Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak (2016), 1(4): 250-256 https://


doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

Efektivitas Ibu dan Neonatal yang Diperluas


Survival Program dalam Pengurangan Keibuan
Kematian di Tegal, Jawa Tengah
Adeyle Datna Karina Cibro¹), Argyo Demartoto²), Endang Sutisna Sulaeman³)

1)Program Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret


2)Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
3)Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Latar belakang:Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator sensitif kesehatan penduduk di
suatu negara. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu, antara lain
melalui program Expanding Maternal And Neonatal Survival (EMAS). Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efektivitas program Expanded Maternal and Neonatal Survival dalam menurunkan
angka kematian ibu di Tegal, Jawa Tengah.
Subyek dan Metode:Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif kualitatif dengan kerangka kerja
context, input, process, product (CIPP). Penelitian ini dilakukan di Tegal, Jawa Tengah. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Informan kunci utama
penelitian ini terdiri dari 10 subjek, antara lain tim EMAS, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal,
Kepala Puskesmas Pagerbarang, Kepala Puskesmas Dukuhwaru, bidan koordinator, dan masyarakat
sebagai penerima manfaat program.
Hasil:Program EMAS dilaksanakan di Tegal karena tingginya angka kematian ibu dan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan. Selama pelaksanaan program,
pemerintah kabupaten menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan tata pemerintahan
yang baik. Stakeholder bekerja sama sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Program EMAS telah menghasilkan
peningkatan keterampilan para dokter, bidan, dan perawat dalam menangani kasus kegawatdaruratan, sehingga
kegawatdaruratan dapat ditangani lebih cepat, dan kesadaran masyarakat menggunakan fasilitas kesehatan.
Faktor penghambatnya adalah kurangnya jumlah tenaga kesehatan pendamping.
Kesimpulan:Program EMAS di Kabupaten Tegal,yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu telah
dilaksanakan secara efektif. Sistem rujukan darurat dilaksanakan dengan baik. Kelompok kerja telah
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dengan tanggung jawab yang memadai.

Kata kunci:evaluasi, program EMAS, angka kematian ibu

Korespondensi :
Adeyle Datna Karina Cibro. Program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Handphone: 085642596407.

DISKUSI Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan


Upaya peningkatan kesehatan ibu, bayi baru salah satu indikator utama status kesehatan
lahir, dan anak menjadi prioritas utama suatu negara. AKI juga menunjukkan
pemerintah. Hal ini sejalan dengan tujuan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan,
Sustainable Development Goals (SDGs) kapasitas pelayanan kesehatan, mutu
dimana salah satu tujuannya adalah pendidikan, pengetahuan masyarakat, mutu
meningkatkan kesehatan ibu melalui kesehatan lingkungan, sosial budaya, serta
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan hambatan dalam memperoleh akses pelayanan
membantu persalinan dengan tenaga kesehatan. Kematian dan kesakitan ibu hamil
kesehatan terlatih (SDGs, 2015). selama persalinan dan masa nifas merupakan
masalah utama dalam perkembangan

