Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH MASSAGE ABDOMEN TERHADAP KONSTIPASI PADA

PASIEN YANG TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI RUANG ICU


RS MITRA SIAGA TEGAL

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

i
Oleh:
MOHAMMAD BILAL FIRMANSYAH
A0020025

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
TAHUN 2022

PENGARUH MASSAGE ABDOMEN TERHADAP KONSTIPASI PADA


PASIEN YANG TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI RUANG ICU
RS MITRA SIAGA TEGAL

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.md.Kep)

ii
Oleh :

MOHAMMAD BILAL FIRMANSYAH


A0020025

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
TAHUN 2022

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Slawi, 2022

Pembimbing Utama

SRI HIDAYATI, Sp. Kep. MB


NIYP. 1979.11.10.06.039

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Dewan Penguji :

Penguji Ketua Penguji Anggota

Ramadhan Putra Satria, M. Kep Sri Hidayati, Sp. Kep. MB


1975.07.04.03.032 1979.11.10.06.039

iv
v
KATA PENGANTAR

Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti pengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Orang tua saya yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan karya

tulis ilmiah.

2. Sri Hidayati, Sp. Kep. MB, selaku pembimbing yang telah membimbing dalam

penelitian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ramadhan Putra Satria, M. Kep, selaku penguji yang telah membimbing dalam

penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Natiqotul Fakhiyah, S. SiT, M. Kes.

5. Rektor Universitas Bhamada Slawi Dr. Maufur.

6. Teman-teman seperjuangan dan saudari saya yang telah memberikan motivasi

dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan

kritik untuk memperbaiki dalam penelitian selanjutnya.

Slawi,

Peneliti

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan .......................................................................................i


Halaman Sampul Dalam .......................................................................................ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................iv
Kata Pengantar.......................................................................................................v
Daftar Isi................................................................................................................vii
Daftar Lampiran...................................................................................................viii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Studi Kasus........................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus .....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Asuhan Keper ................................................................................................6
2.2 Konse..............................................................................................................15

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ...........................................................................................20
3.2 Subjek Studi Kasus ........................................................................................20
3.3 Fokus Studi ....................................................................................................21
3.4 Definisi Operasional.......................................................................................21
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................22
3.6 Metode Pengumpulan Data ...........................................................................22
3.7 Analisa Data dan Penyajian Data ..................................................................23
3.8 Etika Penelitian ..............................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Mengikuti Penelitian


Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstipasi adalah masalah yang sering terjadi pada pasien kritis yang

dirawat di ICU, bilamana tidak ada defekasi dalam 3-4 hari tanpa adanya

asuhan keperawatan (Marshal, Aitten and Chaboyer, 2015). Berdasarkan data

prevalensi konstipasi di Asia (Korea, Cina, dan Indonesia) pada laki-laki

diperkirakan sebanyak 11% sedangkan pada wanita sekitar 15-23%. Sedangkan

prevalensi di Indonesia terdapat angka kejadian konstipasi sebanyak 3.857.327

jiwa, hal ini sesuai dengan data Internasional Amerika Serikat Bereau pada

tahun 2003 (Sari, 2016).

Sebanyak 72% pasien mengalami konstipasi karena terpasang

ventilasi mekanik selama 72 jam. Hal inilah yang menjadi salah satu terjadinya

konstipasi terhadap pasien yang terpasang ventilasi mekanik (Guerra,

Mendonca and Marshall, 2016).

McClurg (2017, dalam Hasmi, 2020), Mengatakan bahwasanya diet

rendah serat, efek samping dari pengobatan, kelainan neurologis atau syaraf,

kurangnya aktivitas, pemberian obat-obatan analgetika, narkotika, sedatif,

antasida, dan anti depresan menjadi penyebab terjadinya konstipasi. Sharma,

Kaur, dan Garg (2007, dalam Estri, dkk., 2016) mengatakan bahwa sebanyak

45,8% pasien yang dirawat di ruang ICU mengalami konstipasi karena

1
pemberian terapi opioid dan 64,1% pasien ICU yang mengalami konstipasi

karena pasien hanya berada di tempat tidur.

Efek samping dari terapi farmakologi berupa particular laxatives dan

osmotic laxatives (seperti lactose) yang menyebabkan distensi abdomen dan

ketidaknyamanan pada pasien sebanyak 42% di ruang ICU, Penelitian ini

dilakukan oleh Mostafa et al., (2016).

Konstipasi menyebabkan distensi abdomen (perut terasa penuh)

sehingga menghambat diafragma serta menurunkan complience paru yang

menyebabkan pasien merasa tidak nyaman, dan menjadi gelisah serta dapat

meningkatkan kerja pernafasan sehingga proses weaning ventilasi mekanik

menjadi lebih lama. Bagi pasien yang dirawat di Ruang ICU Konstipasi harus

dicegah karena banyaknya efek yang ditimbulkan (Azevedo dan Machado,

2013),

Pasien di ruang ICU yang terpasang alat ventilasi mekanik dapat

mengalami konstipasi (Vincent dan Preiser, 2015). Ventilasi mekanik atau

ventilator adalah alat yang digunakan untuk membantu pasien bernafas

melalui endotrakeal tube (ETT) dan merupakan peralatan yang ada di ICU.

Pasien yang mengalami gagal nafas atau pasien yang tidak mampu bernafas

secara mandiri, Ventilator merupakan alat bantu pernafasan yang tepat untuk

digunakan pada pasien gagal nafas (Musliha, 2010 dalam Sari, Fauzan,

Budiharto, 2015).

Pada pasien di ruang ICU konstipasi terjadi karena tidak ada

perawatan selama 3-4 hari pada pasien yang di rawat di ICU setelah

2
pemasangan alat bantu pernafasan berupa ventilasi mekanik, dan sering terjadi

pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun (Estri, dkk (2016.) Defekasi dua

kali per minggu atau defekasi jarang dan kesulitan mengeluarkan feses

biasanya disebut dengan konstipasi (Lemone, et.al., 2016; Priscilla, dkk;

Smeltzer, 2013).

Untuk mencegah terjadinya konstipasi pada pasien tanpa

menimbulkan efek samping, salah satu terapi komplementer yang dapat

dilakukan yaitu terapi non farmakologi berupa massage abdominal. Ikaristi,

Setyani dan Estri (2014), Dalam penelitian Estri, dkk (2016) mengatakan

bahwa dengan menggunakan terapi massage abdominal selama 10 menit

kepada pasien yang dirawat di ICU tebukti efektif dalam mengatasi konstipasi

yang disertai dengan distensi abdomen.

Massage abdomen mempunyai manfaat untuk meningkatkan

frekuensi defekasi dan membuat feses tidak lagi keras, Massage ini

menggunakan tekanan ringan sampai dengan tekanan yang sedang, terapi ini

dilakukan dalam sehari satu kali dengan waktu 10 – 15 menit selama 7 hari.

Pijat ini menggunakan gerakan memutar seperti arah jarum jam dengan arah

naik pada usus assenden dan transfersum kemudian menurun pada usus

desenden (Kyle, 2014).

Berdasarkan ulasan di atas, penanganan pada pasien konstipasi yang

terpasang ventilasi mekanik yaitu terapi massage abdominal untuk

meningkatkan rasa nyaman dan meredakan distensi abdomen . Dengan ulasan

tersebut peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus terkait pengaruh massage

3
abdominal terhadap pasien konstipasi yang terpasang ventilasi mekanik di

ruang ICU RS Mitra Siaga, Tegal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan massage abdominal terhadap

pasien konstipasi yang terpasang ventilasi mekanik di ruang ICU?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisa pengaruh terapi massage abdominal terhadap pasien

konstipasi yang terpasang ventilasi mekanik di ruang ICU.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Menggambarkan teori tentang pemberian terapi massage abdominal untuk

mencegah terjadinya konstipasi pada pasien yang terpasang ventilatasi

mekanik.

1.3.2.2 Menggambarkan implementasi tentang terapi massage abdominal yang

bermanfaat untuk meredakan gejala konstipasi pada pasien.

1.3.2.3 Mengetahui hasil penerapan terapi massage abdominal dengan pasien

yang mengalami konstipasi.

a.4 Manfaat Penelitian

a.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi untuk mengembangkan

teori keperawatan kritis dan diharapkan menjadi kerangka acuan sebagai

4
penelitian yang baru tentang keperawatan kritis mendatang di kepewatan

pada pasien konstipasi yang terpasang ventilasi mekanik.

a.4.2 Manfaat praktis

a. Manfaat bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah intervensi dan

referensi tentang pengaruh massage abdominal terhadap pasien

konstipasi yang terpasang ventilasi mekanik di ruang ICU RS Mitra

Siaga,Tegal.

b. Manfaat bagi pasien

Diharapkan dari studi kasus ini bisa bermanfaat dan menambah

pengetahuan tentang penerapan massage abdominal terhadap penyakit

konstipasi.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan Pasien Konstipasi Yang Terpasang Ventilasi

Mekanik

2.1.1 Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahap awal dari proses asuhan keperawatan.

Tahap ini merupakan proses pengumpulan data yang dibutuhkan melalui

wawancara, observasi, atau hasil laboratorium. Pengkajian memiliki peran

penting dalam menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi (Prabowo,2018).

Hal – hal yang perlu dilakukan pada pengkajian keperawatan pada pasien

konstipasi yang terpasang ventilator mekanik (Muttaqin,2014).

2.1.1.1 Identitas Pasien

Terdiri dari nama pasien, umur, alamat, agama, suku, pendidikan,

pekerjaan, identitas penanggung jawab, dan hubungan dengan pasien.

2.1.1.2 Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan oleh pasien yaitu penurunan motilitas

gastrointestinal atau konstipasi karena lamanya tirah baring diatas tempat

tidur.

2.1.1.3 Riwayat Kesehatan Sekarang

6
Kondisi kesehatan pasien saat ini yaitu penurunan motilitas

gastrointestinal dan tidak adanya defekasi selama 3 - 4 hari dan susah

untuk mengeluarkan feses dikarenakan feses mengeras.

2.1.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan yang pernah adalah catatan informasi tentang

kesehatan keluarga pasien maupun orang terdekatnya.

2.1.1.5 Pemeriksaan Fisik

Beberapa batasan karakteristik pada pasien konstipasi, feses keras dan

berbentuk, frekuensi bising usus lebih rendah dari rentang normal

(hipoaktif), frekuensi bising usus lebih tinggi (hiperaktif), massa abdomen

yang bisa diraba, mengejan berlebihan saat buang air besar (BAB), nyeri

pada saat BAB, nyeri tekan abdomen dengan teraba massa, perkusi

abdomen pekak, perubahan pada pola elemenasi, tidak dapat

mengeluarkan feses, penurunan frekuensi BAB, penurunan volume feses.

2.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penelitian klinis yang menggambarkan

renspon dari kelompok, keluarga, individu maupun masyarakat dalam

menghadapi permasalahan kesehatan actual maupun potensi dan merupakan

langkah kedua dari proses asuhan keperawatan, Menurut Tim Pokja SDKI

DPP PPNI, (2017).

Diagnosa keperawatan pada kasus pasien konstipasi yang terpasang

ventilasi mekanik adalah :

7
1. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal

(SDKI D.0049).

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas

(SDKI D.0005).

2.1.3 Intervensi Keperawatan

2.1.3.1 Intervensi keperawatan mengikuti Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia (SIKI).

Tindakan keperawatan yang akan dilakukan mengikuti SIKI : Manajemen

Konstipasi (I.04155) :

a. Periksa tanda dan gejala konstipasi.

b. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume,

dan warna).

c. Identifikasi faktor risiko konstipasi (obat – obatan, tirah baring, dan diet

rendah serat).

d. Lakukan massase abdomen selama 10 menit untuk meningkatkan

motilitas gastrointestinal .

e. Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan.

f. Kolaborasi penggunaan obat (pencahar) suppositoria rektal, jika perlu.

2.1.4 Implementasi Keperawatan

Proses tindakan keperawatan ini sesuai dengan prosedur (SOP) yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan yang telah dilakukan dan diselesaikan.

2.1.5 Evaluasi

8
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan

setelah rencana dan pelaksanaan tindakannya telah tercapai. Tujuan evaluasi

sendiri adalah untuk melihat hasil tindakan asuhan keperawatan dan

keadaan klien. Adapun hasil yang diharapkan pada pasien konstipasi

menurut Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018) yaitu :

a. Keluhan defekasi yang lama dan sulit menurun.

b. Tidak ada distensi pada abdomen.

c. Konsistensi feses mulai membaik.

d. Bunyi peristaltik usus membaik.

2.2 Terapi Massage Abdomen

2.2.1 Pengertian Massage adalah istilah atau biasa di sebut dengan memijat

untuk menunjukan manipulasi tertentu dari jaringan lunak pada tubuh.

Manipulasi tersebut sangat efektif diatur untuk tujuan seperti mempengaruhi

sistem saraf, otot, sistem pernapasan, sistem peredaran darah, dan limphe

yang bersifat menyeluruh atau hanya setempat (Alimah, 2012).

2.2.2 Jenis Terapi Massage Abdomen adalah jenis yang digunakan untuk

meningkatkan frekuensi defekasi dan pada saat defekasi mengejan menurun,

Massage ini menggunakan tekanan ringan sampai dengan tekanan yang

sedang, terapi ini dilakukan dalam waktu 10 – 15 menit selama 7 hari. Pijat

ini menggunakan gerakan memutar seperti arah jarum jam dengan arah naik

pada usus assenden dan transfersum kemudian menurun pada usus desenden

(Kyle, 2014).

9
2.2.3 Teknik Prosedur Terapi Massage Abdomen adalah teknik yang mengikuti

standar proses asuhan keperawatan untuk mengurangi atau mencegah

konstipasi, prosedur ini dimulai dengan tahap orientasi, menyiapkan alat dan

bahan, tahap kerja, dan tahap terminasi .

2.2.4 Masalah yang sering terjadi pada pasien kosntipasi antara lain massa feses

keras (scyballum), nyeri pada bagian abdomen, nyeri dibagian rectal,

peningkatan bising usus, prolaps rectal dan hemoroid, adanya tekanan pada

rectum, penurunan nafsu makan, sakit kepala dan fatigue (Okuyan & Bilgili,

2019; Turan & Asti, 2016).

2.2.5 Prosedur Pelaksanaan Massage Abdomen

2.2.5.1 Tahap Orientasi :

a. Memberikan salam, memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.

c. Klarifikasi kontrak waktu.

d. Jaga privasi pasien.

e. Beri kesempatan keluarga pasien untuk bertanya.

f. Tanyakan persetujuan keluarga pasien.

2.2.5.2 Persiapan Alat :

a. Minyak khusus untuk memijat seperti baby oil, minyak zaitun, dan

minyak kayu putih.

b. Handuk.

c. Stetoskop.

d. Jam tangan analog.

10
2.2.5.3 Tahap Kerja :

a. Mengatur posisi pasien dengan posisi telentang.

b. Membuka bagian baju pasien uang akan dilakukan pemijatan.

c. Auskultasi (dengarkan bising usus pasien).

d. Mengoleskan minyak pijat pada area perut.

e. Menghangatkan perut pasien dengan teknik usapan lembut seperti arah

jarum jam).

f. Melakukan usapan lembut mulai dari ke atas lalu ke bawah tepat di

bawah pusar (prosesus xyphoid menuju bawah pusar) teknik ini

dilakukan pada daerah otot perut.

g. Melakukan usapan lembut dari luar ke dalam secara melintang.

h. Setelah perut dihangatkan, memulai pijatan dengan sapuan dari ujung

usus desenden dan lakukan sapuan ke bawah menuju ke usus sigmoid.

i. Setelah melakukan sapuan pada daerah usus desenden, selanjutnya

melakukan dengan usapan lembut dari asenden hingga desenden.

j. Mengulangi gerakan sapuan pada usus tranversum.

k. Selanjutnya melakukan usapan lembut pada usus desenden menuju usus

sigmoid.

l. Melakukan sapuan dari usus tranversum ke usus desenden menuju

kebawah.

m. Melakukan usapan lemput pada usus tranversum (dari kanan ke kiri),

selanjutnya usap dengan lembut hingga usus desenden.

11
n. Menyelesaikan teknik massase dengan melakukan usapan lembut seperti

arah jarum jam.

o. Lakukan massase selama 10 menit dan lanjutkan di hari beikutnya

selama 7 hari.

2.2.5.4 Manfaat Diberikan Massage Abdomen :

a. Meningkatkan pencernaan dengan baik.

b. Melunakan feses.

c. Merelaksasi spinkter saluran gastrointestinal.

d. Meningkatkan motilitas gastrointestinal.

2.2.5.5 Tahap Terminasi :

a. Ucapkan terimakasih kepada keluarga pasien .

b. Evaluasi respon pasien dan keluarga..

c. Simpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan.

12
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, peneliti menggunakan jenis

penelitian yang berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang menggunakan metode obyek penelitian untuk melihat

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas.

Desain penelitian studi kasus ini menggunakan rancangan penelitian

yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif contohnya satu

klien, kelompok, keluarga, institusi, dan komunitas (Nursalam ,2017).

3.2 Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah dua

klien (individu dan keluarga) yang telah diamati secara mendalam. Subyek

dalam Karya Tulis Ilmiah ini yaitu Pengaruh Massage abdomen untuk

meningkatkan motilitas gastrointestinal pada pasien konstipasi.

Peneliti menetapkan kriteria insklusi dan eksklusi dalam pengambilan

subjek studi kasus yaitu:

3.2.1 Kriteria inklusi:

3.2.1.1 Pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

3.2.1.2 Pasien yang mengalami penurunan motilitas gastrointestinal.

3.2.1.3 Tidak ada gangguan komunikasi.

13
3.2.1.4 Bersedia di teliti.

3.2.2 Kriteria eksklusi:

3.2.2.1 Pasien tidak terpasang ventilasi mekanik.

3.2.2.2 Pasien tidak mengalami penurunan motilitas gastrointestinal.

3.2.2.3 Memiliki gangguan komunikasi.

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah Pengaruh

Massage abdomen yang mengalami penurunan motilitas gastrointestinal.

3.4 Definisi Operasional Fokus Studi

Konstipasi adalah masalah keperawatan yang dialami oleh pasien

karena lamanya tirah baring di tempat tidur dan tidak adanya pengeluaran feses

yang lama, serta menjadikan feses keras dan susah untuk dikeluarkan. Massage

abdomen adalah teknik memijat pada bagian perut sekitar 10 menit untuk

meningkatkan motilitas pengeluaran feses yang bermanfaat supaya feses

menjadi lunak dan dapat dikeluarkan dengan mudah.

3.5 Tempat dan waktu penelitian

Tempat studi kasus adalah tempat yang digunakan oleh peneliti dalam

melaksanakan kegiatan. Pengambilan data studi kasus pada pasien konstipasi

yang terpasang ventilasi mekanik dilakukan di ruang ICU RS Mitra Siaga

Tegal. Dengan waktu penelitian pada bulan Maret 2023 – April 2023.

3.6 Metode pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode

pengumpulan data diantaranya:

14
3.6.1 Wawancara

Suatu prosedur yang telah direncanakan dan meliputi: anamnesis yang berisi

tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan

riwayat penyakit dahulu. Sumber data didapatkan dari pasien, keluarga, dan

perawat lainnya dengan kasus konstipasi dengan penurunan motilitas

gastrointestinal.

3.6.2 Observasi dan pemeriksaan fisik

Suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti

mendapatkan keterangan langsung dari pasien maupun dari keluarga pasien

dengan bercakap-cakap untuk mendapatkan data secara lisan. Dalam

wawancara ini yang dibahas adalah terkait pemeriksaan fisik pada pasien

dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pemeriksaan

fisik (head to toe) yaitu memeriksa dari ujung rambut sampai ujung kaki

secara menyeluruh, dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

3.6.3 Studi Dokumentasi dan Angket

Dokumentasi diambil dari pemeriksaan diagnotik dan data lain yang relevan

untuk dijadikan sebagai alat pertanggung jawaban.

3.6.4 Instrumen Penelitian diperlukan oleh peneliti sebagai alat untuk

mengumpulkan data dalam melakukan penulisan. Bahwa dalam penelitian

kualitatif peneliti berperan sebagai human instrumen untuk memilih

informan dan menetapkan focus sebagai sumber data (Sugiyono, 2015).

15
3.6.5 Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan instrumen

penelitian yaitu human instrumen atau peneliti itu sendiri yang menjadi

instrumen paling penting.

3.7 Analisa Data dan Penyajian Data

Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptf-kualitatif yaitu dengan cara:

1. Untuk mendapatkan data penunjang dan menghasilkan data selanjutnya

dengan mengevaluasi kasus yang diperoleh dan mencermati kasus dalam

asuhan keperawatan.

2. Menginterprestasi oleh peneliti dalam memandingkan teori atau artikel

penelitian yang sudah ada untuk memberikan rekomendasi penelitian

yang dilakukan.

3. Membandingkan kasus konstipasi dengan artikel atau teori peneliti lain.

3.8 Etika penelitian

Dalam melakukan tindakan praktik asuhan keperawatan peneliti harus

mengetahui 8 prinsip etik yang harus diterapkan (Utami, 2016).

3.8.1 Otonomi (Kebebasan)

Prinsip otonomi ini didasari oleh penilaian kebenaran manusia untuk

memilih apa yang terbaik untuk dirinya dan tidak adanya paksaan. Peneliti

harus menghargai dan menghormati keputusan apa yang dipilih oleh pasien.

Dalam penelitian keperawatan, pasien maupun keluarga berhak untuk

memilih apakah dia menerima atau tidak untuk terlibat dalam subjek

penelitian. Tetapi sebelum melakukan tindakan, peneliti akan menjelaskan

terlebih dahulu tentang tindakan yang akan dilakukan dan menghargai

16
keputusan yang diambil pasien, apabila pasien menolak tindakan maka

perawat akan memberikan informconcent (lembar persetujuan) untuk

ditanda tangani oleh pasien maupun keluarga.

3.8.2 Justice (Keadilan)

Prinsip justice yaitu memberikan pelayanan yang sama dan seimbang

kepada semua pasien. Dalam penelitian, setiap pasien memiliki hak untuk

mendapatkan perlakuan yang sama dan adil dari peneliti. Dalam

memberikan asuhan keperawatan peneliti harus memperlakukan yang sama

dan adil antara pasien 1 dan 2 dengan diagnosa dan tindakan yang sama

yaitu Massage abdomen untuk meningkatkan motilitas gastrointestinal

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

3.8.3 Beneficence (Berbuat baik)

Peneliti harus memberikan hasil yang terbaik pada pasien. Peneliti dalam

melakukan tindakan Massage abdomen harus sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan di rumah sakit yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

kegagalan dalam melakukan tindakan keperawatan dan dapat memperoleh

hasil yang positif untuk pasien.

3.8.4 Nonmaleficence (Tidak Merugikan)

Prinsip maleficience yaitu tindakan peneliti harus sesuai dengan prosedur

dan didampingi oleh perawat lainnya supaya tidak terjadi kesalahan maupun

kelalaian yang mengakibatkan kerugian pada pasien maupun keluarga

pasien. Sebelum memberikan tindakan keperawatan Massage abdomen,

dalam melakukan tindakan keperawatan peneliti harus mempersiapkan

17
segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan pada

pasien supaya memberikan hasil yang terbaik dan tidak merugikan serta

mencegah kegagalan pada saat melakukan tindakan keperawatan.

3.8.5 Veracity (Kejujuran)

Prinsip veracity yaitu perawat diwajibkan mengatakan dengan jelas dan

jujur terhadap tindakan apa yang akan dilakukannya kepada pasien. Peneliti

harus jujur dan jelas dalam menjelaskan tindakan Massage abdomen yang

akan diberikan untuk pasien dan jujur mengatakan kepada keluarga pasien

apa saja masalah yang dialami oleh pasien.

3.8.6 Fidelity (Menepati Janji)

Peneliti akan menepati janji dalam memberikan pelayanan kepada pasien,

peneliti juga harus setia kepada pasien dan memiliki komitmen dalam

memberikan pelayanan keperawatan dengan baik. Peneliti akan menepati

janji sesuai jadwal yang telah disepakati oleh pasien maupun keluarga

pasien dalam memberikan pelayanan atau tindakan keperawatan Massage

abdomen yang akan dilakukan pada pasien.

3.8.7 Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti harus menjaga rahasia atau privacy setiap pasien pada saat masih

hidup maupun sudah meninggal. Peneliti akan menjaga rahasia dan masalah

yang dialami oleh pasien pada saat diberikan tindakan Massage abdomen

dan tidak akan menyebarluaskan informasi yang didapatkan dari pasien

sebelum mendapatkan persetujuan dari pasien, jika diijinkan oleh pasien

18
peneliti akan memberikan informasi jika sudah ada bukti persetujuan bahwa

pasien memperbolehkan.

3.8.8 Accountability (Bertanggung Jawab)

Tindakan asuhan keperawatan yang akan diberikan peneliti kepada pasien

maupun keluarga harus dipertanggung jawabkan. Dengan begitu peneliti

harus mempertanggung jawabkan atas tindakan yang akan dilakukan yaitu

Massage abdomen untuk meningkatkan motilitas gastrointestinal.

19
DAFTAR PUSTAKA

Marshal, A., Aitten, L. and Chaboyer, W. (2015) Critical Care Nursing 4e. third
edit. Australia: elsevier Australia.

Vincent, J.L, Preiser,J.C.2015. Getting critical about constipation. Journal Practical


Gastroenterology. Nutrition Issues in Gastroenterology, Series 144, 14-25.

Sari, R.F., Fauzan, S., dan Budiharto, I. 2015. Pengaruh Open Suction Terhadap
Tidal Volume Pada Pasien yang Menggunakan Ventilator di Ruang ICU
dr.Soedarso Pontianak. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa.
https://jurnal.untan.ac.id. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Estri, A. K, Fatimah, S., & Prawesti, A. 2016. Perbandingan Abdominal Massage


dengan Teknik Swedish Massage dan Teknik Efflurage terhadap Kejadian
Konstipasi pada Pasien yang Terpasang Ventilasi Mekanik di ICU.
JurnalKeperawatan Padjajaran, 4 (3).

Azevedo, R. P. D., & Machado, F. R. 2013. Constipation in critically ill patient:


much more than image. Revista Brasileira de terapia intensiva, 25(2), 73-74.
https://doi.org/10.5935/0103507X.20130014

Alimah,S. (2012).Massage Exercise Therapy. Surakarta : Akademik Fisioterapi.

Kyle, G. (2014). Constipation:review of manajement and treatment.

Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta


Selatan.

Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.

Utami, N. W. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesioal. Jakarta :


Kementrian kesehatan RI.

Prabowo, E. 2018. Konsep Dan Aplikasi Asuhan Keperawatan. Jakarta: Nuha


Medika.

Muttaqin, A. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Guerra, T. L. de S., Mendonca, S. S. and Marshall, G. (2016) ‘Incidence of
Contipation in an Intensive Care Unit’, Rev Bras Ter Intensiva, 2, pp. 87–92.
doi: 10.5935/0103-507X.20130018.

Mostafa, S. M. et al. (2016) ‘Constipation and its implications in the critically ill
patients’, British Journal of Anaesthesia. doi: 10.1093/bja/aeg275.

Smeltzer , S.C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Handbook for Brunner &
Suddarth's Textbook of Medical-Surgical Nursing).

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. 2016. Buku ajar keperawatn medikal
bedah. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatanpendekatan praktis.


Jakarta : Salemba Medika.

Kurnia, Estri A., Rina setyani F.A.,Maria Theresia S.I. 2014. Pengaruh Massage
Abdominal Dalam Uapaya Pencegahan Konstipasi Pada Pasien Yang Menjalani
Rawat Inap Dirumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta : 17-34

Okuyan, C. B., & Bilgili, N. (2019). Effect of abdominal massage on constipation


and quality of life in older adults: a randomized controlled trial. Complementary
Therapies in Medicine, 102219 https://doi.org/10.1016/j.ctim. 2019.102219.

Turan, N., & Asti, T. A. (2016). The Effect of Abdominal Massage on Constipation
and Quality of Life. Society of Gastroenterology Nurses and Associates, 48–59.
https://doi.org/10.1097/ SGA.0000000000000202.

McClurg, D., Goodman, K., Hagen, S., Harris, F., Treweek, S., Emmanuel,A., …
Manoukian, S. (2017). Abdominal massage for neurogenic bowel dysfunction in
people with multiple sclerosis (AMBER - Abdominal Massage for Bowel
Dysfunction Effectiveness Research): Study protocol for a randomised
controlled trial. Trials. https://doi.org/10.1186/s13063-0171890-y
Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

1. Saya sebagai penulis berasal dari program Diploma III Keperawatan dengan

ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam studi kasus

yang berjudul “Pengaruh Kombinasi Ankle Pumping Exercise dan Contrast


Bath Terhadap Penurunan Edema Kaki pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

dengan Kelebihan Volume Cairan di Ruang ICU RSUD dr. Soeselo Slawi”

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menggambarkan asuhan

keperawatan dengan pemberian tindakan Ankle pumping exercise dan

contrast bath untuk penurunan edema kaki pada pasien gagal ginjal kronis

yang dapat memberi manfaat berupa menambah pengetahuan dan bermanfaat

bagi dunia pendidikan dalam mengembangkan ilmu keperawatan keluarga

khususnya mengenai tindakan Ankle pumping exercise dan contrast bath

untuk penurunan edema pada pasien gagal ginjal kronis. Penelitian ini akan

berlangsung selama 1 minggu.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung kurang dari 30

menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak

perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan

keperawatan atau pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan

yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi penelitian pada nomor hp. 085695734734.


Peneliti

Umrotul Azizah

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi Responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat

penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai studi kasus yang akan saya

lakukan oleh Umrotul Azizah dengan judul “Pengaruh Kombinasi Ankle


Pumping Exercise dan Contrast Bath Terhadap Penurunan Edema Kaki Cairan

pada pasien Gagal Ginjal Kronis dengan Kelebihan Volume Cairan di Ruang

ICU RSUD dr. Soeselo Slawi.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada studi kasus ini secara

sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat memundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun.

Slawi, 12 November
2021

Saksi Yang memberikan


persetujuan

................................. .................................

Penulis

Umrotul Azizah

Lampiran 3

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR )

Ankle Pumping Exercise

Definisi

Suatu bentu ambulasi dini yang dilakukan dengan mengintervensi pergelangan


kaki dengan gerakan fleksi dan ekstensi.

Tujuan

Untuk perbaikan sirkulasi peredaran darah, latihan pemompaan pergelangan kaki

digunakan untuk mengurangi edema.

Prosedur Tindakan

No. Tindakan

1. Tahap Orientasi :

a. Memberikan salam, memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.

c. Klarifikasi kontrak waktu.

d. Jaga privasi pasien.

e. Beri kesempatan pasien untuk bertanya.

f. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.

2. Tahap Kerja :

a. Atur posisi pasien dengan nyaman.

b. Lakukan gerakan mendorong kaki ke atas (ekstensi).

c. Lakukan gerakan mendorong kaki ke bawah (fleksi).

3. Tahap Terminasi :

a. Ucapkan terimakasih atas kerjasama dengan pasien.

b. Evaluasi respon pasien.

c. Simpulkan hasil kegiatan.


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR )

Contrast Bath

Definisi

Perawatan dengan rendam kaki sebatas betis secara bergantian dengan

menggunakan air hangat dan dilanjutkan dengan air dingin, dimana suhuair

hangat antara 36,6 °C – 43,3 °C dan suhu dingi antara 10 °C – 20 °C.

Tujuan
Untuk mengurangi tekanan hidrostatik intrra vena yang menimbulkan pembesaran

cairan plasma dan pennurunan edema kaki.

Prosedur Tindakan

No. Tindakan

1. Persiapan Alat:

a. 2 wadah baskom/ember

b. Air hangat.

c. Air dingin.

d. Handuk.

2. Tahap Orientasi :

a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.

b. Klarifikasi kontrak waktu.

c. Beri kesempatan pasien untuk bertanya.

d. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja :

a. Mulai dengan rendam kaki ke air hangat dengan suhu 36,6°C -

43,3°C, selama 3-4 menit.

b. Pindahkan ke rendaman air dingin selama 1 menit.

c. Lakukan pergantian 3 kali.

4. Tahap Teminasi :

a. Ucapkan terimakasih atas kerjasama dengan pasien.

b. Evaluasi respon pasien.


c. Simpulkan hasil kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai