Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah

ARTIKEL PENELITIAN
Kesehatan p-ISSN : 1412-2804
e-ISSN : 2354-8207
DOI : 10.33221/jikes.v18i2.222
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) Melalui Peran Keluarga Di Kabupaten Gowa
Muh. Said Mukharrim 1, Reza Aril Ahri 2, Yusriani 3*
1
Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Magister Kesehatan, Universitas Muslim Indonesia
2,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
Alamat Instansi Jl. Urip Sumohardjo KM. 05 Kampus II UMI Makassar
E-mail: saidmukharrim@gmail.com 1) reza.ahri@gmail.com, 2) yusriani.yusriani@umi.ac.id, 3)

ABSTRAK Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat.
AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait den-
gan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memper-
hitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Salah
satu daerah yang mengalami permasalahan angka kematian ibu yang tinggi, khususnya di Kabu-
paten Gowa yaitu pada tahun 2018 sebanyak 17 kasus kematian ibu, kasus tertinggi diantaranya
terdapat di wlayah kerja Puskesmas Somba Opu yaitu sebanyak 5 kasus. Tujuan umum penelitian
ini untuk menganalisis peran keluarga dalam pelaksanaan program P4K. Desain penelitian ini
adalah kualitatif dengan rancangan deskriptif eksplanatif dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengan informan berjumlah 33 orang yang terdiri atas 6 orang ibu hamil, 4 orang sua-
mi, 5 orang kader posyandu, 3 orang bidan desa, 1 orang koordinator bidan puskesmas, 8 orang
kepala lingkungan dan 6 orang kepala kelurahan. Peran keluarga dalam pelaksanaan program P4K
di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa telah dilaksanakan namun tidak secara
maksimal, masih ada beberapa indikator yang belum terpenuhi.

Kata Kunci Program P4K, Angka Kematian Ibu, Komplikasi

ABSTRACT The maternal mortality rate (MMR) is one of the important indicators of public health. AKI describes
the number of women who die from a cause of death related to pregnancy disorders or treatment
(excluding accident or incidental cases) during pregnancy, childbirth and during the puerperium (42
days after delivery) regardless of the length of pregnancy per 100,000 live births. South Sulawesi Prov-
ince is one of the regions experiencing high maternal mortality problems, especially in Gowa Regency,
namely in 2018 as many as 17 cases of maternal deaths, the highest cases of which were in the work
area of Somba Opu Health Center, namely 5 cases. The general objective of this study is to analyze
the role of the family in implementing the P4K program. The design of this study was qualitative with
descriptive explanative design using purposive sampling technique with 33 informants consisting of
6 pregnant women, 4 husbands, 5 posyandu cadres, 3 village midwives, 1 coordinator midwife pusk-
esmas, 8 heads environment and 6 village heads. The role of the family in implementing the P4K
program in the work area of Somba Opu Health Center in Gowa Regency has been carried out but not
optimally, there are still some indicators that have not been fulfilled.

Key Words P4K Program, Maternal Mortality Rate, Complications

Received : 13/06/2019
Revised : 13/07/2019
Accepted : 30/07/2019
49
(P4K) Melalui Peran Keluarga Di Kabupaten Gowa

Pendahuluan (P4K). Program tersebut menitikberatkan kepedulian


Angka kematian ibu merupakan salah dan peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan
satu target dalam tujuan pembangunan Millenium upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan
Development Goals (MDGs) 5 yakni menurunkan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan
angka kematian maternal sebesar ¾ dari angka pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
kematian maternal pada tahun 1990, sebanyak 450 dasar di tingkat puskesmas (PONED) dan pelayanan
per 100.000 menjadi 102 per 100.000 Kelahiran kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komprehensif
Hidup pada tahun 2015. Penurunan angka kematian di Rumah Sakit (PONEK). Dalam implementasinya,
ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu P4K merupakan salah satu unsur dari desa siaga. P4K
lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan mulai diperkenalkan oleh menteri kesehatan pada
Millenium Development Goals (MDGs).1 tahun 2007. Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga
menyatakan bahwa untuk mencapai target MDGs dalam membuat perencanaan persalinan yang baik
penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan dan meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam
2015 seharusnya 5,5 persen pertahun. Namun data menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan
WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia tahun nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Maka
2015 menunjukkan angka kematian ibu hingga saat dari itu perlunya edukasi yang cukup agar keluarga
ini penurunannya masih kurang dari satu persen dapat lebih siaga dalam menghadapi tanda bahaya
per tahun. Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan kehamilan, persalinan, dan nifas.3
meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih Dalam pelaksanaan operasional penurunan
rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang AKI, Depkes menerapkan salah satu strategi dari 5
sebanyak 576.000.2 strategi yaitu meningkatkan komunikasi, informasi,
Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur dan edukasi. Buku KIA adalah alat yang sederhana,
di negara miskin disebabkan oleh masalah kehamilan tetapi ampuh sebagai alat informasi, edukasi,
dan persalinan, dan nifas. Pada tahun 2015, WHO dan komunikasi dalam menyebarkan informasi
memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya penting mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
lebih dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil atau kepada keluarga. Buku KIA sangat potensial untuk
bersalin.1 meningkatkan pengetahuan dan perilaku keluarga/
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia ibu mengenai kesehatan reproduksi dan kesehatan
tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah kematian anak. Menurut Depkes RI (2016), buku KIA satu-
ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, jika satunya alat bukti yang dipegang ibu ataupun keluarga
dibandingkan AKI di Singapura sebesar 6/100.000 bahwa pelayanan KIA termasuk imunisasi telah
kelahiran hidup, Filipina 112/100.000 kelahiran hidup diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan
dan di Brunei 22/100.000 kelahiran hidup. Angka disamping fungsinya sebagai alat bukti klaim dalam
kematian ibu (AKI) di Indonesia khususnya dalam sistem jaminan kesehatan maupun program keluarga
mencapai target Sustainable Development Goals harapan.1
(SDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102/100.000 Keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan
kelahiran hidup dan Pada Tahun 2030, target AKI di turut berperan dalam menentukan status kesehatan
Indonesia dapat dikurangi sehingga angka kematian ibu. Dalam hal ini mengenai Program Perencanaan
ibu di bawah 70/100.000 kelahiran hidup. Namun Persalinan dan pencegahan Komplikasi (P4K). Program
demikian, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(SDKI) Tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI (P4K) adalah suatu program yang dicanangkan dalam
yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per upaya mempercepat penurunan AKI dengan cara
100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan memantau, mencatat serta menandai setiap ibu hamil
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan”
kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan
Antar Sensus (SUPAS) 2015. Hal ini merupakan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses
tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Indonesia. dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi kegiatan yang membangun potensi masyarakat,
dibandingkan dengan AKI di Negara Asia lainnya.1 khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan
Menurut Kemenkes RI (2016), beberapa dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru
terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di lahir.
Indonesia telah dilakukan, salah satunya Program Sebagai komponen yang tidak terpisahkan
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dari masyarakat, keluarga memiliki peran signifikan
dalam status kesehatan. Keluarga berperan terhadap
50
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 18 No. 2 Tahun 2019

optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan digunakan sebagai teknik sampling.


produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan Peneliti menganalisis berdasarkan butir-butir
kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota pertanyaan dan pernyataan serta mengobservasi
keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak untuk mendapatkan informasi mengenai Peran tenaga
merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan kesehatan dalam Pelaksanaan Program Perencanaan
fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di
tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kabupaten
alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak Gowa. Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian
di Indonesia. data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi.
Lebih jauh lagi, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Hasil dan Pembahasan
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Hasil analisis yang mendalam mengenai
Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi
pelaksanaan kegiatan Sosialisasi tentang program P4K
Keluarga, menyebutkan bahwa pembangunan keluarga
di wilayah kerja puskesmas Sumba Opu Kabupaten
dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga
Gowa sudah baik. Ini dibuktikan dengan aktifnya
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang
keluarga dalam mengikuti setiap sosialisasi yang
sehat. Selain lingkungan yang sehat, masih menurut
diberikan petugas kesehatan pada saat melakukan
peraturan pemerintah tersebut, kondisi kesehatan dari
kegiatan yang dirangkaikan dengan kegiatan posyandu
tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah
tiap bulannya. Namun peran aktif keluarga tersebut
satu syarat dari keluarga yang berkualitas.2
tidak dibarengi dengan peningkatan kinerja petugas
Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Salah
kesehatan dalam memberikan sosialisasi. Karena
satu daerah yang mengalami permasalahan angka
meskipun respon keluarga baik dalam menerima
kematian ibu yang tinggi, khususnya di Kabupaten
sosialisasi tetapi dari pihak puskesmas sendiri tidak
Gowa yaitu pada tahun 2018 terjadi sebanyak 17 kasus
gencar melakukan sosialisai tersebut apalagi sosialisasi
kematian ibu, kasus tertinggi diantaranya terdapat di
kebanyakan hanya dilakukan saat jadwal posyandu tiba,
wlayah kerja Puskesmas Somba Opu yaitu sebanyak
hal tersebut dapat tidak terlaksana dengan baik. Kegiatan
5 kasus yang merupakan tanggung jawab bersama,
dalam pengumpulan masyarakat terutama ibu hamil
sehingga perlu dilakukan Analisis Pelaksanaan
di posyandu ternyata sama halnya yang diutarakan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
pada penelitian yang menyatakan bahwa bidan desa
Komplikasi (P4K) di wilayah kerja Puskesmas Somba
mengumpulkan kader posyandu untuk menyampaikan
Opu Kabupaten Gowa.4
kegiatan sosialisasi P4K, yang kemudian setalah kegiatan
Dari permasalahan yang telah diuraikan
tersebut dilakukan, maka kegiatan dilanjutkan dengan
diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan
pelaksanaan kegiatan posyandu sebagai mana mestinya.6
judul “Peran Keluarga, dalam Pelaksanaan Program
Hasil analisis yang mendalam mengenai
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
pelaksanaan kontak dengan petugas kesehatan di
(P4K) di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu
wilayah kerja puskesmas Sumba Opu Kabupaten
Kabupaten Gowa”.
Gowa telah dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan
dengan rutinnya ibu hamil beserta keluarga dalam
Metode
kunjungan ke posyandu guna mendapatkan arahan
Desain penelitian adalah kualitatif dengan serta konseling dari tenaga kesehatan yang bertugas.
rancangan deskriptif eksplanatif.5 Informan berjumlah Namun sayangnya sangat jarang petugas kesehatan
33 orang yang terdiri atas 6 orang ibu hamil, 4 orang melakukan kontak dengan ibu hamil di rumah masing-
suami, 5 orang kader posyandu, 3 orang bidan desa, 1 masing. Ini disebabkan karena kurangnya tenaga
orang koordinator bidan, 8 orang kepala lingkungan kesehatan serta minimnya pemberdayaan masyarakat
dan 6 orang kepala kelurahan. dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Masyarakat
Pemilihan informan menggunakan teknik yang diberdayakan hanyalah kader posyandu wilayah
Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel masing-masing. Kader posyandu dalam kegiatan
sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya tersebut sangat berperan dalam membantu bidan desa
orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang saat melakukan kunjungan rumah. Ini sesuai dengan
kita harapkan. Karena peneliti merasa sampel yang hasil penelitian yakni dari beberapa kegiatan program
diambil paling mengetahui tentang masalah yang P4K sebagian besar dan dianggap paling penting sudah
akan diteliti oleh peneliti, maka Penggunaan purposive tercapai dengan baik, diantarnya adalah pendataan ibu
sampling dalam penelitian ini sangat cocok untuk hamil, seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Plupuh

