Abstrak
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pemantauan tumbuh kembang dan pencegahan penyakit pada balita merupakan aspek penting dalam meningkatkan
kesehatan balita. Pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini masih dilakukan oleh profesi tunggal, sedangkan World
Health Organization (WHO) merekomendasikan pelayanan kesehatan dengan praktik kolaborasi. Bekal tentang
kolaborasi dapat diterapkan sejak tahap pendidikan melalui Interprofessional Education (IPE). IPE terjadi ketika dua
atau lebih profesi belajar dengan, dari dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kerjasama dan hasil kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan sikap ibu tentang kesehatan balita setelah penerapan
IPE pada Kelas Ibu Balita. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode observasional menggunakan
rancangan one group pre-post test design. Sampel penelitian adalah ibu rumah tangga sebanyak 120 orang yang
memiliki Balita usia 24-59 bulan, dan mahasiswa dari Program Studi Kebidanan, Keperawatan, Gizi, dan Kesehatan
Lingkungan yang berjumlah 48 orang. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2016-Januari 2017 selama 7 minggu
di RW 04, 11, 13 dan 15 wilayah kerja Puskesmas Leuwigajah. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Paired
t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sikap ibu terhadap kesehatan balita sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan, dengan nilai rata-rata pretest -0,02 menjadi 2,46 nilai rata-rata posttest. Simpulan
pada penelitian ini adalah pembelajaran IPE dalam bentuk kuliah umum, diskusi, dan praktik lapangan di komunitas
pada Kelas Ibu Balita oleh mahasiswa tenaga kesehatan dapat meningkatkan sikap ibu terhadap kesehatan balita.
Maternal and Child Health (MCH) is one of the main priorities of health development in Indonesia. Monitoring
growth and development and the prevention of disease in children is an important aspect in improving
infanthealth. Health care in Indonesia is still done by a single profession, while the World Health Organization
(WHO) recommends collaborative health care practices. Provisions of collaboration can be applied since
the phase of education through interprofessional Education (IPE). IPE occurs when two or more professions
learn with, from and about each other to improve collaboration and health outcomes. This study aims to
determine the increase in maternal attitudes about infant health after the application of IPE in the Class Mother
Toddler. The study design was quantitative with the observational method using a design one group pre-post
test design. Samples were housewives of 120 people who have toddlers aged 24-59 months, and students
from the Midwifery, Nursing, Nutrition and Environmental Health of 48 people. Research was conducted in
December 2016-January 2017 for 7 weeks in RW 04, 11, 13 and 15 Puskesmas Leuwigajah. The analysis in
this study using paired t-test. The results showed that an increase in maternal attitudes towards infant health
before and after counseling, with an average value of pretest -0.02 to 2.46 average value posttest. Conclusion
of this research is the study of IPE in the form of lectures, discussions and field practice in the community at
Mother Toddler Classroom Student health workers can improve maternal attitudes towards infant health.
buku KIA seyogyanya memberikan pemahaman di Kelurahan Leuwigajah, dapat membaca dan
kepada ibu tentang status kesehatan diri dan menulis. Kriteria eksklusi: Ibu balita yang tidak
anaknya. Catatan yang lengkap akan mendukung hadir saat kelas Ibu Balita. Penentuan komposisi
peningkatan pengetahuan ibu tentang kesehatan responden pada setiap kelompok penelitian
diri dan kesehatan anak-anak.2,6 adalah menggunakan stratified random sampling.
