Anda di halaman 1dari 9

S1 KEPERAWATAN

PENUGASAN KELOMPOK

PERTEMUAN KE 14

"Tren & Isu, dan Evidence-Based Practice dalam Penanganan Masalah


Muskuloskeletal"

DOSEN FASILITATOR :

Ns.Defi Eka Kartika,m.Kep

KELOMPOK III

1. M.Riski ferdiansyah 21031088


2. Mitha Amalia 21031099
3. Resy Fahira Elvid 21031100
4. Herna oktavidewi 21031101

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbalalamin, puji syukur kami ucapkan kepada Allah yang telah member
ikan begitu banyak nikmat hingga memudahkan jalan bagi kami dalam menyelesaikan tugas
makalah “KEPERAWATAN DEWASA” Selesai nya makalah ini, tidak terlepas dari bantua
n dan dukungan berbagai pihak yang sangat membantu kami baik berupa moril maupun mate
ril. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut serta memb
antu kelancaran penulisan sehingga akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kas
ih kami ucapkan kepada:Ns.Defi Eka Kartika,M.Kep selaku Dosen Fasilitator mata kuliah
keperawatan dewasa di Universitas Hang Tuah Pekanbaru.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
menjadi makalah yang baik dan bermanfaat nantinya. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Pekanbaru, 27 september 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I TINJAUAN TEORI............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1


1.2. Tujuan Makalah..................................................................................................... 1

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................. 8

1.1. peningkatan prevalensi masalah muskuloskeletal................................................. 9


1.2. senam ditempat kerja............................................................................................. 14
1.3. Analisa Implementasi EBNP................................................................................. 14
1.4. Analisa PICOT...................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 18

1.1. Kesimpulan............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang


sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah
penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker
diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat
sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan
jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per
tahun. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi
penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah
penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan
sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka
tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan
karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

1.1. Tujuan Makalah


1. Menganalisis tren terkini dan isu yang berkaitan dengan masalah muskuloskeletal,
seperti peningkatan prevalensi, faktor risiko, dan dampak sosialnya.

2. Menyoroti pentingnya menggunakan bukti ilmiah dalam pengobatan dan manajemen


masalah muskuloskeletal, serta bagaimana penerapan evidence-based practice dapat
meningkatkan kualitas perawatan.

3. Menyajikan solusi dan rekomendasi untuk mengatasi masalah muskuloskeletal,


termasuk pendekatan pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi yang efektif.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

1
Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari sel
mesenkimal primitif yang memproduksi tulang dan matriks osteoid (Kemenkes RI,
2017).
Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma ganas yang
berasal darisel primitive (poorly differentiated cells) didaerah metafise tulang panjang pada
anak-anak. Disebut osteogenik oleh karena perkembangannya berasal dari seriosteoblastik
sel mesensim primitif. Osteosarkoma merupakan neoplasma primer dari tulang yang
tersering nomer setelah myeloma multiple Osteoarkoma biasanya terdapat pada metafisis
tulang panjang dimana lempeng pertumbuhannya (epi-physeal growthplate) yang sangat
aktif; yaitu pada distal femur, proksimal tibia dan fibula, proksimal humerus dan pelvis
(Kawiyana,).
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahawa osteosarkoma merupakan
tumor ganas tulang yang dapat terjadi pada distal femur, proksimal tibia dan fibula,
proksimal humerus dan pelvis.
2.2 senam ditempat kerja.

Definisi Senam Peregangan Di Tempat Kerja Senam dengan istilah lain disebut
Gymnastic dari asal kata Yunani purba gymnos yang berarti telanjang, karena pada zaman itu
orang – orang melakukan olahraga tidak berpakaian (Margono,2009).Mengemukakan bahwa,
“Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”.

Seperti dikemukakan Sutrisno dan Khafadi (2010) menyatakan, “Senam adalah


bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan – gerakan
yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Peregangan adalah bentuk dari
penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dalam setiap
melakukan kegiatan terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangat
rentan, meningkatkan fleksibilitas atau kelenturan tubuh, serta merelaksasi otot yang stress.
Latihan peregangan sederhana dapat dilakukan di mana saja. Latihan peregangan membantu
menggerakkan bagian-bagian tubuh dan melawan rasa sakit dalam tubuh, dapat
menyembuhkan sakit otot dengan latihan peregangan sederhana selama 15 menit (Yusnani,

Gerakan – gerakan senam sengaja diciptakan untuk menciptakan tujuan tertentu yang
tersusun secara sistematis yang berguna bagi kesehatan tubuh. Sutrisno dan Khafadi (2010)
menyatakan, “Manfaat senam yaitu seseorang dapat memiliki bentuk tubuh yang ideal,
diantaranya indah, bugar,dan kuat”. Sedangkan Mahendra (2000) menyatakan, “Manfaat
senam meliputi manfaat fisik dan mental serta sosial”. Pendapat tersebut menunjukan bahwa,

2
melalui senam akan bermanfaat untuk menambah rasa percaya diri dan memiliki sikap
kesadaran yang sangat baik dan dapat hidup sehat secara jasmani dan rohani. Oleh karena itu,
dalam mengikuti senam harus mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara kreatif
melalui pemecahan masalah – masalah gerak. Dengan demikian akan berkembang
kemampuan mentalnya. Selain itu, melalui senam akan memberikan sumbangan yang sangat
besar dari program senam dalam meningkatkan self-concept (konsep diri). Ini biasa terjadi
karena kegiatan senam menyediakan banyak pengalaman dimana akan mampu mengontrol
tubuhnya dengan keyakinan dan tingkat keberhasilan yang tinggi, sehingga memungkinkan
membantu membentuk konsep yang positif .