51
(P4K) Melalui Peran Keluarga Di Kabupaten Gowa

II sudah terdata dengan baik. Pendataan ini dilakukan Hasil analisis yang mendalam mengenai
oleh bidan dengan bantuan dari kader.6,7 pelaksanaan kunjungan rumah serta membuat
Hasil analisis yang mendalam mengenai perencanaan persalinan ibu di wilayah kerja puskesmas
pelaksanaan pemasangan stiker di rumah ibu hamil di Sumba Opu Kabupaten Gowa telah berjalan dengan
wilayah kerja puskesmas Sumba Opu Kabupaten Gowa baik namun tidak maksimal. Ini dibuktikan dengan
tidak berjalan secara maksimal. Ini dibuktikan dengan rata-rata petugas hanya melakukan kunjungan rumah
masih banyaknya ibu hamil yang tidak memasang stiker saat pendataan ibu hamil namun hendak melaksanakan
tersebut ketika telah dihimbau oleh petugas kesehatan pembuatan perencanaan persalinan ibu. Pelaksanaan
untuk memasangnya di rumah mereka masing-masing. pembuatan perencanaan persalinan ibu tersebut
Stiker P4K tersebut tidak ditempelkan langsung oleh dilakukan di posyandu mereka masing-masing. Hal ini
petugas kesehatan, melainkan hanya dibagikan kepada disebabkan oleh kurang optimalnya pemberdayaaan
ibu hamil setelah melakukan konsultasi terhadap masyarakat dalam melaksanaka kegiatan tersebut.
kehamilannya pada saat kunjungan ke posyandu. Saat Karena petugas kesehatan hanya memberdayakan
berada dilapangan, peneliti menemukan tidak adanya bidan desa beserta kader posyandu dalam melakukan
stiker yang tertempel di rumah ibu hamil untuk kunjungan rumah. Hal lainnya yang menyebabkan
mengindikasikan bahwa rumah tersebut terdapat ibu tidak masimalnya kunjungan rumah oleh petugas
hamil, namun hanya disimpan oleh ibu hamil tersebut. kesehatan yakni karena kurangnya tenaga kesehatan
Namun, stiker tersebut justru disimpan oleh ibu hamil serta minimnya pemberdayaan masyarakat dalam
dalam keadaan kosong tidak terisi. melaksanakan kegiatan tersebut. Masyarakat yang
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian diberdayakan hanyalah kader posyandu wilayah
yang dilakukan oleh Sokhiyatun dengan judul masing-masing. Kader posyandu dalam kegiatan
penelitian “Pelaksanaan Program Perencanaan tersebut sangat berperan dalam membantu bidan desa
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) saat melakukan kunjungan rumah. Ini sesuai dengan
Ditinjau dari Aspek Bidan Desa sebagai pelaksana hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamidah pada
di Kabupaten Jepara dengan menggunakan metode tahun 2018 yakni dari beberapa kegiatan program P4K
pengumpulan data berupa wawancara mendalam sebagian besar dan dianggap paling penting sudah
dengan jenis penelitian deskriptif observasional yang tercapai dengan baik, diantarnya adalah pendataan ibu
melibatkan seluruh bidan desa yang ada di Kabupaten hamil, seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Plupuh
Jepara yakni Sarana prasarana yang tersedia dalam II sudah terdata dengan baik. Pendataan ini dilakukan
program P4K adalah buku KIA dan stiker P4K yang oleh bidan dengan bantuan dari kader.6
harus diisi oleh bidan desa dan ditempelkan di depan Hasil analisis yang mendalam mengenai
rumah ibu hamil.8 pelaksanaan pengelolaan donor darah untuk ibu di
Hasil analisis yang mendalam mengenai wilayah kerja puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa
pelaksanaan pendataan jumlah ibu hamil di wilayah tidak terlaksana dengan baik. Ini dibuktikan dengan
kerja puskesmas Sumba Opu Kabupaten Gowa telah masih banyaknya ibu yang belum mempersiapkan
dilakukan dengan baik. Ini dibuktikan dengan aktifnya calon pendonor darahnya untuk mengantisipasi saat
ibu dalam pendataan oleh petugas kesehatan saat terjadi komplikasi saat persalinan. Meskipun telah
mendatangi rumah atau saat berkunjung ke posyandu diberitahukan oleh bidan desa dibantu oleh kader
masing-masing. Meskipun respon keluarga baik dalam Puskesmas, ibu hamil dan keluarga cenderung
melakukan pendataan tetapi dari pihak puskesmas menyepelakan hal tersebut. Hal ini didasari oleh masih
sendiri tidak berupaya optimal dalam melakukan kurangnya kesadaran serta pengetahuan akan risiko
kegiatan pendataan tersebut hal itu tidak terlaksana yang timbul selama persalinan. Banyak faktor-faktor
dengan baik. Namun karena diakui pendataan tersebut yang mempengaruhi pengetahuan antara lain yaitu
tidak maksimal, karena terkendala oleh beberapa sosial ekonomi, budaya, pendidikan dan pengalaman.
hal seperti tidak menetapnya beberapa keluarga Pengetahuan seseorang didukung oleh ligkungan
disuatu daerah di wilayah kerja puskesmas Somba sosialnya. Jika ekonomi baik maka pendidikan
Opu Kabupaten Gowa yang menyebabkan pendataan seseorang juga baik sehingga memilipengetahuan
terhadap ibu hamil tidak berjalan 100%. Hasil penelitian yang baik juga.9,11,12
berbeda dengan penelitian yang menyatakan bahwa Tingkat pengetahuan dinilai sangat penting
kegiatan pendataan ibu hamil dapat terlaksana dengan dalam memutuskan dan menentukan suatu hal. Karena
baik, dalam pendataan tersebut dilakukan oleh kader semakin tinggi pendidikan, maka mudah menerima
yang dikoordinir oleh bidan desa, selain oleh kader, hal-hal baru dan mudah menyesuaikan. Selain itu
pendataan ibu hamil juga dilakukan oleh bidan desa. informasi yang baru akan disaring sesuai dengan
Seluruh ibu hamil telah terdata dan telah dicatat dalam budaya yang ada sehingga budaya sangat berpengaruh
buku register ibu hamil.6,9,10 terhadap tingkat pengetahuan seseorang.13 Salah satu
52
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 18 No. 2 Tahun 2019

hal yang menyebabkan keluarga tidak mempersiapkan tenaga kesehatan dalam memberikan nasehat untuk
calon pendonor darahnya yakni ketidaktahuan mempersiapkan tabulin sudah dilaksanakan dengan
mereka akan pentingnya mempersiapkan calon baik. Namun kembali lagi, faktor ekonomi menjadi
pendonor darah bagi ibu hamil jika sewajtu-waktu salah satu kendala dalam mempersiapkan tabulin
saat persalinan terjadi komplikasi, calon pendonor tersebut.
darah telah ada dan siap membantu ibu hamil tersebut. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
Hal lain yang menyebabkan keluarga terutama ibu dilakukan oleh Kamidah pada tahun 2018 yakni dari
tidak mempersiapkan hal tersebut yakni keluarga informasi kader rata-rata sebagian besar hampir semua
meyakini bahwa kejadian pendarahan saat bersalin tidak ada tabulin di wilayahnya. Dari informasi kader
sudah sangat jarang terjadi khususnya di wilayah dulu pernah ada tabulin, namun setelah ada jampersal
kerja kerja Puskesmas Somba Opu, sehingga keluarga tubulin ini tidak lagi ada. Selain itu telah banyak
menganggap hal tersebut tidak akan terjadi kepada masyarakat yang terdaftar dalam BPJS. Tidak semua
mereka. ibu hamil terdaftar BPJS, dan sekarang jampersal
Hasil analisis yang mendalam mengenai sudah tidak ada lagi. Sehingga masih perlu diupayakan
pelaksanaan pengadaan sarana transportasi khusus dana sebagai persiapan ibu bersalin.6
ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Somba Opu Hasil analisis yang mendalam mengenai
Kabupaten Gowa oleh keluarga belum terwujud. pelaksanaan penggunaan, pengelolaan dan
Ini dibuktikan dengan mayoritas keluarga masih pengawasan dasolin di wilayah kerja puskesmas
menggunakan kendaraan pribadi mereka masing-masing Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga tidak
untuk keperluan ke tempat pelayanan kesehatan. Ini terwujud. Ini disebabkan oleh mayoritas keluarga masih
disebabkan karena akses yang cukup memungkinkan mengandalkan jaminan kesehatan seperti JAMPERSAL,
untuk mengantar ibu untuk bersalin ke tempat bersalin BJPS serta KIS untuk menutupi seluruh biaya persalinan
dengan kendaraan pribadi serta masih kentalnya asas mereka. Dengan beragam macam jaminan kesehatan
kekeluargaan daerah masing-masing. Karena jarak yang disediakan tersebut, menyebabkan peran
tempat tinggal dan tempat bersalin rata-rata memiliki keluarga dalam mewujudkan dasolin tidak begitu
akses yang sangat strategis. Sehingga memungkinkan aktif. Selain hal tersebut, yang menyebabkan dasolin
dalam mencapai pelayanan kesehatan menggunakan tidak terwujud juga karena kurangnya kesadaran serta
kendaraan pribadi masing-masing. Penelitian terkait sulitnya menyeragamkan pemikiran masing-masing
ambulans desa tersebut sejalan dengan penelitian keluarga dalam mewujudkan hal tersebut. Sehingga
yang dilakukan oleh Kamidah pada tahun 2018 yakni peran pihak terkait sangat dibutuhkan dalam hal
secara formal tidak ada yang dipastikan bahwa yang seperti itu. Hal tersebut diutarakan juga pada penelitian
digunkan sebagai ambulan desa adalah mobil si A, yang menyatakan meskipun tidak tercantum spesifik
tapi selama ini tidak pernah ada kendala masalah mengenai perwujudan dasolin tersebut yakni dari
transportasi, karena banyak warga yang punya informasi kader rata-rata sebagian besar hampir semua
kendaraan dan bersedia mobilnya digunkan jika ada tidak ada dasolin di wilayahnya. Sehingga masih perlu
ibu hamil membutuhkan. Selain itu di Puskesmas diupayakan dana sebagai persiapan ibu bersalin.
Plupuh II juga tersedia ambulan yang standby. Jarak Meskipun tidak dijelaskan tentang dasolin, namun
antar desa diwilayah puskesmas plupuh II tidak jauh dasolin menurut buku pedoman P4K menyebutkan
dan tidak ada medan yang sulit.6 bahwan dasolin adalah dana yang dihimpun dari
Hasil analisis yang mendalam mengenai masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong
pelaksanaan penggunaan, pengelolaan dan royong sesuai dengan kesepakatan bersama dengan
pengawasan tabulin di wilayah kerja puskesmas Somba tujuan membantu pembiayaan mulai ANC, persalinan
Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga tidak terlaksana dan kegawatdaruratan.7,10,14
dengan baik. Meskipun hanya ada beberapa keluarga Terdapat berbagai macam alternatif
yang mempersiapkan tabulinnya, namun mayoritas pemecahan masalah terkait perwujudan dana sosial
keluarga tidak mempersiapkan hal tersebut. Keluarga tersebut. Baik itu untuk kebutuhan masyarakat
belum sepenuhnya untuk memiliki perencanaan maupun kebutuhan khusus untuk ibu hamil. Salah
Tabulin (Tabungan ibu bersalin) yang dibutuhkan satunya mewujudkan dana sosial yang berbasiskan
untuk mempersiapkan kehamilannya. Ini disebabkan gotong royong yaitu dengan cara suka rela dalam
oleh masih adanya ketergantungan pada BPJS yang mengumpulkan uang seribu rupiah per kepala setiap
mengkafer biaya persalinannya. Ada beberapa keluarga minggu. Kemudian uang tersebut dibuatkan semacam
yang mempersiapkan tabungan sendiri diluar BPJS tabungan mirip celengan yang ditaruh di depan rumah
dan KIS mereka, namun karena adanya kebutuhan lain masiing-masing. Setelah seminggu, uang tersebut
yang mendesak, terpaksa tabungan khusus yang akan dikumpulkan di masjid terdekat dan dikelola oleh
digunakan saat bersalin nantinya terpakai lagi. Peran salah seorang yang berkompeten.
53
(P4K) Melalui Peran Keluarga Di Kabupaten Gowa

