Anda di halaman 1dari 7

KURIKULUM 1984 Kur ikulum 1984 mengusung pr ocess skill appr oa ch .

M e s k i m e n g u t a m a k a n pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebutKurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjekb el a j a r . D a r i m en g a ma t i s es u a t u , me n g el o mp o k k a n , me n d i s k u s i k a n , h i n g g a melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student ActiveLeaming (SAL). T o k o h p e n t i n g d i b a l i k l a h i r n y a K u r i k u l u m 1 9 8 4 a d a l a h P r o f e s o r D r . C o n n y R . Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga RektorIKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984-1992. KonsepC B S A y a n g e l o k s e c a r a t e o r i t i s d a n b a g u s h a s i l n y a d i s e k o l a h s e k o l a h y a n g d i u j i c o b a k a n, m en g a l a mi b a n y a k d e v i a s i da n r ed u k s i s a a t d i t er a p ka n s ec a r a na s i o n a l . S a ya n g n y a , b a n y a k s ek o l a h k u r a n g ma mp u m e n a f s ir k a n C BS A . Ya n g terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sinia d a t e m p e l a n g a m b a r , d a n y a n g m e n y o l o k g u r u t a k l a g i m e n g a j a r m o d e l berceramah. Penolakan CBSA bermunculan. KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999 K u r i k u l u m 1 9 9 4 b er g u l i r l eb i h p a da u p a y a me ma d u k a n k u r i k u l u mk u r i k u l u ms e b e l u m n y a . J i w a n y a i n g i n m e n g k o m b i n a s i k a n a n t a r a K u r i k u l u m 1 9 7 5 d a n Kurikulum 1984, antara pendekatan proses, kata Mudjito menjelaskan.Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaranbeban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materimu a t a n l o k a l d i s es u a i k a n d en g a n k eb u t u h a n d a er a h ma s i n g - ma s i n g , mi s a l n y a bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingankelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masukdalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum superpadat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi. KURIKULUM 2004 Bahasa ker ennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diuraib er d a s a r k o mp et e n s i a p a k a h y a n g mes t i d i c a p a i s is w a . S a ya n g n y a , k er a n c u a n muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhirsekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensiyang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraianyang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kotabesar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-gurup u n t a k p a h a m b e t u l a p a s e b e n a r n y a k o m p e t e n s i y a n g d i i n g i n k a n p e m b u a t kurikulum. (sumber: depdiknas.go.id) KTSP 2006 Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataank e s e m p a t a n p e n d i d i k a n d i w u j u d k a n d a l a m p r o g r a m w a j i b b e l a j a r 9 t a h u n . Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusiaIndonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memilikidaya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikandimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhanberbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemenp e n d i d i k a n d i l a k u k a n m e l a l u i p e n e r a p a n m a n a j e m e n b e r b a s i s sekolah danp e m b a h a r u a n p e n g e l o l a a n p e n d i d i k a n s e c a r a

t e r e n c a n a , t e r a r a h , d a n berkesinambungan.Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintahini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1) standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensil u l u s a n , ( 4 ) s t a n d a r p en d i d i k d a n t en a g a k ep e n d i d i k a n , ( 5 ) s t a n d a r s a r a na d a n prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan , da n (7) standar penilaian pendidikan .Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,i s i , d a n bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai p e d o m a n penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintahtelah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalamb e n t u k k u r i k u l u m t i n g k a t s a t u a n p en d i d i k a n , ya i t u k u r i k u l u m o p er a s i o n a l y a n g disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetapma s i h b er c i r i ka n t er ca p a i n y a p a k et - p a k et k o mp et e n s i ( d a n b u k a n p a d a t u nt a s tidaknya sebuah subject matter ), yaitu:1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individualmaupun klasikal.2. Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) dan keberagaman.3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metodeyang bervariasi.4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yangmemenuhi unsur edukatif.5 . P e n i l a i a n m e n e k a n k a n p a d a p r o s e s d a n h a s i l b e l a j a r d a l a m u p a y a penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensisebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuhmenyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telahditetapkan, mulai dari tujuan, visi misi, struktur dan muatan kurikulum, bebanbelajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya. Bidang 1975 1984 1994 2004 20061. Konsep Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif danefesien, yang mempengaruhinya adalah konsep di bidang manajemen, yaitu MBO(Management by Objective). Melalui kurikulum 1968 tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran yang terkandung pada kurikulum 1968 lebih dipertegas lagi. Metode, materi,dan tujuan pengajarannya tertuang secara gambalang dalam Prosedur PengembanganSistem Instruksional (PPSI). Melalui PPSI kemudian lahir satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan bahsaan memiliki unsur-unsur: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach, yangsenada dengan tuntukan GBHN 1983 bahwa pendidikan harus mampu mencetak tenagaterdidik yang kreatif, bermutu, dan efisien bekerja. Kurikulum 1984 tidak mengubah semua hal dalam, kurikulum 1975, meski mengutamakan proses tapi faktor tujuan tetapdianggap penting. Oleh karena itu kurikulum 1984 disebut kurikulum 1975 yangdisempurnakan. Posisi Siswa dalam kurikulum 1984 diposisikan sebagai subyek belajar.Dari hal-hal yang bersifat mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hinggamelaporkan, menjadi bagian penting proses belajar mengajar, inilah yang disebut konsepCara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kurikulum 1994 adalah seperangkat rencana/peraturanyang

