Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MAKALAH PRAKTIKUM

KNEE ANKLE FOOT ORTHOSIS

Dosen Pengampu : Cica Tri Mandasari Ningsih, SST. OP, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Bangkit Saputra (P27227020006)


2. Inayatul Laili Arifah (P27227020016)
3. Mentari Dwi Ariyani (P27227020021)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK

POLTEKKES KEMEKES SURAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayahnya kepada kita

semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Knee Ankle Foot Orthosis ini dalam bentuk

laporan praktik.

Tema laporan ini adalah “Laporan Makalah Praktikum Knee Ankle Foot Orthosis”.

Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Cica Tri Mandasari Ningsih,

SST. OP, M.Kes sebagai dosen mata kuliah Knee Ankle Foot Orthosis dan tentunya juga ucapan

terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa. Semoga teriring doa

Allah Yang Maha Esa yang akan membalas segala budi baik tersebut.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di laporan ini terdapat banyak kekurangan dan

tidak sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengalaman baru yang penulis miliki. Oleh sebab

itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan

yang akan datang. Namun semoga segala kekurangan yang ada tidak mengurangi kegunaan

laporan ini untuk dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 7 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................3
D. PELAKSANAAN................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PENATALAKSANAAN................................................................................................................4
A. ASSESMENT......................................................................................................................4
B. MEASURMENT.................................................................................................................7
C. CASTING............................................................................................................................8
D. FABRIKASI........................................................................................................................9
1. Filling...................................................................................................................................9
2. Rektifikasi.........................................................................................................................10
3. Moulding........................................................................................................................11
4. Pemasangan side bar....................................................................................................12
5. Trimline..........................................................................................................................14
6. Finishing.........................................................................................................................14
7. Fitting.............................................................................................................................16
Hasil praktikum.......................................................................................................................17
Evaluasi.................................................................................................................................17
Saran......................................................................................................................................17
BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.................................................................................................................18
B. SARAN...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Ortotik Prostetik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh seorang

Ortotis Prostetis dalam hal alat bantu kesehatan berupa ortosis maupun prostesis

untuk kesehatan fisik dan psikis berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

meningkatkan derajat kesehatan individu, kelompok dan masyarakat yang

diakibatkan oleh adanya ganguan fungsi dan gerak anggota tubuh dan trunk (batang

tubuh) serta hilangnya bagian anggota gerak tubuh yang dapat mengakibatkan

gangguan/kelainan anatomis, fisiologis, psikologis dan sosiologis. Ortosis adalah

alat bantu kesehatan yang berfungsi untuk bracing, splinting, dan supporting yang

dipasangkan diluar tubuh yang diperuntukkan bagi pasien atau klien yang

membutuhkan (PERMENKES No.22 tahun 2013 Bab I Pasal 1).

Keterbatasan berjalan yang disebabkan gangguan pada anggota gerak tubuh

bagian bawah dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran energi sebesar 89% lebih

tinggi dibanding dengan pejalan kaki normal (Herdiman, et al., 2011). Gangguan pada

anggota gerak bagian bawah sendiri dapat terjadi karena banyak faktor seperti masalah

rangka, kelemahan otot dan juga kelumpuhan. Sehingga untuk mengeliminasi atau

mengurangi keterbatasan tersebut diperlukan alat bantu gerak bagian bawah atau yang

dikenal dengan orthosis kaki. Orthosis kaki mempunyai berbagai macam jenis

disesuaikan dengan permasalahan yang ada.

1
Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO) adalah orthosis yang mengkoreksi dari mulai

telapak kaki sampai dengan atas lutut. KAFO sendiri mempunyai fungsi mulai dari

menyangga berat badan tubuh, mencegah kecacatan yang lebih lanjut, mengkoreksi

kecacatan dan mengontrol atau mengatur gerakan yang terjadi pada tungkai. Produk

KAFO yang ada di Indonesia saat ini masih banyak ditemukan kekurangan, khususnya

dalam mengakomodasi kebutuhan dan keinginan pengguna. Beberapa faktor yang

menjadi keluhan adalah terlalu kaku pada sambungan, tidak praktis serta kurang nyaman,

bagian-bagian yang dikeluhkan diantaranya adalah bagian lutut, dimana pada bagian lutut

KAFO mempunyai fungsi pengunci pada knee joint (Herdiman et al., 2011).

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada laporan ini adalah

1. Apa yang dimaksud Knee Ankle Foot Orthosis?

2. Bagaimana proses pembuatan Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO)?

2
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari laporan ini adalah

1. Untuk memenuhi tugas Knee Ankle Foot Orthosis

2. Untuk menjelaskan kepada pembaca serta teman-teman mahasiswa tentang

Knee Ankle Foot Orthosis.

3. Untuk mengetahui praktik pembuatan Knee Ankle Foot Orthosis

D. PELAKSANAAN

Pelaksanaan praktikum Knee Ankle Foot Orthosis

1. Hari, tanggal : Senin, 27 Juni 2022

2. Tempat Fitting : Ruang Praktikum Ortotik Prostetik

3
BAB II

PENATALAKSANAAN

A. ASSESMENT
Assessment adalah proses pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mencari

informasi secara detail kepada pasien.Tujuan dari Assessment adalah untuk dapat

mendiagnosis serta memberikan resep kepada pasien.

Yang kami lakukan sebelum melakukan assesment pada pasien adalah kami

memberitahukan kepada pasien tentang Edukasi dan juga apa yang akan saya lakukan

nanti tujuannnya adalah agar pasien dapat berkerjasama selama pemeriksaan nanti.

1. Subjektif Asessment

Dalam tahap ini kami memeriksa tentang Informasi Pribadi pasien, Kondisi umum

pasien, Riwayat penyakit, Riwayat pekerjaan, Kondisi lingkungan pasien.

a) Identitas pasien

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dihasilkan data sebagai berikut :

Nama : Dwi Lestari

Alamat : Boyolali

TTL : Surakarta, 6 Juni 2000

Umur : tahun

Tinggi / berat badan : 152cm / 65kg

Jenis kelamin : Perempuan

No. Telp : 0821 32xx xxxx

Pekerjaan :-

Kondisi Lingkungan : Datar

4
b) Orthosis sebelumnya : KAFO

c) Keluhan utama : Pasien mengalami kesulitan untuk mengangkat kakinya,

sehingga saat berjalan pasien memegang lutut supaya hiperextensi karena pasien

memiliki riwayat penyakit handtigh yang disebabkan oleh post polio.

d) Keinginan Pasien : Pasien menginginkan orthosis yang nyaman dan ringan

untuk melakukan aktifitasnya.

2. Objective Assessment

Pada tahap selanjutnya kami melakukan pemeriksaan Objektive Assesment,

Pemeriksaan ini dengan memberlakukan pasien sebagai objek, lebih lanjutnya saya

melakukan pengamatan dan berbagai macam test pada pasien.

Hasil yang didapat setelah melakukan pemeriksaan Objective Assesment ialah

a) Inspeksi

1) Pasien mengalami drop foot pada tungkai kirinya

2) Tungkai tidak mengalami atrofi

3) Pasien mengalami hiperextensi knee pada tungkai kirinya sehingga pasien pada saat

berjalan harus memegang knee nya.

b) Palpasi

1) Soft tisseu normal

2) Tidak merasakan nyeri

5
c) Spesial test

1) Stabilitas : 1. A-P Drawer test (-)

2) Valgus test : (-)

3) Varus Test : (-)

4) Sensitifitas : Baik

5) Proprioception : Baik

d) Prescription

1) Desain : KAFO RIGID

2) Material : PP (Polypropylene)

3) Manufacture : Custome Made

4) Weight Bearing : Non weight bearing

5) Ankle Joint : Jointed kafo stop PF

6) Knee Joint : Hiperextensi Knee

7) Trimeline Foot : Cover head of metatarsal 1 & 5

Function : Membatasi gerakan Hiper Extensi Knee dan terdapat drop pada

foot. Untuk digunakan pasien dengan kelemahan otot hiper extensi knee.

6
B. MEASURMENT

Pada tahap measurement, Kami melakukan penandaan dan juga pengukuran pada

deformity leg, tujuannya adalah agar pada saat producing dalam pembuatan ukurannya

dapat sesuai dan tepat.

1. Alat dan bahan yang saya persiapkan adalah :

a. Blangko pengukuran,

b. Mid line

c. Pensil air

d. Alat tulis

e. Stokinet

f. Caliper

2. Proses Measurement

a. Dalam melakukan penandaan & pengukuran kami meminta pasien untuk berdiri

di kursi casting. penandaan dilakukan pada bagian toleran area maupun presure

area.

b. Memakaikan dahulu stoking pada deformity leg pasien

c. Kemudian melakukan penandaan pada deformity leg pasien yanng telah

dipakaikan stoking, selagi melakukan penandaan juga dilakukan pengukuran.

d. Selanjutnya adalah menandainya dengan menggunakan pensil air. Penandaan

kami lakukan pada tulang menonjol, area yang sensitive

e. Selanjutnya adalah kami melakukan pengukuran pada deformity leg pasien

dengan posisi pasien berdiri di kursi casting.

7
C. CASTING

Proses membentuk dengan menggunakan POP Bandage terhadap stump pasien

untuk mendapatkancetakannegarifcastyang sesuai dengan stump pasien sebagai awal dari

pembuatan prosthesis.

 Alat dan bahan yang dipersiapkan ialah :

1) Blangko ukur

2) Plastik wrap

3) 3-4 POP

4) Pensil air

5) Gunting gips

6) Stoking untuk stump

7) Air.

 Proses Casting

1) Memakaikan stocking pada kaki pasien

2) Menandai landmark berikut:

o Umbilicus

o SIAS

o Suprailiaca

o Iliacrest

o Trochantor mayor

3) Melengkapi blanko pengukuran untuk KAFO

8
4) Melakukan posisi casting :

 Netral alignment pada knee,ankle, dan foot dan juga sesuai dengan kondisi

pasien

 Hip posisi netral

5) Mulai membungkus plester, Tempatkan 3-4 lapisan di ujung proksimal dari

umbilicus dan kemudian terus balut menuju distal. Bungkus sampai menutupi

trochantor mayor.

6) Melakukan penekanan pada bagian suprailiaca sebagai suspensi area.

7) Saat gips mengeras, Memotong sepanjang cut-off tube dan melepaskan dengan

hati-hati.Menutup kembali gips dan memeriksa apakah posisinya benar. Jika tidak

di-cast ulang.

D. FABRIKASI

1. Filling
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam melakukan filling ialah :

1) Negative Cast

2) Powder Gips

3) Air

4) Ember

5) Tangkai besi.

9
Langkah– langkahnya yaitu :

1) Sebelum melakukan filling pada negative cast. melapisi lagi bagian lapisan dari negative

cast yang tipis dengan gipsona.

2) Melakukan penambahan gipsona pada area proximal negative cast secara merata.

3) Memberikan bagian dalam cetakan (negatif gips) dengan sedikit sabun cair. hal ini

dilakukan agar mudah dalam melepas cast dari cetakan.

4) Membuat adonan dari Powder Gips dan Air .

5) Menuangkan adonan powder gips tadi ke dalam Negatif Cast

6) Memposisikan tangkai besi berada tepat di tengah-tengah, tapi tidak sampai mengenai

dasar dari negative cast.

7) Menunggu adonan yang telah di tuang hingga mengeras.

2. Rektifikasi
a) Dalam melakukan Rectifikasi Alat yang dipersiapkan antara lain :

1) Kawat kasa 6) Pensil Air

2) Cutter 7) Ragum

3) Blangko 8) Mangkok

4) Surform (Round, flat) 9) Sikat kawat

5) Midline

Dan bahan yang dipersiapkan adalah : Positif Gips, Gips, Air

10
b) Proses Rectifikasi :

1. Membuka negative cast dengan cutter,

2. Menebalkan kembali garis-garis penandaan, menandai per 4 cm panjang positive

cast, lalu menghitung circumnya,

3. Mengukur kembali bagian yang telah diukur saat measurement

4. Membandingkan ukuran negative cast dengan blanko ukur

 Melakukan penambahan pada bagian tolerant area dan juga melakukan pengurangan

pada bagian :

o Penambahan bagian gluteus, abdomen dan bonyprominent

o Pengurangan bagian Suprailiaca sebagai suspensi

Setelah modifikasi selesai, kemudian cast dihaluskan dan dirapikan

3. Moulding

Dalam melakukan Rectifikasi Alat yang dipersiapkan antara lain :

o Plastik PP

o Castcutter

o Section

o Jigsaw

o Oven

o Spidol

o Cutter

o Lakban

Proses Moulding :

a. Memasang stockinet sebanyak 1 lapis pada positif cast.

11
b. Memasang spons di bagian bawah positif cast.

c. Memasang positif cast pada ragum yang sudah terpasang section.

d. Memasukan plastik PP ke dalam oven selama 45 menit.

e. Jika sudah, ambil plastik PP dengan menggunakan sarung tangan sebanyak 3 lapis

lalu membalutkannya pada positif cast, disemua permukaan positif cast dengan

sambungan dibagian anterior.

f. Lalu nyalakan section sebelum mengeras.

g. Ikat menggunakan tali sekencang mungkin di bagian atas agar udara tidak ada yang

masuk.

h. Jika sudah mengeras melepaskan mouldingan dari ragum.

4. Pemasangan side bar

ALAT DAN BAHAN

✓ Hasil moulding

✓ Side bar

✓ Iron bending

✓ Midline

✓ Obeng

✓ Kunci pas

✓ Mesin bor

✓ Spidol

✓ Paku

12
✓ Mur dan baut

✓ Dural dan stenlis

 Langkah-langkah

1. Cari letak knee axis lalu paku pada bagian ters Cari letak knee axis lalu paku pada

bagian tersebut.

2. Tempatkan KAFO hasil moldingan pada posisi yang datar / ragum

3. Pasangkan side bar pada KAFO (dengan menempatkan knee joint pada mekanikal

joint KAFO) lalu gambar.

4. Bending side bar di atas dan di bawah knee axis side bar. Pastikan hasil bendingan

benar – benar menempel pada KAFO.

5. Bending side bar sesuai contour KAFO.

6. Jika side bar terlalu panjang, lakukan pemotongan.

7. Lubangi side bar dengan letak :

 Bagian proksimal thigh, yaitu pada 1,5 cm dibawah tepi atas side bar.

 Bagian distal thigh, yaitu padabagian side bar yang pertama kali menyentuh KAFO

hasil mouldingan..

 Bagian proksimal calf, yaitu pada side bar yang pertama kali menyentuh KAFO hasil

mouldingan.

 Bagian distal calf, yaitu pada 1,5 cm diatas tepi bawah side bar.

13
5. Trimline

Tujuan trimeline ini untuk memudahkan orthosis dapat digunakan dengan nyaman dan

tidak mengganggu pasien dalam penggunaanya.

o Bahan yang digunakaan:

1) Spidol.

2) Penggaris.

3) Custcutter.

o Proses Trimeline :

1. Orthosis harus mudah dikenakan dan dilepas.

2. Yang harus diambil garis pada trimline ini yaitu pada bagian trochanter mayor agar

bisa bergerak bebas jadi harus dihilangkan dan dihaluskan.

6. Finishing

Proses finishing merupakan tahap akhir pembuatan Prosthesis. Proses ini dilakukan

supaya bentuk orthosis sesudah fitting menjadi lebih indah, kuat dan nyaman.

ALAT dan BAHAN

✓ Prosthesis

✓ Form assessment

✓ Alat tulis

✓ Heat gun

✓ Strap

14
✓ Soldier

✓ Bor

✓ Spons EVA 3ml

✓ Routher

✓ Lem

 Langkah – langkah

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Pastikann trimline tidak tajam dan permukaannya halus

3. Pakaikan KAFO

4. Lakukan static fitting untuk memastikan bahwa trimline sudah sesuai (tidak ada yang

longgar dan tidak ada yang sempit)

5. Jika sudah pas kemudian membuat strap dengan cara :

• Mengukur panjang bagian yang akan diberi strap bagian anterior pada lingkar

gastroc terbesar sesuai trimline dan bagian anterior pada ankle.

• Potong strap lalu tempelkan dengan lem kemudian jahit bagian tepi strap agar

terlihat rapi saat digunakan.

• Lubangi strap yang akan digunakan digunakan dengan soldier.

• Lubangi dengan mesin bor pada bagian yang akan diberi strap.

• Pasang strap pada KAFO menggunakan keling.

• Tutup keeling bagian dalam menggunakkan spons agar tidak melukai agar

tidak melukai kaki pasien

• Tempelkan spons pada bagian dalam strap sesuai ukuran strap

15
• Jika sudah pasangkan KAFO pada kaki pasien, tanyakan apakah ada bagian

yang kurang nyaman.

6. Kemudian melakukan dynamic fitting.

7. Mengamati gait cycle sebelum memakai KAFO dan sesudah memakai KAFO.

8. Catat apakah terjadi gait deviation atau tidak.

9. Dokumentasikan gait cycle pada sisi anterior, lateral dan posterior.

10. Setelah selesai minta pasien untuk duduk kembali dan menanyakan apakah ada yang

sakit dan melihat ada bekas penggunaan KAFO atau tidak

7. Fitting

Fitting merupakan pemasangan atau pengepasan Orthosis kepada pasien.

ALAT DAN BAHAN

 Orthosis

Langkah-langkah :

1. Memasangkan Prosthesis pada pasien.

2. Memberikan edukasi pada pasien.

16
Hasil praktikum

Hasil Fitting Pertama

Kendala : Dibagian bawah maleolus kesempitan dan masih ada beberapa yang

kurang rapi pada trimline

Solusi : diheatgun untuk melebarkannya, dan me router yang harus dirapikan

Hasil Fitting Kedua

Pasien merasa sudah agak nyaman dan ukuran orthosis sudah pas.

Evaluasi

Kinerja kelompok sudah lumayan maksimal namun terlalu menunda nunda kinerja

kelompok.

Saran

Pada saat melakukan praktek secara berkelompok diperlukan kerjasama yang maksimal

agar dapat memperlancar proses praktek yang sedang dilakukan, sehingga pasien juga

akan puas dengan hasil orthosis yang dibuat.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

o Pengunaan Knee Ankle Foot Orthosis fungsional dan netral memiliki perbedaan fungsi

sesuai dengan yang dikeluhkan pasien.

o Dari beberapa proses yaitu Assessment, Measurment, Casting, Filling, Rectification, ,

Fabrikasi , Finishing, dan Fitting. Maka terbentuklah sebuah Knee Ankle Foot Orthosis

(KAFO).

B. SARAN

Proses praktek selama pandemi ini memiliki keterbatasan waktu, sehingga waktu yang

kita gunakan untuk melakukan praktek kurang maksimal, diperlukan penambahan durasi

praktek agar memperoleh hasil yang maksimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://library.poltekkesjakarta1.ac.id/repository/index.php?

p=show_detail&id=1039&keywords=

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29967#:~:text=KAFO%20(Knee%20Ankle

%20Foot%20Orthosis)%20adalah%20alat%20bantu%20gerak%20yang,telapak

%20kaki%20sampai%20atas%20lutut.

Buku Modul Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO)

19

Anda mungkin juga menyukai