Anda di halaman 1dari 11

MODEL PEMBELAJARAN

PBL (Problem Based Learning)


Definisi/Konsep
Problem-Based Learning
• Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995). 
• Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan
kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan
strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah
permasalahan sehari-hari. 
(Dua definisi di atas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan setiap
suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari).
Definisi/Konsep
Problem-Based Learning
• Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003)
menyatakan bahwa “Problem Based Learning is a way of
constructing and teaching course using problem as a stimulus and
focus on student activity”. H.S. Barrows (1982), sebagai pakar PBL
menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode
pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah
(problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan
atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru
• PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru (Suradijono, 2004)
Definisi/Konsep
Problem-Based Learning
• Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa PROBLEM BASED LEARNING (PBL) merupakan
metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari
penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata
• PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran
berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini
siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai
sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini
akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru
KARAKTERISTIK PBL (Problem Based Learning)
• Karateristik PBL lebih mengacu pada aliran pendidikan kontruktivisme,
dimana belajar merupakan proses aktif  dari pembelajaran untuk
membangun pengetahuan . proses aktif yang dimaksud tidak hanya
bersifat secara mental tetapi juga secara fisik. Artinya, melalui aktivitas
secara fisik pengetahuan siswa secara aktif dibangun berdasarkan
proses asimilasi pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan
pengetahuan  yang telah dimiliki. Matthews( dalam Suparno.1997:56).
• menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks belajar bagi siswa
untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial
dari materi pelajaran.
UNSUR – UNSUR PROBLEM BASED LEARNING
(PBL)
1. Integrated Learning
•Pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran
•Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung
2. Contextual Learning
•Anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya
•Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya
3. Constructivist Learning
•Anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on experience)
• Learning by doing
4. Active Learning
•Anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan mengevaluasi (PLAN-DO-REVIEW)
5. Learning Interesting
•Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam  menentukan masalah.
FASE – FASE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
• Fase 1: Pengajuan permasalahan.
Soal yang diajukan tidak harus terstruktur dengan baik, dalam arti untuk penyelesaiannya diperlukan informasi atau
data lebih lanjut, memungkinkan banyak cara atau jawaban, dan cukup luas kandungan materinya.
Fase2: Apa yang diketahui diketahui dari permasalahan? 
Dalam fase ini setiap anggota akan melihat permasalahan dari segi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. 
Kelompok akan mendiskusikan dan menyepakati batasan-batasan mengenai permasalahan tersebut, serta
memilah-memilah isu-isu dan aspek-aspek yang cukup beralasan untuk diselidiki lebih lanjut.  Analisis awal ini
harus menghasilkan titik awal untuk penyelidikan dan dapat direvisi apabila suatu asumsi dipertanyakan atau
informasi baru muncul kepermukaan.
FASE – FASE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

• Fase 3: Apa yang tidak diketahui dari permasalahan? 


Disini anggota kelompok akan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu pembelajaran yang harus dijawab untuk
menjelas permasalahan.  Dalam fase ini, anggota kelompok akan mengurai permasalahan menjadi komponen-komponen,
mendiskusikan implikasinya, mengajukan berbagai penjelasan atau solusi, dan mengembangkan hipotesis kerja.  Kegiatan
ini seperti fase “brainstorming” dengan evaluasi; penjelasan atau solusi dicatat.  Kelompok perlu merumuskan tujuan
pembelajaran, menentukan informasi yang dibutuhkan, dan bagaimana informasi ini diperoleh.
Fase 4: Alternatif Pemecahan. 
Dalam fase ini anggota kelompok akan mendiskusikan, mengevaluasi, dan mengorganisir hipotesis dan mengubah hipotesis. 
Kelompok akan membuat daftar “Apa yang harus dilakukan?” yang mengarah kepada sumberdaya yang dibutuhkan, orang
yang akan dihubungi, artikel yang akan dibaca, dan tindakan yang perlu dilakukan oleh para anggota.  Dalam fase ini
anggota kelompok akan menentukan dan mengalokasikan tugas-tugas, mengembangkan rencana untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.  Informasi tersebut dapat berasal dari dalam kelas, bahan bacaan, buku pelajaran,
perpustakaan, perusahaan, video, dan dari seorang pakar tertentu.  Bila ada informasi baru, kelompok perlu menganalisa
dan mengevaluasi reliabilitas dan kegunaannya untuk penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi.
FASE – FASE PROBLEM BASED LEARNING
(PBL)
• Fase 5: Laporan dan Presentasi Hasil. 
Pada fase ini, setiap kelompok akan menulis laporan hasil kerja kelompoknya.  Laporan ini memuat hasil kerja kelompok
dalam fase-fase sebelumnya diikuti dengan alasan mengapa suatu alternatif dipilih dan uraian tentang alternatif
tersebut.  Pada bagian akhir setiap kelompok menjelaskan konsep yang terkandung dalam permasalahan yang
diajukan dan penyelesaian yang mereka ajukan.  Misalnya, rumus apa yang mereka gunakan.  Laporan ini kemudian
dipresentasikan dan didiskusikan dihadapan semua siswa.
• Fase 6: Pengembangan Materi. 
Dalam fase ini guru akan mengembangkan materi yang akan dipelajari lebih lanjut dan mendalam dan memfasilitasi
pembelajaran berdasarkan konsep-konsep yang diajukan oleh setiap kelompok dalam laporannya.
Dengan memperhatikan kegiatan pada setiap fase, para peserta didik menggunakan banyak waktunya untuk
mendiskusikan masalah, merumuskan hipotesis, menentukan fakta yang relevan, mencari informasi, dan
mendefinisikan isi pembelajaran itu sendiri.  Tidak seperti pembelajaran tradisional, tujuan pembelajaran dalam PBM
tidak ditetapkan dimuka.  Sebaliknya, setiap anggota kelompok akan bertanggungjawab untuk membangun isi-isu
atau tujuan berdasarkan analisa kelompok tentang permasalahan yang diberikan
Contoh Penerapan

Tahapan-Tahapan Model PBL


FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi peserta didik kepada logistik yg dibutuhkan
masalah  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang


Menganalisa dan mengevaluasi proses telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
pemecahan masalah hasil kerja
KELEBIHAN PBL
• Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta
didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu
masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat
diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di
mana konsep diterapkan

Anda mungkin juga menyukai