Tuntutan pelayanan kesehatan yang Berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan Kelas
berkualitas semakin meningkat seiring Ibu Balita peserta kelompok belajar dibatasi
bertambahnya kesadaran masyarakat tentang paling banyak 15 orang. Pada penelitian ini setiap
kesehatan. Salah satu upaya untuk mewujudkan kelompok mahasiswa memberikan penyuluhan
kolaborasi antartenaga kesehatan adalah dengan pada kelas Ibu Balita dengan jumlah ibu 10
memperkenalkan sejak dini praktik kolaborasi orang, sehingga total sampel ibu yang memiliki
melalui proses pendidikan.7 Interprofessional balita berjumlah 120 orang. Jumlah sampel
Education (IPE) adalah sebuah inovasi yang mahasiswa sebanyak 48 orang yang dibagi ke
sedang dieksplorasi dalam dunia pendidikan dalam 12 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
profesi kesehatan. IPE merupakan suatu proses 4 mahasiswa (Kebidanan, Keperawatan, Gizi,
kelompok mahasiswa atau profesi kesehatan dan Kesehatan Lingkungan).
yang memiliki perbedaan latar belakang profesi Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat
melakukan pembelajaran bersama dalam periode surat kelayakan etik penelitian dari Komite
tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya UNPAD Bandung, pada bulan Desember
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan 2016-Januari 2017 selama 7 minggu bertempat
jenis pelayanan kesehatan yang lain. IPE terjadi di Posyandu pada Kelas Ibu Balita RW 04, 11,
ketika dua atau lebih profesi belajar dengan, dari 13, dan 15 Wilayah Kerja Puskesmas Leuwigajah
dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan Cimahi Selatan. Sebelum Kelas Ibu Balita
kerjasama dan hasil kesehatan. Program ini dimulai, mahasiswa yang sebelumnya telah
merupakan salah satu program yang diusulkan diberikan perkuliahan IPE dan Kelas Ibu Balita
oleh Ditjen Pendidikan Tinggi (DIKTI). Tujuan selama 5 minggu memberikan kuesioner (pretest)
utama program IPE adalah terjadinya kerjasama untuk mengukur sikap ibu tentang kesehatan
tim yang saling melengkapi antara satu balita. Setiap kelompok mahasiswa memberikan
profesi dengan profesi lain, diharapkan dapat penyuluhan selama 120 menit kepada 10 orang
menutup lubang permasalahan pasien sekaligus ibu yang memiliki balita dan didampingi oleh
mengefektifkan kolaborasi dan meningkatkan fasilitator. Materi yang disampikan sudah
pelayanan kesehatan.8 disesuaikan dengan kompetensi masing-masing
Kelas Ibu Balita dapat meningkatkan profesi kesehatan. Kegiatan ini berlangsung
pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam selama 2 kali pertemuan dalam waktu 2 minggu.
merawat balita. Sikap Ibu terhadap kesehatan Setelah kegiatan pembelajaran pada Kelas Ibu
balita merupakan hal yang sangat penting Balita selesai, mahasiswa memberikan kuesioner
karena dapat memengaruhi ibu dalam menjaga kembali (posttest) untuk mengukur sikap ibu
perilaku kesehatan terhadap diri dan anak terhadap kesehatan balita. Berikut gambar alur
balita. Mahasiswa Kebidanan, Keperawatan, pelaksanaan penelitian:
Gizi, Sanitarian/Kesehatan Lingkungan dapat
berkontribusi dalam Kelas Ibu Balita sesuai Persiapan
kompetensi masing-masing. Kolaborasi dari
berbagai profesi kesehatan tersebut dapat
dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan Minggu 1 : Kuliah pengantar IPE
kesehatan balita melalui Kelas Ibu Balita dengan Minggu 2 : Kuliah tentang kompetensi Peran Profesi dalam IPE
pendekatan IPE. Minggu 3 : Kuliah tentang kompetensi komunikasi Interprofesi
Minggu 4 : Kuliah tentang kompetensi kerjasama tim Interprofesi
Minggu 5 : Kuliah Kelas Ibu Balita dan diskusi
Metode
Minggu 7 : Postest
Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan Minggu 6: Pretest
Praktik lapangan di komunitas
Praktik lapangan di komunitas pada Kelas
metode observasional menggunakan rancangan Ibu Balita (Pretest sikap ibu terhadap
pada Kelas Ibu Balita (Postest
one group pre-post test design, dengan analisis kesehatan balita dengan kuesioner)
sikap ibu terhadap kesehatan
paired t-test. Sampel penelitian adalah ibu yang balita dengan kuesioner)
memiliki balita umur 24-59 bulan, dengan kriteria
inklusi: Ibu balita yang menggunakan fasilitas Gambar 1 Alur Penelitian
Posyandu, mengikuti kelas Ibu Balita, tinggal
Tabel 2 Peningkatan Sikap Ibu Terhadap Kesehatan Balita Sebelum dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan pada Kelas Ibu Balita
Pengamatan
Variabel Pre Post Delta tHitung Nilai p*
X (SD) -0,02 (0,44) 2,46 (0,96)
Sikap Ibu Balita
Median -0,03 2,48 1,72 -32,89 0,000
Rentang -1,21 – 0,99 0,77 – 5,05
*Uji Paired t test
penggunaan alat bantu media akan lebih fisik dan kematangan kepribadian yang erat
menarik perhatian dan memberikan pengertian hubungannya dengan pengambilan keputusan.
baru yang merupakan faktor pendorong untuk Semakin dewasa umur maka tingkat kemampuan
melakukan sesuatu.6,9 Sebagian besar responden dan kematangan dalam berpikir serta menerima
merasa senang dengan pelaksanaan penyuluhan informasi akanlebih baik. Pengaruh umur dalam
secara interprofesi dibandingkan dengan yang penerimaan informasi adalah semakin matang
uniprofesi. Kelebihan pendidikan interprofesi umur seseorang akan memengaruhi taraf berpikir
yang dirasakan ibu balita adalah kejelasan menjadi semakin matang dan dewasa. Semakin
informasi yang diberikan oleh mahasiswa ketika matang umur seseorang, semakin bijaksana
pelaksanaan penyuluhan, penguasaan materi yang dalam berpikir, semakin banyak pengalaman
diberikan sesuai dengan kompetensi profesinya, yang ditemui untuk mendapatkan pengetahuan.11
keramahan dan kesiapan dalam pelaksanaan kelas Bertambahnya pengetahuan maka akan
ibu balita. Hasil ini sama dengan penelitian yang memengaruhi perilaku seseorang menjadi lebih
dilakukan MacDonald (2010), bahwa dengan baik.
praktik kolaborasi kepuasan pasien meningkat, Umur sebagai salah satu faktor yang
pelayanan dan hasil kesehatan yang lebih baik.14-15 memengaruhi partisipasi sosial. Pada penelitian
Berdasarkan penelitian MacDonald (2010), ini, umur terbanyak yang mengalami perubahan
praktik di masyarakat merupakan salah satu sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
bentuk model pembelajaran dengan pendekatan terdapat pada rentang umur 21-26 tahun sebanyak
intradisiplin. Model pendekatan ini diharapkan 49 orang (40,8%). Berdasarkan teori, ibu dengan
para mahasiswa mempelajari dan memahami umur dewasa muda lebih mudah menerima
hubungan antara berbagai subdisiplin yang instruksi, sedangkan ibu dengan umur dewasa
berbeda, keterkaitannya dengan kenyataan tua lebih berpengalaman dalam pola pengasuhan
yang ada di dunia kerja. Model pendekatan balita.11 Pengalaman merupakan sumber
ini memadukan keterampilan, pengetahuan, informasi, manusia adalah makhluk sosial yang
sikap dan perilaku, sehingga dengan praktik saling berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat
di masyarakat diharapkan mahasiswa dapat dijelaskan bahwa, semakin cukup umur tingkat
menyelesaikan permasalahan yang muncul kematangan dan kekuatan seseorang, akan lebih
dengan berkolaborasi bersama sesuai dengan matang dalam berpikir dan bekerja.
kompetensi masing-masing profesi.14 Jumlah subjek ibu yang bekerja sebanyak 59,2
Memberikan informasi yang positif dan %, subjek ibu yang tidak bekerja sebanyak 40,8%.
benar kepada responden sangatlah penting. Pada penelitian ini persentase ibu yang bekerja
Cara pemberian informasi tersebut hendaklah lebih besar daripada ibu yang tidak bekerja.
