Anda di halaman 1dari 15

PEMBELAJARAN STEM

Makalah

“ SEJARAH STEM ”

Oleh:
ANAK AGUNG AYU DWIJAYANTHI ( 2123071016 )

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“ Sejarah STEM ” dengan lancar. Penulisan makalah ini merupakan kewajiban
dan sebagai tugas mata kuliah Pembelajaran STEM bagi mahasiswa Pascasarjana
Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Ganesha.
Penyusunan makalah ini tidak bisa diselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran STEM yang telah memberikan bimbingan
dan arahan yang baik dalam mendalami materi dan menyusun makalah, serta
teman-teman yang membantu pengumpulan data hingga terciptanya makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya terus menunggu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dan positif. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pihak yang berkepentingan.

Denpasar, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan STEM
2.2 Tujuan dan hasil dari Pendidikan STEM .................................................5
2.3 Pendidikan STEM dan Ketrampilan Abad 21...........................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia akan mempunyai naluri alamiah berpikir dalam
menghadapi setiap permasalahan. Dimana dalam setiap pemikiran tersebut
pasti akan terkandung unsur 5W dan 1H termasuk peserta didik kita di sekolah.
Peserta didik kita atau yang lebih dikenal sebagai anak didik milenial adalah
generasi yang highly-mobile, apps-dependent, dan selalu terhubung secara
online (“always connected”). Mereka begitu cepat menerima dan berbagi
informasi melalui jejaring sosial. Mereka adalah self-learner yang selalu
mencari sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan melalui YouTube atau
media online lainnya. Mereka menolak digurui.

Mereka adalah generasi yang sangat melek visual (visually-literate),


oleh karena itu lebih menyukai belajar secara visual (melalui video di
YouTube, online games, bahkan menggunakan augmented reality)
ketimbang melalui teks (membaca buku) atau mendengar ceramah guru di
kelas. Mereka juga sangat melek data (data-literate) sehingga piawai
berselancar di Google mengulik, memproses, mengurasi, dan menganalisis
informasi ketimbang pasif berkubang di perpustakaan. Itu dilakukan dengan
super-cepat melalui 3M: multi-media, multi-platform, dan multi-tasking.
Kemajuan suatu bangsa atau negara sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berdaya saing. Untuk
menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pendidikan merupakan
sarana strategik. Pendidikan pada saat ini harus menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik yang dituntut pada abad 21. Kerangka pendidikan
abad 21, merujuk pada Trilling dan Fadel (2009) dalam bukunya yang berjudul
21st Century Skills: Learning for Life in Our Times, terdapat beberapa kompetensi
dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia abad 21. Secara
umum keterampilan abad 21 terbagi kepada tiga keterampilan, yaitu Learning
and Innovation Skills (Keterampilan Belajar dan Berinovasi), Information,
Media, and Technology Skills (Keterampilan Teknologi dan Media Informasi)
dan Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan Berkarir).
Untuk menjawab dan membekali peserta didik dengan kompetensi-
kompetensi yang dituntut di atas, STEM menjadi alternatif solusi digunakan
dalam pembelajaran. SDM yang menguasai STEM antara lain diproyeksikan
akan menduduki posisi yang lebih baik di berbagai pekerjaan, dapat menjawab
tantangan teknologi, peningkatan kemahiran dan pemahaman saintifik, dan
menjadi kunci dalam kemajuan dan inovasi.
STEM sudah menjadi sebuah keharusan dalam mempersiapkan anak
didik menghadapi dunia nyata yang penuh masalah agar siap dalam persaingan
global. Sebab, Science, technology, engineering, and mathematics adalah mata
pelajaran yang saling berkaitan dalam kehidupan nyata manusia. Keempat
bidang itu, saling kait mengait dan tak bisa berdiri sendiri. Namun, selama ini
keempatnya dipelajari terpisah-pisah, jadi seolah-olah hanya bisa dipahami
secara teori saja. Padahal, keempat bidang studi itu wajib dikuasai oleh anak
didik supaya mereka bisa memecahkan masalah dalam dunia kerja,
masyarakat, dan dalam semua aspek kehidupan. Dalam menghadapi era
persaingan global, Indonesia pun perlu menyiapkan sumberdaya manusia yang
handal dalam disiplin-disiplin STEM secara kualitas dan mencukupi secara
kuantitas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di yang telah diuraikan. Beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari Pendidikan STEM ?


2. Apakah tujuan dan hasil dari pendidikan STEM?
3. Bagaimanakah peran pendidikan STEM dalam ketrampilan abad 21?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka diperoleh
tujuan sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian dari Pendidikan STEM


2. Mengetahui tujuan dan hasil dari pendidikan STEM
3. Memahami peran pendidikan STEM dalam ketrampilan abad 21
1.4 Manfaat Penulisan
Melalui pembuatan makalah ini diharapkan penulis maupun pembaca
dapat mempunyai pengetahuan tentang bagaimana sejarah dari STEM itu
sendiri serta bagaimana peran pendidikan STEM tersebut dalam ketrampilan
abad 21.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari STEM


STEM merupakan akronim dari science,technology, engineering, dan
mathematics. Istilah ini pertama kali diluncurkan oleh National Science Foundation
(NSF) Amerika Serikat (AS) pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi
pendidikan untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM, serta
mengembangkan warga negara yang melek STEM (STEM literate), serta
meningkatkan daya saing global Amerika Serikat dalam inovasi iptek (Hanover
Research, 2011).

Gerakan reformasi pendidikan STEM ini didorong oleh laporan dari berbagai
studi yang menunjukkan terjadinya kekurangan kandidat untuk mengisi lapangan
kerja di bidang STEM, tingkat literasi sains, serta posisi capaian siswa sekolah
menengah AS dalamTIMSS dan PISA (Roberts, 2012). Selain itu, AS juga
menyadari pertumbuhan ekonominya berjalan secara datar dan akan tersaingi oleh
China dan India karena perkembangan sains, teknologi, enginering dan matematika
dari kedua negara tersebut yang lebih maju. (Friedman, 2005).

Berdasarkan survey yang dilakukan bahwa pertumbuhan lapangan pekerjaan


di bidang STEM diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan dengan lapangan
pekerjaan non-STEM. Selain itu, dari segi penghargaan, pekerjaan di bidang STEM
akan memberikan income yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan bidang
pekerjaan non-STEM.
Gambar 1. Proyeksi pertumbuhan pekerjaan STEM dan non-STEM (kiri) serta
perbandingan income dari kedua jenis bidang tersebut (kanan)

Pendidikan STEM adalah pendekatan dalam pendidikan di mana Sains,


Teknologi, Teknik, Matematika terintegrasi dengan proses pendidikan berfokus pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nyata serta dalam kehidupan
profesional. Pendidikan STEM menunjukkan kepada peserta didik bagaimana
konsep, prinsip, teknik sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) digunakan
secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Sebagai komponen dari STEM, sains adalah kajian tentang fenomena alam
yang melibatkan observasi dan pengukuran sebagai wahana untuk menjelaskan
secara obyektif alam yang selalu berubah. Terdapat beberapa domain utama dari
sains pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yakni fisika, biologi, kimia,
serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA). Teknologi merujuk pada
inovasiinovasi manusia yang digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga membuat kehidupan lebih nyaman dan
lebih aman. Teknologi menjadikan manusia dapat melakukan perjalanan secara
cepat, berkomunikasi langsung dengan orang di tempat yang berjauhan, memperoleh
makanan sehat, dan alat-alat keselamatan. Rekayasa (engineering) merupakan
pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan
ilmiah, ekonomi, sosial, serta praktis untuk mendesain dan mengkonstruksi mesin,
peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara
ekonomis dan ramah lingkungan. Selanjutnya, matematika berkenaan dengan pola-
pola dan hubungan-hubungan, dan menyediakan bahasa untuk teknologi, sains, dan
rekayasa.

2.2 Tujuan dan hasil Pendidikan STEM


Penggunaan pendekatan STEM dalam bidang pendidikan memiliki tujuan
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat bersaing dan siap untuk bekerja sesuai
bidang yang ditekuninya. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian
Hannover (2011) menunjukkan bahwa tujuan utama dari STEM Education adalah
sebuah usaha untuk menunjukkan pengetahuan yang bersifat holistik antara subjek
STEM.
Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, pendidikan STEM bertujuan
mengembangkan peserta didik yang STEM literate (Bybee, 2013), dengan rincian
sebagai berikut :

1. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi


pertanyaan dan masalah dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena
alam, mendesain, serta menarik kesimpulan berdasar bukti mengenai isu-isu
terkait STEM;
2. Memahami karakteristik khusus disiplin STEM sebagai bentuk-bentuk
pengetahuan, penyelidikan, dan desain yang digagas manusia;
3. Memiliki kesadaran bagaimana disiplindisiplin STEM membentuk lingkungan
material, intelektual dan kultural,
4. Memiliki keinginan untuk terlibat dalam kajian isu-isu terkait STEM (misalnya
efisiensi energi, kualitas lingkungan, keterbatasan sumberdaya alam) sebagai
warga negara yang konstruktif, peduli, serta reflektif dengan menggunakan
gagasan-gagasan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.

Sedangkan jika kita lihat tujuan dan hasil dari pendidikan STEM bagi siswa dan
pendidik dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

Tabel. 1 Tujuan dan hasil Pendidikan STEM

Tujuan Pendidikan Hasil Pendidikan STEM


STEM

Bagi  Literasi STEM  Belajar dan Berprestasi


Siswa  Kompetensi abad 21  Kompetensi abad 21
 Kesiapan Tenaga Kerja  Ketekunan dan kegigihan belajar
STEM dalam meningkatkan prestasi
 Minat dan keterlibatan  Pekerjaan yang berhubungan dengan
 Membuat koneksi STEM
 Meningkatkan minat STEM
 Pengembangan identitas STEM
 Kemampuan untuk membuat koneksi
di antara disiplin STEM

Bagi  Meningkatkan konten  Perubahan dalam praktik


Pendidik STEM
 Meningkatkan  Peningkatan konten STEM dan PCK
Pedagogical Content
Knowledge (PCK)
2.3 Peran pendidikan STEM dalam ketrampilan abad 21
Abad ke-21 ditandai dengan derasnya arus globalisasi serta cepatnya
perkembangan teknologi. Berbagai sekat yang memisahkan batas-batas geografis saat
ini dengan mudah dihilangkan dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi. Berbagai informasi dan pengetahuan baru bukanlah hal yang sulit untuk
didapatkan dan dikumpulkan pada era ini. Hal ini menyebabkan munculnya era
ekonomi baru yang berbasis pengetahuan serta teknologi dimana individu yang
memiliki kemampuan untuk mendapatkan, mengolah, dan menginterpretasikan
berbagai informasi dan pengetahuan ini akan dapat berhasil dalam menjawab berbagai
tantangan di masyarakat global. Hal ini menunjukkan bahwa konsep pembelajaran
yang diperlukan harus dapat membangun keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk dapat berhasil di abad ke-21 ini yaitu pembelajaran yang dapat
berkontribusi pada pengembangan kemampuan kerjasama, memecahkan masalah,
kreativitas, dan inovatif yang berpotensi menopang ekonomi. Pembelajaran berbasis
STEM menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan pendidikan ini.

Pendidikan STEM memberi pendidik peluang untuk menunjukkan kepada


peserta didik betapa konsep, prinsip, dan teknik dari STEM digunakan secara
terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, definisi pendidikan STEM diadopsi
sebagai pendekatan interdisiplin pada pembelajaran (Reeve, 2013). Dalam
pembelajaran berbasis STEM peserta didik menggunakan sains, teknologi, rekayasa,
dan matematika dalam konteks nyata yang menghubungkan sekolah, dunia kerja, dan
dunia global guna mengembangkan literasi STEM yang memungkinkan peserta didik
mampu bersaing dalam abad ke-21.

Dengan begitu, kita dapat melihat pentingnya pembelajaran berbasis STEM


sebagai berikut:

a. Transformasi proses pendidikan


Pendidikan STEM menghilangkan batas pemisah antara subjek sains,
matematika, teknologi, dan rekayasa serta menghubungkan antara pengetahuan
yang didapatkan oleh peserta didik dengan masalah di kehidupan nyata.
b. Peningkatan kemahiran pemahaman saintifik

Dengan mengkontektualisasikan antara berbagai pengetahuan saintifik


yang dipelajari oleh peserta didik dengan masalah di kehidupan nyata, maka
pendidikan STEM dapat meningkatkan kompetensi literasi sains.

c. Pengembangan sumber daya manusia


Kriteria sumberdaya manusia yang relevan dan dibutuhkan di abad ke-
21 harus memenuhi tuntutan keahlian yang diharapkan seperti kemampuan
dalam berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir secara kritis, dan memiliki
kemampuan dalam mengembangkan kreativitasnya. Proses pembelajaran
berbasis STEM melatihkan berbagai kemampuan tersebut.

d. Tantangan teknologi
Kemampuan dalam rekayasa merupakan kunci dari lahirnya sebuah
teknologi. Dalam pendidikan STEM, peserta didik ditantang untuk
mengaplikasikan pengetahuan mereka melalui proses desain rekayasa untuk
menciptakan solusi teknologi dari sebuah permasalahan.

e. Kunci dalam kemajuan dan inovasi


Pendidikan STEM melalui berbagai proses pembelajaran yang dilalui
oleh peserta didik turut mengembangkan kemampuan problem solving atau
kemampuan dalam memecahkan permasalahan. Berbekal kemampuan ini akan
muncul berbagai inovasi dalam pengembangan teknologi.

f. Penting untuk kesejahteraan


Berbagai inovasi dalam teknologi diciptakan untuk mempermudah kita
dalam menjalani kehidupan dan pada akhirnya mendorong peningkatan
kesejahteraan.

(Stohlmann, Moore & Roehrig, 2012) mengidentifikasi 4 faktor yang perlu


dipertimbangkan bagi pendidik sehingga pembelajaran STEM dapat
berlangsung dengan sukses. Keempat faktor tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Support
Teaching

Komponen
Pendidikan
STEM

Material
Efficacy

Gambar 2. Komponen yang mendukung pembelajaran STEM

Aspek support atau dukungan berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dapat mendukung
pendidik dalam menerapkan pembelajaran STEM seperti keikutsertaan dalam pelatihan
yang relevan, kolaborasi dengan sekolah atau institusi lain seperti universitas atau industri,
serta adanya kesempatan untuk berkolaborasi denga guru-guru lain dalam sekolah yang
sama. Aspek teaching atau pembelajaran menitikberatkan pada persiapan pembelajaran
dan implementasi pembelajaran di kelas. Aspek efficacy terkait dengan kepercayaan diri
pendidik dalam mengimplementasikan pembelajaran STEM yang dapat dipengaruhi oleh
tingkat penguasaan materi pembelajaran serta pedagogik, serta komitmennya dalam
melaksanakan pembelajaran. Aspek materials terkait dengan kesiapan sarana dan
prasarana penunjang pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah di paparkan maka simpulan yang dapat
disampaikan yaitu pembelajaran berbasis STEM memfasilitasi siswa untuk
menggunakan multidisiplin ilmu dalam problem Solving, mengenalkan proses
engineering dan teknologi serta melatihkan pada ketrampilan abad 21. Sekolah
perlu memberikan rekomendasi kepada guru untuk mendapatkan pengetahuan,
mengimplementasikan dan mengembangkan pembelajaran berbasisi STEM di
sekolah,memfasilitasi proses implementasi serta turut mengembangkan
menemukan cara melatihkan ketrampilan abad 21 melalui pembelajaran STEM.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat saya susun dan saya sangat menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan dengan ini semoga dapat memahami
kembali bagaimana sejarah Pendidikan STEM.
DAFTAR PUSTAKA

Breiner, J., Harkness, S., Johnson, C., & Koehler, C. (2012). What is STEM? A discussion
about conceptions of STEM in education and partnerships. School Science and
Mathematics, 112(1), p. 3-11.

Bybee, R. W., & Landes, N. M. (1988) What research says about new science
curriculums (BSCS) Science and Children, 25, 35-39.

Chen, M. (2001). A potential limitation of embedded-teaching for formal learning. In J.


Moore & K. Stenning (Eds.), Proceedings of the Twenty-Third Annual Conference of
the Cognitive Science Society (pp. 194-199). Edinburgh, Scotland: Lawrence Erlbaum
Associates, Inc.

Dugger, W. (2010). Evolution of STEM in the U.S. 6th Biennial International Conference
on Technology Education Research. [Avaliable online: http://citeseerx.ist.psu.edu]

Hanover Research (2011). K-12 STEM education overview.

Harry Firman. (2016). Pendidikan STEM sebagai Kerangka Inovasi Pembelajaran Kimia
untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa dalam Era Masyarakat Ekonomi Asean.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. (1991). Active learning: Cooperation in the
college classroom. Edina, MN: Interaction Book.

Karplus, R., & Their, H. D. (1967). A new look at elementary school science. Chicago, IL:
Rand McNally.

Morrison, J. (2006). STEM education monograph series: Attributes of STEM education.


Teaching Institute for Essential Science. Baltimore, MD.

National Academy of Sciences (2011). A Framework for K-12 Science Education:


Practices, Crosscutting Concepts, and Core Ideas. The National Academic Press:
Washington DC.

Roberts, A. (2012). A justification for STEM education. Technology and Engineering


Teacher, 74(8), 1-5.

Roberts, A. & Cantu, D. (2012). Applying STEM instructional strategies to design and
technology curriculum. Technology Education in the 21st Century, (73), 111-118.

Resnick, L. B. (1999). Making America smarter. Education Week Century Series. 18 (40),
38-40. Retrieved from http://www.edweek.org/ew/vol-18/40resnick.h18

Wang, H., Moore, T., Roehrig, G., & Park, M. (2011). STEM integration: Teacher
perceptions and practice. Journal of Pre-College Engineering Education Research,
1(2), 1-13.

Anda mungkin juga menyukai