Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

MATA KULIAH INSTRUMENTASI OBSTETRI

ASUHAN KEPERAWATAN POST-OPERATIVE

Dosen Pengampu:

Fitria Nurwulansari, M.Keb

Disusun Oleh :

1. Sinta Dwi Afriani P27824122068


2. Sintya Putri Famelia Felita P27824122069
3. Sri Banowati Widodo P27824122070
4. Tasya Ameilia Wijayanti P27824122071

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN AKADEMIK 2023 / 2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah pada mata kuliah Instrumentasi Obstetri dengan judul “Asuhan


Keperawatan Post-Operative” telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah
Instrumentasi Obstetri pada tanggal 13 Januari 2024

Dosen Pengampu
Mata Kuliah

Fitria Nurwulansari, SST., M.Keb


NIP. 199304202020122009

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................4
1.5 Sistematika penulisan............................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.................................................................................................6
2.1 Pengertian Post Operative......................................................................6
2.2 Fase Post Opetative................................................................................6
2.3 Komplikasi Post Operative....................................................................7
2.4 Asuhan Keperawatan Post Operative....................................................9
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
POST-OPERATIVE” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tanpa
adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Dalam makalah ini kami memaparkan bagaimana penulis mengucapkan


terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah:

1. Ibu Kharisma Kusumaningtyas, S.Si.T., M.Keb, selaku Ketua Program


Studi D3 Kebidanan Sutomo
2. Ibu Fitria Nurwulansari, SST., M.Keb selaku Dosen Penanggung Jawab
dan Dosen Pengajar Mata Kuliah Instrumentasi Obstetri
3. Ibu Yuni Ginarsih, SST., M.Kes selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Instrumentasi Obstetri
4. Ibu Novita Eka Kusuma W., SST., M.Keb selaku Dosen Pengajar Mata
Kuliah Instrumentasi Obstetri
5. Ibu Eka Sulistyowati, S.Kep., Ns selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Instrumentasi Obstetri
6. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sebagai
masukan bagi kami kedepan dalam pembuatan makalah sangat berarti. Akhir kata
penulis mengucapkan mohon maaf bila ada kata-kata dalam penyampaian yang
kurang berkenan. Sekian dan terima kasih. Selamat membaca dan mudah-
mudahan makalah kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan para
pembaca.

Surabaya, 13 Januari 2024

iv
Penulis

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola hidup sehat mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan
dan mempertahankan derajat kesehatan di masyarakat. Dewasa ini memulai gaya
hidup sehat justru di anggap kegiatan yang melelahkan bagi sebagian individu.
Gaya hidup yang kurang sehat dapat saja dipengaruhi oleh peningkatan
kemakmuran dan kemajuan teknologi yang mengakibatkan keburukan pola hidup
masyarakat serta menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit-penyakit
dalam tubuh kita (Sulistiyawati, 2020).

Operasi atau pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang


penting dalam pelayanan kesehatan dan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa,
mencegah kecacatan, dan komplikasi (Rokawie, 2017). Pembedahan merupakan
tindakan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan
bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan dan diakhiri dengan penutupan
dan penjahitan luka (Sepriani, 2017). Tindakan pembedahan dilakukan karena
beberapa alasan seperti diagnostik, kuratif, relatif, rekontsruksi, dan paliatif. Jenis
pembedahan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayor dan minor.
Bedah minor merupakan operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai
risiko komplikasi lebih kecil dibandingkan bedah mayor. Sedangkan bedah mayor
memiliki resiko yang lebih besar karena dapat menimbulkan beberapa kondisi
antara lain kecacatan, perubahan bentuk tubuh trauma yang sangat luas, sampai
dengan kematian (Sepriani, 2017).

Post-operative merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang


dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2022). Keluhan yang sering timbul akibat dari
tindakan operasi yaitu nyeri (Muttaqin, 2022). International for Study of Pain
(IASP) 2022, mendefinisikan nyeri sebagai situasi tidak menyenangkan yang
bersumber dari area tertentu, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan dan yang
berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang yang bersangkutan. Nyeri
bersifat subjektif dan tidak ada individu yang mengalami nyeri yang sama (Potter
& Perry, 2022).

