BAB I PENDAHULUAN
Puskesmas Biontong adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas melaksanakan
sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Puskesmas berdasarkan
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 tahun
2004) mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam system kesehatan nasional dan system
kesehatan kabupaten.
Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain:
1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam
hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas harus aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas
berupayaagar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan indikator kinerja dan
target pembangunan kesehatan tahun 2010-2015 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa
serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
1. Keadaan Umum
Luas wilayah kerja Puskesmas Biontong sebesar ±18,2 km² atau 56% dari luas wilayah
Kecamatan Bolangitang Timur yang terletak dibagian utara Kecamatan Bolangitang Timur.
Wilayah kerja Puskesmas Biontong desa yaitu:
1. Desa Binjeita dengan dusun
2. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Biontong tahun 2014 sebesar 28.465 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 14.145 jiwa (49,69%) dan penduduk perempuan sebanyak 14.320
jiwa (51,31 %). Sex ratio laki-laki : perempuan adalah 98,77%. Kepadatan penduduk diwilayah
kerja Puskesmas Biontong mencapai 1.569 jiwa /km²
3
Tabel 1. Luas wilayah, banyaknya penduduk, kepadatan penduduk dan Rasio Jenis
Kelamin menurut Desa di Wil. Puskesmas Tempel I tahun 2013
3. Sosial Ekonomi
Keberhasilan program pembangunan masyarakat sangat tergantung dari kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Adapun indikator kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dillihat diantaranya dari
tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan masyarakat. Data Statistik tingkat Kecamatan Tempel
menunjukan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Tempel I
dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan sebagai berikut:
a. Tingkat Pendidikan
1. Tidak tamat SD : 1.652 ( 5,78 % )
2. Tamat SD : 6.799 ( 23,70 % )
3. Tamat SMP :5.183 ( 18,15 % )
4. Tamat SLTA : 7.449 ( 26,09 % )
5. Tamat PT : 1.816 ( 6,36 % )
b. Tingkat Pekerjaan
1. Petani : 9.647 ( 33,79 % )
2. PNS : 1.438 ( 5,03 % )
3. TNI : 460 ( 1,41 % )
4. Pedagang : 2.212 ( 7,74 % )
4
5. Buruh : 5.299 ( 18,56 % )
4. Sumberdaya Manusia
Jumlah sumber daya manusia, Sampai dengan Desember 2014 jumlah tenaga yang bekerja di
lingkungan Puskesmas Tempel I Pegawai Negeri Sipil sebanyak 33 orang dan bidan Pegawai
Tidak Tetap (PTT) sebanyak 3 orang, 1 orang dokter MoU, 1 orang Psykolog, 1 orang akuntansi
dan 3 orang honor harian lepas.
Data yang menyangkut derajat kesehatan untuk tahun 2013 yang dinyatakan dengan umur
harapan hidup waktu lahir (Eo), angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu
maternal, status gizi dan angka kematian kasar. Gambaran derajat kesehatan di Puskesmas
Tempel I sebagai berikut:
PENCAPAIAN (%)
NO INDIKATOR TARGET
2012 2013
5
8 Cakupan apras yang sudah SDIDTK 100% 100
Tahun 2013, jumlah sasaran Ibu Hamil ada 410 jiwa, Ibu Bersalin ada 365 jiwa, dan Ibu
Nifas 365 jiwa. Kunjungan Ibu Hamil untuk yang pertama kali atau yang disebut dengan
K-1 masih bisa dipertahankan sama seperti tahun 2012 yaitu mencapai 410 jiwa (100%), ini
berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu Hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah
baik, sedang untuk kunjungan K-4 mengalami peningkatan dari 88,44%(2012) menjadi
98,78%, pencapaian ini melebihitarget standar nasional sebesar 95%. Kondisi ini disebabkan
karena tingkat kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya di fasilitas pelayanan kesehatan
dan juga sistem pencatatan dan pelaporan ibu hamil sudah baik.
Jumlah sasaran bayi adalah 365 bayi, yang melakukan kunjungan ke pelayanan
kesehatan pada usia neonatus atau kunjungan Neonatus (KN) yaitu usia 0-28 hari mencapai
98,07% meningkat jika dibandingkan tahun 2012. Dari jumlah tersebut terdapat bayi dengan
BBLR sebanyak 15 bayi (4,1%) hal ini menjadikan perhatian tersendiri untuk tahun 2014.
