12
Ismi Dwi Syafitri, Gambaran Proses Pembuatan Transfemoral 13
menurut vitriana (2002) di amerika serikat atas lutut sulit akan mengembalikan
terjadi 43.000 kasus per tahun dari jumlah gerakan normal. Secara umum, individu
penduduk 280.562.489 jiwa atau sekitar dengan amputasi atas lutut harus
0,02%, sedangkan dalam raichle et menggunakan 80% lebih banyak energy
al.(2008) disebutkan bahwa terjadi kasus untuk berjalan daripada seseorang yang
amputasi sekitar 158.000 per tahun dari masih memiliki tungkai normal. Hal ini
jumlah penduduk 307.212.123 atau sekitar disebabkan kompleksitas gerakan yang
0,05% (jumeno, 2009) terjadi pada lutut. Untuk proses
Terjadi peningkatan kasus pembuatan transfemoral prosthesis
amputasi di amerika serikat, baik secara meliputi: (1)assessment, (2) measurement,
jumlah maupun secara presentase dari (3)casting, (4)fabrikasi, (5)fitting,
jumlah penduduk. Amputasi pada anggota (6)finishing. tahapan fabrikasi terdiri dari
gerak bawah mencapai 85%-90% dari rektifikasi negative cast, filling, rektifikasi
seluruh amputasi (jumeno,2009). positif cast, laminasi (Berke,2008).
Amputasi lebih banyak disebabkan oleh Amputasi menyebabkan kelainan
kecelakaan lalu lintas (trauma). Menurut pola jalan yang signifikan. Dengan
badan pusat statistik indonesia, meningkatnya level amputasi maka,
kecelakaan di indonesia pada tahun 2012 tingkat fungsional berkurang, dan
mencapai 117.949 kasus. Hal ini karakteristik kelainan pola jalan semakin
menyebabkan trauma akibat kecelakaan terlihat jelas. Seperti halnya pola jalan
menjadi hal yang umum yang dapat pada pasien transfemoral berbeda dari
menyebabkan cacat fisik di masyarakat. pola jalan yang normal. Sebagian besar
Amputasi sebagian anggota gerak pasien mengalami kesulitan saat berdiri
akan menyebabkan ketidakmampuan (Nolan, 2000)
seseorang untuk melakukan aktivitas Perubahan pada pola jalan,
dalam derajat yang bervariasi, tergantung ketidakstabilan dalam tahapan berdiri, dan
bagian anggota gerak yang teramputasi, fokus mental saat menggunakan prosthesis
usia, dan penanganan operasi. (Berke, meningkatkan konsumsi energy yang
2008). Amputasi dapat disebabkan oleh menghasilkan prosthetic knee yang tidak
berbagai hal diantaranya penyakit, trauma, stabil. Pasien disebabkan karena faktor
infeksi, tumor, congenital. Amputasi pada fisik dan psikologi (pauley,2006).
level transfemoral sangat menantang Setiap bagian ekstremitas bawah
untuk pasien melakukan operasi, berkontribusi terhadap kestabilan pola
prosthetist, physiotherapist, dan setiap jalan, khususnya joint. Ankle dan knee
anggota tim kesehatan. Di united states, joint bertanggung jawab untuk load
level amputasi ini paling dikenal sebagai bearing, artikulasi, dan dan semua pola
amputasi atas lutut (a.k.a), mengingat jalan dinamik. Oleh karena itu, kehilangan
ditempat lain amputasi ini dikenal knee dan ankle joint karena amputasi
amputasi transfemoral karena amputasi ini transfemoral sangat berefek besar pada
terjadi dipaha yang melalui tulang femur pola jalan (ramakrishnan, 2015).
(ülger, 2009). Perkembangan teknologi pada
Transfemoral Prosthesis penggunaan prosthetic membuka lebih
merupakan kaki tiruan yang digunakan luas terhadap pilihan knee, oleh karena
untuk amputasi ata lutut. Individu dengan itu, memberikan kinematika berjalan pada
14 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 1,Mei 2018, hlm 01-57
dan pasien knee disarticulation karena knee joint akan diteliti dari data yang
efek yang pendek pada polycentric knee konkrit. Subjek yang akan diteliti adalah
saat tahap awal swing phase (Berke, pasien transfemoral amputasi yang
2008). menggunakan single axis knee joint
Polycentric joint dikembangkan dengan cara wawancara terfokus pada
oleh d-rev telah di gunakan juga di pasien tersebut dan observasi saat
negara-negara berkembang (arelekatti menggunakan dua jenis knee joint.
2016). polycentric knee joint, posisi Dalam penelitian ini, peneliti
instantaneous center of rotation (ICR) menggunakan metode penelitian kualitatif
secara terus menerus berubah dengan dengan teknik penelitian studi kasus (case
mengubah sudut knee fleksi. study). Studi kasus adalah suatu bentuk
Mekanisme polycentric knee joint, penelitian (inquiry) atau studi tentang
menggabungkan mekanisme 4 dan 6 bar suatu masalah yang memiliki sifat
telah dimanfaatkan untuk menambah kekhususan (particularity), dapat
stabilitas saat stance phase dan kinematik dilakukan baik dengan pendekatan
swing phase. Polycentric knee joint kualitatif maupun kuantitatif, dengan
terbuat dari baja atau duralumunium lebih sasaran perorangan (individual) maupun
disukai, dimana menggunakan titanium kelompok, bahkan masyarakat luas
atau carbon, dapat membuat lebih ringan, (basuki (2006). Stake (dalam basuki,
tetapi lebih mahal (mohanty, 2017). 2006) menambahkan bahwa penekanan
Dengan latar belakang inilah, studi kasus adalah memaksimalkan
maka peneliti ingin mengetahui tentang pemahaman tentang kasus yang dipelajari
stabilitas saat menggunakan dan bukan untuk mendapatkan
menggunakan prosthetic polycentric knee generalisasi, kasusnya dapat bersifat
joint. kompleks maupun sederhana dan waktu
untuk mempelajari dapat pendek atau
METODE PENELITIAN panjang, tergantung waktu untuk
Penelitian ini menggunakan berkonsentrasi.
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif Pada studi kasus intrinsik, peneliti
menghasilkan mengolah data yang bersifat mempunyai ketertarikan atau kepedulian
deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis pada kasus ini (wilig, 2001 ), yaitu
ingin memberikan deskripsi mengenai stabilitas saat menggunakan single axis
stabilitas saat menggunakan polycentric knee joint dan saat menggunakan
knee joint , dan tidak ada hipotesis yang polycentric knee joint pada pasien
diuji, meskipun menggunakan teori yang transfemoral prosthesis tanpa
ada. Pendekatan penelitian menggunakan menghasilkan konsep-konsep atau teori,
murni kualitatif dengan menggunakan ataupun tanpa upaya menggeneralisasi.
metode kontak langsung, yaitu Dalam penelitian ini peneliti
wawancara. Peneliti akan melakukan memutuskan untuk menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan metode observasi langsung dimana peneliti
pengumpulan data secara wawancara pengamatan yang dilakukan secara
terfokus (poerwandari. 2009). langsung saat melakukan proses fitting
Stabilitas pada pola jalan pasien saat subjek melakukan tahapan dynamic
transfemoral menggunakan polycentric alignment yaitu berjalan menggunakan
Ismi Dwi Syafitri, Gambaran Proses Pembuatan Transfemoral 17
transfemoral prosthesis dengan single axis dengan manual lock karena mudah fleksi
knee joint dan polycentric knee joint yang menyebabkan tidak seimbang saat
sehingga pola jalan dapat diamati secara digunakan. Karena ketidaknyamanan
langsung. Pada penelitian ini, peneliti prosthesis pasien menggunakan prosthesis
melakukan observasi pada saat pasien hanya 1 bulan setelah prosthesis
melakukan proses fitting. Observasi diserahkan, untuk bulan berikutnya pasien
dilakukan dengan cara mengamati pola memilih menggunakan kruk dengan
jalan saat proses fitting dengan alasan lebih nyaman dan mobilitasnya
menggunakan transfemoral prosthesis lebih cepat saat digunakan untuk
dengan polycentric knee joint. beraktifitas dibandingkan saat
Peneliti akan melakukan menggunakan prosthesis. Tetapi
wawancara dengan pedoman wawancara prosthesisnya masih digunakan hanya saat
yang terbuka. Pedoman wawancara ditulis pasien ada acara penting saja.
secara umum, dengan pertanyaan dan Saat menggunakan prosthesis
penjabarannya yang bersifat fleksibel dengan polycentric knee joint pasien lebih
dalam kalimat. Peneliti akan melakukan stabil dan terdapat perubahan pola jalan
wawancara kepada pasien pada saat dan lebih nyaman saat menggunakan joint
proses assessment dan fitting, yang jenis ini.
