Anda di halaman 1dari 9

PEREKONOMIAN USAHA MIKRO

KECIL MENENGAH (UMKM)


DI MASA PANDEMI COVID 19

Oleh
Anne Fretha Permata Sari

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam
memajukan perekonomian Indonesia. UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil
masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. UMKM sangat berperan
dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. UMKM dapat menyerap
banyak tenaga kerja Indonesia yang masih menganggur.

Walaupun usaha mikro kecil menengah telah menunjukkan peranannya dalam ekonomi
nasional namun masih menghadapi berbagai hambatan. Pada dasarnya hambatan dan kendala
yang dihadapi para pelaku UMKM . dalam meningkatkan kemampuan usaha sangat berbagai
aspek yang salah satunya adalah adanya adanya pandemi saat ini sehingga menyebabkan
kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumbernya, dan terbatasnya pemasaran.

Disamping itu adanya aturan- aturan pembatasan sosial berskala besar dibeberapa daerah
mengakibatkan ruang lingkup usaha menjadi terbatas, Sehingga walaupun usaha mikro kecil
menengah telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional namun masih
menghadapi berbagai hambatan.

1.2 Tujuan

Untuk memperjelas arah pembahasan dalam paper ini, maka tujuan dari paper ini adalah
Cara yang dapat dilakukan untuk membantu UMKM untuk bertahan dalam situasi pandemi
ini.
1.3 Ruang Lingkup Materi

Diharapkan paper ini dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk pengusaha UMKM
dalam menghadapi kesulitan dimasa pandemi ini
BAB II
DASAR TEORI

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau memberikan dampak terhadap
berbagai sektor. Salah satunya Indonesia yang didominasi oleh keberadaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bisa digolongkan sebagai tulang punggung
perekonomian masyarakat juga terdampak secara serius selama masa pandemi ini, dimana
mempengaruhi aspek total produksi, nilai perdagangan serta pada jumlah tenaga kerja yang
harus kehilangan pekerjaannya karena pandemi ini.1

Situasi pandemi COVID-19 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi pemerintah


untuk menjaga eksistensi UMKM. Tantangan diartikan, perlu adanya solusi jangka pendek
untuk membantu UMKM dan pekerja yang tergabung didalamnya.1

Berbagai kebijakan untuk mengurangi dan menghentikan pandemi ini dilakukan oleh
pemerintah, diantaranya social distancing, physical distancing, pembatasan sosial berskala
besar (PSBB), dan larangan untuk berpergian (mudik). Pada sisi lain, kebijakan ini
bermanfaat untuk ketahanan kesehatan masyarakat, namun mempunyai dampak secara
ekonomi yang signifikan bagi dunia usaha di Indonesia.2

Pedagang kecil merupakan salah satu bagian dari masyarakat golongan ekonomi lemah
yang perlu mendapatkan bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk mengembangkan
usahanya dalam rangka meningkatkan taraf hidup para pedagang. Sebagaimana telah diakui
setiap usaha atau kegiatan akan membutuhkan modal untuk membiayai usaha yang
dijalankan. Namun, masalah modal menjadi problem bagi para pedagang kecil.5

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUKM ada sekitar 37.000 UMKM yang
memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini
ditandai dengan: sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen
melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah
distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.1

Sebagian besar tergolong usaha mikro dengan jenis bidang usaha terbanyak dari bidang
industri pangan dan kuliner, bidang kerajinan, dan bidang fahsion/konveksi.2