Kematian bayi tahun 2013 di wilayah Puskesmas Tempel I sebanyak 1 dan kematian
neonatal 5 anak.. Angka kematian ini menunjukan bahwa angka Puskesmas tempel I sudah
baik karena masih dibawah angka Sleman dan Nasional.
Jumlah kematian maternal (Ibu hamil, bersalin dan nifas) pada tahun 2013 tidak
ada, kegiatan yang dilakukan adalah dengan selalu memberikan promosi kepada ibu-ibu
hamil dengan mencegah 3T (terlambat), yaitu dengan mengenali bahaya dan mengambil
6
keputusan, mencapai fasilitas yankes, dan mendapat pelayanan adekuat di RS, dan juga
cegah (4T) terlalu Muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering untuk hamil,
dan terlalu banyak untuk melahirkan.
3. Gizi Masyarakat
Tabel. Pencapaian Kegiatan Program Gizi
PENCAPAIAN (%)
NO INDIKATOR TARGET
2012 2013
3 Cakupan Bayi yang dapat ASI eksklusif 6 bulan 80% 71,85 76,15
7
6 Cakupan balita mendapat Vit A 2 kali pertahun 98% 86,90 98,65
9 Ibu hamil mendapat tablet Besi (Fe) 90 tablet 97% 87,60 97,31
Jumlah seluruh balita di posyandu tahun 2013 adalah 2.040 Balita, yang melakukan
penimbangan secara teratur mencapai 1.849 Balita (90%), hal ini menunjukkan bahwa
partisipasi masyarakat untuk menimbangkan balitanya di posyandu sudah cukup baik. Hasil
PSG (Pemantauan Status Gizi) jumlah balita yang dipantau, menurut penilaian status gizi
balita terdapat balita gizi buruk sebanyak 13 anak (0,70%), gizi kurang mencapai sebanyak
186 (10,06%), gizi baik mencapai 1619 (87,56%), dan gizi lebih sebanyak 31 anak (1,68%)
apabila dibandingkan dengan tahun 2012 angka gizi buruk mengalami peningkatan namun
angka gizi lebih mengalami penurunan.
Seluruh balita gizi buruk dilakukan pelacakan epidemiologi dan sebagai penyebab
gizi buruk tersebut adalah adanya penyakit penyerta, kelainan bawaan sejak lahir dan karena
pola asuh yang salah. Di Kabupaten Sleman dari seluruh balita dengan gizi buruk sudah
mendapat pelayanan kesehatan sesuai yang dibutuhkan, diantaranya adalah mendapatkan
PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu
Ibu) dan rujukan ke Rumah Sakit.
Program pemberian kapsul vitamin A untuk balita berjalan baik, untuk anak balita
(usia 1-4 tahun) yang mendapat 2 x vitamin A dosis 200.000 IU dalam setahun, yaitu pada
bulan Februari dan Agustusi adalah 98,65%.
8
Untuk kegiatan pemantaun ASI eksklusif yang dilakukan pada sasaran yang
berusia 6 – 11 bulan, pencapaian ASI Eksklusif ada 76,15%. Pemberian ASI ekslusif yaitu
Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, masih dibawah target KW-
SPM yang harus dicapai sebesar 80%.
Jumlah Rumah Tangga bebas asap rokok dari 695 RT. Yang sudah bebas asap
rokok ada 52,81%(target 50%). Jika dilihat dari pengelolaan sampah dalam rumah tangga
sampel tersebut 23% sudah mengeola sampah dengan baik dan benar.
Jumlah Posyandu di wilayah Puskesmas Tempel I ada 60, dari jumlah tersebut 41
posyandu (68%) sudah purnama dan mandiri. Seluruh posyandu aktif melakukan kegiatan
setiap bulannya, rata-rata tiap posyandu memiliki lebih dari 5 orang kader.