250 e-ISSN: 2549-0257


Cibro et al./ Keefektifan Maternal dan Neonatal yang Diperluas

negara. MMR adalah kematian wanita saat Jumlah AKI di Tegal pada tahun 2015
hamil atau kematian dalam waktu 42 hari sebanyak 33 kasus. Ini mengalami penurunan
setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat dibandingkan tahun 2013 sebanyak 51 kasus dan
usia dan jenis kehamilan. Komplikasi tahun 2014 sebanyak 47 kasus. Namun, Tegal
persalinan atau nifas berhubungan atau masih menduduki peringkat lima tertinggi AKI
diperberat oleh kehamilan dan dibandingkan kabupaten atau kota lain di Provinsi
penatalaksanaan kehamilan, tetapi bukan Jawa Tengah. Penyebab MMR adalah anemia
karena kecelakaan (WHO, 2012) sebanyak 2 orang, eklampsia 3 orang, perdarahan
Menurut kajian Haver et al., (2015), 8 orang, kekurangan energi kronis 1 orang dan
pelaksanaan program kesehatan direncanakan penyebab lainnya 19 orang. Karena tingginya AKI
untuk menurunkan angka kematian ibu dan maka diperlukan suatu sistem untuk
bayi dengan adanya lembaga yang mempercepat penurunan AKI.
memfasilitasi komunitas kesehatan. Sedangkan Upaya percepatan penurunan AKI
menurut penelitian Shimoda (2015), intervensi dilakukan melalui peningkatan aksesibilitas
medis disesuaikan dengan karakteristik kasus dan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh
dan tenaga. Dimulai dari pertemuan awal, pelayanan kesehatan yang lebih dekat
monitoring, implementasi. Sehingga bidan dengan masyarakat melalui penempatan
dapat mengenali tanda-tanda bahaya pada bidan dan Posyandu di berbagai desa
pasien sehingga dapat mengidentifikasi terpencil dan dokter di daerah terpencil
masalah dan menanganinya dengan baik. atau sangat terpencil. Sedangkan dari
Sebuah studi yang dilakukan di Tanzania aspek kualitas pelayanan upaya yang
menemukan bahwa salah satu hal yang dilakukan adalah peningkatan kompetensi
dilakukan dalam menurunkan AKI adalah tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan
dengan mengevaluasi sistem kesehatan serta dasar, dan rujukan (PONED/KEMONC),
adanya kebijakan dan pertimbangan serta program intervensi lainnya.
perubahan dilihat dari segi ekonomi dan
pendidikan. Program yang dilaksanakan untuk
Di Indonesia kualitas kesehatan ibu percepatan AKI adalah The Expanding Maternal
hamil dan ibu melahirkan masih belum and Neonatal Survival Program (EMAS).
baik dengan indikator AKI dan AKB masih Program EMAS merupakan kerjasama antara
tinggi. Penyebab kematian ibu di Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
sangat kompleks, baik penyebab langsung (Kemenkes RI) dan United States Agency
maupun tidak langsung atau penyebab Development (USAID) untuk membantu
dasar. Perdarahan 42%, eklampsia 13%, Indonesia dalam menurunkan AKI. Program
komplikasi abortus 11%, infeksi 10%, dan tersebut dilaksanakan di 30 kabupaten dari 6
persalinan lama 9%. Sedangkan penyebab provinsi di Indonesia yang memiliki AKI
kematian bayi adalah masalah neonatal, tertinggi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
seperti afiksia, bayi berat lahir rendah Timur, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi
(BBLR), dan infeksi neonatal. Masalah lain Selatan. Melalui program EMAS ini diharapkan
yang dapat menyebabkan kematian ibu AKI dapat diturunkan sebanyak 25% melalui
dan bayi adalah masalah gizi buruk dan gizi peningkatan penanganan kasus
kurang. Tingginya angka kematian kegawatdaruratan kebidanan. Tujuan dari
merupakan cerminan dari kualitas program EMAS adalah untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang kualitas pelayanan gawat darurat di rumah
masih perlu ditingkatkan. sakit dan kesehatan

e-ISSN: 2549-0257 (daring) 251


Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak (2016), 1(4): 250-256 https://
doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

