Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayahnya kepada kita
semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Knee Ankle Foot Orthosis ini dalam bentuk
laporan praktik.
Tema laporan ini adalah “Laporan Makalah Praktikum Knee Ankle Foot Orthosis”.
Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Cica Tri Mandasari Ningsih,
SST. OP, M.Kes sebagai dosen mata kuliah Knee Ankle Foot Orthosis dan tentunya juga ucapan
terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa. Semoga teriring doa
Allah Yang Maha Esa yang akan membalas segala budi baik tersebut.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di laporan ini terdapat banyak kekurangan dan
tidak sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengalaman baru yang penulis miliki. Oleh sebab
itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan
yang akan datang. Namun semoga segala kekurangan yang ada tidak mengurangi kegunaan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................3
D. PELAKSANAAN................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PENATALAKSANAAN................................................................................................................4
A. ASSESMENT......................................................................................................................4
B. MEASURMENT.................................................................................................................7
C. CASTING............................................................................................................................8
D. FABRIKASI........................................................................................................................9
1. Filling...................................................................................................................................9
2. Rektifikasi.........................................................................................................................10
3. Moulding........................................................................................................................11
4. Pemasangan side bar....................................................................................................12
5. Trimline..........................................................................................................................14
6. Finishing.........................................................................................................................14
7. Fitting.............................................................................................................................16
Hasil praktikum.......................................................................................................................17
Evaluasi.................................................................................................................................17
Saran......................................................................................................................................17
BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.................................................................................................................18
B. SARAN...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ortotis Prostetis dalam hal alat bantu kesehatan berupa ortosis maupun prostesis
untuk kesehatan fisik dan psikis berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
diakibatkan oleh adanya ganguan fungsi dan gerak anggota tubuh dan trunk (batang
tubuh) serta hilangnya bagian anggota gerak tubuh yang dapat mengakibatkan
alat bantu kesehatan yang berfungsi untuk bracing, splinting, dan supporting yang
dipasangkan diluar tubuh yang diperuntukkan bagi pasien atau klien yang
bagian bawah dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran energi sebesar 89% lebih
tinggi dibanding dengan pejalan kaki normal (Herdiman, et al., 2011). Gangguan pada
anggota gerak bagian bawah sendiri dapat terjadi karena banyak faktor seperti masalah
rangka, kelemahan otot dan juga kelumpuhan. Sehingga untuk mengeliminasi atau
mengurangi keterbatasan tersebut diperlukan alat bantu gerak bagian bawah atau yang
dikenal dengan orthosis kaki. Orthosis kaki mempunyai berbagai macam jenis
1
Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO) adalah orthosis yang mengkoreksi dari mulai
telapak kaki sampai dengan atas lutut. KAFO sendiri mempunyai fungsi mulai dari
menyangga berat badan tubuh, mencegah kecacatan yang lebih lanjut, mengkoreksi
kecacatan dan mengontrol atau mengatur gerakan yang terjadi pada tungkai. Produk
KAFO yang ada di Indonesia saat ini masih banyak ditemukan kekurangan, khususnya
menjadi keluhan adalah terlalu kaku pada sambungan, tidak praktis serta kurang nyaman,
bagian-bagian yang dikeluhkan diantaranya adalah bagian lutut, dimana pada bagian lutut
KAFO mempunyai fungsi pengunci pada knee joint (Herdiman et al., 2011).
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari laporan ini adalah
D. PELAKSANAAN
3
BAB II
PENATALAKSANAAN
A. ASSESMENT
Assessment adalah proses pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mencari
informasi secara detail kepada pasien.Tujuan dari Assessment adalah untuk dapat
Yang kami lakukan sebelum melakukan assesment pada pasien adalah kami
memberitahukan kepada pasien tentang Edukasi dan juga apa yang akan saya lakukan
nanti tujuannnya adalah agar pasien dapat berkerjasama selama pemeriksaan nanti.
1. Subjektif Asessment
Dalam tahap ini kami memeriksa tentang Informasi Pribadi pasien, Kondisi umum
a) Identitas pasien
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dihasilkan data sebagai berikut :
Alamat : Boyolali
Umur : tahun
Pekerjaan :-
4
b) Orthosis sebelumnya : KAFO
sehingga saat berjalan pasien memegang lutut supaya hiperextensi karena pasien
2. Objective Assessment
Pemeriksaan ini dengan memberlakukan pasien sebagai objek, lebih lanjutnya saya
a) Inspeksi
3) Pasien mengalami hiperextensi knee pada tungkai kirinya sehingga pasien pada saat
b) Palpasi
5
c) Spesial test
4) Sensitifitas : Baik
5) Proprioception : Baik
d) Prescription
2) Material : PP (Polypropylene)
Function : Membatasi gerakan Hiper Extensi Knee dan terdapat drop pada
foot. Untuk digunakan pasien dengan kelemahan otot hiper extensi knee.
6
B. MEASURMENT
Pada tahap measurement, Kami melakukan penandaan dan juga pengukuran pada
deformity leg, tujuannya adalah agar pada saat producing dalam pembuatan ukurannya
a. Blangko pengukuran,
b. Mid line
c. Pensil air
d. Alat tulis
e. Stokinet
f. Caliper
2. Proses Measurement
a. Dalam melakukan penandaan & pengukuran kami meminta pasien untuk berdiri
di kursi casting. penandaan dilakukan pada bagian toleran area maupun presure
area.
7
C. CASTING
pembuatan prosthesis.
1) Blangko ukur
2) Plastik wrap
3) 3-4 POP
4) Pensil air
5) Gunting gips
7) Air.
Proses Casting
o Umbilicus
o SIAS
o Suprailiaca
o Iliacrest
o Trochantor mayor
8
4) Melakukan posisi casting :
Netral alignment pada knee,ankle, dan foot dan juga sesuai dengan kondisi
pasien
umbilicus dan kemudian terus balut menuju distal. Bungkus sampai menutupi
trochantor mayor.
7) Saat gips mengeras, Memotong sepanjang cut-off tube dan melepaskan dengan
hati-hati.Menutup kembali gips dan memeriksa apakah posisinya benar. Jika tidak
di-cast ulang.
D. FABRIKASI
1. Filling
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam melakukan filling ialah :
1) Negative Cast
2) Powder Gips
3) Air
4) Ember
5) Tangkai besi.
9
Langkah– langkahnya yaitu :
1) Sebelum melakukan filling pada negative cast. melapisi lagi bagian lapisan dari negative
2) Melakukan penambahan gipsona pada area proximal negative cast secara merata.
3) Memberikan bagian dalam cetakan (negatif gips) dengan sedikit sabun cair. hal ini
6) Memposisikan tangkai besi berada tepat di tengah-tengah, tapi tidak sampai mengenai
2. Rektifikasi
a) Dalam melakukan Rectifikasi Alat yang dipersiapkan antara lain :
2) Cutter 7) Ragum
3) Blangko 8) Mangkok
5) Midline
10
b) Proses Rectifikasi :
Melakukan penambahan pada bagian tolerant area dan juga melakukan pengurangan
pada bagian :
3. Moulding
o Plastik PP
o Castcutter
o Section
o Jigsaw
o Oven
o Spidol
o Cutter
o Lakban
Proses Moulding :
11
b. Memasang spons di bagian bawah positif cast.
e. Jika sudah, ambil plastik PP dengan menggunakan sarung tangan sebanyak 3 lapis
lalu membalutkannya pada positif cast, disemua permukaan positif cast dengan
g. Ikat menggunakan tali sekencang mungkin di bagian atas agar udara tidak ada yang
masuk.
✓ Hasil moulding
✓ Side bar
✓ Iron bending
✓ Midline
✓ Obeng
✓ Kunci pas
✓ Mesin bor
✓ Spidol
✓ Paku
12
✓ Mur dan baut
Langkah-langkah
1. Cari letak knee axis lalu paku pada bagian ters Cari letak knee axis lalu paku pada
bagian tersebut.
3. Pasangkan side bar pada KAFO (dengan menempatkan knee joint pada mekanikal
4. Bending side bar di atas dan di bawah knee axis side bar. Pastikan hasil bendingan
Bagian proksimal thigh, yaitu pada 1,5 cm dibawah tepi atas side bar.
Bagian distal thigh, yaitu padabagian side bar yang pertama kali menyentuh KAFO
hasil mouldingan..
Bagian proksimal calf, yaitu pada side bar yang pertama kali menyentuh KAFO hasil
mouldingan.
Bagian distal calf, yaitu pada 1,5 cm diatas tepi bawah side bar.
13
5. Trimline
Tujuan trimeline ini untuk memudahkan orthosis dapat digunakan dengan nyaman dan
1) Spidol.
2) Penggaris.
3) Custcutter.
o Proses Trimeline :
2. Yang harus diambil garis pada trimline ini yaitu pada bagian trochanter mayor agar
6. Finishing
Proses finishing merupakan tahap akhir pembuatan Prosthesis. Proses ini dilakukan
supaya bentuk orthosis sesudah fitting menjadi lebih indah, kuat dan nyaman.
✓ Prosthesis
✓ Form assessment
✓ Alat tulis
✓ Heat gun
✓ Strap
14
✓ Soldier
✓ Bor
✓ Routher
✓ Lem
Langkah – langkah
3. Pakaikan KAFO
4. Lakukan static fitting untuk memastikan bahwa trimline sudah sesuai (tidak ada yang
• Mengukur panjang bagian yang akan diberi strap bagian anterior pada lingkar
• Potong strap lalu tempelkan dengan lem kemudian jahit bagian tepi strap agar
• Lubangi dengan mesin bor pada bagian yang akan diberi strap.
• Tutup keeling bagian dalam menggunakkan spons agar tidak melukai agar
15
• Jika sudah pasangkan KAFO pada kaki pasien, tanyakan apakah ada bagian
7. Mengamati gait cycle sebelum memakai KAFO dan sesudah memakai KAFO.
10. Setelah selesai minta pasien untuk duduk kembali dan menanyakan apakah ada yang
7. Fitting
Orthosis
Langkah-langkah :
16
Hasil praktikum
Kendala : Dibagian bawah maleolus kesempitan dan masih ada beberapa yang
Pasien merasa sudah agak nyaman dan ukuran orthosis sudah pas.
Evaluasi
Kinerja kelompok sudah lumayan maksimal namun terlalu menunda nunda kinerja
kelompok.
Saran
Pada saat melakukan praktek secara berkelompok diperlukan kerjasama yang maksimal
agar dapat memperlancar proses praktek yang sedang dilakukan, sehingga pasien juga
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
o Pengunaan Knee Ankle Foot Orthosis fungsional dan netral memiliki perbedaan fungsi
Fabrikasi , Finishing, dan Fitting. Maka terbentuklah sebuah Knee Ankle Foot Orthosis
(KAFO).
B. SARAN
Proses praktek selama pandemi ini memiliki keterbatasan waktu, sehingga waktu yang
kita gunakan untuk melakukan praktek kurang maksimal, diperlukan penambahan durasi
18
DAFTAR PUSTAKA
http://library.poltekkesjakarta1.ac.id/repository/index.php?
p=show_detail&id=1039&keywords=
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29967#:~:text=KAFO%20(Knee%20Ankle
%20Foot%20Orthosis)%20adalah%20alat%20bantu%20gerak%20yang,telapak
%20kaki%20sampai%20atas%20lutut.
19