menekankan pada cara belajar siswa aktif secara fisik, mental, intelektual, dan emosional gunamemperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara pegetahuan, sikap danketerampilanKurikulum 1994 adalah seperangkat rencana/peraturan yang menekankan pada cara belajar siswa aktif secara fisik, mental, intelektual, dan emosional gunamemperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara pegetahuan, sikap danketerampilan Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum BerbasisKompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dankewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentangarah kebijakan pendidikan nasional. KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting padatingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensidimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yangdirefleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. Seseorang telah memilikikompetensi dalam bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.Kurikulum 2006 adalah seperangkat renana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara untuk digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenagakependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilain pendidikan.2. Tujuan Tujuan- Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.- Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepadatercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah lakusiswa.- Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon(rangsang-jawab) dan latihan TujuanBerorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolahharus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih ataumenentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harusdicapai siswa.- Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dankeluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam danluas materi pelajaran yang diberikan. TujuanMementingkan isi dan Mementingkanmateri yang harus pemahaman dandikuasai siswakompetensi yangdimiliki siswa- Dasar filosofis, yang mencakup filsafat suatu negara dan tujuan pendidikan;- Psikologis, yang mencakup ilmu jwa belajar dan ilmu jiwa perkembangan;- Dasar sosiologis, yang mencakup nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan jugakebutuhan-kebutuhan masyarakat; serta dasar organisatoris, yang mencakup masalah pengorganisasian kurikulum. Dari keempat dasar tersebut, dasar filosofis juga merupakandasar yang fondamental dalam pengembangan kurikulum karena menjiwai seluruhaktivitas pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. TujuanMenekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupunklasikal.- Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhiunsur edukatif.- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Tujuan- Membantu Peserta Didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhanyang maha esa serta berakhlak mulia.Meningkatkan kesadran dan wawasan peserta diaik akan status, hak, dan kewajibandalam kehidipan

bernasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta meningkatkan kualitasdirinya sebagi manusia.- Mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi sertamenanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.- Meningkatkan sensitifitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuanmengapresiasi keindahan dan harmoni.- Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup sehat.3. Perkembangan Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Pada msa ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirincilagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum ini mengusung pendekatan proses,tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yangdisempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Model yang berkembang pada saat itu dinamakan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau StudentActive Leaming (SAL). Kurikulum 1994 berupaya memadukan kurikulumkurikulum sebelumnya. yaitu mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984.Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, namun yang terjadi adalah pemadatanmateri pelajaran. Kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK) lebihmenekankan pada penguraian mata pelajaran berdasar kompetensi apakah yang mestidicapai siswa Kurikulum yang dikenal sebagai kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) lebih menkenakan hasil belajar pada Standar Isi dan Standar Kelulusan yang berdasarkan pada Kompetensi dasar siswa.. Sehingga ketercapaian dalam belajar dilihat sdari seberapa jauh kompetensi yang diperoleh sisa salam menguasai mata pelajaran.Dalam hal ini sekolah diberikan kebebesan untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan karakteristik sekolah4. Latar Belakang Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yangterjadi sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baruterhadap program pendidikan nasional. Hal-hal yang mempengaruhi program maupunkebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu adalah :(a) Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan barutentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.(b) Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskandalam GBHN yang antara lain berbunyi : Mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya pembangunan.(c) Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen Pendidikandan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan pendidikannasional.(d) Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien danefektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.(e) Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau system yangkini sedang berlaku.(2) Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan,sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengantuntutan masyarakat yang sedang membangun. (1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar danmenengah.(2) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengankemampuan anak didik.(3) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah.(4) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.(5) Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengahtingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.(6) Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja. b) Pokok Kurikulum 1984 (1) Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintahmengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional yang diatur dengan Undang-Undang.(2) Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikandengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembanganmasyarakat, serta kebutuhan pembangunan.(3) Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perludisesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut. Kebijakan pemerintahmemberlakukan kurikulum 2004 didasarkan pada UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan PP nomor 25 tahun 2000 Pasal 36 ayat 2 tentang pembagiankewenangan pusat dan daerah Jis (berhubungan dengan) Undang-undang No. 20 tahun2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada PP Nomor 25 tahun 2001 Pasal 4 ayat 1dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa Kewenangan pusat adalahdalam hal penetapan tander kompetisi peserta didik dan warga belajar serta pengaturankurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional sserta pedoman pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok.(Depdiknas, 2003:24-25)Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMU, yang mencakup standar kompetensi,kompetensi dasar, materi pokok, dan materi pencapaian.Sesuai dengan undang-undang pendidikan nasional No.20, pemerintah daerah memilikikewenangan untuk mengembangkan silabus dan sistem penilaiannya berdasarkan standar nasional. Bagian yang menjadi kewenangan daerah adalah dalam mengembangkanstrategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen penilaiannya. Meskipun demikian, daerah dapat mengembangkan standar tersebut, misalnya penambahan kompetensi dasar atau indikator pencapaian. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harusdimiliki oleh lulusan suatu jajaran pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kretifitas, kesehatan, akhlak,ketaqwaan dan kewarganegaraan.Menurut Wilson (2003:1) paradigma pendidikan berbasis kompetensi mencakupkurikulum, pedagogi dan penilaian yang menekankan pada standar atau hasil. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran.Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakupstrategi atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar, yang mencakup ujian, tugas-tugas dan pengamatan.Implkasi penerapan pendidikan berbasis kompetnsi adalah perlunya pengembangansilabus dan sistem penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan denganmengintegrasikan life skill Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah danwawasan demokrasi dalam penyelengaraan pendidikan adalah dengan diberikannyawewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu padaUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta Pasal 35tenang standar nasional pendidikan. Selain itu juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu keberhasilan pendidikan nasional agar dapt bersaingdengan hasil pendidikan negara-negara maju. Disentralisasi pengelolaan penddikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dankondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bukti nyata dari disentralisasi pengelolaan pendidikan ini adlah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambilkeputusan berkenaan debgan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaankurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah.5. Pendekatan Berorientasi pada tujuanMenganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.Menganut pendekatan

sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur PengembanganSistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuanyang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolahharus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih ataumenentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harusdicapai siswa.Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepadasiswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapansiswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif,afektif, maupun psikomotor.Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dankeluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam danluas materi pelajaran yang diberikan.Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsepkonsep yangdipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihansetelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakanuntuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjangsekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yangmudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajat mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilanmemperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatanketerampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapaitujuan pelajaran. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulanPembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat(berorientasi kepada materi pelajaran/isi)Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulumuntuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehinggadaerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan denganlingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.Dalam pelaksanaan kegiatan, guru memilih dan menggunakan strategi yang melibatkansiswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkansiswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen,divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasankonsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akanterdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yangsulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.danPengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secaraindividual maupun klasikal.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhiunsur edukatif.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.6. Ciri - ciri a) sifat kurikulum Integrated Curriculum Organization, b) jumlah mata pelajaran berdasarkan tingkatan SD mempunyai struktur program, yang terdiri atas 9 bidang studi termasuk mata pelajaran PSPB, pelajaran ilmu alam dan ilmu hayatdigabung menjadi satu dengan nama

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pelajaran IlmuAljabar dan Ilmu Ukur digabung menjadi satu dengan nama Matematika. JUmlah mata pelajaran di SMP dan SMA menjadi 11 bidang studi, c) penjurusan di SMA dibagi atas 3yaitu : jurusan IPA, IPS dan Bahasa, penjurusan dimulai di kelas I, pada permulaansemester II. a) sifat kurikulum content based curriculum, b) program mata pelajaranmencakup 11 bidang studi, c) jumlah mata pelajaran di SMP 11 bidang studi, d) jumlahmata pelajaran di SMA-15 bidang studi untuk program inti dan 4 bidang studi untuk program pilihan, e) penjurusan di SMA dibagi atas 5 (lima) jurusan, yaitu : program A1(ilmu fisika), program A2 (ilmu biologi), program A3 (ilmu sosial), program A4 (ilmu budaya), program A5 (ilmu agama). a) sifat kurikulum objective based curriculum, b)nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan TingkatPertama), c) mata pelajaran PSBP dan keterampilan ditiadakan, program pengajaran SDdan SLTP disusun dalam 13 mata pelajaran, nama SMA diganti SMU (SekolahMenengah Umum), d) program pengajaran di SMU disusun dalam 10 mata pelajaran, e) penjurusan di SMU dilakukan di kelas II, f) penjurusan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, g) SMK memperkenalkan program pendidikan sistemganda (PSG). a) sifat kurikulum Competency Based Curriculum, b) penyebutan SLTPmenjadi SMP, c) penyebutan SMU menjadi SMA, d) program pengajaran di SD disusundalam 7 mata pelajaran, e) program pengajaran di SMP disusun dalam 11 mata pelajaran,f) program pengajaran di SMA disusun dalam 17 mata pelajaran, g) penjurusan di SMAdilakukan di kelas II, h) penjurusan dibagi atas 3 jurusan, yaitu : Ilmu Alam, Ilmu Sosial,dan Bahasa, - Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individualmaupun klasikal.- Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhiunsur edukatif.- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.Terdapatnya tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga silabusnya.7. Prinsip (1) Berorientasi pada tujuan.(2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.(3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.(4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepadatercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah lakusiswa.(5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon(rangsang-jawab) dan latihan (drill).

Anda mungkin juga menyukai