Inovasi tersebut bukan tidak melibatkan lintas ibu hamil berisiko, sehingga segera mendapatkan
sektor. Kegiatan tersebut berkoordinasi langsung penanganan yang tepat. ANC masal dilakukan setiap
dengan Kementrian Agama. Jadi sebenarnya, secara bulan oleh bidan desa dan bidan puskesmas di masing-
tidak disadari, masyarakat dalam mengumpulkan masing desa. Pemeriksaan antenatal merupakan faktor
dana tersebut juga bersedekah untuk masyarakat yang risiko penting maternal mortality.16,17
membutuhkan. Hasil analisis yang mendalam mengenai
Hasil analisis yang mendalam mengenai pelaksanaan persalinan oleh petugas kesehatan
pelaksanaan rencana pemakaian alat kontrasepsi di sesuai standar di wilayah kerja puskesmas Somba Opu
wilayah kerja puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa Kabupaten Gowa oleh keluarga telah dilaksanakan sesuai
oleh keluarga telah dilaksanakan dengan baik. Ini dengan standar. Ini dibuktikan dengan ibu telah merasa
dibuktikan dengan mayoritas ibu dalam menentukan diberikan pelayanan yang baik oleh petugas kesehatan
pemakaian alat kontrasepsi terlebih dahulu melakukan saat bersalin. Untuk persalinan sesuai standar, mulai
diskusi dengan petugas kesehatan dan keluarga mereka dari Puskesmas Somba Opu hingga di rumah bersalin
masing-masing. Namun disamping itu ada beberapa Mattirobaji telah dilaksanakan sesuai dengan standar.
ibu hamil yang menggunakan alat kontrasepsi secara Namun di rumah bersalin Mattirobaji, hanya melayani
sembunyi-sembunyi dengan tujuan ingin membuktikan persalinan normal. Jika ada indikasi persalinan pasien
khasiat dari alat kontrasepsi tersebut tanpa sepengetahuan tidak dilakukan dengan normal, maka kangsung
keluarga terutama suami mereka masing-masing karena dirujuk ke RS Syech Yusuf. Persalinan sesuai standar
takut tidak diijinkan untuk menggunakannya. Rata- tidak diketahui secara pasti dari segi prosedural oleh
rata yang melakukan pamakaian alat kontrasepsi secara pasien namun hanya merasakan bahwa persalinan
sembunyi-sembunyi tersebut yaitu kader posyandu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja
dengan alasan ingin menjadikan dirinya sebagai role Puskesmas Somba Opu telah dilakukan dengan sangat
model dalam memberikan penyuluhan kepada keluarga. baik.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Pentingnya tingkat pengetahuan adalah
oleh Putri pada tahun 2018 yakni pengguanaan KB untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan
yang direncanakan bersama ibu dan suami juga tidak telah dilaksanakan dengan baik dan benar atau
seluruhnya merencanakan hal tersebut, hanya 75,4% belum. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
bidan yang melaksanakannya. Rencana penggunaan pengetahuan antara lain yaitu sosial ekonomi,
metode KB yang tepat pasca persalinan hendaknya budaya, pendidikan dan pengalaman. Pengetahuan
sudah direncanakan bersama bidan saat konseling seseorang didukung oleh ligkungan sosialnya. Jika
dalam masa kehamilan. Suami atau keluarga juga ikut ekonomi baik maka pendidikan seseorang juga
serta mempertimbangkan rencana penggunaan KB. baik sehingga memilipengetahuan yang baik juga.
Dengan demikian manfaat P4K dengan meningkatnya Tingkat pengetahuan dinilai sangat penting dalam
peserta KB pasca salin bisa terwujud.10,15 memutuskan dan menentukan suatu hal. Karena
Hasil analisis yang mendalam mengenai semakin tinggi pendidikan, maka mudah menerima
pelaksanaan ibu dalam mendapatkan pelayanan hal-hal baru dan mudah menyesuaikan.18
antenatal sesuai standar di wilayah kerja puskesmas Hasil analisis yang mendalam mengenai
Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga telah pelaksanaan pemakaian jenis KB di wilayah kerja
dilakukan dengan baik. Ini dibuktikan dengan keluarga puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga
mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai standar telah dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan dengan
di posyandu dan puskesmas. Hal tersebut sedikit kebanyakan keluarga berpartisipasi dalam menggunakan
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Luluk KB. Jenis KB yang digunakan yakni lebih dominan
pada tahun 2016 yakni Pelayanan kesehatan maternal susuk dan suntik. Berbagai macam efek samping
dilakukan melalui kegiatan antenatal care (ANC), pemakaian KB tersebut juga dirasakan seperti haid yang
kelas ibu hamil, penjaringan resiko tinggi, pertolongan tidak teratur dengan sakit kepala ringan. Keterlibatan
persalinan dan kunjungan nifas. Proses pelaksanaan keluarga dalam pemekaian KB juga diwujudkan dalam
pelayanan kesehatan maternal sudah sesuai standar sebuah kegiatan yang mencerminkan ikutnya keluarga
pelayanan kebidanan, yaitu ANC dengan standar dalam menggunakan KB yakni lorong literasi KB.
10T dan frekuensi minimal 4 kali selama kehamilan, Peran suami dalam pemakaian KB juga dilakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan baik yakni mendiskusikan hal tersebut terlebih
Asuhan Persalinan Normal (APN), dan kunjungan nifas dahulu kepada ibu hamil jika hendak menggunakan
dilakukan 3 kali oleh bidan desa. ANC dilaksanakan KB.
dalam bentuk kegiatan ANC rutin dan ANC masal. Hal tersebut juga diutarakan dalam penelitian
ANC yang dilakukan secara rutin merupakan salah yakni bahwa peran suami pada ibu hamil dalam
satu upaya untuk melakukan penjaringan terhadap merencanakan pemilihan KB pasca salin dalam
54
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 18 No. 2 Tahun 2019

