Anda di halaman 1dari 2

Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki langkah-

langkah. Arends (2012) menguraikan langkah-langkah model problem based learning


menjadi 5 fase, yaitu sebagai berikut:
Table 2.1 Sintak Model Problem Based Learning menurut Arends (2012)

Fase Peranan Guru


Fase 1: Guru membahas tujuan pelajaran, menjelaskan
Memberikan orientasi tentang permasalahan kebutuhan penting dan memotivasi siswa untuk
kepada siswa terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah.
Fase 2: Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk meneliti mengorganisasikan tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah tersebut.
Fase 3: Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membantu investigasi mandiri dan kelompok informasi yang sesuai, melakukan eksperimen,
dan mencari penjelasan serta solusi.
Fase 4: Guru membantu siswa dalam merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video, model, dan membantu mereka
berbagi pekerjaan mereka dengan orang lain.
Fase 5: Guru membantu siswa untuk merefleksikan
Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan mereka dan proses yang mereka
pemecahan masalah gunakan.

Fase 1 : Guru mengkomunikasikan dengan jelas maksud pelajaran, membangun sikap


positif terhadap pelajaran serta mendeskripsikan sesuatu yang harus dilakukan siswa. Guru
menyajikan permasalahan yang tidak jelas dan memerlukan solusi-solusi alternatif, semua
siswa diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam investigasi dan mengekspresikan ide-
idenya. Pada saat guru memberikan orientasi, masalah tersebut harus dapat memikat dan
membangkitkan rasa ingin tahu serta gairah menyelidiki. Dengan menuculnya rasa ingin tahu
berarti siswa sudah memberdayakan keterampilan berpikirnya.
Fase 2 : Guru mengembangkan keterampilan kolaborasi bersama siswa dan membantu
mereka untuk menginvestigasi masalah secara bersama-sama. PBL juga mengharuskan guru
untuk membantu siswa dalam merencanakan tugas investigasi dan pelaporannya. Kegiatan
investigasi menuntut kemauan dan rasa ingin tahu siswa untuk dapat memperoleh informasi
dari investigasi yang dilakukan. Hasil investigasi menunjukkan hasil kegiatan kolaborasi
sesama anggota kelompoknya.
Fase 3 : Siswa melakukan investigasi secara mandiri, berpasangan atau tim-tim kecil.
Kegiatan yang dilakukan selama fase ini merupakan inti PBL. Oleh karena itu aktvitas siswa
selama investigasi memungkinkan terjadinya proses berpikir dan saling bertukar pendapat
untuk mencari solusi permasalahan yang telah diajukan pada fase sebelumnya. Dalam fase ini
indikator keterampilan berpikir kritis yang terjadi adalah interpretasi dan penjelasan yang
dimaksudkan untuk memahami data dan mengungkapkan arti atau makna karena pada fase ini
selain diperoleh data siswa juga akan mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan
memberikan solusi.
Fase 4 : Siswa mempersiapkan hasil karya yang akan dipresentasikan. Hasil karya
tersebut dapat berupa laporan tertulis atau foster. Kemudian dapat dilanjutkan dengan
memamerkan hasil karya di hadapan siswa lainnya. Dengan kegiatan menyajikan hasil karya
berarti siswa akan menambah rasa percaya dirinya untuk dapat berpartisipasi dalam PBL.
Fase 5 : Guru meminta siswa untuk merekonstruksikan pikiran dan kegiatan mereka
selama berbagai fase pembelajaran. Keterampilan intelektual yang terjadi selama fase ini
merupakan kemampuan siswa untuk merefleksi solusi yang telah mereka temukan. Solusi-
solusi alternatif yang dipilih menunjukkan kemampuan siswa menggunakan keterampilan
berpikirnya. Selanjutnya fase ini sangat berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis karena
dalam fase ini indikator keterampilan berpikir kritis yang terjadi adalah analisis dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai