Anda di halaman 1dari 15

SGD 1

BY: GROUP SGD IV


SKENARIO 1

Mukidi Anak Kuliahan


Mukidi adalah mahasiswa yang sedang kuliah di FK UISU. Metode belajar yang digunakan cukup berbeda

dengan yang biasa diterima mukidi selama SMA.untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, sebagaimana

tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi, maka mukidi menjalani berbagai metode pembelajaran. Mulai dari

kuliah pakar, praktikum, laboratorium keterampilan klinik hingga tutorial. Yang Paling unik menurut mukidi

adalah tutorial.

Dalam tutorial, sebagai manifestasi dari prinsi-prinsip Problem-Based Learning, Mukidi diharuskan

mendiskusikan sebuah masalah dalam melalui metode 7 langkah.dan diharapkan dari masalah tersebut ,

Mukidi dapat menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang dapat Mengkonstruksikan sebuah pengetahuan.

Selain mendiskusikan soal pengetahuan, dalam tutorial Mukidi juga diminta untuk merefleksikan apa yang

sudah dicapainya selama diskusi dan kemudian tutor juga memberikan feedback di akhir tutorial. Kata Tutor,

kegiatan-kegiatan di tutorial merupakan perwujudan dari pembelajaran dewasa.

Dalam tutorial, Mukidi berkumpul dengan 8-9 teman-temannya yang lain yang berbeda-beda tingkah

lakunya, termasuk gaya belajarnya.ada yang tidak semangat diskusi, tapi lebih semangat dalam

mendengarkan kuliah.ada juga yang tak suka kuliah, tak suka diskusi tapi lebih semangat kalau praktikum

di laboratorium biomedis dasar dan laboratorium keterampilan klinis.


STEP 1 (arti bahasa yang tidak
dimengerti)
Manifestasi: Suatu pernyataan perasaan atau pendapat.
Feedback : Umpan balik.
Mengkonstruksikan: Perencanaan sesuatu.
Biomedis: Ilmu dasar yang mempelajari tentang unsur
kehidupan.
Merefleksikan: Merenungkan kembali apa yang sudah
terjadi dan dilakukan.
Problem based learning: Metode belajar yang menggunakan
masalah yang komplek
STEP 2 (analisis masalah)
1. Problem Based Learning
STEP 3 (tanya jawab)
1. Mengapa PBL itu diterapkan?
2. Apa saja prinsip-prinsip yg masuk kedalam PBL?
3. Mengapa mendiskusikan masalah itu harus menggunkan seven jumps?
4. Apa kompetensi yg diharapkan dalam KBK?
5. Mengapa tutor memberikan feedback di akhir tutorial?
6. Apa latar belakang terbentuknya KBK?
7. Apa sajakah yang dilakukan pada saat melakukan praktikum di lab biomedis dasar dan lab keterampilan
klinis?

JAWAB
1. PBL diterapkan agar mahasiswa dapat lebih aktif dalam mendiskusikan suatu masalah melalui prior
knowledge.
2. Konsep dasar (basic concept), pendefinisian masalah (defining the problem), pembelajaran mandiri (self
learning), pertukaran pengetahuan (exchange knowledge) dan penilaian (assasment).
3. Agar diskusi berjalan teratur dan dapat meyelesaikan masalah lebih efektif.
4. Agar mahasiswa dapat mengeluarkan pendapat masing-masing dan mahasiswa dapat lebih aktif dalam
mencari wawasan baru. Agar mahasiswa tidak pasif dalam menerima pembelajaran.
5. Karena diakhir tutorial, tutor akan meluruskan suatu diskusi agar lebih efektif. Untuk menjelaskan suatu
permasalahan yg belum dimengerti.
6. Penyesuaian perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan yang cukup pesat di era ini. Mempersiapkan
lulusan dokter yang bekerja secara professional.
7. Yang dilakukan di lab biomedis dasar: mempelajari histologi, anatomi dll. Agar kitasemakin menambah
wawasan.
8. Yang dilakukan di lab keterampilan klinis: melatih kemampuan. Contohnya, menjahit, menensi, dan
melatih etika seseorang.
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI (KBK)

PROBLEM BASED LEARNING


(PBL)

LANGKAH- KEUNTUNGAN
KONSEP TUJUAN PBL LANGKAH DALAM DAN
DASAR PBL PBL KERUGIAN PBL
LEARNING OBJECTIVE (LO)
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PBL?
APA KONSEP DASAR PBL ?
APA TUJUAN PBL ?
APA SAJA LANGKAH-LANGKAH DALAM PBL ?
APA SAJA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PBL ?
PROBLEM BASED LEARNING
1. DEFENISI PBL

Metode belajar yang menggunakan masalah yang


komplek dan nyata untuk memicu pembelajaran; sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru
2. KONSEP DASAR DALAM PBL
Permasalahan atau tugas (triggering problem/question) Bentuk tugas atau masalah harus memiliki kriteria
berikut:

o Tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga mahasiswa terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis dan
mengkaji berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Permasalahan yang kurang berstruktur ini dirancang
oleh pengajar, agar mahasiswa termotivasi dan berkesempatan untuk secara bebas mencari informasi
sebanyak mungkin dari berbagai sumber .

o Cukup kompleks dan ambigu sehingga mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi-strategi
penyelesaian masalah dan keterampilan berpikir yang tinggi seperti melakukan analisis, sintesis, dan
evaluasi dalam pembentukan pengetahuan/pemahaman baru. Selain itu juga mendorong mahasiswa bekerja
dalam kelompok guna menyelesaikan pemicu.

o Bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata mahasiswa, sehingga termotivasi untuk mengarahkan
dirinya sendiri dan menguji pengetahuan/pemahaman lama mereka dalam menyelesaikan tugas tersebut.

o Mensyaratkan bahwa mahasiswa membuat keputusan/pertimbangan berdasar fakta, informasi, logika dan
rasional.
Karakteristik kelompok

o Dibagi secara acak

o 5-8 orang

o Heterogen (latar belakang maupun kemampuan)

Sumber belajar

Bahan bacaan atau informasi dari nara sumber yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas atau permasalahan. Karena bentuk tugas akan memancing beragam
pemikiran, maka sumber belajar yang tersedia juga diharapkan cukup bervariasi dan dalam
jumlah yang memadai.