Kegiatan usaha selama pandemi COVID 19

Selama pandemi COVID-19, kegiatan usaha yang dilakukan oleh sebagian pelaku
UMKM tidak berjalan seperti biasanya bahkan hingga harus menghentikan kegiatan usaha
untuk sementara waktu selama periode pandemi dikarenakan beberapa alasan terkait
penurunan daya beli, pangsa pasar yang sepi, dan kendala-kendala lain dalam proses
produksi dan distribusi.2
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat strategis dalam
perekonomian Indonesia. Meskipun telah diketahui ketahanannya dalam menghadapi
perlambatan ekonomi, terkait dengan kondisi terkini Ketua Umum Asosiasi UMKM
Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingrabatun memperkirakan omset UMKM di sektor
nonkuliner turun 30-35% sejak Covid-19 penyebabnya adalah penjualan produk ini
mengandalkan tatap muka atau pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik. UMKM
yang menjual produk non-kuliner menyasar wisatawan asing sebagai pasar. 3

Kegiatan pemasaran selama pandemi COVID 19

Kegiatan pemasaran bagi sebagian pelaku UMKM tidak berjalan selama pandemi
COVID-19 ini dikarenakan pangsa pasar yang sepi dan terkait dengan aturan pembatasan sosial
yang diberlakukan selama pandemi sehingga para pelaku usaha harus menutup tokonya untuk
sementara yang menyebabkan kegiatan pemasaran tidak berjalan secara maksimal.3

Selama pandemi COVID-19, sebagian besar pelaku UMKM mengalami perubahan


omset yang mencapai 50-100% dan persentase penurunan order paling banyak mencapai 75-
100% dari rata-rata penjualan pada kondisi normal.3 Pelaku UMKM juga dituntut untuk dapat
mengkomunikasikan produk secara intensif dengan melakukan pemasaran produk menggunakan
digital marketing dan memanfaatkan media sosial untuk dapat menjangkau konsumennya secara
langsung dan dapat menekan biaya promosi. Digital marketing merupakan pemasaran yang
dilakukan dengan menggunakan akses internet, memanfaatkan social media maupun perangkat
digital lainnya.Digital Marketing membantu perusahaan atau pelaku usaha dalam mepromosikan
dan memasarkan produk dan jasa mereka dan mampu.4

Selama pandemi COVID-19, sebagian besar pelaku UMKM tidak mendapatkan


stimulus/pendanaan baik dari otoritas perbankan, lembaga pemerintah, maupun dari lembaga
lainnya. Namun, terdapat keringanan berupa penangguhan angsuran pokok dan perpanjangan
jangka waktu pinjaman.2
BAB IV
KESIMPULAN

Saat ini diperlukan strategi bertahan bagi UMKM untuk dapat terus mempertahankan
bisnisnya di tengah pandemi ini. strategi bertahan untuk UKMK dapat dilakukan berupa
perdagangan secara e-commerce atau melakukan pemasaran secara digital dengan kata lain
melakukan perbaikan kualitas produk dan penambahan layanan serta menjalin dan
mengoptimalkan hubungan pemasaran pelanggan.4
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait perlambatan ekonomi akibat
wabah Covid-19 yaitu dengan memberikan insentif di sektor pariwisata, menambah hari cuti
bersama, dan keringanan pembayaran utang bagi pelaku UMKM. Selain itu, Pemerintah
membuka call center untuk menerima laporan dan pengaduan dari koperasi dan UMKM yang
terdampak wabah Covid-19.3

Cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu UMKM bertahan dalam situasi pandemi
ini adalah dengan memanfaatkan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang
dimiliki oleh perusahaan swasta dan badan usaha-badan usaha milik negara (BUMN).
Pemerintah perlu mengeluarkan instruksi dan pedoman untuk seluruh BUMN agar mengalihkan
dana TJSL yang ada untuk membantu secara langsung UMKM-UMKM yang terdampak
pandemi COVID-19.1

DAFTAR PUSTAKA

1. https://core.ac.uk/download/pdf/305104996.pdf

2. https://pengabdian.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/854/2020/05/Dampak-Awal-
Pandemi-COVID-19-terhadap-UMKM.pdf

3. http://eprints.ums.ac.id/62177/3/BAB%20I.pdf
4. https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-6-II-P3DI-
Maret-2020-1982.pdf

5. http://eprints.umsida.ac.id/6834/1/Aminul_191020700026_BAB1-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai