Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN COMBUSTIO DENGAN

KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN (NYERI)


DI RUANG MAWAR RS BHAMADA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis


Dosen pengampu : Deni Irawan, S,Kep, NS, M.Kep

Disusun oleh :

1. Fajar Ramadhan (A0020015)


2. Fiska Dewi Pratiwi (A0020016)
3. Ghina Hananti (A0020017)
4. Jamaludin Yahya (A0020019)
5. Latita Putri Audrey (A0020020)
6. Mega Wahyuni (A0020021)
7. Meli Khumaeroh (A0020022)
8. Moh. Syafik (A0020023)
9. Moh. Ardi Irvanto (A0020024)
10. Mohammad Bilal Firmansyah (A0020025)
11. Muhammad Anwar (A0020026)
12. Nadiya Rizki Anisa (A0020027)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah 2 mengenai” Asuhan
Keperawatan Pasien Combustio Dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman
Nyaman (Nyeri) Diruang Mawar RS Bhamada”.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada
bapak Deni Irawan, S,Kep, NS, M.Kep. Selaku Dosen Pembimbing mata kuliah
Keperawatan Kritis .Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata,kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi pembaca.

Tegal, 17 September 2022

Penulils

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN MEDIS
A. Definisi..........................................................................................................4
B. Etiologi..........................................................................................................4
C. Tanda Dan Gejala..........................................................................................5
D. Patofisiologi..................................................................................................5
E. Pathway.........................................................................................................6
F. Penatalaksanaan Medis.................................................................................7
G. Komplikasi....................................................................................................9
H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...........................................................10
1. Pengkajian...............................................................................................10
2. Analisa Data............................................................................................11
3. Diagnosa Keperawatan............................................................................13
4. Intervensi.................................................................................................13
5. Implementasi...........................................................................................14
6. Evaluasi...................................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh terpajannya kulit


dengan api, suhu tinggi, listrik, radiasi maupun bahan kimia sehingga
membuat integritas kulit menjadi terganggu atau rusak (Suriadi&Rita 2006).
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka
secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh
dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu,
seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami
komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal
ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa
dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan
merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkan pasien dengan luka
bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi
dan penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan
fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif
semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup pada sejumlah klien
dengan luka bakar serius.
Prevelensi luka bakar di dunia masih tergolong tinggi, dibuktikan
dengan angka kematian yang mencapai sekitar 180.000 korban meninggal
setiap tahunya. Kejadaian luka bakar di dunia mayoritas terjadi dinegara
dengan penghasilan rendah sampai dengan menengah, data menunjukan
wilayah afrika dan asia tenggara menyumbang angka terbanyak sebesar 60%
kematian setiap tahunnya (WHO, 2018). Luka bakar di Indonesia menurut
Departemen Kesehatan RI pada rentang tahun 2014-2018, menyatakan
bahwa di Indonesia dari tahun 2014-2018 telah terjadi peningkatan kejadian
luka bakar sebanyak 35%. Pada tahun 2018 sebanyak 1.701 (20,19%), tahun
2017 sebanyak 1.570 (18,64%), tahun 2016 sebanyak 1.432 (17,03%), tahun

1
2015 sebanyak 1.387 (16,46%), dan tahun 2014 sebanyak 1.209 (14,35%)
kejadian luka bakar. Prevalensi luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% yang
terjadi di sejumlah provinsi yaitu Nangroe Aceh Darusalam (5,2%),
Kepulauan Riau (3,8%) dan prevalensi tertinggi di Provinsi Bali yaitu
(6,8%). Provinsi Bali merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi luka
bakar tertinggi terdapat 3.518 kasus luka bakar. Angka kejadian luka bakar
terus meningkat disetiap tahunya. Tingkat luka bakar tertinggi di Negara
berkembang terjadi pada kalangan perempuan sedangkan di Negara maju
tertinggi pada laki-laki. Sebagian besar sekitar 80% cidera luka bakar terjadi
di rumah dan 20% terjadi di tempat kerja (Kemenkes RI, 2019).
Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan
rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang
mahal, tenaga terlatih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan
komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan
penanganan yang serius. (Ledoh,2019)
Perawatan luka bakar memerlukan waktu yang lama ,kadang perlu
operasi yang berulang kali dan meskipun sembuh bisa menimbulkan
kecacatan yang menetap. sehingga penanganan luka bakar sebaiknya dikelola
oleh tim trauma yang terdiri dari tim spesialis bedah. Komplikasi yang sering
terjadi pada pasien luka bakar adalah syok, kekurangan volume cairan dan
elektrolit, hypermetabolisme, infeksi, masalah pernapasan akut dan juga
kematian .pada luka bakar yang luas dapat juga terjadi kecacatan dan depresi.
(Ledoh,2019)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan secara


komprehensif dan memiliki ketrampilan dasar praktik klinik “merawat
luka” pada pasien gangguan sistem integumen dengan luka bakar dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2
3
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien
dengan luka bakar.
2) Mahasiswa mampu menentukandiagnosa keperawatan pada klien dengan
luka bakar.
3) Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan pada klien dengan
luka bakar.
4) Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada klien dengan luka
bakar.
5) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan
luka bakar.

4
BAB II
TINJAUAN MEDIS

A. Definisi

Luka bakar (combustio) adalah kehilangan jaringan yang disebabkan


kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga
mempengaruhi seluruh sistem tubuh (Nina, 2008). Luka bakar merupakan
suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak
dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi (misalnya api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah. Saat
terjadi kontak dengan sumber termis (atau penyebab lainnya), berlangsung
reaksi kimiawi yang menguras energi dari jaringan sehingga sel tereduksi
dan mengalami kerusakan (Moenadjat, 2009).

B. Etiologi

Luka bakar disebabkan dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut


dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Berbagai faktor
dapat menjadi penyebab luka bakar, beratnya luka bakar juga dipengaruhi
oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas (misalnya suhu benda
yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, sumber panas: api, air panas
dan minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi
kebakaran dan ruangan yang tertutup. Faktor yang mempengaruhi beratnya
luka bakar antara lain :
1) Keluasan luka bakar
2) Kedalaman luka bakar
3) Umur pasien
4) Fraktur atau luka lain yang menyertai
5) Penyakit yang dialami terdahulu seperti diabetes, ginjal, jantung, dll
6) Obesitas
7) Adanya trauma inhalasi.

5
C. Tanda Dan Gejala

Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar
sesuai dengan kerusakannya :
1) Grade I :Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri
sekali, sembuh dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.

2) Grade II :Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan


edema subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri,
sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi infeksi.

3) Grade III : Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah
keputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang
rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skingraf.

D. Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke


tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik, derajat luka bakar yang berhubungan dengan beberapa
faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak
dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar mengalami kerusakan pada
epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung pada penyebabnya.
Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan
elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah
sehingga terjadi perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstra vaskuler
melalui kebocoran kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air,
klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi edema menyeluruh dan
dapat berlanjut pada syok hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak
dan Gallo, 1996).
Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke
ginjal dan GFR (Rate Filtrasi Glomerulus) akan menurun sehingga haluaran
urine meningkat. Jika resitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak

6
adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resitasi cairan adekuat, maka
cairan interstisial dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga terjadi fase
diuresis.

E. Pathway

Bahan kimia termis radiasi listrik petir

Biologis luka bakar Psikologis

Pada wajah Diruang tertutup kerusakan kulit

Kerusakan mukosa keracunan gas co penguapan


Meningkat

Edema laring Co mengikat Hb masalah keperawatan


Peningkatan risiko tinggi infeksi
Pembuluh darah gangguan rasa
Kapiler
nyaman
Gangguan aktivitas
Kerusakan integritas
Kulit
Obstruksi jalan Hb tidak mampu
Napas mengikat Hb
Ekstra variasi cairan
Hipoxia o2 o29elektrolit
Gagal nafas protein)

Jalan napas tidak tekanan onkotik


Efektif menurun tekanan

7
Cairan intravaskuler
Menurun

Hipvolemia dan kekurangan


Hemokonsentras volume cairan
i gangguan perfusi
jaringan
gangguan sirkulasi
makro

F. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat


pasien dirawat melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu
antara lain mencakup penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan
pertama di unit gawat darurat, penanganan di ruangan intensif dan bangsal.
Tindakan yang dilakukan antara lain terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri
pasien dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topikal karena eschar
tidak dapat ditembus dengan pemberian obat antibiotik sistemis. Pemberian
obat-obatan topikal anti mikrobial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka
akan tetapi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi
kolonisasi, dengan pemberian obat-obatan topikah secara tepat dan efektif
dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang sering
kali masih terjadi penyebab kematian pasien.
Untuk menentukan luas luka bakar pada orang dewasa dapat
menggunakan metode Rule of Nine. Dasar dari perhitungan ini adalah
dengan membagi tubuh ke dalam bagian-bagian anatomi, yang setiap bagian
tersebut mencerminkan luas 9% dari luas permukaan tubuh atau kelipatan
dari 9% dengan total 100%.
 Kepala: 9%
 Ekstremitas atas kanan: 9%

8
 Ekstremitas atas kiri: 9%
 Dada: 9%
 Perut: 9%
 Punggung: 18%
 Perineum: 1%
 Ekstremitas bawah kanan: 18%
 Ekstremitas bawah kiri: 18%
Berat luka bakar

1. Ringan/minor
 Luka bakar derajat I
 Luka bakar derajat II seluas <15%
 Luka bakar derajat III seluas <2%
2. Sedang
 Luka bakar derajat II seluas 10-15%
 Luka bakar derajat III seluas 5-10%
3. Berat/mayor
 Luka bakar derajat II seluas >20%
 Luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki alat kelamin
atau persendian sekitar ketiak.
 Luka bakar derajat III seluas >10%
 Luka bakar akibat listrik dengan tegangan >1000 volt
 Luka bakar dengan komplikasi patah tulang, kerusakan luas, atau
gangguan jalan napas.
a. Tatalaksana resusitasi luka bakar
1) Tatalaksana resusitasi jalan napas
a) Inkubasi : tindakan inkubasi dikerjakan sebelum edema
mukosa
b) Krikotiroidomi :bertujuan sama dengan inkubasi hanya
dianggap agresif
c) Pemberian oksigen 100%

9
d) Perawatan jalan napas
e) Penghiasan Secret
f) Pemberian terapi inhalasi
g) Bilasan bronkoalveolor
h) Perawatan rehabilitatif untuk respirtif
i) Eskarotomi.
2) Tatalaksana resusitasi cairan
a) Cara Evans
b) Cara baxter
3) Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar,pemberian nutrisi enteral sebaiknya
dilakukan sejak dini
4) Penanganan Luka

a) Pendinginan luka
b) Debridemen
c) Tindakan pembedahan
5) Split cangkok kulit
6) Flap
7) Terapi manipulasi lingkungan

a) Fase inflamasi
b) Fase fibrolastic
c) Fase maturbasi

G. Komplikasi

1. Segera
Sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial ( luka bakar pada
ekstremitas iskemia ekstremitas, luka bakar pada toraks hipoksia dari gagal
napas restriktif) cegah dengan eskaratomi segera.
2. Awal

10
a. Infeksi ( waspadai steptococcus ) obati infeksi yang timbul ( 10%
organisme pada biopsi luka ) dengan antibiotik sistemis.

b. Ulkus akibat stres ( ulkus cerling) ( cegah dengan antasida, broker H2


atau inhibitor pompa proton profilaksis)

c. Hiperkalsemia ( dari sitolisis pada luka bakar luas). Obati dengan insulin,
dekstrosa.

H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut (luckman and sorensen”s,1993) data pengkajian


tergantung
pada tipe, berat dan permukaan tubuh yang terkena, antara lain:
a. Aktivitas / Istirahat
Tanda: Penundaan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak,
perubahan tonus.
b. Sirkulasi
Tanda: Hipotensi (syok), perubahan nadi distal pada ekstremitas yang
cedera kulit putih dan dingin (syok listrik), edema jaringan, disritmia.
c. Integritas ego
Tanda dan Gejala : Kecacatan, kekuatan, menarik diri.
d. Eliminasi
Tanda: diuresis, haluaran urine menurun fasedarurat, penurunan
mobilitas usus.
e. Makanan/Cairan
Tanda: edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah.
f. Neurosensori
Gejala : area kebas, kesemutan
Tanda: perubahan orientasi, afek, perilaku, aktivitas kejang,

11
paralisis(Cedera aliran listrik pada aliran Saraf).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri, panas
h. Pernafasan
Gejala :Cedera inhalasi (terpajan lama)
Tanda :serak, batuk, sianosis, jalan nafas atas stridor bunyi
nafas gemiricik, ronkhi. Secret dalam jalan nafas.
i. Keamanan
Tanda: destruksi jaringan, kulit mungkin coklat dengan tekstur
seperti lepuh, ulkus, nekrosis atau jaringan parut tebal.

2. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1. Ds. Risiko ketidak Luka Bakar


seimbangan volume
-
cairan
Do.

- Terdapat luka bakar


dengan pengkajian
luasnya luka bakar
(Rule of Nine.)

2 Ds : nyeri luka bakar yang Nyeri akut Agen cedera


dirasakan pasien kimiawi

Do : pengkajian nyeri

- O (Onset) : Kapan nyeri


muncul? Berapa lama
nyeri? Berapa sering nyeri
muncul?

- P (Proviking) : Apa yang

12
menyebabkan nyeri? Apa
yang membuatnya
berkurang? Apa yang
membuat nyeri bertambah
parah?

- Q (Quality) : Bagaimana
rasa nyeri yang dirasakan?
Bisakah di gambarkan?

- R (Region) : Dimanakah
lokasinya? Apakah
menyebar?

- S (Severity) : Berapa skala


nyerinya? (dari 0-10)

- T (Treatment): Pengobatan
atau terapi apa yang
digunakan

- U (Understanding): Apa
yang anda percayai tentang
penyebab nyeri ini?
Apakah anda pernah
merasakan nyeri
sebelumnya? Jika iya apa
masalahnya?

- V (Values) : Apa tujuan


dan harapan untuk nyeri
yang anda derita?

3 Ds. Risiko Infeksi Rusaknya

- Pasien mengatakan

13
Kulitnya terasa ingnin Barier Kulit
mengelupas dan panas.

Do.

- Luka bakar pada bagian


tubuh

3. Diagnosa Keperawatan

a. Risiko ketidak seimbangan volume cairan yang berhubungan dengan


Luka bakar

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera kimiawi.

c. Risiko infeksi yang berhubungan dengan rusaknya barier kullit

4. Intervensi

a. Risiko Ketidak Seimbangan Cairan yang berhubungan dengan luka


bakar. ”Manajemen Cairan”

1) Obesrvasi Tanda Tanda vital

2) Berikan infus dan pantau output dan input elektrolit

3) Obeservasi Keluaran urine, dan hindari hipovolemia

4) Ajarkan pasien untuk tetap tenak dan tidak panik

5) Kolaborasikan dengnan dokter untuk uji laboratprium mengenai


etepatan elektrolit pasien

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera kimiawi.

“Manajemen Nyeri”

1) Kaji nyeri secara komprehensif

14
2) Pertahankan tirah baring selama fase akut

3) Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien

4) Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri

5) Kolaborasi pemberian analgesik

6) Dorong pasien untuk memantau nyeri sendiri dengan tepat

c. Risiko infeksi yang berhubungan dengan rusaknya barier kullit

”Kontrol infeki”

1) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

2) Observasi luka

3) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril

4) Ajarkan pada keluarga tentang perawatan luka

5) Pantau tanda tanda vital

5. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi menuju kesehatan yang lebih baik yang sesuai
dengan intervensi atau rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya
(Potter, 2015).

6. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan sistemik dan terperinci mengenai


kesehatan klien dengan tujuan yang ditetapkan, evaluasi dilakukan
berkesinambungan yang melibatkan klien dan tenaga medis lainnya.
Evaluasi dalam keperawatan yaitu kegiatan untuk menilai tindakan
keperawatan yang telah dipilih untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur dari proses keperawatan (Potter, 2015).

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Luka bakar adalah sejenis cedera pada daging atau kulit yang
disebabkan oleh panas, listrik, zat kimia, gesekan atau radiasi. Luka bakar
yang hanya mempengaruhi kulit bagian luar dikenal dengan luka bakar
superfisial atau derajat 1. Bila cedera menebus beberapa lapisan dibawanya,
hal ini disebut luka bakar sebagian lapisan kulit luar atau derajat II. Pada
luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit atau derajat III, cedera
meluas ke seluruh lapisan kulit. Sedangkan luka bakar derajat IV melibatkan
cedera kejaringan yang lebih dalam, seperti otot atau tulang (Wikipedia)

16
DAFTAR PUSTAKA

Arryluanadiah Ph fd dkk. 20014 Biologi Jakarta EsisErlangga

DEPKES RI. 2019. Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman


nasional pelayanan kedokteran tata laksana luka bakar. Jakarta: Depkes
RI. 2019. p. 5– 24.

Effendy, 1999, Perawatan Pasien Luka Bakar, 4-31, Penerbit Buku Kedokteran
EGC Press, Jakarta.

Ensiklopedia bebas 2013 luka bakaronl;inhtttp // wikipedia diakses tanggal 17


Sptember 2022

Ledoh. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada Tn A.N Dengan Combutio Diruang


Asoka Rsud Prof Dr W.Z Yohanes Kupang” Karya Tulis Ilmiah.
Kupang.

Luckman & Sorensen,S.(1993). Medical Surgical Nursing: A Psych Psychiologic


Approach. 4th Edition.Philadelpia: WB.Sauders Company

Lukman Abdul 2014 Askep luka bakar combutioOnline(akademi Edu) diakses


tanggal 17 Sptember 2022

Moenadjat Y. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. 4th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2009

17
18

Anda mungkin juga menyukai