Waktu kegiatan

Disesuaikan dengan beban kurikulum yang hendak dicapai.


3. TUJUAN PBL
o Mengembangkan keterampilan belajar mahasiswa melalui masalah/kasus, agar
mahasiswa dapat mengumpulkan fakta-fakta/berbagai informasi yang terkait untuk
memperoleh suatu konsep/teori yang melatarbelakangi masalah .

o Mengembangkan kemampuan belajar mandiri pemelajar .

o Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menganalis, dan menyelesaikan


persoalan dunia nyata yang kompleks .

o Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok .

o Mengembangkan keterampilan komunikasi mahasiswa baik verbal maupun tertulis.

o Mengembangkan keterampilan menggunakan content knowledge dan intelectual


skill yang diperoleh agar menjadi seorang continual learner .
4. Langkah-langkah dalam Proses PBL

Beberapa ahli telah memperkenalkan berbagai macam langkah dalam proses pemelajaran berdasarkan masalah.

Penulisberanggapan bahwa yang paling lengkap dan mudah diikuti oleh pemula adalah 12 langkah yang diusulkan oleh

Branda (1986) yang diterapkan di Universitas McMaster, Kanada, yakni

1. Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah

2. Menganalisis masalah

3. Mengajukan hipotesis

4. Mengidentifikasi pengetahuan apa yang diperlukan

5. Mengidentifikasi apa saja yang telah diketahui

6. Mengidentifikasi sumber-sumber pembelajaran

7. Mengumpulkan informasi/pengetahuan yang baru

8. Membuat sintesis dari pengatahuan yang sudah dimiliki dan pengetahuan yang baru serta berusaha

mengaplikasikannya pada masalah

9. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya

10. Mengidentifikasi apa yang tidak atau belum dipelajari

11. Membuat ringkasan dari apa yang telah dipelajari, dan, bila mungkin,

12. Menguji pemahaman akan pengetahuan yang diperoleh dengan mengaplikasikannya pada permasalahan yang lain.
5. Apa Keuntungan dan Kerugian PBL?

Keuntungan PBL ialah yang berikut:

a. Dengan menggunakan metode ini mahasiswa dimungkinkan untuk


memperoleh pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan dalam
pemecahan masalah.

b. Berdasarkan penelitian, mahasiswa ternyata lebih termotivasi apabila


menggunakan metode ini.

c. Metode ini memudahkan mahasiswa mengingat kembali informasi, konsep,


dan keterampilan yang disimpannya dalam memorinya karena hal-hal tersebut
dikaitakan dengan suatu problem.

d. Karena mahasiswa dipaksa bekerja dengan masalah yang mereka tidak


pahami, mereka dipaksa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, melakukan diagnosis dan mengajukan hipotesis.
Sebaliknya, apakah ada kerugian dari penerapan PBL? Ada beberapa kritik yang pernah
dilontarkan terhadap metode ini, di antaranya sebagai berikut:

a. Kesuksesan penerapan metode PBL bergantung pada kedisiplinan mahasiswa untuk belajar.

b. Metode PBL lebih menekankan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) daripada
pemerolehan ilmu dasarnya sendiri.

c. Metode PBL tidak efisien. Apabila seorang mahasiswa menghadapi masalah yang harus dipecahkan, ia
harus mengerti dulu terminologi yang ada, apa saja gejalanya, dan masalah-masalah lain.

d. Metode ini tidak memfasilitasi mahasiswa agar dapat lulus dalam ujian. Mahasiswa akan mudah
mengingat informasi apabila dikaitkan dengan problem, tetapi akan sulit bagi mereka untuk melakukan
hal itu apabila mereka menjumpai soal-soal yang terpisah, bukan merupakan kesatuan, seperti pertanyaan
Benar atau salah?

e. Banyak pengajar yang merasa bahwa alat ukur untuk menguji kemampuan para peserta didik sedikit
lunak.

f. Akan tetapi kritik tersebut sudah mendapat sanggahan dari para pengguna metode PBL.
DAFTAR PUSTAKA
Dikutip dari:

PDF Problem Based Learning PDPT UI 2012.

Dengan rujukan dari

Barrows, H.S. 1985. How to Design a Problem-Based Curriculum for the Preclinical Year. New York:
Springer Publishing Co.

Barrows, H.S. dan R.M. Tamblyn. 1984. Problem-Based Learning: An Approach to Medical Education. New
York: Springer Publishing Co.

Boud D dan G. Feletti. 1991. The Challenge of Problem Based Learning. London: Kogan Page. Gulibert, J.
J. 1987. Educational Handbook for Health Personnel. Geneva: WHO Offset Publication.

Paul, R. 1993. Critical Thinking: How to Prepare Students for a Rapidly Changing World. Santa Rosa, CA:
Foundation for Critical Thinking.

Widodo, Siri Oetarini S. 2002. Problem-Based Learning, A Method for Acquisition of New Knowledge: An

Experience at the Medical Faculty, University of Indonesia. (Bahan Penataran Pemelajaran)

Berdasarkan Masalah, P4T UI.

Anda mungkin juga menyukai