Program Desa Siaga Puskesmas Tempel I terdapat 4 desa termasuk kriteria desa
siaga aktif dari 4 desa yang menjadi binaan Puskesmas Tempel I. Masing-masing desa
memiliki minimal 1 Poskesdes dengan Bidan sebagai koordinator dibawah tanggungjawab
Kepala Desa. Kegiatan di Poskesdes adalah mengakomodasikan kegiatan-kegiatan UKBM
(Posyandu, Poksila/Kelompok Usia Lanjut, GSI/Gerakan Sayang Ibu, surveilens penyakit
menular, pendataan risiko tinggi, PHBS, Kesehatan Lingkungan, dll), sedang untuk masalah
kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif dilakukan dengan kerjasama atau sistem rujukan ke
pelayanan kesehatan (Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Ibu &
9
Anak, Rumah Sakit, dll). Pelayanan Kesehatan dasar pasien masyarakat miskin mencapai
94,96% dan rujukan pasien masyarakat miskin 100%
Salah satu UKBM yang dikelola Dinas Kesehatan adalah Pengobat Tradisional
(Battra), yang sampai saat ini baru dilakukan pendaftaran/registrasi bagi Battra yang
mendaftar, belum dilakukan pemantauan/monitoring terhadap kegiatan Batra tersebut.
Kegitan UKS dengan Sekolah Sehat pada tahun 2012, dilakukan penjaringan
kesehatan untuk siswa tingkat SD/MI dengan hasil, dari jumlah siswa yang ada sebanyak
1.593 siswa, berhasil diperiksa kesehatannya sebanyak 707 jiwa, angka tersebut 100% dari
sasaran yang ada, ini menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan kesehatan siswa klas I yang
bertujuan untuk deteksi dini kelainan pada usia anak sekolah sudah berjalan dengan baik.
Kegiatan penyuluhan Napza dan HIV/AIDs untuk masyarakat dengan target 15%
dan sudah dicapai 17%.
10
Pencapaian Case Detection Rate (CDR)tahun 2012 sebesar 18 orang Untuk angka
konversi (Conversion Rate) pada tahun 2012 tercapai sebesar 12 orang. Angka
kesembuhan (Cure Rate) pada tahun 2012 angka kesembuhan mencapai 5 kasus
11
c. Penanganan penyakit Lepstospirosis.
d. Program Imunisasi
Program imunisasi untuk bayi di Puskesmas Tempel I telah menunjukkan hasil yang
baik dilihat dari persentase cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap telah
tercapai melebihi 100%. Pemberian pelayanan immunisasi langsung ke sasaran bayi,
ibu hamil, wanita subur (calon pengantin) dan anak sekolah Cakupan imunisasi tahun
2013 dengan sasaran 372 anak adalah sebagai berikut :
1. BCG : 372(100%)
2. DPT I : 372(100%)
3. HB : 371(99,7%)
4. CAMPAK : 372(100%)
5. IPV : 372(100%)
Hasil kegiatan BIAS tahun 2013 mencapai 99,89 % dengan sasaran 250 siswa adalah
sebagai berikut:
12
1 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes 95% 95
1. TPS limbah medis padat dengan tempat khusus dan strategis 100% 100
Di Puskesmas Tempel I cakupan penggunaan sarana air yaitu sebesar 28.440 jiwa. Pada
tahun 2013 dari 8.706 Kepala Keluarga (KK) di Wilayah Puskesmas Tempel I5.243
13
KKmenggunakan air sumur gali, dan sisanya menggunakan sumber mata air gunung
merapi.
Sedangkan menurut hasil pengawasan kualitas air pada tahun 2013 telah memeriksa
kualitas air sebanyak 48 sampel terdiri dari pemeriksaan kualitas air sebanyak 24 sampel
diperiksa bakteriologi dan 24 sampel diperiksa secara kimia. Jumlah sampel air yang
diperiksa secara bakteriologis memenuhi syarat sebanyak 9 sampel (37,5%) yang
memenuhi syarat, dan secara kimiawi dari uji petik sebanyak 24 sampel sampel (100%)
sampel yang diperiksa secara kimia memenuhi syarat.
Penyehatan Perumahan
Pada tahun 2012 data jumlah rumah sebanyak rumah sebanyak 8.604 buah dan dari
jumlah rumah tersebut kategori sehat sebanyak 5.919 rumah atau (68,79%).Untuk
menunjang P2DBD pelaksanaan sanitasi lingkungan sangat penting dilakukan terutama
dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dapat dinilai dalam
kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ).
Pada tahun 2012 dari rumah yang dipantau sejumlah 1.830 rumah dengan rumah bebas
jentik sebanyak 1.771 (96.77%)., untuk itu upaya promosi kesehatan masyarakat untuk
memotivasi membudayakan PSN perlu terus dilakukan.
b. Sanitasi Permukiman
Pada tahun 2012 dari 8.706 KK telah dilakukan pemeriksaan jamban sebanyak 5.919
rumah, dan dari jumlah tersebut memenuhi syarat kesehatan sebanyak 5.919 (100%),
sedangkan bangunan menggunakan SPAL diperiksa sebanyak 4.525 unit, sedangkan
rumah dengan tempat sampah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 8.604.
14
Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum menunjukkan
banyaknya gangguan jiwa yang ditangani pada sarana pelayanan kesehatan umum,
Tahun 2012 kunjungan pelayanan penanganan kasus penyakit gangguan kejiwaan
sebanyak. Dibanding target Nasional pencapaian gangguan jiwa di sarana pelayanan
kesehatan umum masih rendah disebabkan oleh belum adanya data dari instansi
maupun lembaga di luar Dinas Kesehatan misalnya Rumah Sakit Swasta.
Penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan sebagai salah satu upaya promotif
preventive untuk mengurangi angka penggunaan Napza baik di masyarakat maupun
institusi. Pencapaian penyuluhan P3 Napza tahun 2012 tercapai sebesar
a. SE secara pasif adalah jemaah haji secara aktif mengirimkan K3JH (Kartu
Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji) setelah 14 hari setibanya asal ke Puskesmas
pemeriksaan awal/terdekat.
b. SE secara aktif adalah petugas puskesmas mengunjungi ke rumah jemaah haji
untuk mengetahui kondisi kesehatannnya apabila setelah 14 hari jemaah haji tidak
mengirimkan K3JH.
Tahun 2010 dilakukan pemantauan haji sebanyak 41 orang yang tersebar di 4 desa.
TAHUN
NO BULAN
2010 2011 2012
15
1 Januari 2.906 2818 3294
4,000
3,500
3,000
Dari Tabel dan
2,500
grafik diatas dapat
2,000
dilhat terjadi 2010
1,500 2011
penurunan jumlah 2012
1,000
kunjungan pasien
500
terutama untuk
-
tahun 2012, hal ini il
ri ri ret
pr ei ni li s er er er er
nua rua a A M Ju Ju
u stu mb tob mb mb
sudah dapat dilihat Ja Feb M
Ag epte Ok ope ese
S N D
16
pada awal tahun. Apabila dilihat pada system pembayaran, ternyata pasien yang
menggunakan fasilitas jamkesmas yang mengalamai penurunan.
25,000
20,000
15,000
2011
2012
10,000
5,000
-
Bayar Askes Jamkesmas JPKM Jamkesos GR
Kunjungan pasien untuk tahun 2012 masih di dominasi oleh BPU kemudian berturut-turut
diikuti KIA&KB, Laboratorium, BP.Gigi dan Konsultasi.
17
18
DATA SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
PUSKESMAS TEMPEL I
3. Pos UKK 1
4. Ambulance 1
5. Posyandu Balita 60
6. Posyandu Lansia 31
7. Poskesdes 4
8. Poskestren 6
9. SBH 1
10. UKGMD 14
11. TOGA 5
Jumlah sumber daya manusia, Sampai dengan Desember 2012 jumlah tenaga yang
bekerja di lingkungan Puskesmas Tempel I Pegawai Negeri Sipil sebanyak 33 orang dan
Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 3 orang bidan,1 orang dokter MoU, 1 orang
Psykolog dan 3 orang honor harian lepas.
19
Tabel Ketenagaan Puskesmas Biontong Tahun 2012
No Jabatan Jumlah
Kelompok Jabatan Struktural
Kepala Puskesmas 1
Ka.Sub Bag TU 1
Kelompok Jabatan Fungsional Umum
Penyusun Program dan Laporan 0
Pengadministrasi Barang 1
Pengadministrasi Keuangan 2
Pengadministrasi Umum. 4
Kelompok Jabatan Fungsional Khusus
Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Bidan 5
Perawat 6
Perawat Gigi 2
Asisten Apoteker 2
Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1
Sanitarian 1
Nutrisionis 1
Pranata Laboratorium 1
Perkam Medis 2
Tenaga MoU & Pegawai Tidak Tetap
Dokter Umum 1
Psykolog 1
Bidan Desa 3
20
21
POLA SEPULUH BESAR PENYAKIT
22
diikuti Schizophrenia 524 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dari selengkapnya
sebagai berikut:
Untuk Usia 45 – 54 tahun
Kasus terbanyak pada kelompok umur 45-54 tahun adalah common
cold/Nasopharyngitis sebanyak 805 kasus, hipertensi primer sebanyak 631 kasus,
gangguan sendi 463 kasus, data selengkapnya lihat lampiran.
Untuk Usia 55 – 59 tahun
Kasus terbanyak yang terdiagnosis adalah hipertensi primer 363 kasus, common
cold/nasopharyngitis akut sebanyak 328 kasus, Gangguan sendi 250 kasus.
Untuk usia 60 – 69 tahun
Kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak 700
kasus, Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 463 kasus, gangguan sendi
sebanyak 426 kasus, data selengkapnya dapat dilihat Lampiran.
Untuk usia > 70 tahun
Kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak 589
kasus, gangguan sendi 326 kasus, Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 276
kasus, data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran.
Untuk semua golongan umur
Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 6.673 kasus, hipertensi primer sebanyak 2.600
kasus, gangguan sendi ada 1.890 kasus. penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 1.642
kasus, sindroma nyeri kepala sebanyak 1.258 kasus. Diabetes melitus (NIDDM) sebanyak 928
kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 903 kasus Gout sebanyak 865 dan Anemia defisiensi
besi 776 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
23
BAB III VISI, MISI, TATA NILAI PUSKESMAS
A. Visi
Reformasi di bidang kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan
Kabupaten Sleman “Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat yang Mandiri, Berdaya Saing
dan Berkeadilan”. Perwujudan masyarakat yang maju dan tercukupi kebutuhan lahiriah dan
batiniahnya ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Pencapaian
kondisi sejahtera dalam arti masyarakat yang keadaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta
spiritualnya baik adalah dengan upaya peningkatan kreatifitas untuk mencapai
keunggulan/prestasi sehingga dapat bertahan dan bersaing dalam berbagai bidang kehidupan,
disamping upaya untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dengan peningkatan akses
dan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat kabupaten
Sleman hidup dalam lingkungan yang sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan yang diharapkan adalah
lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih yang cukup, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya
kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya.
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Kemampuan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, diharapkan tercapai dengan mudah,
karena pelayanan kesehatan diselenggarakan sesuai dengan standart dan etika profesi yang ada.
24
Untuk dapat mewujudkan Visi “Menjadi Mitra Utama dan Pertama dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat”, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan sebagai berikut.
25
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Kepala Puskesmas
KaSubBag TU
KELOMPOK JABATAN
Pengadministrasi Umum
FUNGSIONAL :
Pengadministrasi Keuangan
DOKTER Pengadministrasi Barang
BIDAN Penyusun Program dan
PERAWAT Laporan
PERAWAT GIGI
ANALIS KESEHATAN
NUTRISIONIST
SANITARIAN
PENYULUH KESEHATAN
ASISTEN APOTEKER
PEREKAM MEDIS
PSIKOLOG
KEPALA
PUSKESMAS
Kepala UPT :
1. Kepala UPT dalam melaksanakan tugas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas
2. Kepala UPT menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas secara
berkala melalui Sekretaris
Organisasi :
1. Setiap kepala satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggungjawab kepada atasannya dan menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya.
2. Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh kepala satuan organisasi diolah dan
dipergunakan sebagai bahan laporan kepada atasan serta untuk memberikan petunjuk
kepada bawahan.
3. Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan, untuk tembusan laporan disampaikan
kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Orientasi bagi pegawai baru Puskesmas Biontong, dilaksanakan selama 1 minggu pada masing-
masing unit yang ada di Puskesmas Tempel I.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
BAB XI
PELAPORAN
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
PENUTUP