Disusun oleh :
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata,kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi pembaca.
Penulils
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN MEDIS
A. Definisi..........................................................................................................4
B. Etiologi..........................................................................................................4
C. Tanda Dan Gejala..........................................................................................5
D. Patofisiologi..................................................................................................5
E. Pathway.........................................................................................................6
F. Penatalaksanaan Medis.................................................................................7
G. Komplikasi....................................................................................................9
H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...........................................................10
1. Pengkajian...............................................................................................10
2. Analisa Data............................................................................................11
3. Diagnosa Keperawatan............................................................................13
4. Intervensi.................................................................................................13
5. Implementasi...........................................................................................14
6. Evaluasi...................................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2015 sebanyak 1.387 (16,46%), dan tahun 2014 sebanyak 1.209 (14,35%)
kejadian luka bakar. Prevalensi luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% yang
terjadi di sejumlah provinsi yaitu Nangroe Aceh Darusalam (5,2%),
Kepulauan Riau (3,8%) dan prevalensi tertinggi di Provinsi Bali yaitu
(6,8%). Provinsi Bali merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi luka
bakar tertinggi terdapat 3.518 kasus luka bakar. Angka kejadian luka bakar
terus meningkat disetiap tahunya. Tingkat luka bakar tertinggi di Negara
berkembang terjadi pada kalangan perempuan sedangkan di Negara maju
tertinggi pada laki-laki. Sebagian besar sekitar 80% cidera luka bakar terjadi
di rumah dan 20% terjadi di tempat kerja (Kemenkes RI, 2019).
Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan
rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang
mahal, tenaga terlatih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan
komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan
penanganan yang serius. (Ledoh,2019)
Perawatan luka bakar memerlukan waktu yang lama ,kadang perlu
operasi yang berulang kali dan meskipun sembuh bisa menimbulkan
kecacatan yang menetap. sehingga penanganan luka bakar sebaiknya dikelola
oleh tim trauma yang terdiri dari tim spesialis bedah. Komplikasi yang sering
terjadi pada pasien luka bakar adalah syok, kekurangan volume cairan dan
elektrolit, hypermetabolisme, infeksi, masalah pernapasan akut dan juga
kematian .pada luka bakar yang luas dapat juga terjadi kecacatan dan depresi.
(Ledoh,2019)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2
3
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien
dengan luka bakar.
2) Mahasiswa mampu menentukandiagnosa keperawatan pada klien dengan
luka bakar.
3) Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan pada klien dengan
luka bakar.
4) Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada klien dengan luka
bakar.
5) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan
luka bakar.
4
BAB II
TINJAUAN MEDIS
A. Definisi
B. Etiologi
5
C. Tanda Dan Gejala
Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar
sesuai dengan kerusakannya :
1) Grade I :Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri
sekali, sembuh dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.
3) Grade III : Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah
keputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang
rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skingraf.
D. Patofisiologi
6
adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resitasi cairan adekuat, maka
cairan interstisial dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga terjadi fase
diuresis.
E. Pathway
7
Cairan intravaskuler
Menurun
F. Penatalaksanaan Medis
8
Ekstremitas atas kiri: 9%
Dada: 9%
Perut: 9%
Punggung: 18%
Perineum: 1%
Ekstremitas bawah kanan: 18%
Ekstremitas bawah kiri: 18%
Berat luka bakar
1. Ringan/minor
Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat II seluas <15%
Luka bakar derajat III seluas <2%
2. Sedang
Luka bakar derajat II seluas 10-15%
Luka bakar derajat III seluas 5-10%
3. Berat/mayor
Luka bakar derajat II seluas >20%
Luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki alat kelamin
atau persendian sekitar ketiak.
Luka bakar derajat III seluas >10%
Luka bakar akibat listrik dengan tegangan >1000 volt
Luka bakar dengan komplikasi patah tulang, kerusakan luas, atau
gangguan jalan napas.
a. Tatalaksana resusitasi luka bakar
1) Tatalaksana resusitasi jalan napas
a) Inkubasi : tindakan inkubasi dikerjakan sebelum edema
mukosa
b) Krikotiroidomi :bertujuan sama dengan inkubasi hanya
dianggap agresif
c) Pemberian oksigen 100%
9
d) Perawatan jalan napas
e) Penghiasan Secret
f) Pemberian terapi inhalasi
g) Bilasan bronkoalveolor
h) Perawatan rehabilitatif untuk respirtif
i) Eskarotomi.
2) Tatalaksana resusitasi cairan
a) Cara Evans
b) Cara baxter
3) Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar,pemberian nutrisi enteral sebaiknya
dilakukan sejak dini
4) Penanganan Luka
a) Pendinginan luka
b) Debridemen
c) Tindakan pembedahan
5) Split cangkok kulit
6) Flap
7) Terapi manipulasi lingkungan
a) Fase inflamasi
b) Fase fibrolastic
c) Fase maturbasi
G. Komplikasi
1. Segera
Sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial ( luka bakar pada
ekstremitas iskemia ekstremitas, luka bakar pada toraks hipoksia dari gagal
napas restriktif) cegah dengan eskaratomi segera.
2. Awal
10
a. Infeksi ( waspadai steptococcus ) obati infeksi yang timbul ( 10%
organisme pada biopsi luka ) dengan antibiotik sistemis.
c. Hiperkalsemia ( dari sitolisis pada luka bakar luas). Obati dengan insulin,
dekstrosa.
1. Pengkajian
11
paralisis(Cedera aliran listrik pada aliran Saraf).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri, panas
h. Pernafasan
Gejala :Cedera inhalasi (terpajan lama)
Tanda :serak, batuk, sianosis, jalan nafas atas stridor bunyi
nafas gemiricik, ronkhi. Secret dalam jalan nafas.
i. Keamanan
Tanda: destruksi jaringan, kulit mungkin coklat dengan tekstur
seperti lepuh, ulkus, nekrosis atau jaringan parut tebal.
2. Analisa Data
Do : pengkajian nyeri
12
menyebabkan nyeri? Apa
yang membuatnya
berkurang? Apa yang
membuat nyeri bertambah
parah?
- Q (Quality) : Bagaimana
rasa nyeri yang dirasakan?
Bisakah di gambarkan?
- R (Region) : Dimanakah
lokasinya? Apakah
menyebar?
- T (Treatment): Pengobatan
atau terapi apa yang
digunakan
- U (Understanding): Apa
yang anda percayai tentang
penyebab nyeri ini?
Apakah anda pernah
merasakan nyeri
sebelumnya? Jika iya apa
masalahnya?
- Pasien mengatakan
13
Kulitnya terasa ingnin Barier Kulit
mengelupas dan panas.
Do.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi
“Manajemen Nyeri”
14
2) Pertahankan tirah baring selama fase akut
”Kontrol infeki”
2) Observasi luka
5. Implementasi
6. Evaluasi
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Luka bakar adalah sejenis cedera pada daging atau kulit yang
disebabkan oleh panas, listrik, zat kimia, gesekan atau radiasi. Luka bakar
yang hanya mempengaruhi kulit bagian luar dikenal dengan luka bakar
superfisial atau derajat 1. Bila cedera menebus beberapa lapisan dibawanya,
hal ini disebut luka bakar sebagian lapisan kulit luar atau derajat II. Pada
luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit atau derajat III, cedera
meluas ke seluruh lapisan kulit. Sedangkan luka bakar derajat IV melibatkan
cedera kejaringan yang lebih dalam, seperti otot atau tulang (Wikipedia)
16
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, 1999, Perawatan Pasien Luka Bakar, 4-31, Penerbit Buku Kedokteran
EGC Press, Jakarta.
Moenadjat Y. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. 4th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2009
17
18