kategori positif yaitu sebanyak 40 responden (62.5%). psikis ibu dalam menjalani persalinan. Suami lebih
Jika dilihat dari tabulasi kuesioner mayoritas suami mempengaruhi cara ibu hamil bekerja, beraktivitas,
menjawab akan melakukan pendampingan apabila makan, berhubungan seksual atau memenuhi
istri mengalami efek samping KB pasca persalinan kebutuhan sehari-harinya yang akan memiliki efek
sebanyak 79.6% (51 orang). Dalam hal ini mayoritas bagi kesehatan ibu hamil. Untuk itu dalam mendukung
suami sudah berperan dengan baik dalam pemilihan keberhasilan dari program P4K suami dan keluarga
KB pasca persalinan.16 Menurut teori Depkes RI harus memiliki pengetahuan mengenai persiapan
(2009) Suami juga mempunyai peran dan tugas untuk persalinan, pencegahan komplikasi pada ibu hamil
membantu ibu dalam menentukan metode KB pasca maupun bersalin serta macam-macam tanda bahaya.
persalinan yang akan digunakan, selain itu suami juga Hasil analisis yang mendalam mengenai
harus mengetahui manfaat dan efek samping dari KB pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di wilayah
yang akan digunakan oleh istri. Metode KB adalah kerja puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa oleh
kesepakatan suami-istri sejak ibu masih hamil sampai keluarga telah dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan
dengan setelah melahirkan untuk menggunakan salah dengan tingkat pengetahuan keluarga terutama ibu
satu alat/obat kontrasepsi setelah proses melahirkan. dalam mengetahui IMD dan melakukan kegiatan
Hal ini disebabkan karena mayoritas suami sudah tersebut. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
ikut berperan dalam menentukan KB yang baik untuk pengetahuan antara lain yaitu sosial ekonomi, budaya,
kedepannya.3 pendidikan dan pengalaman. Pengetahuan seseorang
Hasil analisis yang mendalam mengenai didukung oleh ligkungan sosialnya. Jika ekonomi
pelaksanaan kesiagaan dalam menghadapi persalinan baik maka pendidikan seseorang juga baik sehingga
di wilayah kerja puskesmas Somba Opu Kabupaten memiliki pengetahuan yang baik juga. Tingkat
Gowa oleh keluarga telah dilaksanakan dengan baik. Ini pengetahuan dinilai sangat penting dalam memutuskan
dibuktikan dengan siaganya masing-masing ibu beserta dan menentukan suatu hal. Karena semakin tinggi
keluarga mereka dalam mengahdapi persalinan dengan pendidikan, maka mudah menerima hal-hal baru dan
cara menjaga kehati-hatian di dalam setiap tidakan mudah menyesuaikan. Mayoritas masyarakat telah
serta siap siaganya para tetangga dalam membantu ibu mengetahui tentang pentingya IMD dilakukan pasca
hamil. Kesiagaan masing-masing lapisan masyarakat persalinan. Namun ada beberapa masyarakat yang
dalam penanganan ibu hamil sampai melahirkan telah tidak melakukan IMD meskipun telah dianjurkan oleh
dilaksanakan dengan baik. Mulai dari peran keluarga petugas kesehatan atas pertimbangan kesehatan ibu
terutama suami mereka yang siap mengantar ke dan bayinya.13,19
tempat persalinan, para tetangga yang siap menolong Hasil analisis yang mendalam mengenai
dengan meminjamkan kendaraan mereka hingga pelaksanaan kunjungan nifas di wilayah kerja
pihak pemerintah yang memantau ibu hamil melalui Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga
pendataan yang dilakukan sebelumnya. telah dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan dengan
Hal ini berbeda dengan penelitian yang disiplinnya ibu dalam mengunjungi pelayanan kesehatan
dilakukan oleh Miftakhul pada tahun 2017 yakni seperti posyandu dan puskesmas sebanyak 4 kali yang
peran suami dalam merencanakan pendamping dianjurkan oleh petugas kesehatan. Kunjungan nifas ibu
persalinan dalam kategori negatif yaitu sebanyak yaitu kontak ibu dengan Nakes minimal 4 kali untuk
40 responden (62.5%). Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
tersebut menunjukkan bahwa suami kurang berperan ibu nifas, baik di dalam maupun di luar gedung
dalam menentukan pendamping perslinan karena Puskesmas (termasuk bidan di desa/Polindes dan
sebagian suami mencari penghasilan di luar kota dan kunjungan rumah) telah dilaksanakan dengan cukup
tidak bisa mendampingi ibu hamil setiap saat, selain itu baik. Mayoritas ibu melakukan kunjungan nifas yakni
disebabkan oleh ibu hamil dengan paritas multigravida di posyandu dan Puskesmas, bukan petugas yang
sehingga ibu tidak perlu megkhawatirkan apabila tidak mendatangi rumah masing-masing ibu. P4K pada
ada pendamping pada saat persalinan. Jika dilihat dari masa kehamilan meliputi melakukan pemeriksaan ibu
tabulasi kuesioner mayoritas suami menjawab sudah hamil (ANC) sesuai standar (minimal 4 kali selama
menentukan siapa pendamping pada saat persalinan hamil), melakukan penyuluhan dan konseling pada
nanti yaitu sebanyak 56.2% (36 orang). Dalam hal ini ibu hamil dan keluarga, melakukan kunjungan rumah,
mayoritas suami belum mendampingi istri pada saat melakukan rujukan bila diperlukan, melakukan
persalinan dikarenakan ada suami yang takut dan pencatatan, membuat laporan, memberdayakan
tidak tega melihat istrinya kesakitan. unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluarga,
Pendamping persalinan lebih diarahkan dan kader untuk terlibat aktif dalam P4K.
kepada suami ibu hamil itu sendiri. Hal ini dikarenakan Hasil analisis yang mendalam mengenai
dukungan suami akan berkontribusi besar pada pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja
55
(P4K) Melalui Peran Keluarga Di Kabupaten Gowa

puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga telah dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan
telah dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan dengan berdasarkan pengalaman ibu dalam mendapatkan paket
aktifnya ibu dalam mengikuti kegiatan yang diadakan pelayanan tersebut ketika bersalin. Namun hal tersebut
di posyandu oleh petugas kesehatan yang dibantu sudah jarang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Somba
oleh kader posyandu. Namun ada beberapa hal yang Opu Kabupaten Gowa. Namun, paket tersebut tetap
pihak keluarga tidak maksimalkan yakni menyiapkan diberikan. Cuma, cara pengklaiman dananya tersebut
tabunngan bersalin. Meskipun telah dihimbau untuk dipisah. Ini biasa dilakukan di RS Syech Yusuf yang
tetap mempersiapkan walaupun sudah ada jaminan menangani persalinan yang tidak normal. Ini berbeda
kesehatan yang menjamin hal tersebut, hanya sebagian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luluk pada
kecil keluarga mempersiapkannya. tahun 2016 yakni Sistem rujukan kegawatdaruratan
Hal ini sejalan dengan penelitian tentang obstetri ke rumah sakit belum optimal karena
pemberdayaan masyarakat untuk mendukung dokter tidak ada di tempat atau ruangan penuh dan
P4K ditemukan masalah dalam hal penggalangan belum optimalnya kerjasama lintas sektor. Kendala
tabulin dan dasolin. Tidak adanya aturan yang sistem rujukan terutama pada pasien jamkesmas,
jelas tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat karena Puskesmas Karanganyar II terletak di wilayah
dalam menggalang tabulin serta kegiatan dasolin perbatasan, dimana masyarakat lebih memilih untuk
yang benar membuat partisipasi masyarakat dalam dirujuk ke rumah sakit luar daerah yang jaraknya lebih
kegiatan tersebut rendah. Terlebih lagi dengan adanya dekat.
kebijakan kegiatan Gerdu Sehati yang memberikan Menurut Bustamin pengaruh antara lokasi
kucuran dana menekan partisipasi masyarakat untuk rujukan dengan tempat tinggal ibu, dapat diukur dalam
secara mandiri melaksanakan tabulin dan dasolin satuan jarak, waktu tempuh dan biaya tempuh. Jarak
karena adanya bantuan dana. Dana khusus dalam yang lebih dekat membutuhkan waktu tempuh yang
upaya pemberdayaan masyarakat tidak ada. Besar lebih cepat serta biaya yang lebih sedikit. Pemilihan
kecilnya dana yang ada mempengaruhi seberapa jarak yang lebih dekat bertujuan agar tidak terjadi
besar keberhasilan suatu program untuk dijalankan. keterlambatan rujukan dalam penanganan kasus
Ketika sumberdaya manusia kompeten, namun kegawatdaruratan obstetri.
kucuran dana tidak ada maka dapat menjadi penyebab Hasil analisis yang mendalam mengenai
ketidakberhasilan implementasi kebijakan.17,20 pelaksanaan pembentukan forum (KIA) di wilayah
Hasil analisis yang mendalam mengenai kerja puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa
pelaksanaan pemanfaatan buku KIA masyarakat di oleh keluarga belum diwujudkan. Yang ada hanya
wilayah kerja puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa perkumpulan-perkumpulan desa/kelurahan seperti
oleh keluarga telah dilaksanakan dengan baik. Ini PKK, DASAWISMA, BKL, BKR dll. Forum Peduli KIA
dibuktikan dengan ibu dalam berkunjung ke pelayanan ini diharapkan memanfaatkan forum-forum yang
kesehatan membawa serta buku KIA nya masing- sudah ada di masyarakat, antara lain: Gerakan Sayang
masing. Ibu (GSI), Forum Desa Siaga, Pokja Posyandu dan lain
Hal ini sejalan dengan penelitian yang - lain. Apabila di daerah tersebut belum terbentuk
dilakukaan oleh Agus dan Tety pada tahun 2014 forum seperti itu bisa dilakukan pembentukan dengan
yakni “Meningkatnya persentase penyimpanan, menggunakan metode berikut ini.
penyediaan, dan pemanfaatan buku KIA oleh Ibu Pemilihan anggota Forum Peduli KIA ini
hamil” menunjukkan bahwa dari sisi partisipatif para sebaiknya didahului dengan kesepakatan kriteria bagi
kader posyandu di Kota Mojokerto disebabkan oleh orang-orang yang akan dipilih. Kriteria diserahkan
pengetahuan, informasi kegiatan posyandu, motivasi sepenuhnya kepada unsur masyarakat yang hadir.
internal seperti penghargaan, aktualisasi diri, prestasi, Umumnya kriteria yang muncul antara lain adalah
dan tanggung jawab sedangkan dari sisi Ibu hamil punya waktu dan punya kemauan. Pemilihan kemudian
disebabkan juga meningkatnya pengetahuan, informasi dilakukan dengan teknik partisipatif dimana fasilitator
serta motivasi akan esensi pelayanan maternal pertemuan membagi unsur masyarakat yang hadir
terutama antenatal merupakan bukti empiris. Dengan dalam kelompok-kelompok dan kemudian masing-
demikian, perlu dipertahankan serta ditingkatkan masing kelompok mengajukan orang-orang yang
peran partisipatif kader kesehatan dan ibu hamil dipercaya untuk dipilih sebagai anggota kelompok
dalam utilisasi buku KIA melalui pemahaman secara masyarakat dan disepakati bersama. Umumnya orang-
lebih dalam mengenai pelayanan kesehatan maternal. orang ini adalah kader potensial di tingkat desa.
Hasil analisis yang mendalam mengenai Biasanya ketua Forum Peduli KIA adalah kepala desa/
pelaksanaan Pertolongan Pertama Gawat Darurat lurah.
Obstetri Neonatal (PPGDON) di wilayah kerja Forum–forum yang terbentuk sebagian besar
puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga adalah forum yang berfokuskan kepada kegiatan aktif
56
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 18 No. 2 Tahun 2019