serta memperkuat sistem rujukan antara fasilitas. Program juga mengembangkan


puskesmas dan rumah sakit agar lebih mekanisme umpan balik dari masyarakat kepada
efisien dan efektif. Upaya yang akan Pemerintah Daerah dengan menggunakan
dilakukan adalah peningkatan kualitas teknologi informasi seperti media sosial dan SMS
pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan gateway, serta memperkuat forum masyarakat
neonatal dengan memastikan intervensi untuk menuntut layanan yang lebih efektif dan
medis prioritas yang berdampak besar efisien melalui piagam layanan.
pada penurunan dan tata kelola klinis yang Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan di rumah sakit dan puskesmas. menganalisis efektivitas program EMAS pada
Upaya lain dari program EMAS adalah pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan
memperkuat sistem rujukan yang efisien angka kematian ibu di Tegal.
dan efektif di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas ke rumah sakit rujukan SUBJEK DAN METODE
di Kabupaten/Kota. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
Selain itu partisipasi masyarakat dengan menggunakan metode evaluasi dengan
diharapkan dapat menurunkan AKI karena pendekatan Context, Input, Process, Product
dengan tingginya partisipasi masyarakat maka (CIPP) dan dilaksanakan di Tegal. Pengumpulan
masyarakat akan dapat membantu dirinya data dilakukan dengan melakukan wawancara
sendiri dalam mengenali dan memecahkan mendalam, observasi dan telaah dokumen.
masalah serta memenuhi kebutuhan Informan utama dalam penelitian ini adalah EMAS
masyarakat. Salah satunya dengan membawa tim, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
ibu hamil untuk melakukan kunjungan Tegal, Kepala Puskesmas Pagerbarang dan
kehamilan dan persalinan di fasilitas kesehatan. bidan koordinator, Kepala Puskesmas
Untuk meningkatkan kesehatan ibu diharapkan Dukuhwaru dan bidan koordinator, serta
adanya kerjasama antara pemerintah, dinas masyarakat penerima layanan.
kesehatan dan masyarakat.
Adanya partisipasi masyarakat dikaitkan
dengan teori Health Belief Model (HBM) dimana HASIL
teori ini didasarkan pada pemahaman bahwa Latar belakang pelaksanaan Program EMAS
seseorang akan melakukan tindakan yang akan di Tegal karena angka kematian ibu di
berhubungan dengan kesehatan. Model Tegal cukup tinggi. Hal ini terlihat dari hasil
kepercayaan kesehatan adalah model yang Audit Maternal dan Neonatal di Tegal yang
menjelaskan adanya pengetahuan seseorang menyatakan keterampilan tenaga
tentang ancaman kesehatan dan pemahaman kesehatan belum kompeten terutama
tentang perilaku yang disarankan untuk dalam menangani kasus
mencegah atau mengatasi masalah kesehatan kegawatdaruratan. Kesadaran masyarakat
berdasarkan penilaian kelayakan dan keuntungan akan kesehatan masih kurang. Dengan
dibandingkan dengan biaya. Faktor-faktor yang adanya program EMAS ini akan terjadi
mempengaruhi kesehatan pada individu antara peningkatan keterampilan tenaga
lain latar belakang, persepsi dan tindakan. kesehatan melalui berbagai pelatihan dan
Sedangkan salah satu tujuan HBM ini adalah agar juga partisipasi masyarakat dalam hal ini
individu siap mengubah perilaku (Kevin, 2005). peran tokoh masyarakat.
Dengan adanya program EMAS, diharapkan Pelaksanaan dari EMAS
seluruh ibu hamil memiliki kesadaran untuk program di Tegal telah dilakukan di
memeriksakan kesehatannya ke kesehatan

252 e-ISSN: 2549-0257


Cibro et al./ Keefektifan Maternal dan Neonatal yang Diperluas

sesuai dengan prosedur yang telah SDM yang menjadi pendamping belum
ditetapkan baik dari sistem pelayanan terpenuhi.
kesehatan maupun sistem rujukan. Hal ini Hasil yang telah dicapai dari program
juga terlihat dari hasil kerja seluruh EMAS di Tegal adalah jumlah kasus
kelompok kerja yang terkait dengan tugas kegawatdaruratan menurun karena
dan tanggung jawab masing-masing. penanganan yang cepat dan tepat serta
Pendukung Program EMAS di Tegal sistem rujukan yang semakin baik. Selain
adalah semua kelompok kerja yang telah itu, kesadaran masyarakat akan kesehatan
ditentukan sejak awal Program EMAS di khususnya ibu hamil, bersalin dan bersalin
Tegal, serta sumber daya manusia yang semakin meningkat dengan semakin
memadai. Sedangkan kendala dari banyaknya ibu hamil yang memeriksakan
Program EMAS di Tegal adalah tidak semua kesehatannya di posyandu atau
Puskesmas di Tegal mampu melakukan puskesmas, serta kesadaran untuk
BEmONC dan menjaga kehamilan. kelas.

Konteks Kabupaten Tegal menduduki peringkat 5 besar AKI tertinggi sebanyak 33 kasus pada tahun 2015.

Dibutuhkan tenaga yang kompeten untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya kebidanan dalam
menangani kasus kegawatdaruratan sehingga dapat memberikan pertolongan pertama sebelum melakukan
rujukan.
Membangun jaringan yang efektif untuk memperkuat sistem rujukan untuk
mempercepat upaya penurunan AKI dengan kerjasama antar fasilitas di Kabupaten
Tegal. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
Dibutuhkan partisipasi warga untuk menyuarakan kepentingan masyarakat, menuntut haknya untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan menyampaikan pandangannya kepada penyedia layanan
dan pemerintah secara bertanggung jawab dan berkualitas.
Memasukkan Selama Program EMAS di Tegal, personel terdiri dari tim EMAS, Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal, penyedia layanan kesehatan atau dokter, serta bidan dan
perawat yang telah bekerja dengan baik.
SOP dibuat dalam bentuk tertulis dan memuat prosedur kerja (alur proses) secara
detail dan sistematis. Dalam pelaksanaan Program EMAS, setiap kelompok kerja
memiliki SOP masing-masing.
Dalam program EMAS ini, seluruh anggaran dicairkan sesuai perencanaan anggaran awal.
Penyusunan anggaran dilakukan dengan matang.
Pada program EMAS, sarana dan prasarana sistem informasi sudah cukup baik.
Adanya SMS gateway dapat mengatasi kegawatdaruratan ibu dan anak serta
meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam menerapkan sistem
Proses tersebut. Setelah dilakukan sosialisasi program EMAS kepada seluruh
pemangku kepentingan terkait, dilakukan perumusan kebijakan berdasarkan
orientasi penurunan angka kematian ibu, menentukan program kegiatan yang
harus disinergikan dengan data.
Dalam pelaksanaan program EMAS, masing-masing puskesmas telah
berkontribusi dengan menjemput peserta jika ada yang tidak mau mengikuti,
misalnya kelas ibu hamil. Ini akan dibahas ketika ada a

e-ISSN: 2549-0257 (daring) 253


Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak (2016), 1(4): 250-256 https://
doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

pertemuan dengan tim EMAS.


Pengelolaan dan sumber daya yang diterapkan dalam program EMAS dikelola oleh
semua pemangku kepentingan terkait, dalam hal ini pengelola utamanya adalah tim
EMAS di Tegal. Tujuannya untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu di Kabupaten
Tegal, dengan koordinasi, konsistensi dan penetapan prioritas.
Kendala Program EMAS di Tegal adalah belum semua Puskesmas di Tegal
mampu melaksanakan PONED. Selain itu, personel yang menjadi mentor harus
dilengkapi dengan baik.
Program EMAS di Tegal berlangsung selama 2 tahun. Namun kegiatan program
tetap berjalan karena berdampak pada penurunan AKI dan AKB.
Keluaran Meningkatnya kesadaran ibu hamil mengikuti kegiatan kelas ibu hamil,
posyandu dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) yang diselenggarakan oleh bidan
Puskesmas Pagerbarang dan Puskesmas Dukuhwaru Tegal.

Dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari kegiatan ini adalah
masyarakat dapat menyadari pentingnya memeriksakan dan melahirkan di fasilitas
kesehatan yang telah disediakan. Tindak lanjut yang diharapkan adalah masyarakat
tetap berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan yang telah berjalan diharapkan dapat berkelanjutan dan dapat memberikan
dampak dan manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya dan juga semangat dalam
menjaga kesehatan selama kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dan komitmen untuk terus mendukung
pelaksanaan program ini menjadi penting karena banyak kasus kematian ibu yang tidak
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Hubungan sinergis antara masyarakat,
pemerintah dan pelayanan kesehatan menjadi penting dalam mewujudkan good
governance.
Komunikasi yang terjalin antar pelaksana program cukup baik. Komunikasi
dengan masyarakat sasaran program EMAS juga sudah dilakukan dengan
cukup baik melalui sosialisasi.
Pelaksana program memiliki komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan
program EMAS. Tingkat komitmen yang tinggi terlihat di kedua puskesmas.

DISKUSI organisasi, yang akan mendukung


Tingginya angka kematian ibu dan bayi program EMAS.
masih menjadi fokus utama di suatu negara. Hasil kajian tentang tingginya AKI
Untuk itulah program EMAS dilaksanakan di menyatakan bahwa upaya peningkatan
Tegal. Program tersebut disosialisasikan kesehatan ibu banyak diprioritaskan pada
sekaligus dibentuk kelompok kerja yang perluasan pelayanan kesehatan yang
terdiri dari berbagai unsur kesehatan baik bermutu, pelayanan kebidanan yang
yang terlibat langsung dalam penanganan komprehensif, peningkatan pelayanan KB,
ibu dan bayi seperti dokter, bidan dan dan sosialisasi informasi dan edukasi
perawat maupun unsur pendukung lainnya kepada masyarakat. Hasil penelitian ini
seperti masyarakat. diperkuat dengan teori yang menyebutkan
bahwa salah satu target pencapaian dalam

254 e-ISSN: 2549-0257


Cibro et al./ Keefektifan Maternal dan Neonatal yang Diperluas

program penurunan AKI dan AKB adalah program. Kendala yang ada dapat diatasi
dengan penguatan masyarakat agar tujuan dengan baik.
suatu program dapat tercapai.
Dalam mencapai tujuan program EMAS, REFERENSI
dilakukan pendekatan Vanguard (garis Aoshima K (2011). Angka Kematian Neonatal
depan) dimana program EMAS memiliki Pengurangan dengan Meningkatkan Pusat
target penurunan AKI sebesar 25%. Setelah Perawatan Perinatal Geografis di Jepang.
diadakan program EMAS, jumlah kasus Jepang Azwar A (1996). Pengantar Administrasi
kegawatdaruratan seperti preeklampsia Kesehatan. Jakarta: Bina Putra. Aeni N
berkurang karena segera ditindaklanjuti. (2013). Faktor Risiko Kematian Ibu.
Setiap puskesmas diwajibkan membuat Jurnal Kesehatan Masyarakat
laporan terkait program EMAS dan tim EMAS Nasional Universitas Indonesia 7(10):
akan menerima laporan dari Dinas Kesehatan 453-459.
Tegal. Tujuan dari laporan ini adalah untuk Agarwal K, Caiola N, Gibson A (2015). Terbaik
meninjau kembali kasus-kasus yang terjadi praktik untuk kemitraan KIA yang
secara terus menerus sehingga diharapkan sukses yang tidak dapat ditemukan
jika ada kasus serupa dapat ditangani oleh evaluasi eksternal: Pengalaman
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa dari Program Terintegrasi Kesehatan
puskesmas telah melakukan sistem rujukan Ibu dan Anak. Jurnal Internasional
dengan baik yaitu secara vertikal dengan Ginekologi dan Kebidanan 130: S11–
pemindahan pasien. Menurunkan AKI S16.
memang bukan perkara mudah. Diperlukan Bhandari (2012). Efek implementasi
pengembangan strategi dan kebijakan program Manajemen Terpadu
program yang tepat dan tepat sasaran. Penyakit Neonatal dan Anak (IMNCI)
Tingginya angka kematian ibu dan bayi tidak pada kematian neonatal dan bayi
dapat diatasi sendiri oleh pemerintah tanpa BMJ: 344.
dukungan dan partisipasi masyarakat, Departemen Kesehatan RI (2005). Pelayan-
tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat. Dasar Obstetri Neonatal Esensial.
Diperlukan kesadaran masyarakat untuk _____ (2007). Riset Kesehatan Dasar. Dinas
melakukan pemeriksaan kehamilan dan Kesehatan Jawa Tengah. (2012).
persalinan secara rutin pada tenaga Profil Kesehatan Jawa Tengah. Haveret (2015).
kesehatan. Sehingga diharapkan melalui Pengalaman komunikasi yang menarik
program EMAS ini angka kematian ibu dapat tenaga kesehatan masyarakat untuk
ditekan sedemikian rupa. memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Studi ini menyimpulkan bahwa baru lahir. Berita Universitas John Hopkins (2012).
implementasi program EMAS di Tegal Memimpin Program Baru di Indonesia
untuk menurunkan AKI efektif karena untuk Mengurangi. Kematian Ibu sebesar
berfungsinya sistem rujukan darurat ibu 25 persen. JHPIEGO.
dan bayi efektif, efisien dan adil. Kelompok Kemenkes RI (2012). Situasi Kesehatan
kerja memiliki tugas dan tanggung jawab Ibu. www.depkes.go.id.
yang berbeda. Kemenkes RI (2013). Rencana Aksi Per-
Stakeholder peserta program EMAS cepatan Penurunan Angka Kematian
bekerja sesuai dengan tugasnya masing- Ibu di Indonesia. http://
masing sehingga tidak ada kesulitan yang www.gizikia.depkes.go.id. Diakses 26
berarti dalam pelaksanaannya November 2015.

e-ISSN: 2549-0257 (daring) 255


Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak (2016), 1(4): 250-256 https://
doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

Kemenkes RI (2014). Bidan berperan mengakibatkan rujukan darurat di


penting turunkan AKI dan AKB. Artikel Tanzania.
Kesehatan. http://buk.depkes.go.id. Sulaeman ES (2013). Manajemen Puskesmas
mas. Pers UNS.
Mantra IB (1997). Pemantauan dan Evaluasi, Sulaeman ES (2012). Manajemen Masalah
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Kesehatan. Pers UNS.
Jakarta. Sulaeman ES (2013). PromosiKesehatan.
Moleong L (2005). Metode Penelitian Kua- Pers UNS
litatif. Bandung: PT. Remaja Syafrudin (2009). Kebidanan Komunitas.
Rosdakarya Jakarta: buku kedokteran USAID
Universitas Melbourne (2011). Redu- (2015). Kemajuan Dua Dekade:
cing Kematian Ibu, Bayi Baru Lahir, Program Kelangsungan Hidup Anak dan
dan Anak di Asia Pasifik. Pers Kesehatan Ibu Usaid. http://
Universitas Melbourne pdf.usaid.gov-/pdf_docs/pdacn044.pdf.
Komisi Statistik PBB USAID (2012). Buku EMAS Panduan Tek-
(2015). Laporan teknis Biro tentang nis Masyarakat Forum Madani.
proses penyusunan kerangka Yahraninda C (2015). Implementasi Program
indikator tujuan dan sasaran draf ram EMAS untuk mengurangi Angka
agenda pembangunan pasca tahun Kematian Ibu dan Angka Kematian
2015. Bayi (Studi pada Dinas Kesehatan
Sanusi R (2013). Meningkatkan Program Kabupaten Malang). Jurnal
EMAS.https://rossisanusi.Wordpress. Universitas Brawijaya.
com. diakses tanggal 17 Oktober
2015 Shimoda (2015). Bidan intrapartum
proses pemantauan dan manajemen

256 e-ISSN: 2549-0257

Anda mungkin juga menyukai