2.3 Analisa implementasi EBP

2.3.1 Metode penilitian

Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimen dengan pendekatan one
group pre test and post test design. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan
penelitian kuantitatif dimana proses penggalian informasi diwujudkan dalam bentuk angka
sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Peneliti
menggunakan jenis penelitian yang bersifat kuantitatif asosiatif, sebab dalam penelitian ini
penulis ingin menggali lebih jauh tingkat keefektivitasan senam peregangan di tempat kerja
terhadap kondisi kesehatan (studi kasus pada staf dosen dan tenaga kependidikan Stikes
Bhakti Husada Mulia).

2.3.2 Hasil Penelitian

Dari pengumpulan data awal (pretest), pada kelompok kontrol sebagian besar
mengalami gangguan muskuloskeletal dengan skala nyeri sedang (VAS=3) sebanyak 31
responden (86,1%) dan pada kelompok perlakuan sebagian besar mengalami gangguan
muskuloskeletal dengan skala nyeri sedang (VAS=3) sebanyak 27 responden (75,0%). Pada
kelompok perlakuan, diberikan intervensi berupa senam peregangan yang dilakukan
sebanyak 2 kali dalam 1 hari kerja selama kurun waktu 1 bulan. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data kembali. Hasil pengumpulan data akhir (posttest), pada kelompok kontrol
sebagian besar mengalami gangguan muskuloskeletal dengan skala nyeri sedang (VAS=3)
sebanyak 33 responden (91,7%) dan pada kelompok perlakuan sebagian besar mengalami
gangguan muskuloskeletal dengan skala nyeri sedang (VAS=3) sebanyak 31 responden
(86,1%). Dari hasil uji normalitas didapatkan bahwa data berdistribusi tidak normal sehingga
uji beda digunakan uji wilcoxon. Dari hasil uji wilcoxon dengan signifikasi sebesar 0,05 pada
kelompok kontrol didapatkan nilai Z sebesar -2,342 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,019.
Untuk kelompok perlakuan dari hasil uji paired t test dengan signifikasi sebesar 0,05 pada
kelompok kontrol didapatkan nilai Z sebesar -2,801 dan Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,015.
Dari hasil uji paired t test didapatkan nilai signifikasi pada kelompok kontrol sebesar 0,019 >
kelompok perlakuan sebesar 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi
senam peregangan ditempat kerja efektif untuk menurunkan nyeri akibat gangguan MSDs.

3
2.4 Analisis PICOT

Judul Penelitian PENGARUH PEMBERIAN INTERVENSI SENAM


PEREGANGAN DI TEMPAT
KERJA TERHADAP PENURUNAN GANGGUAN MSDs
DAN KADAR ASAM URAT DARAH

Nama Peneliti Priyoto,Binar Wahyudi


Publikasi Penelitian LPM DIAN HUSDA MOJOKERTO
P (population) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf dosen dan
tenaga kependidikan di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
sebanyak 72 orang
I (intervensi) Intervensi berupa senam peregangan di tempat kerja
dilakukan setiap hari kerja sebanyak 2 kali yaitu pada jam
10.00 WIB dan pada jam 14.00 WIB.

C (comparison) Tidak ada perbandingan


O (outcome) pemberian intervensi senam peregangan ditempat kerja
efektif untuk menurunkan nyeri akibat gangguan MSDs.

T (time) Penelitian ini dilakukan pada 2018

4
BAB III
PENUTUP

1.2. Kesimpulan
intervensi senam peregangan di tempat kerja dapat secara positif mempengaruhi
penurunan gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) dan kadar asam urat darah. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan program senam peregangan di lingkungan kerja dapat
berpotensi meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan mengurangi risiko MSDs dan
menurunkan kadar asam urat darah, yang merupakan faktor risiko untuk beberapa masalah
kesehatan. Dengan demikian, intervensi semacam itu dapat dianggap sebagai strategi yang
bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan pekerja di tempat kerja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tarwaka. Ergonomi Industri Dasa-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat


Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2020.

Hartvigsen J, Hancock MJ, Kongsted A, et al. What low back pain is and why we need to pay
attention. Lancet 2018; 391: 2356–67.

Cieza, A., Causey, K., Kamenov, K., Hanson, S. W., Chatterji, S., & Vos, T. (2021). Global
estimates of the need for rehabilitation based on the Global Burden of Disease study
2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet,
396(10267), 2006–2017.

Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press

Sutrisno, Budi. Khafadi, Muhammad Bazin. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan 2. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Mahendra, Agus. (2000). Senam. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional

19

Anda mungkin juga menyukai