diharapkan dapat mengetahui secara rinci Transfemoral prosthesis adalah
tentang kondisinya saat menggunakan alat ganti tungkai bawah untuk pasien
polycentric knee joint transfemoral yang mengalami amputasi sampai tulang
prosthesis. Pertanyaan wawancara terdiri femur (Berke,2008). Untuk pembuatan
atas pertanyaan tentang kondisi subjek prosthesis melalui beberapa tahapan yaitu
saat menggunakan pertanyaan tentang assessment, yangmana proses wawancara
kondisi subjek saat menggunakan masuk dalan tahapan ini dan hasil dari kita
polycentric knee joint. mengetahui kondisi pasien meliputi
Subjek penelitian ini adalah satu kekuatan otot (MMT) dan luas gerak sendi
orang pengguna transfemoral prosthesis (ROM) didapat dari tahap ini. Untuk alat
dengan single axis manual lock. Alasan yang digunakan adalah blanko ukur, alat
mengambil satu subjek karena peneliti tulis, goniometer ( CSPO, 1999).
ingin melihat stabilitas pola jalan pada
saat menggunakan knee joint single axis
dengan manual lock dan saat
menggunakan polycentric knee joint.
HASIL PENELITIAN
Pasien masih mengalami phantom
sensation dan phantom pain. Prosthesis
sebelumnya terlalu tinggi 1,5 cm dari sisi
tungkai yang normal, yang menyebabkan
tidak nyaman dan berpengaruh terhadap Tahapan yang kedua adalah
pola jalan yaitu munculnya gait deviasi tahapan pengukuran (measurement) stump
circumduction. Pasien tidak dapat pasien dan sisi tungkai yang normal.
menggunakan single axis knee joint Sebelum dilakukan pengukuran lakukan
18 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 3, No 1,Mei 2018, hlm 01-57
powder dan air. Sebelum adonan di menggunakan mesin routher sampai halus
tuangkan tutup mengelilingi bagian sehingga tidak melukai pasien.
proksimal menggunakan p.o.p bandage
sampai ketinggian sama, dan masukkan
tangkai besi yang sudah di beri penjepit ke
dalam negative cast dan tuangkan adonan
gipsum.
fitting terdapat gait deviasi medial whip yang masih ada adalah: fase heel strike -
karena knee joint terlalu eksternal rotasi, stance – push off – swing (CSPO,1999).
tinggi prosthesis setelah menggunakan
sepatu masih kurang 1,5 cm, dan lateral Normal Gait
wall kurang tinggi yang menyebabkan gait
deviasi lateral trunk bending. lateral trunk
bending dapat muncul ketika pasien
berjalan dengan abduction gait.
munculnya gait deviasi abduction gait
karena merupakan karakteristik dari short
stump dan alignment yang tidak tepat.
untuk mengatasi kecenderungan shorth a.heel strike b.foot flat c.mid
stump abduksi gait dengan alignment stance d. heel off
ulang di adaptor socket yangmana socket
diatur abduksi mengikuti karakteristik
stump tersebut.
Terdapat rongga di ujung
proksimal anterior socket. Pasien merasa
e. toe off f. acceleration g.
lebih stabil saat menggunakan knee joint
mid swing h. deceleration
polycentric dan menghilangkan gait
deviasi circumduction. circumduction
Amputee Gait
yang yang salah satu penyebabnya karena
knee joint yang dilock. Dari hasil
wawancara juga pasien merasa bahwa
jalannya ketika memakai single axis knee
joint dengan manual lock, merasa
ketinggian dan lebih mensupport pada
dinding lateral socket. Tetapi walaupun
lebih mensupport pada dinding lateral
socket dilihat dari jenis knee joint yang
digunakan pola jalan pasien lebih baik
ketika menggunakan polycentric knee
joint.
Pada normal gait terdapat 2 fase
yaitu 60% stance phase dan 40% swing
phase. fase pada normal gait meliputi heel
strike – foot flat – mid stance – heel off –
toe off – acceleration – mid swing –
deceleration (Perry, 1992).
Pasien transfemoral kehilangan a. heel strike b.stance
otot yang mengontrol knee joint sehingga c.push off
pola jalannya berbeda dengan orang d. swing
normal. saat menggunakan transfemoral
dengan polycentric knee joint fase gait
Ismi Dwi Syafitri, Gambaran Proses Pembuatan Transfemoral 23