1
Nyeri ada dua macam yaitu nyeri akut dan nyeri kronis, nyeri yang sering
terjadi pada post operasi adalah nyeri akut (Potter & Perry, 2006). Nyeri akut
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, nyeri akut
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Menurut Potter dan
Perry (2006) nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan secara mendadak dari
intensitas ringan sampai berat dan lokasi nyeri dapat diidentifikasi. Selain itu
nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang muncul
akibat kerusakan jaringan dengan gejala yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
(NANDA, 2022).

Menurut penelitian yang dilakukan Sommer et al (2008) prevalensi pasien


post operasi mayor yang mengalami nyeri sedang sampai berat sebanyak 41%
pasien post operasi pada hari ke 0, 30 % pasien pada ke 1, 19 % pasien pada hari
ke 2, 16 % pasien pada hari ke 3 dan 14 % pasien pada hari ke 4. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Sandika et al, (2022) yang menyatakan bahwa
50% pasien post operasi mengalami nyeri berat dan 10% pasien mengalami nyeri
sedang sampai berat.

Nyeri post- operative yang dirasakan pasien dipengaruhi oleh beberapa


faktor antara lain yaitu usia, jenis kelamin, perhatian, kebudayaan, makna nyeri,
ansietas, keletihan, gaya koping dan dukungan keluarga (Potter & Perry, 2022).
Apabila nyeri pada pasien post- operative tidak segera ditangani akan
mengakibatkan proses rehabilitasi pasien akan tertunda, hospitalisasi pasien
menjadi lebih lama, tingkat komplikasi yang tinggi dan membutuhkan lebih
banyak biaya. Hal ini karena pasien memfokuskan seluruh perhatiannya pada
nyeri yang dirasakan (Smeltzer & Bare, 2022). Selain itu juga nyeri dapat
mengakibatkan pasien mengalami gelisah, imobilisasi, menghindari kontak sosial,
penurunan rentang perhatian,stres dan ketegangan yang akan menimbulkan respon
fisik dan psikis (IASP, 2012; Potter & Perry, 2022).

Nyeri post- operative memerlukan tindakan yang tepat. Salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki peran penting adalah perawat (Tamsuri, 2022). Peran
perawat dalam penatalaksanaan nyeri post operasi yaitu meliputi pengkajian nyeri,

2
memberikan tindakan mandiri perawat, kolaborasi dan evaluasi nyeri. Dalam
pengkajian nyeri pasien post operasi yang digunakan perawat yaitu mengkaji
dengan instrumen OPQRSTUV (onset, proviking, quality, region, severity,
treatment, understanding, value) (Tamsuri, 2022). Pentingnya perawat melakukan
pengkajian nyeri adalah untuk menentukan tindakan selanjutnya. Pengkajian nyeri
dapat dilakukan dengan mengkaji nyeri pasien, mengobservasi reaksi nonverbal
pasien, menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengontrol lingkungan
pasien (Nursing Intervention and Classification 2013; Sandika et al, 2015).

Dalam pemberian tindakan perawat dalam mengurangi nyeri, perawat


dapat memberikan tindakan non farmakologi dan farmakologi. Tindakan non
farmakologi meliputi mengkaji nyeri, memberikan tindakan, memonitor nyeri
yang dirasakan pasien, memberikan tindakan untuk mencegah komplikasi,
mengedukasi pasien dan keluarga (Yuceer, 2022). Sedangkan tindakan
farmakologi yaitu perawat melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter yaitu
pemberian analgesik (Tamsuri, 2022). Tindakan perawat lainnya adalah
mengevaluasi kembali nyeri yang dirasakan pasien post- operative (Yuceer, 2022).
Semua tindakan perawat ini sangat penting karena dapat mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan pasien post operasi (Sandika et al, 2015).

Namun, berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa dalam


tindakan mengurangi nyeri, sebagian besar perawat menggunakan tindakan
kolaborasi pemberian analgesik (Sandika et al, 2015). Selain itu, menurut
penelitian yang dilakukan oleh Cartney (2022) menyatakan bahwa penggunaan
analgesik saja tidak cukup sehingga perawat harus melakukan tindakan mandiri
perawat untuk membantu mengurangi nyeri pada pasien post- operative. Menurut
Saifullah (2015) menyatakan bahwa perawat yang bertugas di bangsal bedah
didapatkan fenomena bahwa perawat jaga ketika dihadapkan dengan keluhan
nyeri selama ini kebanyakan langkah awal yang diambil adalah kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian obat-obatan analgesik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Post-operative?
2. Apa saja fase-fase post-operative?