dilakukan dengan penuh keakraban dan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa,
kehangatan sehingga responden yang menerima peningkatan sikap ibu terhadap kesehatan balita
informasi akan merasa antusias dan penuh setelah diberikan penyuluhan oleh mahasiswa
perhatian. Menurut Azwar (2011), untuk menjadi tenaga kesehatan pada Kelas Ibu Balita terdapat
dasar pembentukan sikap, maka hendaknya pada status ibu yang bekerja. Status pekerjaan
melalui kesan yang kuat, artinya apa yang ibu dapat berpengaruh terhadap kesempatan
didapat akan membentuk dan memengaruhi dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan
penghargaan manusia terhadap stimulus sosial. pengetahuan.12
Tanggapan inilah yang akan menjadi salah satu Pada penelitian ini pekerjaan ibu diantaranya
dasar pembentukan sikap.6,9-10 adalah pedagang, penjahit, dan buruh yang
Karakteristik subjek ibu yang memiliki balita pekerjaannya masih di lingkungan rumah.
meliputi umur, pekerjaan, dan paritas. Rata- Keadaan ini menjadikan ibu yang bekerja
rata karakteristik umur ibu berada pada usia 28 masih memiliki waktu untuk memperhatikan
tahun. Umur merupakan ciri dari kedewasaan kesehatan balitanya, karena pekerjaan tersebut
tidak meninggalkan rumah. Hasil penelitian berkolaborasi dengan profesi lain, menghormati
menunjukkan sikap yang baik terhadap kesehatan nilai-nilai dan kepakaran profesi lain, saling
balita terdapat pada ibu balita yang bekerja. Ibu belajar, serta berbagi dalam membuat keputusan
bekerja paruh waktu berbeda dengan ibu yang pelayanan, hal tersebut tidak didapatkan
bekerja sehari penuh. Ibu yang bekerja paruh mahasiswa dalam kegiatan tim satu profesi.16-17
waktu masih bisa meluangkan waktunya untuk Penelitian ini memiliki manfaat dari segi
mengasuh balitanya dengan baik. Kasih sayang kebijakan pendidikan dan kebijakan kesehatan
serta stimulasi perkembangan terhadap anak yang melaksanakan pendidikan interprofesi.
tetap dapat diberikan meskipun ibu bekerja. Diantaranya: siswa memiliki pengalaman dan
Ibu bekerja meski dengan keterbatasan waktu wawasan nyata dalam praktik kesehatan, anggota
yang dimilikinya mampu memanfaatkan dengan dari berbagai profesi dapat memberikan masukan
maksimal bersama anak-anaknya, hasilnya jauh ke dalam pengembangan program, siswa dapat
akan lebih optimal dibandingkan dengan ibu belajar tentang pekerjaan praktisi/profesi lain,
yang tidak bekerja namun kurang pandai dalam peningkatan keterampilan komunikasi siswa,
mengelola waktu. Setiap ibu baik yang bekerja peningkatan keterampilan kerjasama tim dan
atau tidak bekerja, kemampuan menghabiskan kolaborasi siswa, peningkatan attitude siswa
waktu yang berkualitas bersama anak-anaknya dalam menghargai interprofesi dan memengaruhi
menjadi salah satu kemampuan yang wajib tingah laku yang positif antar profesi yang
dimiliki dan terus dikembangkan.10, 12 terlibat di dalamnya. Keuntungan dalam
Karakteristik jumlah paritas terbanyak yaitu kebijakan kesehatan diantaranya; Peningkatan
2 anak (43,3%). Jumlah paritas menunjukkan praktik kerja dan produktivitas, peningkatan
bahwa sebagian besar responden mempunyai outcome pasien, peningkatan motivasi staf,
anak sesuai dengan program Keluarga peningkatan keselamatan pasien dan akses
Berencana (KB). Jumlah anak yang banyak akan yang lebih baik ke layanan kesehatan. Hal-hal
memengaruhi intensitas perhatian orangtua, yaitu tersebut sesuai dengan Framework for Action
perhatian terhadap anak-anak menjadi berkurang. on Interprofessional Education & Collaborative
Jumlah anak yang sedikit akan menyebabkan Practice yang dikeluarkan oleh WHO tahun
perhatian orangtua kepada anak semakin optimal. 2010 untuk merekomendasikan pelaksanaan IPE
Jumlah anak yang sedikit juga memengaruhi dan praktik kolaborasi pada sistem pendidikan
pengalaman ibu dalam memperhatikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di seluruh dunia.13, 18-20
balita. Peran seorang ibu sangat penting, terutama Manfaat yang dapat dirasakan oleh ibu balita
sebagai agen kesehatan bagi anak dan keluarga yaitu mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
dalam upaya memenuhi kebutuhan asah, asuh, baru melalui penyuluhan yang diberikan,materi
asih pada bayi dan balita. Porter dan Hsu (2003) sangat bervariasi dan disampaikan oleh beberapa
melaporkan bahwa ibu yang memiliki beberapa mahasiswa yang berbeda profesi dengan
anak lebih percaya diri dibandingkan dengan ibu berdiskusi masalah-masalah yang sering dialami
yang baru pertama kali mempunyai anak.10-11 oleh para ibu balita. Mahasiswa memfasilitasi
Belajar interprofessional berarti belajar para ibu untuk dapat bersikap terbuka dan
menjadi tim yang baik untuk menghindari mengungkapkan pendapat, pengalaman, dan
kesenjangan dan kesalahan melalui pemecahan perasaannya dihadapan para ibu balita yang lain.
masalah dan pengambilan keputusan bersama. Mahasiswa juga berusaha membuat suasana
Proses ini mencerminkan meningkatnya tingkat kelas menjadi menyenangkan dengan membuat
saling ketergantungan antara tim di microsystem permainan-permainan yang dapat memicu
seperti unit rumah sakit, atau di dalam organisasi keaktifan para ibu dalam mengikuti penyuluhan.
dan komunitas.15-16 Diharapkan setelah penelitian ini para ibu
Manfaat yang dapat diperoleh mahasiswa dapat tetap aktif mengikuti Kelas Ibu Balita,
ketika mengikuti penelitian ini adalah, tumbuhnya guna memantau kesehatan, pertumbuhan, dan
pemahaman nilai-nilai kepakaran dari profesi perkembangan balita.
pemberi pelayanan kesehatan yang beragam. Penelitian menggunakan rancangan one group
Pelayanan interdisipliner memungkinkan siswa pre-post test design sehingga tidak dapat mengatasi
untuk melakukan partnership antara berbagai counter factual dan selection bias karena tidak
profesi pelayan kesehatan dan klien, dengan ada kelompok kontrol sebagai pembanding.
menggunakan pendekatan partisipatoris, Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kolaboratif, dan terkoordinasi untuk menyusun terdapat peningkatan sikap ibu tentang kesehatan
keputusan seputar masalah kesehatan. Sejalan balita setelah diberikan penyuluhan secara
dengan penelitian Orchard et al (2005), bahwa interprofesi oleh mahasiswa tenaga kesehatan.
pengalaman praktik interdisipliner memberikan Kolaborasi antartenaga kesehatan sangat
kesempatan kepada mahasiswa untuk diperlukan dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita
sehingga pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan Perkembangan Balita Usia 4-5
ibu terhadap kesehatan Balita akan meningkat. Tahun di TK Dharma Wanita Desa Grogol
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Embrio Jurnal Kebidanan. 2013; (3): 46-51.
Daftar Pustaka 13. WHO. Framework for Action on
Interprofessional Education & Collaborative
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Practice. Health Professions Networks
Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Nursing & Midwifery Human Resources for
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Health. 2010.
Kemenkes RI: 2014. hal. 217-20. 14. MacDonald MB, Bally JM, Ferguson LM,
2. Sistiarani C, Gamelia E, Purnamasari DU. Murray BE, Kerry S.E.F, Anonson J.M.S.
Fungsi pemanfaatan Buku KIA terhadap Knowledge of the professional role of others:
pengetahuan kesehatan Ibu dan Anak. A key interprofessional competency. Nurse
Kesehatan Masyarakat Nasional. 2014; 8(8): Education in Practice. 2010;10:238–42.
353-4. 15. Tyastuti. D. An Educational Intervention of
3. Sustiarini C, Gamelia E, Hariyadi B. Analisis Interprofessional Learning in Community
penggunaan Buku Kesehatan Ibu Anak. Based Health Care in Indonesia: What did
Kesmas. 2014:10 (1).14-20. We Learn from the Pilot Study? Journal of
4. Pusat data dan informasi Kementerian Education and Practice 2013; 4(25).
Kesehatan RI. Data dan Informasi kesehatan 16. IPEC. Core Competencies for
Provinsi Jawa Barat. 2013. Interprofessional Collaborative Practice:
5. Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Profil Report and Expert Panel: American
Kesehatan. Cimahi. 2013 Association of Colleges of Nursing, American
6. Kartikawati SL, Sutedja E, Dzulfikar. Association of Colleges of Osteopathic
Pengaruh kelas ibu Balita terhadap Medicine, American Association of Colleges
peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku of Pharmacy, American Dental Education
Ibu Balita dalam merawat balita di Wilayah Association, Association of American
kerja Puskesmas Sukarasa Kota Bandung. Medical Colleges, and Association of Schools
Bhakti Kencana Medika. 2014; 1(4): 27-8. of Public Health. May 2011.
7. Yuniawan AE. Analisis Persepsi Dan 17. Lestari E. Menumbuhkan Ketrampilan
Kesiapan Dosen FKIK UNSOED Terhadap Kepemimpinan dan Team Building serta
Interprofessional Education (IPE). Penghargaan terhadap Profesi Lain Melalui
Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman Interprofessional Education; Analisis
2013. Kemungkinan Penerapannya Pada Fakultas
8. Sedyowinarso M, dkk. Laporan Penelitian Kedokteran di Indonesia. Multiprofesional
“Persepsi Mahasiswa Dan Dosen Learning. 2011; Vol. 3. No. 1.
Pendidik Terhadap Model Pembelajaran 18. Saleh A, Nurachmah E, As’ad S, Hadju V. The
Interprofessional Education (IPE)”. 2011. Effect Of Health Education With Modelling
9. Sarbini SA. Hubungan Sikap dan Approach On Mother’s Knowledge, Practice
pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Buku Ability And Maternal Confidence Of Infant
Kesehatan Ibu dan Anak, Studi Eksploratif Growth And Development. 2010.
Ibu Balita di Kelurahan Sukarasa Kota 19. Craig M. Klugman DB-M. Art Rounds:
Bandung; Universitas Padjadjaran;2012. Teaching Interprofessional Students Visual
10. Fitriyani A, Indrawati ND. Hubungan Tingkat Thinking Strategies at One School. Art and
Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengikuti Medical Education. 2011;86(10).
Posyandu dengan Kenaikan Berat Badan 20. Mark L. Hertweck M, PA-C; Susan R.
Balita Usia 2-3 Tahun di Kelurahan Sawah Hawkins, MSEd, PA-C; Melissa L. Bednarek
Besar Kecamatan Gayamsari Semarang. P, PhD; Anthony J. Goreczny, PhD;, Jodi L.
Sains Medika. 2013; Vol. 5 (No.1): 23-9. Schreiber MS OLS, san E. Sterrett E, MSN,
11. Rarastiti CN. Hubungan Karakteristik Ibu, MBA. Attitudes Toward Interprofessional
Frekuensi Kehadiran Anak KE Posyandu, Education: Comparing Physician Assistant
Asupan energi dan Protein dengan and Other Health Care Professions
Status Anak Usia 1-2 Tahun Universitas Students. The Journal of Physician Assistant
Diponegoro; 2013. Education. 2012;23 (2).
12. Muntiani, Supartini. Hubungan Ibu Bekerja