keperawatan Vol. 2 No

15

Anda mungkin juga menyukai