ibu–ibu seperti PKK, dan DASAWISMA. Ada juga maksimal, keluarga tidak menyiapkan calon donor
pembentukan forum khusus berbagai jenis kalangan darah, ambulans desa, tabungan ibu bersalin (tabulin),
seperti Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga dana sosial ibu bersalin (Dasolin), belum ada forum
Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Balita (BKB). KIA, pertemuan bulanan hanya dalam bentuk
Namun tidak ada forum khusus untuk memperhatikan posyandu.
ibu hamil seperti yang telah disebutkan diawal. Saran penelitian diharapkan lebih
Pembentukan forum–forum KIA tersebut belum ada meningkatkan partisipasi keluarga untuk ikut serta
di masing–masing wilayah. dalam pelaksanaan P4K seperti dalam bentuk
Kurangnya koordinasi dari berbagai lini penyuluhan dan sosialisasi serta meningkatkan
menjadi penyebab tidak terbentuknya forum – forum kedisiplinannya dalam mengikuti anjuran petugas
KIA sebagai mana mestinya. Kurangnya kepedulian kesehatan dibantu dengan kader posyandu seperti
kepala lingkungan terkhusus kepada ibu hamil dalam hal mempersiapkan calon pendonor darah,
menjadi salah satu faktor tidak terbentuknya forum tabulin dan dasolin.
tersebut. Namun dalam waktu beberapa bulan ini,
pihak Puskesmas Somba Opu telah mencanangkan
Daftar Pustaka
akan membuat suatu trobosan baru yang diprakarsai
langsung oleh kepala puskesmas Somba Opu yakni 1. Kementerian Kesehatan. Data dan informasi profil
trobosan program khusus memperhatikan ibu hamil kesehatan indonesia. Kementeri. Kesehat. RI (2017).
yaitu program SAKINA. Sebagaimana halnya dalam 2. Profil Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan RI 2015.
sebuah rancangan, pastinya masih perlu beberapa Profil kesehatan Indonesia Tahun 2015 125 (2016).
doi:10.1111/evo.12990
masukan untuk disempurnakan. Semoga dengan
3. Kementerian Kesehatan. Pedoman Perencanaan
inovasi baru tersebut dapat mengurangi angka Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Dengan
kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Stiker. (2008).
Kabupaten Gowa. 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa. Profil kesehatan
Hasil analisis yang mendalam mengenai Kabupaten Gowa Tahun 2016. Depkes (2017).
pelaksanaan pertemuan bulanan di wilayah kerja 5. Notoatmodjo, S. Metode penelitian kesehatan. (Rineka
puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa oleh keluarga Cipta, 2010).
belum diwujudkan. Ini disebabkan karena kurangnya 6. Kamidah, K. Program Perencanaan Persalinan
koordinasi serta keikut sertaan ibu dalam mengikuti Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya
kegiatan-kegiatan semacam itu. Hal ini juga disebabkan menurunkan Angka Kematian Ibu. Gaster J. Kesehat.
16, 24–35 (2018).
karena kurangnya motivasi ibu dalam mengikuti salah
7. Dwijayanti, P. Analisis implementasi Program
satu kegiatan diluar kegiatan pokoknya mereka sebagai Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
ibu rumah tangga. Hal yang berbeda disampaikan dalam (P4k) Oleh Bidan Desa Di Kabupaten Demak. J.
penelitian yang dilakukan oleh Putri pada tahun 2018 Kesehat. Masy. Univ. Diponegoro 2, (2013).
yakni Dalam operasionalisasi P4K harusnya bidan 8. Sokhiyatun, S., Widagdo, L., Sriatmi, A. Pelaksanaan
memanfaatkan forum-forum yang sudah ada, bila Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
belum ada maka dilakukan pembentukan dengan Komplikasi (P4k) ditinjau dari aspek bidan desa sebagai
melakukan pemilihan warga yang punya waktu dan pelaksana di Kabupaten Jepara. J. Manaj. Kesehat.
mempunyai kemauan. Kendala yang ditemukan dalam Indones. 1, (2013).
penelitian tersebut adalah adanya kesibukan pekerjaan 9. Hidayati, T., Safitri, M. U. Hubungan pengetahuan
tentang P4K (Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
masing-masing masyarakat kota yang menghambat
Komplikasi) dengan pemilihan penolong persalinan. J.
berjalannya forum-forum tersebut. Sehingga bidan Keperawatan 11, 01–06 (2018).
maupun warga tidak bisa secara rutin mengikuti 10. Andanawarih, P., & Baroroh, I. Peran bidan sebagai
kegiatan forum masyarakat. fasilitator pelaksanaan Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4k) Di
Kesimpulan Wilayah Puskesmas Kabupaten Pekalongan. Siklus J.
Peran keluarga dalam pelaksanaan program Res. Midwifery Politek. Tegal 7, (2018).
P4K di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu 11. Aliyanto, W., Rosmadewi, R. Pengetahuan ibu hamil
Kabupaten Gowa telah dilaksanakan namun tidak tentang Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi (P4k) pada Antenatal Care. J.
secara maksimal. Ada beberapa indikator yang
Ilm. Keperawatan Sai Betik 10, 90–96 (2017).
belum terpenuhi seperti kurang berpartisipasi dalam 12. Yusriani MK, N. H. The effect of training on efforts
sosialisasi P4K, pemasangan stiker P4K dilakukan to reduce maternal mortality risk to behavior of
oleh ibu hamil atau kader posyandu, terdapat ibu community-based safe motherhood promoters (SMPs).
hamil yang belum terdata, kunjungan rumah tidak Exec. Ed. 9, 339 (2018).

57
(P4K) Melalui Peran Keluarga Di Kabupaten Gowa

13. Yusriani Y, A. M. Buku ajar promosi kesehatan dan cultural role in practice antenatal care, delivery process
pemberdayaan masyarakat. (Book Dan Articles Of and postnatal care (Studies In Turatea Sub District
FORIKES, 2018). Jeneponto District). Dama Int. J. Res. 1, 26–32 (2016).
14. Ariani, A. E., S. J. A. Y. Peran bidan dalam Perencanaan 18. Yusriani, Alwi, M.K., Nugroho, H. S. . The effect of
Persiapan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi pada training on efforts to reduce maternal mortality risk
ibu hamil Di Puskesmas Banguntapan Bantul. Siklus J. to behavior of community-based safe motherhood
Res. Midwifery Politek. Tegal 7, (2018). promoters (SMPs). Indian J. Public Heal. Res. Dev. 9,
15. Putri Mariani. Hambatan dalam implementasi Program 339–345 (2018).
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi 19. Yulianti, Y., Abdullah, T. and Yusriani, Y. Case to action
(P4k) Di Kabupaten Badung. Public Heal. Prev. Med. relates to providing exclusive ASI in the Kassi-Kassi
Arch. 1, (2013). Health Center Work Area. Wind. Heal. J. Kesehat. 2,
16. Yusriani Y, A. M. Implementasi pelayanan kesehatan ibu 44–53. (2019).
di wilayah kerja Puskesmas Bontomate’ne, Kecamatan 20. Yusriani Y, A. M. Community empowerment model
Turatea, Kabupaten Jeneponto. in Prosiding Seminar based on local wisdom as an effort to reduce Maternal
Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan Mortality Rate in Jeneponto Regency. in International
dan Teknologi 157–163 (2018). Seminar on Public Health and Education (ISPHE)
17. Yusriani, Veni Hadju, Ridwan M. Thaha, M. T. A. Socio (Atlantis Press, 2018).

58

Anda mungkin juga menyukai