Anda di halaman 1dari 3

Nama Lengkap : Rizka Cisita Putri Mokoginta

NRP : 190123094

Area Kompetensi SDKDI-2012 yang saya dipilih sebagai bahan refleksi (pilih salah satu):

□ PROFESIONALITAS YANG LUHUR


□ MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI
□ KOMUNIKASI EFEKTIF
□ PENGELOLAAN INFORMASI
□ LANDASAN ILMIAH KEDOKTERAN
□ KETERAMPILAN KLINIS
□ PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN

INTRODUCTION :

Dalam refleksi sebelumnya, saya telah berbagi pengalaman saya dalam mengejar cita-cita menjadi seo
rang dokter. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana perjalanan saya sebagai
seorang mahasiswa kedokteran setelah memasuki dunia perkuliahan semester satu, biomedik 1.

TAHAP 1: “CONCRETE EXPERIENCES”

Ketika memasuki semester pertama, tepatnya biomedik 1 saya menggalami banyak sekali kesulitan
dalam hal akademik seperti materi kuliah yang terkadang susah dimengerti, proses PBL (Problem-Bas
ed Learning) yang membuat saya merasa kebingungan mencari materi, praktikum yang diikuti pre-test
dan post-test yang kerap kali selesai post-test, saya merasa down karena belum bisa memahami materi
dengan baik. Selain akademik, saya juga menggalami kesulitan dalam mengatur waktu belajar
ditengah kepadatan jadwal kuliah. Hal ini merupakan pengalaman baru yang cukup mengejutkan
sehingga membuat saya merasa tertekan dan stres karena mungkin saya belum bisa beradaptasi
dengan keadaan yang sedang saya alami sekarang.

Kesulitan yang saya alami ini sangat berdampak besar bagi nilai saya, contohnya ketika kali pertama
saya menggikuti ujian pada biomedik 1 tetapi ujian ini masih berupa review (simulasi) dari mata
kuliah histologi. Pada hari itu suasananya begitu tegang karena merupakan pengalaman pertama saya,
terlebih lagi saat mendengar bunyi yang katanya merupakan "suara kematian". Saat giliran saya, saya
mengerjakan dengan rasa tidak yakin karena saya merasa masih belum sepenuhnya memahami materi.
Saat itu juga hasil ujian praktikum histologi langsung keluar, saya mendapat nilai 12, yang merupakan
nilai terendah dalam hidup saya.

Saat tiba hari ujian praktikum histologi, perasaan saya sangat campur aduk, deg-degan, cemas, dan
takut ketika pada saat ujian saya tidak fokus. Ketika giliran saya tiba, saya mengerjakan dengan sebisa
mungkin namun ketika hasil ujian keluar, saya mendapatkan nilai 38 padahal pada saat itu saya sudah
merasa memahami materi dengan baik tetapi mungkin karena ketidakfokusan saya melihat preparat
yang akhirnya membuat kekeliruan dalam menjawab soal dan juga menurut saya, teori yang
dijelaskan dibuku dengan apa yang saya lihat dimikroskop sangat berbeda.

Ketika ujian blok biomedik 1 hasil nya masih tetap sama, nilai saya jelek. Hal ini mungkin disebabkan
oleh keterbatasan waktu karena kesulitan saya dalam mengatur waktu belajar. Pada saat yang sama
juga, saya dihadapkan deadline tugas yang membuat waktu belajar untuk ujian blok semakin sedikit.
Selain itu, saya harus mengikuti ujian remedial praktikum histologi. Akibat saya tidak sepenuhnya
mendalami materi.
nilai ujian pertama yang saya dapatkan yaitu 12

Salah satu foto yang terdokumentasi ketika saya dan teman teman kelompok saya kesusahan mencari
materi pbl

TAHAP 2: “REFLECTIVE OBSERVATION”

Setelah menyelesaikan ujian blok biomedik 1, yang mana hasilnya jelek dan membuat saya merasa
sangat down, saya mulai memikirkan banyak hal. Saat itulah, di tengah perjalanan pulang ke kosan,
saya merenung dalam-dalam. Pikiran-pikiran negatif dan kekhawatiran menghampiri saya, terutama
tentang kemungkinan mengulang semester karena terus-menerus mendapat nilai yang kurang
memuaskan.

Selama perjalanan menuju kosan, saya berfikir tentang perubahan yang harus saya lakukan dalam diri
saya. Saya mempertanyakan kenapa saya terus-menerus mengalami ujian remedial dan bagaimana
caranya agar saya bisa saat ujian. Saya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dan mulai
merencanakan langkah-langkah perbaikan yang perlu saya ambil agar hasil studi saya menjadi lebih
baik. Perasaan cemas dan kekecewaan atas nilai jelek menjadi pemicu bagi saya untuk berbenah dan
berupaya lebih baik..

TAHAP 3: “ABSTRACT CONCEPTUALIZATION”

Meskipun merasa kecewa dengan hasil yang saya dapatkan pada biomedik 1, saya berusaha untuk me
njadikan pengalaman ini sebagai pelajaran dan motivasi untuk biomedik selanjutnya. Agar saya dapat
menghindari hal tersebut pada biomedik 2, saya merencanakan beberapa langkah seperti mengatur
waktu dengan lebih baik contohnya segera menyelesaikan tugas begitu tugas tersebut diberikan, tanpa
menundanya. Dengan cara ini, saya dapat menghindari situasi ketika saya terburu-buru mengerjakan
tugas.

Selain itu, saya juga membuat jadwal belajar. Misalnya, saya mengalokasikan waktu pada hari Sabtu
atau hari tertentu untuk mengulang materi kuliah . Saya juga mencoba untuk membuat daftar tugas
atau "to-do list" yang berisi pekerjaan apa yang harus saya selesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Selain itu, saya berusaha untuk membuat rangkuman materi jauh sebelum ujian mendekat, sehingga
saya memiliki waktu yang cukup untuk memahami materi dengan baik.
Hal lain yang saya lakukan adalah mencoba belajar secara berkala, jauh sebelum ujian tiba. Dengan
begitu, saya tidak akan terlalu tertekan dan keteteran saat ujian.

TAHAP 4: “ACTIVE EXPERIMENTATION”

Saya telah menerapkan beberapa rencana ini pada semester biomedik 2 dan hasilnya sudah cukup tera
sa, seperti mengatur jadwal belajar pada hari sabtu atau beberapa hari tertentu yang membuat saya me
njadi tidak keteteran saat mendekati ujian.

Pada ujian-ujiannya di semester Biomedik 2, saya mendapatkan nilai yang jauh lebih baik dari pada se
belumnya. saya menemukan bahwa pengalaman buruknya pada biomedik 1 sebelumnya menjadi moti
vasi yang kuat. saya mengubah pola belajar, memprioritaskan manajemen waktu, dan merencanakan d
engan baik. Hasil dari perubahan tersebut membuktikan bahwa dengan perjuangan dan perbaikan diri,
kesuksesan akademik dapat dicapai.saya tahu bahwa meskipun perjalanan itu penuh dengan tantangan
saya dapat menghadapinya dengan lebih baik.

Motivasi dari salah satu ilmuwan yaitu :


Albert Einstein, salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah manusia, menginspirasi banyak orang deng
an semangatnya untuk belajar. Dia dikenal sebagai pencipta teori relativitas, tetapi sebagai seorang an
ak, ia mengalami kesulitan dalam berbicara dan membaca. Orang-orang di sekitarnya meremehkan ke
mampuannya, tetapi Einstein memiliki dorongan belajar yang kuat. Ia belajar matematika dan sains de
ngan tekun. Pesannya adalah bahwa ketekunan, semangat, dan tekad untuk belajar dapat mengatasi se
gala rintangan.

Anda mungkin juga menyukai