Anda di halaman 1dari 6

Peninjauan Terhadap Pemulihan Pendapatan Ekonomi di Masa

Pandemi Bagi Pekerja Home Industri

Disusun oleh:
1. Diyah Agnesia Putri (211810101031)
2. Irma Wardani (211810101032)
3. Lesty Jelita Cinta Pradana (211810201025)
4. Frida Wahyu Febriasika (211810201026)
5. Eka Putri Mawaddatun Khoiroh (211810301070)
6. Pupud Setya Wahyuni (211810301071)
7. Mohamad Khilman Zahi (211810401079)
8. Ladyva Firstianic Endzelyne (211810401087)
9. Dyanita Putri Alhani (211810101093)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS JEMBER
2021
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Pandemi covid-19 ini menyebabkan adanya pergeseran dan perubahan pola


pembelian konsumen. Biasanya meskipun sudah ada penjualan online, namun
konsumen tetap banyak yang membeli produk secara langsung ke toko atau pusat
perbelanjaan. Namun sekarang ini, karena ada pembatasan dan peraturan pemerintah
untuk tidak keluar rumah, maka otomatis konsumen tidak memungkinkan untuk
berlama-lama di luar rumah. Pelaku UMKM juga harus menyesuaikan diri dan
mengkondisikan penjualan produk dan jasanya(Gary, 2013)

Sejak awal Februari 2020 hingga Juli 2020, badai krisis Covid-19 masih
berjalan, namun kehidupan sosial dan ekonomi manusia sudah tidak bisa dibendung
lagi. Sehingga setelah moment Idul Fitri 2020 pemerintah mulai memberlakukan New
Normal bagi masyarakat sosial dan pelaku ekonomi dan industri. Ungkapan New
Normal pertama kali muncul di bidang bisnis, digunakan untuk menguatkan
keyakinan para pelaku bisnis bahwa ekonomi industri akan kembali normal setelah
resesi. Istilah ini kemudian digunakan dalam konteks yang berbeda untuk
mengartikan bahwa sesuatu yang sebelumnya dipandang sebagai sesuatu yang tidak
normal akan menjadi sebuah kebiasaan yang normal. Dalam konteks Covid-19, New
Normal digambarkan sebagai keadaannya peristiwa pandemi Covid-19 (Habibi,
2020).

Goncangan dan krisis pada masa pandemi Covid19 menurut laporan pers
Humas Kemenkop dan UKM telah memberikan dampak besar terhadap pelaku usaha,
dan 99% pelaku usaha tersebut adalah UMKM. Dampak ekonomi pada sektor
UMKM tersebut menurut Fathoni (2020) meliputi; adanya PHK, banyak karyawan
dirumahkan, menurunnya volume dan omset penjualan, menurunnya jumlah pembeli
UMKM, Harga APD melangit, bahan pokok naik, beberapa pasar ditutup, dan
UMKM terancam bangkut atau gulung tikar. Kondisi tersebut menunjukkan
keterpurukan UMKM yang telah terlihat sejak awal sebaran Covid19, selain itu juga
diperkuat dengan munculnya kebijakan pemberlakuan PSBB dari pemerintah dalam
masa pandemi Covid-19. Adapun secara umum bentuk nyata kerugian itu antara lain
berupa:

a. Hilangnya pendapatan karena tidak ada penjualan, namun pengeluaran tetap


terjadi meski tidak sepenuhnya. Kerugian riil akan berbeda-beda tergantung
jenis pengeluaran apa yang tetap dilakukan.
b. Timbulnya denda/penalti akibat ketidaktepatan waktu pengiriman.
c. Timbulnya biaya pesangon apabila melakukan PHK.
d. Kerugian apabila perusahaan terpaksa menjual asset dengan harga murah.
e. Kerugian yang tak ternilai apabila krisis itu menyebabkan modal perusahaan
terkuras hingga skala usaha menyusut atau bahkan bangkrut
(Hardiwardoyo,2020).

Untuk bertahan di era new normal, UMKM perlu mempersiapkan sejumlah


hal. Pertama, inovasi menjadi kunci beradaptasi. Dengan kreativitas dan gesit
berinovasi, sebetulnya pebisnis bisa menciptakan peluang bisnis baru yang
menguntungkan. Misalnya, inovasi dari sisi kanal penjualan, dari offline bersinergi
dengan online, adopsi digital menjadi sangat vital. Atau juga, berinovasi dari sisi
produk. Kemampuan menyesuaikan atau bahkan mengubah model bisnis dengan
sangat cepat, adaptasi mengatasi hal-hal tidak terduga, serta memiliki rencana
fleksibel terbukti telah membuat sebuah usaha bisa bertahan dan lebih tangguh
daripada yang lain (Setiawan,2021)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan observasi dan hipotesis para ahli, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan kondisi sosial ekonomi sebelum dan saat
adanya pandemi?
2. Bagaimana keadaan ekonomi yang dirasakan para pekerja UMKM?
3. Bagaimana cara UMKM bertahan di tengah pandemi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tujuan dari observasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah
pandemi.
2. Mengetahui keadaan para pekerja UMKM selama pandemi
berlangsung.
3. Mengetahui cara UMKM bertahan di tengah pandemi.

1.4 Manfaat

Berdasarkan dari tujuan diatas, berikut ini adalah beberapa manfaat yang
didapat dari observasi ini:

1. Meningkatkan kondisi ekonomi setelah adanya pandemi


2. Meningkatkan keadaan ekonomi dari para pekerja UMKM
3. Meningkatkan cara untuk UMKM bertahan di tengah pandemi
Daftar Pustaka
Fathoni, Ahmad.2020. Dampak Covid-19 dan kebijakan PSBB pemerintah terhadap
UMKM di Wuyung Surabaya. Dinar: Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah.
Volume 3 Nomor 1, ISSN 2477-0469: 30-69.
Habibi, A., 2020. Normal baru pasca Covid-19. ADALAH, 4(1): 197-202.
Gary, P. K.2013. Marketing management(14th ed.).
Setiawan, Wahyu.2021. “Sambut new normal, umkm harus jadi raja dinegeri sendiri”,
https://kabarpasti.com/sambut-new-normal-umkm-harus-jadi-raja-dinegeri-
sendiri/ diakses pada 2 Oktober 2021
Hadiwardoyo, W., 2020. Kerugian ekonomi nasional akibat pandemi Covid-
19. Baskara: Journal of Business and Entrepreneurship, 2(2): 83-92.
KERANGKA KONSEP
KARYA TULIS ILMIAH
Peninjauan Terhadap Pemulihan
Pendapatan Ekonomi Di Masa Pandemi
Bagi Pekerja Home Industri

LATAR BELAKANG

Pandemi covid-19 ini menyebabkan


adanya pergeseran dan perubahan
pola pembelian konsumen, Pelaku
UMKM juga harus menyesuaikan
diri dan mengkondisikan penjualan

Tujuan

1.Mengetahui perbedaan kondisi sosial


ekonomi sebelum dan saat pandemi.
2.Mengetahui keadaan para pekerja
UMKM selama pandemi berlangsung.
3.Mengetahui cara UMKM bertahan di
tengah pandemi.

METODE
menggunakan metode
sekunder

HASIL
Review simpulan dari
para ahli ekonomi

KESIMPULAN
Pandemi ini berdampak pada
ketidaksabilan perekonomian terutama
UMKM,namum ada beberapa strategi
yang dapat dilakukan untuk bertahan

Anda mungkin juga menyukai