3
3. Apa komplikasi dalam Post-operative?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah iniuntuk menambah wawasan
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Post-operative.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian Post-
operative.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami fase-fase Post-
operative.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang komplikasi Post-operative.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Memperdalam pengetahuan tetang asuhan keperawatan Post-
operative dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan yang
sebelumnya tidak didapatkan tentang asuhan keperawatan Post-operative

2. Bagi Intansi
Menambah bahan pustaka bagi kampus jurusan kebidanan
poltekkes surabaya dalam asuhan keperawatan Post-operative.

3. Bagi Pembaca
Memberi pengetahuan mengenai pada asuhan keperawatan Post-
operative dan sebagai referensi untuk pengembangan asuhan
keperawatan asuhan keperawatan Post-operative.

1.5 Sistematika penulisan


Agar pembahasan penulisan dapat tersusun dengan rapih dan sistematis
supaya dapat mudah untuk difahami, maka penulis menetapkan sistematika
pembahasan dari penulisan makalah ini yang terdiri dari tiga bab, dengan
penulisan sebagai berikut:

4
Bab pertama, pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, pelaksanaan, sistematika penulisan.

Bab kedua, penulis akan menguraikan konsep teori tentang pengertian


post-operative, fase-fase post-operative, komplikasi post-
operative,.........................

Bab ketiga, penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran yang terakhir
berisi daftar pustaka.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Post Operative
Post operative adalah periode yang dimulai dari selesainya prosedur
operasi dan pemindahan pasien ke area khusus untuk pemantauan seperti unit
perawatan pasca anestesi (PACU) dan dapat dilanjutkan setelah keluar dari
rumah sakit sampai semua pembatasan dicabut. Sementara untuk pasien yang
dalam kondisi kritis setelah dilakukan operasi akan langsung dipindahkan dari
ruang operasi ke dalam ruang perawatan intensif (ICU) (Donna D.
Ignatavicius, et al., 2016)

Post Operasi merupakan kondisi pasca dilakukan pembedahan dan


penanganan secara medis untuk mengobati atau memperbaiki jaringan atau
organ yang rusak dimulai saat klien dipindahkan ke ruangan operasi dan
berakhir keruangan pemulihan (Bashir, 2020).

Setelah prosedur operasi selesai, pasien memasuki masa postoperative.


Periode post op membutuhkan pengawasan ketat saat pasien selesai dari
anestesi. Pasien kemudian akan dipindahkan ke ruangan yang lain pada hari
yang sama untuk menjalani perawatan postoperative (Jim Keogh, 2019).

Dapat disimpulkan bahwa periode perawatan post operative adalah periode


perawatan yang dimulai sejak pasien selesai dilakukan tindakan operasi
hingga pasien dipindahkan ke ruang rawat biasa dan kemudian pasien
dibolehkan untuk keluar dari rumah sakit.

2.2 Fase Post Opetative


Terdapat tiga fase perawatan postoperative. Fase-fase ini didasarkan pada
tingkat kebutuhan perawatan pasien postoperative, tetapi tidak semua pasien
melalui tiga fase perawatan postoperative (Jim Keogh, 2019).

Fase pertama, terjadi segera setelah operasi, bisanya setelah tindakan


operasi dilakukan, pasien ditempatkan di ruang post anestesi atau biasa
disebut recovery room (RR/PACU) meskipun biasanya ada pasien yang
langsung ditempatkan di ruang rawat inap biasa. Lama pasien untuk

6
mendapatkan perawatan fase pertama adalah tergantung pada status
kesehatan, prosedur pembedahan, tipe anestesi, dan kecepatan perkembangan
kestabilan. Hal ini membutuhkan waktu kurang lebih selama satu jam hingga
satu hari.

Fase kedua, pemulihan fase kedua berfokus pada persiapan perawatan


pasien dalam ruang perawatan yang lebih luas, seperti ruang bedah medis,
ruang rawat inap, atau tempat tinggal. Fase ini bisa dimulai di ruang
perawatan post anestesi, ruang bedah-medis, atau di ruang rawat jalan.
Biasanya fase ini membutuhkan waktu 15-30 menit meskipun pada umumnya
dapat mencapai 1-2 jam.

