Disusun oleh:
1. Diyah Agnesia Putri (211810101031)
2. Irma Wardani (211810101032)
3. Lesty Jelita Cinta Pradana (211810201025)
4. Frida Wahyu Febriasika (211810201026)
5. Eka Putri Mawaddatun Khoiroh (211810301070)
6. Pupud Setya Wahyuni (211810301071)
7. Mohamad Khilman Zahi (211810401079)
8. Ladyva Firstianic Endzelyne (211810401087)
9. Dyanita Putri Alhani (211810101093)
Sejak awal Februari 2020 hingga Juli 2020, badai krisis Covid-19 masih
berjalan, namun kehidupan sosial dan ekonomi manusia sudah tidak bisa dibendung
lagi. Sehingga setelah moment Idul Fitri 2020 pemerintah mulai memberlakukan New
Normal bagi masyarakat sosial dan pelaku ekonomi dan industri. Ungkapan New
Normal pertama kali muncul di bidang bisnis, digunakan untuk menguatkan
keyakinan para pelaku bisnis bahwa ekonomi industri akan kembali normal setelah
resesi. Istilah ini kemudian digunakan dalam konteks yang berbeda untuk
mengartikan bahwa sesuatu yang sebelumnya dipandang sebagai sesuatu yang tidak
normal akan menjadi sebuah kebiasaan yang normal. Dalam konteks Covid-19, New
Normal digambarkan sebagai keadaannya peristiwa pandemi Covid-19 (Habibi,
2020).
Goncangan dan krisis pada masa pandemi Covid19 menurut laporan pers
Humas Kemenkop dan UKM telah memberikan dampak besar terhadap pelaku usaha,
dan 99% pelaku usaha tersebut adalah UMKM. Dampak ekonomi pada sektor
UMKM tersebut menurut Fathoni (2020) meliputi; adanya PHK, banyak karyawan
dirumahkan, menurunnya volume dan omset penjualan, menurunnya jumlah pembeli
UMKM, Harga APD melangit, bahan pokok naik, beberapa pasar ditutup, dan
UMKM terancam bangkut atau gulung tikar. Kondisi tersebut menunjukkan
keterpurukan UMKM yang telah terlihat sejak awal sebaran Covid19, selain itu juga
diperkuat dengan munculnya kebijakan pemberlakuan PSBB dari pemerintah dalam
masa pandemi Covid-19. Adapun secara umum bentuk nyata kerugian itu antara lain
berupa:
Berdasarkan observasi dan hipotesis para ahli, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan kondisi sosial ekonomi sebelum dan saat
adanya pandemi?
2. Bagaimana keadaan ekonomi yang dirasakan para pekerja UMKM?
3. Bagaimana cara UMKM bertahan di tengah pandemi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tujuan dari observasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah
pandemi.
2. Mengetahui keadaan para pekerja UMKM selama pandemi
berlangsung.
3. Mengetahui cara UMKM bertahan di tengah pandemi.
1.4 Manfaat
Berdasarkan dari tujuan diatas, berikut ini adalah beberapa manfaat yang
didapat dari observasi ini:
LATAR BELAKANG
Tujuan
METODE
menggunakan metode
sekunder
HASIL
Review simpulan dari
para ahli ekonomi
KESIMPULAN
Pandemi ini berdampak pada
ketidaksabilan perekonomian terutama
UMKM,namum ada beberapa strategi
yang dapat dilakukan untuk bertahan