Fase ketiga dari pemulihan postoperative paling sering terjadi di rumah


sakit atau di rumah. Untuk pasien yang memiliki kebutuhan perawatan
berkelanjutan yang tidak dapat dilakukan di rumah, pemulangan mungkin
dari rumah sakit ke fasilitas perawatan tambahan. Meskipun demikian, tanda-
tanda vital tetap dipantau dengan frekuensi yang berubah tergantung
perkembangan pasien, mulai dari beberapa kali dalam sehari hingga menjadi
sekali dalam sehari.

2.3 Komplikasi Post Operative


Perawatan postoperative difokuskan untuk mengidentifikasi beberapa
komplikasi yang mungkin bisa muncul akibat pengaruh anestesi dan
sebagainya. Komplikasi yang umum terjadi postoperative melibatkan sistem
kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem gastrointestinal, dan resiko terjadi
infeksi pada luka insisi (Jim Keogh, 2019).

a. Komplikasi sistem kardiovaskuler

Pasien dapat mengalami komplikasi sistem kardiovaskuler karena


tekanan fisiologis akibat pembedahan, efek samping anestesi atau obat
lain, atau komorbiditas. Gejala yang timbul ketika pasien mengalami
komplikasi sistem kardiovaskuler postoperative diantaranya adalah nyeri
dada yang khas akibat iskemik miokard, sesak nafas dan pusing akibat
perubahan curah jantung dan perfusi jaringan, palpitasi akibat aritmia

7
jantung, hipotensi karena penurunan curah jantung, nyeri betis unilateral
dan pembengkakan pada ekstremitas bawah karena DVT.

b. Komplikasi sistem pernafasan

Pasien dengan riwayat gangguan pernafasan, obesitas, atau


prosedur bedah dad atu perut bagian atas beresiko lebih besar mengalami
komplikasi pernafasanpostoperative. Gejala yang didapatkan saat pasien
mengalami komplikasi system pernafasan adalah sesak nafas karena
aliran udara dan oksigenasi menurun, nyeri dada di area atelektasis
karena kolapsnya kantung alveolar di area tersebut, batuk produktif dan
demam akibat pneumonia, kadar oksigen yang berkurang karena
pertukaran gas terganggu pada atelektasis, pneumonia, dan emboli paru.

c. Komplikasi sistem gastrointestinal

Setelah pemberian anestesi atau obat pereda nyeri, pasien mungkin


mengalami mual, muntah, konstipasi, atau ileus paralitik. Mual
merupakan efek samping yang umum dari anestesi dan obat pereda nyeri.
Setelah pasien muntah, obat antiemetik mungkin diperlukan untuk
memutus siklusnya. Pengobatan berbasis opioid dan penurunan aktivitas
dapat menyebabkan perlambatan aktivitas peristaltic,
sehinggamenyebabkan sembelit. Pasien yang menjalani prosedur
abdominal memiliki resiko lebih besar untuk mengalami ileus paralitik
sebagai komplikasi postoperative. Gejala yang timbul biasanya mual,
muntah, ketidaknyamanan di area perut terkadang disertai distensi, bising
usus melambat atau bahkan tidak ada karena perubahan motilitas usus
sehingga terjadi sembelit.

d. Infeksi

Infeksi luka bisa berkembang pada periode postoperative. Luka


mungkin terkontaminasi sebelum operasi, seperti dengan trauma tebus,
atau mungkin terinfeksi selama penyembuhan. Permukaan kulit memiliki
bakteri yang secara alami memang ada, biasanya disebut dengan flora
normal. Bakteri ini bisa masuk ke dalam luka dan menyebabkan infeksi.

8
Infeksi nosocomial juga dapat terjai di tempat pembedahan, yang
disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di tempat lain di rumah sakit.
Infeksi pada luka operasi akan memperlambat penutupan tepi luka dan
menunda penyembuhan. Gejala yang timbul saat ada infeksi diantara lain
yaitu meningkatnya nyeri pada luka bedah karena proses inflamasi di
awal infeksi, kemerahan di tepi luka yang menyebar jika tidak diobati,
perubahan warna dan bau drainase dari lokasi luka karena respon tubuh
terhadap keberadaan bakteri, biasanya disertai demam.

e. Nyeri

Nyeri yang timbul karena pasca pembedahan diakibatkan oleh


menurunnya efek-efek anestesi yang diberikan saat akan dilakukan
prosedur operasi. Rasa nyeri yang dirasakan pasien adalah dari nyeri
ringan, sedang, hingga berat tergantung perspektif masing-masing pasien.

2.4 Asuhan Keperawatan Post Operative


1. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas pasien seperti nama pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat rumah,
No. RM. Sedangkan penanggung jawab (orang tua, keluarga terdekat) seperti
namanya, pendidikan terakhir, jenis kelamin, No. HP.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Penyakit
Keluarga. Bisa menggunakan PQRST yaitu :
P (Provokes) : Penyebab timbulnya nyeri.

Q (Quality) : Rasanya nyeri seperti ditekan, ditusuk atau diremas- remas.


R (Region) : Lokasi nyeri berada di bagian tubuh mana.

S (Saverity) : Skala nyeri.

T (Time) : Nyeri dirasakan sering atau tidak.

9
c. Pemeriksaan Fisik
Dalam Pemeriksaan fisik ini menggunakan pengkajian 6 B yaitu :
1) B 1 : Breating (Pernapasan)
Untuk mengukur Pola napas, bunyi napas, bentuk dada simetris atau tidak, adaa
tau tidak Gerakan cuping hidung, adaa tau tidak Cyanosis
2) B2 : Bleeding (Kardiovaskuler/Sirkulasi)
Untuk mengetahui Bunyi Jantung, Irama Jantung, Nadi, Tekanan Darah
3) B 3 : Brain (Persyarafan/Neurologik)
Untuk mengukur nilai GCS, Kesadaran
4) B4 : Bladder (Perkemihan)
Terpasang kateter urine atau tidak, urine (jumlah, warna), adaa tau tidak distensi
kandung kemih.
5) B 5 : Bowel (Pencernaan)
Rongga mulut ada lesi atau tidak, adanya dehidrasi atau tidak. Bising usus.
6) B 6 : Bone (Muskuloskeletal)
Warna kulit, suhu, integritas kulit, adanya lesi atau decubitus atau tidak.

d. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan radiografi
2) Urinalisa
3) Lab seperti kimia dara, darah lengkap, urine.
4) Terapi Bedah

a.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya (Anggraeni, 2016). Tahap pasca-operasi dimulai dari
memindahkan pasien dari ruangan bedah ke unit pasca operasi dan berakhir
saat pasien pulang. Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang fisiologis,
tetapi hal ini merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti oleh klien
setelah pembedahan. Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran klien
kembali penuh, dan semakin meningkat seiring dengan berkurangnya
pengaruh anestesi. Adapun bentuk nyeri yang dialami oleh klien pasca
pembedahan adalah nyeri akut yang terjadi karena adanya luka insisi bekas
pembedahan.

3.2 Saran
a. Bagi mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran mata kuliah


Instrumentasi Obstetri sekaligus dapat memahami “Asuhan Keperawatan
Postoperative.

b. Bagi masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Asuhan


Keperawatan Postoperative diperlukan sumber informasi yang baik.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
pengetahuan masyarakat

11
DAFTAR PUSTAKA
Bashir, Asri. (2020). Hubungan Nyeri Dan Kecemasan Dengan Pola Istirahat
Tidur Pasien Post Operasi Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Tengku
Chik Ditiro Sigli, Jurnal sains dan aplikasi vol VIII, No I.

Black, J. M. & Hawks, J. H., 2016. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen


Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. 8 ed. Jakarta: Salemba Medika.

Donna D. Ignatavicius, M. R. A. et al., 2016. Medical Surgical Nursing:


PatientCenterred Collaborative Care. 8th ed. Canada: Elsevier.

Iqramullah, N. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post Operatif


Fracture Di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Jim Keogh, D. R.-B., 2019. Medical-Surgical Nursing Demystified. 3rd ed. USA:
McGraw-Hill Education.

Small, C., & Laycock, H. (2020). Acute postoperative pain management. British
Journal of Surgery, 107(2), e70–e80. https://doi.org/10.1002/bjs.11477

Santika, E. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Mayor


Dengan Aplikasislow Stroke Back Massage (Ssbm) Terhadap Kualitas
Tidur Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

SETIAWAN, H., & POLITEKNIK, J. K. LAPORAN KASUS ASUHAN


KEPERAWATAN POST APENDIKTOMI DENGAN FOKUS STUDI
NYERI DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG.

Rachmawati, H. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


MASALAH NYERI AKUT PADA KASUS POST OP FRAKTUR
EKSTREMITAS ATAS DI RSI SAKINAH KABUPATEN
MOJOKERTO (Doctoral dissertation, STIKES BINA SEHAT PPNI).

12

Anda mungkin juga menyukai