SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*)
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Strategi Pemasaran
Digital Pada UMKM Makanan Ringan Di Kota Bogor adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerjasama yang terkait.
RINGKASAN
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
STRATEGI PEMASARAN DIGITAL PADA UMKM
MAKANAN RINGAN DI KOTA BOGOR
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
pada
Program Studi Manajemen dan Bisnis
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Mochammad Mukti Ali, S.T. M.M
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan baik. Tema
yang dipilih dalam penelitian ini ialah perancangan strategi pemasaran digital
dengan judul Strategi Pemasaran Digital Pada UMKM Makanan Ringan di Kota
Bogor. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Master Manajemen Bisnis dari Sekolah Bisnis, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan tesis ini. Penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Idqan Fahmi, MEc sebagai ketua komisi pembimbing yang senantiasa
membimbing peneliti dan memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi
peneliti dalam penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini.
2. Dr. Ir. Sufrin Hannan, MM. sebagai anggota komisi pembimbing yang senantiasa
membimbing peneliti dan memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi
peneliti dalam penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini.
3. Keluarga tercinta, Budi Suharjo (Ayah), Rina Bogidarmanti (Ibu), Fajrianza
(Kakak), dan Shafira (Adik) atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya
kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan
baik.
4. Trisno Azharman yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, motivasi,
dan saran kepada peneliti mulai dari penyusunan proposal penelitian hingga
karya ilmiah ini selesai.
5. Maulida, Kak Monika, Rily, Icha, Sanur, Suci, dan Hilda yang selalu
memberikan semangat kepada peneliti serta dengan tulus dan ikhlas membantu
peneliti menyelesaikan karya ilmiah ini
6. Teman-teman seperjuangan di Program Magister Manajemen Bisnis angkatan
Reguler 60 yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran
penyusunan karya ilmiah ini.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang belum dapat disebutkan
yang turut membantu dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
Ruang Lingkup Penelitian 7
2 TINJAUAN PUSTAKA 8
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) 8
Bauran Pemasaran 4P 9
Teknologi Digital Pada UMKM 10
Pemasaran Digital UMKM 12
Strategi Pemasaran Digital 15
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 18
Faktor yang Memengaruhi Proses Keputusan Pembelian 19
Faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian Online 22
Kepuasan Konsumen 23
Kerangka Pemikiran Operasional 24
3 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian 25
Jenis dan Sumber Data 26
Definisi Operasional 26
Metode Penentuan Sampel 26
Metode Pengumpulan Data 29
Metode Analisis Data 30
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 37
Karakteristik Responden 37
Strategi Pemasaran UMKM Makanan Ringan di Kota Bogor 39
Proses Keputusan Pembelian Makanan Ringan Secara Online 50
Efektivitas Pemasaran Digital Pada UMKM Makanan Ringan 65
Pemetaan Preferensi Konsumen terhadap Perilaku Pengambilan 69
Keputusan Pembelian Makanan Ringan Online
Alternatif Strategi Pemasaran Digital Makanan Ringan 74
Limitasi Penelitian 79
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
DAFTAR GAMBAR
1 Pertumbuhan industri makanan dan minuman Kota Bogor 4
2 Pertumbuhan konsumsi makanan ringan di Indonesia 4
3 Jenis makanan yang dibeli secara online 5
4 Jenis layanan internet 11
5 Jenis media digital yang digunakan UMKM 12
6 Tujuan penggunaan media digital pada UMKM 12
7 Manfaat pemasaran digital bagi UMKM 14
8 Kerangka pemikiran penelitian Strategi Pemasaran Digital pada UMKM 24
Makanan Ringan di Kota Bogor
9 Importance Performance Matrix 35
10 Matriks Importance Performance Analysis makanan ringan online 59
11 Rata-rata pertumbuhan omzet UMKM konvensional dan 65
UMKM campuran
12 Rata-rata pertumbuhan jumlah pesanan UMKM konvensional dan 66
UMKM campuran
13 Rata-rata pertumbuhan biaya pemasaran UMKM konvensional dan 67
UMKM campuran
14 Preferensi media informasi berdasarkan kelompok usia 70
15 Preferensi jenis media informasi berdasarkan jenis kelamin 71
16 Preferensi jenis media promosi berdasarkan jenis kelamin 72
17 Preferensi ukuran isi kemasan berdasarkan pendapatan per bulan 73
18 Preferensi harga produk berdasarkan pendapatan per bulan 74
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
UMKM Kota Bogor terdiri dari berbagai sektor, yaitu sektor jasa,
perdagangan, tekstil, makanan minuman, serta industri. Sektor makanan dan
minuman merupakan komoditi UMKM terbesar kedua setelah sektor perdagangan
yang mencapai 28% (Tabel 2). Jumlah unit usaha pada industri makanan dan
minuman terus meningkat setiap tahunnya hingga mencapai 2181 unit di tahun
2015 (Gambar 1).
Industri makanan dan minuman di Kota Bogor merupakan salah satu sektor
industri yang berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat bahwa sektor ini memiliki
jumlah unit usaha terbanyak dibandingkan dengan sektor lainnya. Pertumbuhan
industri makanan dan minuman di Kota Bogor dari tahun ke tahun juga
menunjukkan tren positif (Gambar 1). Kondisi ini tentu menjadi peluang yang besar
4
bagi Kota Bogor untuk terus mengembangkan potensi industri makanan dan
minumannya agar industri ini dapat berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan
perekonomian Kota Bogor.
Besarnya potensi yang dimiliki industri makanan dan minuman di Kota
Bogor menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota Bogor itu sendiri. Hal ini terlihat
dari upaya Pemerintah dengan melakukan pembinaan terhadap kelompok UMKM
makanan dan minuman yang tergabung dalam komunitas Badan Usaha Kuliner
Kota Bogor (Bakul Bogor). Bakul Bogor merupakan sebuah wadah bagi para
pelaku usaha UMKM makanan dan minuman untuk dapat mengembangkan
usahanya melalui pemanfaatan berbagai fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah.
Salah satu jenis UMKM makanan yang dimiliki oleh Kota Bogor adalah
UMKM makanan ringan. Makanan ringan menjadi salah satu produk makanan yang
banyak diminati oleh konsumen saat ini. Berdasarkan penelitian Mondelez
diketahui bahwa rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi camilan sebanyak 3
kali sehari (Liliyah 2017). Tingginya konsumsi makanan ringan di Indonesia
terlihat dari pertumbuhan konsumsi makanan ringan per kapita per tahun yang terus
meningkat hingga tahun 2018 (Gambar 2). Besarnya potensi pasar usaha makanan
ini menjadi peluang yang baik bagi UMKM makanan ringan di Kota Bogor untuk
dapat bersaing di pasar lokal melalui pemanfaatan berbagai media sebagai sarana
pemasaran produk, salah satunya yaitu media digital.
Rumusan Masalah
Kondisi ini tentu membuka peluang yang besar bagi UMKM makanan
ringan di Kota Bogor untuk dapat memanfaatkan teknologi berupa media digital
sebagai salah satu alternatif strategi dalam memasarkan produknya. Proses adaptasi
bagi UMKM makanan ringan di Kota Bogor untuk beralih dari pemasaran
konvensional menjadi pemasaran digital tentu tidak semudah yang dibayangkan.
Hal ini menjadi tantangan bagi UMKM makanan ringan di Kota Bogor untuk
mengimplementasikan strategi pemasaran digital yang efektif guna
mengembangkan usahanya. Magdalena dan Ellyani (2017) melalui penelitiannya
menjelaskan bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan
perubahan perilaku konsumen dalam memilih dan melakukan transaksi jual beli.
Hal ini tentunya mendorong UMKM untuk mampu berbenah dan melakukan
inovasi bukan hanya sekedar bertahan namun juga mampu memproleh manfaat dari
penggunaan teknologi pada usahanya.
Perkembangan teknologi tidak hanya mengubah sistem pemasaran yang ada
saat ini, namun juga mengubah pola perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian. Berbagai faktor tentu dapat memengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan, utamanya dalam melakukan pembelian produk secara online.
Selera konsumen yang cepat berubah menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM
makanan ringan di Kota Bogor dalam memasarkan produknya. UMKM makanan
ringan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada terutama
pada kebutuhan konsumen.
Berbagai informasi terkait jenis produk yang diminati, karakteristik produk
yang dibutuhkan konsumen, serta jenis media yang sering digunakan oleh
konsumen untuk mencari informasi terkait produk yang dibutuhkan sangat penting
untuk diketahui oleh UMKM dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan peluang keberhasilan UMKM makanan ringan di Kota Bogor
untuk bersaing di pasar lokal maka pelaku usaha perlu untuk menyusun strategi
pemasaran digital yang baik dengan mempertimbangkan beberapa informasi terkait
dengan karakteristik produk makanan ringan yang dibutuhkan oleh konsumen serta
faktor-faktor yang memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian makanan
ringan secara online.
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh UMKM makanan ringan di Kota
Bogor saat ini mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam terkait:
1. Strategi pemasaran seperti apa yang digunakan UMKM makanan ringan di Kota
Bogor saat ini?
2. Bagaimana pola perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian
makanan ringan secara online?
3. Apakah pemasaran digital yang digunakan UMKM makanan ringan di Kota
Bogor sudah efektif?
4. Apakah konsumen sudah merasa puas dengan sistem pemasaran digital makanan
ringan saat ini?
5. Strategi pemasaran digital seperti apa yang baik untuk diterapkan oleh UMKM
makanan ringan di Kota Bogor?
7
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
pemasaran digital yang dilakukan oleh UMKM makanan ringan di Kota Bogor.
Konsumen yang menjadi responden pada penelitian ini merupakan konsumen yang
sudah terbiasa melakukan pembelian makanan ringan online minimal tiga kali
dalam setahun. Seluruh hasil analisa selanjutnya menjadi bahan pertimbangan
untuk menyusun alternatif strategi bagi UMKM makanan ringan di Kota Bogor
dalam memasarkan produknya secara online.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Bauran Pemasaran 4P
Penetrasi internet saat ini sudah memasuki berbagai lini kehidupan tidak
terkecuali bagi para pelaku usaha UMKM. UMKM yang memiliki akses online,
terlibat di media sosial dan mengembangkan kemampuan e-commerce
mendapatkan berbagai keuntungan bisnis yang signifikan baik dari segi pendapatan,
kesempatan kerja, maupun inovasi, dan daya saing. Setiap kenaikan dalam tingkat
penggunaan teknologi digital umumnya memberikan manfaat bagi UMKM.
Deloitte (2015) mengidentifikasi empat tingkat keterlibatan UMKM secara
digital berdasarkan adopsi teknologi, keberadaan dalam jaringan (online), serta
penggunaan media sosial dan pemberdayaan e-commerce. Berikut tingkatan
penggunaan teknologi digital bagi UMKM.
1. Bisnis luar jaringan (offline)
Tanpa akses broadband, tanpa komputer atau ponsel pintar dan tidak memiliki
situs jejaring
2. Bisnis online dasar
Terdapat akses broadband, memiliki perangkat digital seperti komputer atau
ponsel pintar dan keberadaan online statis.
3. Bisnis online menengah
Terlibat langsung dalam jejaring sosial melalui kombinasi situs jejaring yang
terintegrasi dengan media sosial, live chat, atau utas (thread) pelanggan dalam
situs jejaring
4. Bisnis online lanjutan
Terdapat konektivitas canggih, jejaring sosial terintegrasi dan kemampuan
bisnis e-commerce.
Berdasarkan tingkatan penggunaan teknologi digital tersebut sebanyak 36%
UMKM di Indonesia berada pada tingkat bisnis offline, 37% bisnis online dasar,
18% bisnis online menengah, dan 9% bisnis online lanjutan (Deloitte 2015).
Tingkatan penggunaan teknologi digital tersebut tentu salah satunya dipengaruhi
oleh jenis media digital yang digunakan. Media digital yang digunakan oleh
UMKM dalam menjalankan usahanya beragam jenisnya, salah satunya yaitu
Whatsapp yang menjadi media digital paling banyak digunakan oleh UMKM
(Priambada 2017).
12
pelanggan baru dan mempertahankan konsumen loyal. Proses ini dilakukan dengan
melibatkan konsumen dan merek melalui media sosial, blog, forum, email, aplikasi
seluler, dan situs web (Narkiniemi 2013).
Penggunaan teknologi pada berbagai jenis usaha termasuk UMKM tentu
memberikan banyak manfaat, diantaranya yaitu UMKM dimungkinkan
memperoleh informasi secara rinci terkait perilaku konsumen, preferensi konsumen,
kebutuhan konsumen, dan pola pembelian konsumen. Informasi tersebut tentu
sangat penting untuk diketahui oleh UMKM dalam proses penetapan harga,
promosi, serta mengembangkan produknya (Bhayani dan Vachhani 2014).
Lorraine (2014) melalui penelitiannya mengungkapkan bahwa pemasaran
digital yang diterapkan oleh UMKM mampu meningkatkan profitabilitas usaha,
meningkatkan pangsa pasar, serta meningkatkan kemampuan para pelaku usaha
untuk memperluas pertumbuhan pasarnya. Secara tidak langsung pemasaran digital
juga mampu meningkatkan citra perusahaan, keunggulan kompetitif, serta loyalitas
pelanggan.
Pemasaran digital yang dilakukan oleh UMKM pada dasarnya memiliki
perbedaan dengan pemasaran konvensional yang biasa dilakukan. Pemasaran
menggunakan media digital memungkinkan proses bisnis yang dijalani menjadi
lebih ekonomis serta dapat menjangkau pembeli secara langsung. Pelaku usaha juga
dapat memperkenalkan produknya tanpa adanya batas demografi konsumen.
Manfaat penggunaan media digital tentunya tidak hanya dirasakan oleh para pelaku
usaha saja, namun media digital juga dapat membantu konsumen untuk
menganalisis harga dengan cara membandingkan harga antar penjual sebelum
melakukan pembelian (Sutejo 2006).
Media digital dapat menghubungkan konsumen akhir (end-users) dengan
produsen secara langsung. Hal ini tentu akan berdampak pada berkurangnya peran
perantara secara tradisional seperti agen dan distributor dalam pemasaran digital.
Kondisi ini tentu membuat konsumen dapat membeli produk dengan harga yang
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan membeli produk secara offline (Sutejo
2006).
Pengelolaan hubungan dengan pelanggan tentu juga memiliki perbedaan
ketika UMKM tersebut melakukan pemasaran secara konvensional dibandingkan
dengan pemasaran secara digital. Berikut disajikan perbedaan antara pemasaran
konvensional dan pemasaran digital dari berbagai dimensi.
Penggunaan media digital dalam proses pemasaran makanan ringan saat ini
terbukti efektif dalam meningkatkan jumlah pendapatan UMKM jika dibandingkan
dengan pemasaran konvensional. Berbagai metode dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas pemasaran digital pada UMKM makanan ringan, seperti hasil
15
Pada awalnya strategi pemasaran yang digunakan oleh para pelaku usaha
mengacu pada teori McCarthy (1960) yang menitikberatkan strategi pemasaran
pada bauran pemasaran 4P, yaitu product, price, place, promotion. Namun dengan
semakin berkembangnya teknologi mulai dikenalkannya sistem pemasaran berbasis
internet yaitu e-marketing. Perubahan yang terjadi tentu berdampak pada strategi
yang digunakan oleh para pelaku usaha dalam memasarkan produknya.
Kottler et al. (2018) menjelaskan sebuah teori Pemasaran 4.0 atau
Pemasaran digital dengan pendekatan pemasaran baru untuk membantu pemasar
dalam mengantisipasi dan mengelola dampak teknologi. Konsep tersebut
mengkombinasikan interaksi online dan interaksi offline antara perusahaan dengan
pelanggan karena di saat dunia online berkembang, sentuhan offline menjadi titik
diferensiasi yang kuat.
Dalam konsep pemasaran, penyusunan strategi pemasaran selalu diawali
dengan segmentasi pasar kemudian dilanjutkan dengan targeting sehingga
diperoleh positioning merek yang tajam pula. Dalam konsep pemasaran 4.0
segmentasi dan targeting tetap harus dilakukan sebagai fondasi dari strategi
pemasaran, namun pada konsep pemasaran digital, hubungan antara merek dan
16
konsumen berada pada lini horizontal yang harus transparan, dimana konsumen
yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dan terhubung satu dan lainnya
didalam sebuah komunitas.
Pada konsep pemasaran digital inilah, komunitas menjadi sebuah
segmentasi yang baru. Berbeda dengan segmentasi, komunitas sudah terbentuk
secara natural oleh konsumen dan berdasarkan kesadaran mereka sendiri. Sehingga
untuk dapat berinteraksi dengan efektif pada komunitas konsumen, suatu merek
harus meminta izin dan menunggu konfirmasi dari komunitas tersebut. Pergeseran
juga terjadi pada positioning merek, dimana sebelumnya suatu positioning
ditetapkan untuk memposisikan perbedaan antara merek yang satu dengan
kompetitornya, pada konsep pemasaran digital menyebutkan bahwa merek harus
bisa lebih dinamis dikarenakan teknologi yang cepat, siklus produk yang lebih
pendek, dan pergantian tren yang cepat sehingga suatu merek harus lebih fleksibel
menghadapi perubahan namun tetap harus memiliki karakter yang konsisten.
Bauran pemasaran pada konsep pemasaran dikenal dengan 4P, yakni
product, place, price dan promotion. Konsep tersebut diterapkan oleh berbagai
perusahaan dalam memasarkan produknya. Hal tersebut berbeda dengan konsep
pemasaran digital, proses penentuan bauran pemasaran harus lebih melibatkan
konsumen sehingga dapat di definisikan kembali menjadi 4C, yakni Co-creation
dimana sebuah produk bisa diluncurkan dengan melibatkan konsumen dari mulai
proses ide hingga eksekusi, sehingga produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau
merek menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Place menjadi Communal Activation, bukan hanya menyediakan touch
point antara konsumen dan merek tetapi membangun kemudahan akses melalui
pemanfaatan berbagai jalur sehingga konsumen dapat mengakses merek. Seperti
hadirnya konsep distribusi peer-to-peer sehingga proses distribusi menjadi lebih
mudah dan cepat. Price pada konsep pemasaran sebelumnya ditentukan oleh
perusahaan, namun pada konsep pemasaran digital harga menjadi suatu yang lebih
dinamis karena kemudahan teknologi. Promotion, jika pada konsep pemasaran
sebelumnya promosi merupakan kegiatan searah yang dibuat oleh perusahaan untuk
konsumen, pada konsep pemasaran digital promosi bergeser menjadi conversation,
dimana suatu merek bisa mendapat tanggapan langsung dari konsumen terkait
dengan kegiatan promosinya, dan kegiatan promosi bisa menjadi lebih dinamis
seperti sebuah percakapan.
Dalam konsep Pemasaran 4.0, pemasaran digital tidaklah menggantikan
pemasaran tradisional. Keduanya hadir bersama saling mengisi peran satu sama lain,
khususnya dalam perjalanan pelanggan atau customer path. Pada era digital saat ini,
customer path telah mengalami berbagai perubahan. Jika sebelumnya, customer
path dikenal melalui konsep AIDA, yakni Awareness, Interest, Desire dan Action,
kemudian berkembang menjadi 4A, yakni Aware, Attitude, Act, dan Act Again.
Dalam konsep Pemasaran 4.0 perjalanan pelanggan (customer path) telah berubah
menjadi 5A, yakni Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate. Dalam customer path
yang baru ini, pemasaran tradisional dan digital marketing bisa hadir secara
bersama (Kotler et al. 2018).
Selain mengkombinasikan pemasaran online dan offline, konsep Pemasaran
4.0 ini juga mengintegrasikan antara style dan substance artinya sebuah merek tidak
hanya mengedepankan branding yang bagus, namun juga memerhatikan konten
yang relevan dengan pelanggan atau menyuguhkan konten yang bagus dengan
17
kemasan yang up-to-date dan bagus. Selain itu dalam konsep Pemasaran 4.0 selain
mengembangkan konektivitas machine-to-machine dan artificial intelligence
dalam rangka mendongkrak produktivitas yang diwujudkan kuat oleh teknologi
digital tetapi juga diimbangi dengan pengembangan konektivitas human-to-human
yang akan memperkuat customer engagement (Kotler et al. 2018).
Persaingan pasar yang mulai bergeser dari orientasi awal pada produk
menjadi berorientasi pada pelanggan tentunya mengakibatkan munculnya
ketidaksesuaian konsep bauran pemasaran 4P saat ini. Konsep pemasaran 4C yang
diperkenalkan oleh Lauterborn (1990) menjadi salah satu alternatif konsep
pemasaran yang dapat diterapkan pada era digitalisasi seperti saat ini. Konsep
bauran pemasaran 4C lebih menitikberatkan pada kepentingan pelanggan yang
berarti bahwa pelanggan menjadi titik pusat pada proses penyusunan sebuah
strategi pemasaran.
Customer Value
Konsep ini menjadikan konsumen atau nilai pelanggan sebagai dasar dari
penyusunan strategi pemasaran sebuah usaha. Hal ini tentunya tidak hanya
berkaitan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen (customer
needs and wants) semata, melainkan menciptakan produk guna melampaui hal yang
diharapkan oleh konsumen (consumer insight) serta berusaha memenuhi harapan
tersebut.
Cost to satisfy
Pada pemasaran tradisional, harga adalah biaya untuk memproduksi dan
mendistribusikan produk baik jasa maupun barang ke konsumen. Namun pada era
pemasaran saat ini telah terjadi perubahan perspektif dimana harga adalah biaya
dari pelanggan untuk mendapatkan produk atau layanan. Hal ini menjadikan
penetapan harga berdasarkan pada tingkat kesediaan konsumen untuk membayar
produk tersebut.
Convenience
Saat ini tentunya konsumen menginginkan segala sesuatu yang bersifat instan,
sederhana, dan cepat tanpa membutuhkan usaha yang besar. Konsep ini
menitikberatkan pada penciptaan kenyamanan bagi konsumen dan upaya
pencegahan bagi konsumen untuk mencari solusi pada kompetitor
Communication
Konsep ini merupakan pergeseran nilai dari aktivitas promosi yang hanya bersifat
persuasi (satu arah) menjadi aktivitas komunikasi dua arah sebagai upaya
menyalurkan nilai serta keunggulan produk kepada konsumen. Komunikasi
merupakan usaha pendekatan yang bersifat kooperatif dan interaktif sehingga
menciptakan hubungan yang lebih bermakna dengan konsumen serta fokus pada
hal yang konsumen butuhkan.
Penggunaan media digital untuk proses pemasaran bagi UMKM memiliki
dampak positif yang signifikan bagi keberlangsungan usaha UMKM itu sendiri,
utamanya dalam hal peningkatan ekonomi. Media digital menjadi alat pemasaran
yang kuat untuk menjangkau konsumen yang lebih luas dengan sangat cepat serta
mampu menarik dan memengaruhi konsumen untuk dapat melakukan keputusan
pembelian. Media digital memainkan peran penting untuk menciptakan kesadaran
dan kepercayaan terhadap merek yang dipasarkan (Hassan et al. 2014). Setiawan et
18
temporal (waktu) dan sumber daya kognitif (kapasitas mental yang tersedia
untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan industri). Konsumen memiliki
keterbatasan pada setiap sumberdaya yang dimilikinya sehingga konsumen
harus mampu mengalokasikannya secara bijaksana.
b. Motivasi dan Keterlibatan
Menurut Engel (1994) motivasi dan keterlibatan merupakan variabel utama.
Kebutuhan didefinisikan sebagai perbedaan yang disadari antara keadaan ideal
dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat mengaktifkan perilaku.
Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut.
Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan
pembelian. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi lebih kuat untuk memperoleh
dan mengolah informasi serta kemungkinan yang jauh lebih besar dari
pemecahan kebutuhan yang diinginkan.
c. Pengetahuan
Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan,
himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di
dalam pasar (Engel 1994). Pengetahuan konsumen dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu (1) pengetahuan produk mencakup atribut produk dan kepercayaannya, (2)
pengetahuan pembeli, yaitu dimana dan kapan membeli, dan (3) pengetahuan
pemakaian dilihat dari pengetahuan konsumen dan iklan.
d. Sikap
Sikap merupakan keseluruhan evaluasi yang dilakukan konsumen. Sikap ini
dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dan proses
belajar baik dari pengalaman maupun dari yang lain. Intensitasnya, dukungan
dan kepercayaannya adalah hal penting dari sikap. Sementara Kotler dan Keller
(2013) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi perasaan emosional dan
kecenderungan tindakan menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.
e. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi
Kepribadian merupakan karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap
lingkunganya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri
seperti kepercayaan diri, dominasi, ketaatan, dan lain-lainnya. Kepribadian dapat
menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.
Gaya hidup adalah pola dimana seseorang hidup dan menghabiskan waktu serta
uang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini seseorang. Faktor
demografi akan menggambarkan karakteristik dari seorang konsumen. Beberapa
karakteristik yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis
keluarga,dan lain-lain.
Faktor Psikologis
Faktor terakhir yang memengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian produk adalah proses psikologis. Proses psikologis merupakan proses
sentral yang membentuk aspek motivasi dan perilaku konsumen. Kotler dan Keller
(2013) mengemukakan bahwa pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh empat
faktor psikologis utama yaitu motivasi, preferensi, pengetahuan, keyakinan, dan
pendirian. Proses psikologis meliputi:
22
a. Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi di definisikan sebagai proses dimana rangsangan
pemasaran diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan di ambil lagi oleh
konsumen untuk menilai alternatif-alternatif produk (Engel 1994). Pemrosesan
dapat dirinci menjadi lima tahap dasar yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman,
penerimaan dan retensi.
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan
dalam pengetahuan, sikap, atau perilaku. Terdapat empat jenis utama
pembelajaran yaitu pembelajaran kognitif yang berkenaan dengan proses mental
yang menentukan retensi informasi, pengkondisian klasik yang berfokus pada
pembelajaran melalui asosiasi stimulus respon, pengkondisian peran yang
mempertimbangkan bagaimana perilaku dimodifikasi oleh pengukuh dan
penghukum, dan pembelajaran vicarious yang merupakan suatu proses yang
berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan
orang lain (model) dan akibat perilaku yang bersangkutan.
c. Perubahan Sikap dan Perilaku
Tahap yang terakhir dari proses psikologis ini adalah perubahan sikap dan
perilaku. Perubahan dalam sikap dan perilaku adalah sasaran pemasaran yang
lazim. Proses ini mencerminkan pengaruh psikologis dasar yang menjadi subjek
dari beberapa dasawarsa penelitian yang intensif.
online. Selain itu, konsumen juga sangat memerhatikan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh penjual.
Penelitian Kustiawan dan Kuncoro (2013) menunjukkan bahwa konsumen
memutuskan membeli produk makanan secara online ketika produk yang
ditawarkan secara online memiliki kualitas yang baik dengan harga yang lebih
murah dibandingkan dengan harga jual offline. Pudjihardjo dan Wijaya (2015)
menambahkan bahwa tampilan produk makanan yang disajikan pada media digital
turut berpengaruh terhadap konsumen untuk melakukan pembelian secara online
Faktor-faktor internal yang memengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli makanan secara online turut dikaji oleh Ongsano dan Sondak (2017) Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat lima faktor yang memengaruhi konsumen
untuk melakukan pembelian makanan secara online, yaitu gaya hidup, situasional,
pengaruh sosial, marketing, dan motivasi. Faktor yang paling dominan
memengaruhi konsumen yaitu faktor gaya hidup.
Peran pemasaran digital tidak dapat dipungkiri mampu memengaruhi
konsumen untuk dapat mengambil keputusan pembelian secara online. Tingginya
minat konsumen terhadap pemasaran digital dibandingkan pemasaran konvensional
dibuktikan oleh penelitian Lodhi dan Shoaib (2017) yang menunjukkan bahwa
konsumen saat ini lebih tertarik untuk melihat pemasaran online dibandingkan iklan
di TV.
Kondisi ini tentu menjadi peluang yang besar bagi para pelaku usaha
UMKM untuk dapat melakukan pemasaran melalui media digital. Berbagai faktor
seperti ad recall memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian
konsumen secara online (Dewi 2018). Selain itu, kehadiran teknologi pada sistem
pembelanjaan saat ini mendorong konsumen untuk beralih dari pembelanjaan
konvensional menjadi online karena adanya rasa nyaman, kemudahan akses,
keandalan, serta kejelasan saat melakukan pembelanjaan online (Khumar dan
Shanti 2016).
Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen timbul pada tahap evaluasi pasca pembelian dari suatu
proses keputusan pembelian konsumen. Engel et al (1994) mendefinisikan
kepuasan sebagai evaluasi pasca konsumsi dimana suatu alternatif yang dipilih
mampu memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan konsumen dapat juga diartikan
sebagai perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan
persepsi atau harapan (expectations) dengan kinerja yang diperoleh (perceived
performance) (Kotler dan Amstrong 2010).
Teori The Expectancy Disconfirmation Model menjelaskan bahwa kepuasan
dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan
konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari
produk yang dikonsumsi (Sumarwan 2014). Ketika konsumen membeli suatu
produk atau jasa, maka konsumen memiliki harapan terkait fungsi produk tersebut,
diantaranya :
1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, kondisi ini disebut sebagai
diskonfirmasi positif. Jika hal ini terjadi maka konsumen akan merasa puas.
24
3 METODE PENELITIAN
Definisi Operasional
Pelaku usaha UMKM yang dijadikan sampel pada penelitian ini dipilih
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode ini merupakan prosedur
sampling dengan cara menetapkan berbagai pertimbangan atau kriteria tertentu
(Sugiyono 2012).
27
Kriteria yang digunakan pada penarikan sampel dalam penelitian ini diantaranya:
1. Pengusaha makanan ringan yang bertindak langsung sebagai pengelola dan
pemilik usaha
2. UMKM makanan ringan yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Bogor serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor
3. UMKM makanan ringan yang menggunakan pemasaran konvensional atau
pemasaran campuran
4. UMKM yang memproduksi makanan ringan
5. Bersedia memberikan informasi.
Penentuan jumlah responden yang berasal dari UMKM makanan ringan
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 90% dan toleransi
kesalahan sebesar 10%. Rumus Slovin merupakan suatu formula yang digunakan
untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi
tidak diketahui secara pasti. Berikut disajikan formula Slovin dengan faktor
koreksi:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor menunjukkan bahwa jumlah
populasi UMKM makanan ringan yang terdaftar saat ini sebanyak 172 unit usaha.
Hasil perhitungan awal menunjukkan bahwa jumlah sampel responden pada
penelitian ini berjumlah 65 unit UMKM yang direncanakan terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu 20 UMKM kategori pemasaran konvensional, 20 UMKM kategori
pemasaran digital, dan 25 UMKM kategori pemasaran campuran. Namun ketika
proses turun lapang berlangsung terdapat berbagai kendala teknis diantaranya,
alamat UMKM yang terdaftar tidak ditemukan serta UMKM yang terdaftar sudah
tidak memproduksi makanan ringan, sehingga jumlah responden yang dapat
diperoleh sebanyak 41 unit usaha yang terbagi menjadi 19 UMKM konvensional
dan 22 UMKM campuran.
UMKM makanan ringan campuran pada penelitian ini mewakili kondisi
UMKM makanan ringan digital di Kota Bogor. Hal ini dikarenakan kondisi saat ini
UMKM makanan ringan di Kota Bogor sedang melalui masa peralihan dari
pemasaran konvensional menuju pemasaran digital, sehingga kondisi di lapang
tidak ditemukan UMKM makanan ringan yang murni melakukan pemasaran secara
digital saja.
Penarikan sampel pada responden konsumen dalam penelitian ini
menggunakan metode accidental sampling (convenience sampling) yaitu prosedur
sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai
atau diakses dengan kriteria utamanya yaitu:
1. Konsumen berusia 14-35 tahun
2. Konsumen berdomisili di Kota Bogor
3. Konsumen pernah melakukan pembelian makanan ringan secara online
sebanyak minimal tiga kali dalam setahun
4. Bersedia memberikan informasi
29
Alasan utama penggunaan metode ini dikarenakan jumlah populasi yang tidak
diketahui dari konsumen online, sehingga metode ini sangat tepat digunakan dalam
penelitian ini.
Penentuan jumlah responden yang berasal dari konsumen di Kota Bogor
dilakukan secara subjektif karena tidak terdapat informasi terkait dengan jumlah
populasi pengguna internet ataupun sampling frame dari populasi. Jumlah sampel
responden yang diambil pada penelitian ini berjumlah 100 orang.
Berbagai jenis data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari dua jenis
responden yang terdiri dari pelaku usaha UMKM makanan ringan serta konsumen
makanan ringan online yang diperoleh melalui beberapa tahapan, yaitu :
a) Identifikasi Profil UMKM Makanan Ringan
Pengumpulan data penelitian Strategi Pemasaran Digital pada UMKM
Makanan Ringan di Kota Bogor ini diawali dengan mengidentifikasi
karakteristik UMKM makanan ringan di Kota Bogor sebagai upaya
mengetahui profil atau gambaran dari UMKM tersebut. Proses identifikasi ini
juga bertujuan untuk mengelompokkan UMKM makanan ringan ke dalam
kelompok UMKM konvensional dan UMKM campuran. Proses indentifikasi
profil UMKM ini juga menggunakan data karakteristik UMKM makanan
ringan yang diperoleh dari Dinas UMKM Kota Bogor serta Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Bogor.
b) Perancangan Kuesioner
Proses pengambilan data pada responden UMKM makanan ringan
menggunakan alat berupa kuesioner yang dirancang untuk memperoleh
informasi terkait karakteristik UMKM, karakteristik pelaku usaha UMKM,
bauran pemasaran 4P, atribut pemasaran makanan ringan terpenting bagi
pelaku usaha UMKM, pemahaman UMKM terhadap pemasaran digital serta
hambatan yang dialami dalam proses pemasaran.
c) Survei Lapang
Tahap berikutnya pada penelitian ini yaitu melakukan survei lapang ke
berbagai UMKM makanan ringan yang telah dipilih berdasarkan teknik
purposive sampling. Kegiatan survei lapang ini bertujuan untuk menganalisis
strategi pemasaran yang saat ini diterapkan oleh UMKM makanan ringan
secara langsung. Selain itu pada proses survei lapang ini juga dilakukan
wawancara mendalam (In-Depth Interview) kepada para pelaku usaha untuk
menggali berbagai informasi secara detail terkait pemasaran makanan ringan
yang dijalankan saat ini. Proses wawancara juga dimaksudkan untuk
melakukan pengecekan ulang serta membuktikan informasi yang diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner (Sugiyono 2012).
Proses pengambilan data yang dilakukan pada responden konsumen
makanan ringan online juga melalui beberapa tahapan yaitu :
d) Perancangan Kuesioner
Kuesioner menjadi alat utama bagi peneliti untuk memperoleh data dari
responden konsumen makanan ringan online. Kuesioner yang dirancang untuk
responden konsumen makanan ringan online berisi pertanyaan untuk
30
Analisis Deskriptif
Analisis ini dimaksudkan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik
data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara tunggal. Analisis
deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum UMKM makanan
ringan dan karakteristik konsumen. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk
menganalisis strategi pemasaran UMKM berdasarkan bauran pemasaran 4P serta
proses pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian secara
online.
Data-data yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan berdasarkan jawaban
yang sama dalam bentuk tabel, kemudian jawaban tersebut dipersentasekan
berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar menunjukkan bahwa jawaban
tersebut merupakan jawaban paling dominan dari masing-masing peubah yang
diteliti. Pengolahan data pada analisis ini menggunakan software SPSS versi 15.
Analisis T-test
T-test dependent pada penelitian Strategi Pemasaran Digital pada UMKM
Makanan Ringan di Kota Bogor bertujuan untuk mengetahui efektivitas strategi
pemasaran digital yang dilakukan oleh UMKM makanan ringan di Kota Bogor saat
ini. T-test dependent atau Paired Sample T-test merupakan metode analisis untuk
membandingkan rata-rata dua set yang saling berpasangan. Pada penelitian ini data
tersebut berupa perubahan perolehan omzet per bulan, perubahan jumlah pesanan
per bulan, dan perubahan biaya pemasaran per bulan yang dikeluarkan oleh UMKM
makanan ringan. Analisis T-test ini menggunakan taraf kepercayaan 95% dengan
nilai α = 0.05. Berikut disajikan rumus T-test dependent.
31
𝑥̅1 − 𝑥̅2
𝑡=
𝑠12 𝑠22 𝑠1 𝑠2
√
𝑛1 + 𝑛2 − 2𝑟 (𝑛1 ) (𝑛2 )
Keterangan :
𝑥1
̅̅̅ = rata-rata sampel 1 r = korelasi antara dua sampel
𝑥2
̅̅̅ = rata-rata sampel 2 𝑆1 = simpangan baku sampel 1
2 𝑆2 = simpangan baku sampel 2
𝑆1 = varians sampel 1
𝑆22 = varians sampel 2
Analisis Thurstone
Penelitian Strategi Pemasaran Digital pada UMKM Makanan Ringan di
Kota Bogor ini menggunakan analisis Thurstone untuk mengetahui peringkat
kepentingan atribut berupa urutan atribut yang dianggap penting oleh konsumen
dalam melakukan pembelian makanan ringan secara online. Analisis ini didasarkan
pada perbedaan asumsi dan pendekatan penilaian oleh konsumen. Peringkat
kepentingan atribut perlu untuk diketahui oleh UMKM guna memahami hal yang
diinginkan konsumen dengan melihat seberapa penting atribut-atribut yang melekat
pada pemasaran digital UMKM makanan ringan.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan model ke-5 dari lima model
analisis Thurstone dalam hukum perbandingan penilaian Thurstone. Nilai
kepentingan yang lebih besar menunjukkan bahwa atribut tersebut lebih
dipentingkan dari atribut lainnya. Persamaan untuk model 5 adalah sebagai berikut :
𝑆𝐽 − 𝑆𝐾 = 𝑍𝑗𝑘
Keterangan :
𝑆𝐽 − 𝑆𝐾 = Selisih skala psikologi antara atribut ke-j dengan atribut ke-k
𝑍𝑗𝑘 = Nilai tabel sebaran normal yang sesuai dengan proporsi bahwa
atribut ke-j lebih unggul dari atribut ke-k. Jika proporsi ini lebih
besar dari 0.5, Zjk bernilai positif yang artinya ke-j lebih tinggi
dibandingkan atribut ke-k
𝐽, 𝐾 = 1,2,3……..,n
n = Jumlah atribut
Pengujian keakuratan dirumuskan sebagai uji rataan ketidaksesuaian atau Average
Disperancy sebagai berikut:
𝑚
∑(∑[𝑃𝑗𝑘 − 𝑃𝑗𝑘 ])
𝐴𝐷 =
1⁄ 𝑚(𝑚 − 1)
2
Keterangan :
AD = Average Disperancy 𝑃𝑗𝑘 = Proporsi dari data asal
𝑚
𝑃𝑗𝑘 = Proporsi harapan m = Jumlah atribut
Semakin kecil nilai AD, maka penskalaan Thrustone semakin akurat. Batas
maksimal terbesar yang dapat diterima untuk nilai AD adalah 0,99. Selain
keakuratannya, model ini juga merupakan model yang paling sederhana dan paling
sering digunakan untuk mengetahui prioritas kepentingan atribut-atribut.
32
Analisis Korespondensi
Analisis korepondensi pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis
pasangan faktor berkaitan antara karakteristik konsumen makanan ringan di Kota
Bogor berupa usia, jenis kelamin, dan pendapatan per bulan dengan perilaku
pengambilan keputusan pembelian makanan ringan online. Hasil analisis ini dapat
digunakan oleh pelaku usaha UMKM untuk menentukan strategi pemasaran digital
terbaik.
Analisis korespondensi merupakan bagian dari analisis multivariate yang
mempelajari hubungan antara dua atau lebih variabel dengan memperagakan baris
dan kolom secara serempak dari tabel kontingensi dua arah dalam ruang vektor
berdimensi rendah (dua). Analisis korespondensi digunakan untuk mereduksi
dimensi variabel dan menggambarkan profil vektor baris dan vektor kolom suatu
matrik data dari tabel kontingensi (Greenacre 1984).
Analisis korespondensi dapat dinyatakan juga sebagai metode atau teknik
untuk memperoleh cara penyajian simultan terbaik (the best simultaneous
representation), selain itu analisis ini juga dapat digunakan untuk melihat
keterkaitan antar peubah (Lebart et al. 1984). Hasil dari analisis korespondensi
biasanya melibatkan dua dimensi terbaik untuk mempresentasikan data yang
menjadi koordinat titik dan suatu ukuran jumlah informasi yang ada dalam setiap
dimensi yang biasa dinamakan inertia.
Secara geometri baris dan kolom dari suatu matriks X(nxp) dengan n baris
dan p kolom dipandang sebagai titik-titik (unsur) dalam suatu ruang berdimensi p
atau n. Secara matematis model Principal Component Analysis dapat ditulis sebagai
berikut:
𝑝 𝑛 𝑛 𝑝
Keterangan :
i = 1,2,3,….,n
j = 1,2,3,….,n
Matrik n adalah matriks data yang unsur-unsurnya merupakan bilangan
positif berukuran i x j dimana i menunjukkan baris dan j menunjukkan kolom. P
adalah Matriks korespondensi didefinisikan sebagai matriks yang unsur-unsurnya
adalah unsur matriks n yang telah dibagi dengan jumlah total unsur matriks n.
Vektor jumlah baris dan kolom dari matriks P masing-masing dinotasikan dengan
r dan c. Matrik diagonal dari elemen-elemen vektor jumlah baris r adalah matriks
Dr dengan ukuran (i x i) sedangkan Dc adalah matrik diagonal dengan ukuran (j x
j) dari elemen-elemen vektor jumlah kolom c.
Untuk mereduksi dimensi data berdasarkan keragaman data (nilai
eigen/inersia) terbesar dengan mempertahankan informasi yang optimum,
diperlukan penguraian nilai singular. Penguraian nilai singular merupakan salah
satu konsep Aljabar matriks dan konsep eigen decomposition yang terdiri dari nilai
eigen dan vektor eigen. Nilai singular dicari untuk memperoleh koordinat baris dan
kolom sehingga hasil analisis korespondensi dengan mudah diketahui hubungan /
assosiasinya jika divisualisasikan dalam bentuk grafik. Jarak yang digunakan untuk
dapat menggambarkan titik-titik pada plot korespondensi adalah jarak Chi-Square.
𝑝 2
2 `
1 𝑓𝑖𝑗 𝑓𝑖`𝑗
𝑑 (𝑖, 𝑖 ) = ∑ ( − )
𝑓𝑗 𝑓𝑖 𝑓𝑖`
𝑗=1
𝑋𝑖
𝑇𝐾𝑖 = 𝑥 100%
𝑌𝑖
Keterangan :
TKi = Tingkat kepuasan konsumen
Xi = Skor penilaian kinerja
Yi = Skor penilaian kepentingan konsumen
Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara
menjumlahkan skor penilaian yang diberikan konsumen. Hasil perhitungan
35
Kuadran 1 Kuadran 2
Prioritas utama Pertahankan Prestasi
Kepentingan
(Importance)
Kuadran 3 Kuadran 4
Prioritas rendah Berlebihan
Kinerja
(Performance)
Gambar 9 Importance Performance Matrix
secara keseluruhan serta sudah sesuai dengan yang dirasakan oleh konsumen
sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Atribut-atribut yang masuk ke
dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena semua atribut ini
menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata konsumen.
c. Prioritas Rendah (Low Priority)
Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dinilai memiliki tingkat kepentingan
dibawah rata-rata tingkat kepentingan atribut secara keseluruhan oleh konsumen
dan pada kenyataannya kinerjanya juga berada dibawah rata-rata kinerja secara
keseluruhan. Peningkatan atribut-atribut yang berada pada kuadran ini dapat
dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan
oleh konsumen sangat kecil.
d. Berlebihan (Possibly Overkill)
Atribut-atribut yang terletak pada kuadran ini dinilai memiliki tingkat
kepentingan dibawah rata-rata kepentingan atribut secara keseluruhan, namun
kinerja yang dijalankan dengan sangat baik oleh produsen dan dianggap
berlebihan. Atribut pada kuadran ini dapat dikurangi sehingga produsen dapat
menghemat sumber daya.
Karakteristik Responden
Jumlah UMKM makanan ringan yang dimiliki oleh Kota Bogor terus
bertambah setiap tahunnya. Jenis produk yang ditawarkannya pun semakin
beragam, maka tidak heran jika persaingan pasar bagi UMKM makanan ringan di
Kota Bogor semakin ketat. Berbagai cara tentu dilakukan oleh para pelaku usaha
UMKM makanan ringan untuk mampu memenangkan persaingan yang ada, salah
satunya dengan menerapkan strategi dalam proses pemasarannya.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh UMKM makanan ringan di Kota
Bogor saat ini tidak terlepas dari konsep bauran pemasaran (marketing mix) 4P,
yang terdiri dari strategi produk (product), strategi harga (price), strategi promosi
41
(promotion), dan strategi tempat (place). Hasil analisis terhadap strategi pemasaran
UMKM makanan ringan di Kota Bogor secara umum adalah sebagai berikut.
Tren makanan ringan yang terus berkembang saat ini juga menjadi alasan
para pelaku usaha UMKM untuk memproduksi produknya, hal ini juga di dukung
oleh ketersediaan bahan baku yang mudah didapat. Kondisi ini menunjukkan bahwa
beberapa pelaku usaha UMKM makanan ringan di Kota Bogor dalam kategori
UMKM campuran sudah mampu menyesuaikan jenis produk yang dijual dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini.
Perbedaan latar belakang yang dikemukakan oleh para pelaku usaha
UMKM dalam memproduksi makanan ringan ini dapat memberikan gambaran
bahwa pemanfaatan media digital dalam proses pemasaran makanan ringan
memberikan dampak yang positif bagi para pelaku usaha UMKM. Pelaku usaha
UMKM dapat dengan mudah berinteraksi dengan konsumen, mengamati tren
kebutuhan konsumen, serta melakukan survei kepada konsumen secara langsung
42
UMKM campuran. Jenis ukuran isi yang juga banyak dipasarkan saat ini yaitu
ukuran isi 210 – 250 gram (23.1%). Jika dilihat dari jenis ukuran isi makanan ringan
yang dipasarkan, maka ukuran isi 50 – 250 gram merupakan jenis ukuran isi yang
paling banyak dipasarkan baik oleh UMKM konvensional maupun UMKM
campuran. Pemilihan ukuran isi produk tersebut tentunya didasari atas
pertimbangan harga jual dari produk serta kemudahan konsumen saat membawa
produk makanan ringan sehingga menarik minat konsumen untuk membeli produk
makanan ringan tersebut.
Berbagai jenis makanan ringan yang diproduksi oleh UMKM di Kota Bogor
tentunya memiliki umur simpan yang beragam. Umur simpan merupakan rentang
waktu yang dimiliki suatu produk mulai dari produksi hingga konsumsi sebelum
produk tersebut mengalami penurunan kualitas dan tidak layak untuk dikonsumsi
(Asiah et al. 2018). Umur simpan produk makanan ringan menjadi salah satu
informasi yang sangat penting bagi konsumen. Berbagai kategori umur simpan
produk makanan ringan UMKM di Kota Bogor disajikan pada Tabel 11.
campuran yang berada pada kisaran lebih tinggi yaitu Rp 10 000 – Rp 20 000 per
100 gram.
Penentuan harga jual ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu
pelaku usaha UMKM menyesuaikan harga produk dengan biaya produksi.
Beberapa pelaku usaha UMKM juga mempertimbangkan harga kompetitor dalam
proses penentuan harga jual produknya, namun ada pula pelaku usaha UMKM yang
menjadikan daya beli konsumen sebagai faktor yang dipertimbangkan dalam proses
penentuan harga jual produk makanan ringannya. Hal ini sejalan dengan penelitian
Kusumawaty (2018) yang menjelaskan bahwa strategi penetapan harga oleh pelaku
usaha UMKM makanan ringan dapat dipertimbangkan dengan melihat faktor harga
produk pesaing.
Pelaku usaha UMKM makanan ringan di Kota Bogor saat ini masih banyak
yang menggunakan cara konvensional untuk memasarkan produknya, seperti direct
selling/menawarkan secara langsung kepada konsumen (28.6%), mengikuti
pameran/bazar (25.2%), serta menitipkan produk di toko-toko/warung (24.4%).
Hanya sekitar 18.5% UMKM makanan ringan yang saat ini sudah memanfaatkan
media digital untuk memasarkan produknya.
45
Tabel 14 Jenis Media Digital yang Digunakan UMKM Makanan Ringan di Kota
Bogor
Jenis Media Digital Jumlah (Unit) Persentase (%)
Facebook 14 23.7
Instagram 17 28.8
Whatsapp 6 10.2
Marketplace (Shopee, Tokopedia,
18 30.5
Bukalapak, Bli-bli, Lazada)
Website toko 3 5.1
Google bisnis 1 1.7
Tabel 15 Manfaat Media Digital yang Dirasakan Oleh UMKM Makanan Ringan
di Kota Bogor
Manfaat Media Digital Jumlah (Unit) Persentase (%)
Peningkatan pangsa pasar 18 31.6
Peningkatan pendapatan 13 22.8
Penghematan biaya pemasaran 11 19.3
Mudah bertransaksi 5 8.8
Peningkatan daya saing 4 7.1
Produk lebih dikenal masyarakat 3 5.3
Pelayanan lebih mudah 2 3.5
Timbul kepercayaan konsumen terhadap
1 1.8
produk dan penjual
Kemudahan yang dirasakan oleh para pelaku usaha UMKM makanan ringan
di Kota Bogor untuk mengakses para pelanggan tentunya berdampak pada
meningkatnya pangsa pasar produk mereka (31.6%). Hal ini tidak dapat dipungkiri
bahwa pemanfaatan media digital dapat meningkatkan pendapatan (22.8%) yang
diperoleh para pelaku UMKM makanan ringan tersebut. Hasil analisis ini didukung
oleh penelitian Srirejeki (2016) yang menunjukkan bahwa manfaat utama yang
dirasakan oleh 78.95% pelaku usaha UMKM di Indonesia dengan memanfaatkan
media sosial untuk proses pemasaran produk yaitu adanya peningkatan penjualan.
Disisi lain penggunaan media digital dalam proses pemasaran tidak
membutuhkan biaya yang besar jika dibandingkan dengan pemasaran melalui
media konvensional, sehingga dapat menghemat pengeluaran pelaku usaha UMKM
47
Para pelaku usaha UMKM makanan ringan di Kota Bogor meyakini bahwa
dengan memberikan berbagai promosi kepada konsumen dapat memudahkan para
pelaku usaha untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Pemberian
potongan harga produk menjadi bentuk promosi yang paling banyak (46.7%) dipilih
para pelaku usaha UMKM untuk menarik minat konsumen makanan ringan. Selain
itu, penawaran promosi gratis ongkos kirim diyakini oleh 26.7% pelaku usaha dapat
menarik minat konsumen utamanya konsumen online untuk membeli produknya.
atau bekerjasama dengan pihak ketiga. Berikut beberapa saluran distribusi yang
digunakan oleh UMKM makanan ringan di Kota Bogor untuk memasarkan
produknya.
Pengenalan Kebutuhan
Proses keputusan pembelian online berawal dari pengenalan kebutuhan
individu terhadap makanan ringan. Proses ini tentunya didasari oleh motivasi
konsumen untuk membeli makanan ringan secara online. Berbagai faktor tentunya
dapat memengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian makanan ringan secara
online. Motivasi konsumen dalam membeli makanan ringan secara online dapat
dilihat pada Tabel 20.
Pencarian Informasi
Proses pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dibedakan
menjadi dua yaitu, proses pencarian internal dan proses pencarian eksternal. Proses
pencarian informasi secara internal dilakukan dengan cara konsumen berusaha
mengingat semua produk dan merek yang pernah dilihat, sedangkan proses
pencarian eksternal merupakan proses pencarian informasi terhadap produk dan
merek melalui lingkungan sekitar konsumen (Sumarwan 2011). Proses pencarian
informasi secara eksternal yang dilakukan oleh konsumen di Kota Bogor dapat
dilihat pada hasil analisis Tabel 22.
Evaluasi Alternatif
Setelah mendapatkan berbagai informasi terkait makanan ringan yang
menjadi kebutuhannya, selanjutnya konsumen akan berusaha mencari manfaat dari
berbagai produk yang ditawarkan. Konsumen akan membandingkan setiap atribut
produk yang ditawarkan guna mendapatkan manfaat yang sesuai dengan yang
dibutuhkannya. Setiap konsumen tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda
terhadap atribut makanan ringan yang ada. Berbagai atribut makanan ringan yang
dipentingkan oleh konsumen disajikan pada Tabel 24.
Atribut-atribut makanan ringan yang dipertimbangkan oleh konsumen
sebelum melakukan pembelian makanan ringan secara online terdiri dari rasa
produk, sertifikasi halal, harga produk, sertifikasi BPOM/PIRT, ukuran isi produk,
biaya ongkos kirim, testimonial konsumen, kandungan gizi produk, variasi rasa
produk, serta kesesuaian gambar dengan produk.
Hasil analisis thurstone menunjukkan bahwa rasa produk menjadi atribut
terpenting yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli makanan ringan secara
online dengan nilai 26.1. Atribut lainnya yang dipentingkan oleh konsumen yaitu
sertifikasi halal, harga produk, sertifikasi BPOM/PIRT, serta ukuran isi produk
yang memiliki nilai berturut-turut 19.7; 15.9; 10.3; 7.5. Hal ini didukung oleh hasil
penelitian Dewi (2017) yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa atribut yang
diharapkan oleh konsumen makanan ringan seperti, pemasaran produk yang dapat
menjangkau banyak wilayah, terdapat kemudahan pembelian secara online,
53
kemasan yang mampu menjaga kualitas produk, serta produk yang dilengkapi
dengan aspek jaminan kehalalan.
Konsumen di Kota Bogor sangat mementingkan rasa produk ketika
membeli makanan ringan secara online. Hal ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi
produsen makanan ringan untuk terus menjaga kualitas rasa produk yang
dipasarkannya. Selain itu, konsumen juga mementingkan jaminan halal serta
jaminan keamanan pangan pada setiap produk yang dikonsumsinya, sehingga para
produsen makanan ringan diharapkan kedepannya dapat memberikan jaminan halal
serta jaminan keamanan pangan untuk produknya.
Atribut harga serta ukuran isi produk juga menjadi atribut yang
dipentingkan oleh konsumen untuk membeli makanan ringan secara online. Hal ini
tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen untuk dapat
menyesuaikan harga produk dan ukuran isi produk dengan kebutuhan serta
kemampuan konsumen untuk membeli produknya, agar kedepannya permintaan
produk makanan ringan yang dipasarkan semakin meningkat.
Keputusan Pembelian
Ketika konsumen sudah menentukan atribut-atribut yang dianggap penting
dalam melakukan pembelian makanan ringan secara online, maka langkah
selanjutnya konsumen akan melakukan pembelian berdasarkan atribut yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Keputusan pembelian konsumen tentunya berkaitan
dengan waktu pembelian, jenis media untuk membeli produk, jenis produk
makanan ringan, serta frekuensi konsumsi produk makanan ringan.
Pembelian makanan ringan yang dilakukan oleh konsumen tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan terhadap makanan ringan tersebut. Setiap konsumen
memiliki waktu yang berbeda untuk memutuskan membeli makanan ringan secara
online. Waktu pembelian makanan ringan yang dilakukan oleh konsumen secara
online dapat dilihat pada Tabel 25.
54
Tabel 28 Jenis Ukuran Isi Kemasan Makanan Ringan yang Disukai Konsumen
Ukuran Kemasan Jumlah (orang) Persentase (%)
50 gram 7 7
100 gram 30 30
200 gram 1 1
250 gram 49 49
500 gram 13 13
Tabel 30 Kisaran Harga Makanan Ringan Per 100 Gram yang Rela Dibayarkan
Oleh Konsumen
Harga Jumlah (orang) Persentase (%)
< Rp 10 000 26 26
Rp 10 000 – Rp 20 000 53 53
Rp 20 000 – Rp 30 000 15 15
Rp 30 000 – Rp 40 000 3 3
> Rp 40 000 3 3
Kuadran I Kuadran II
Keterangan :
Kuadran I (Prioritas Utama)
• 7 : Daya tahan produk
Kuadran IV (Berlebihan)
• 13 : Kemudahan untuk memperoleh produk
• 14 : Kemudahan pembayaran
• 18 : Media promosi produk
• 20 : Promosi yang diberikan produsen
Matriks IPA pada Gambar 10 menunjukkan posisi setiap atribut produk dan
layanan yang diberikan oleh produsen makanan ringan online. Posisi setiap atribut
dapat dijadikan acuan bagi produsen makanan ringan online guna memperbaiki
serta meningkatkan produk dan layanan yang diberikan kepada konsumen.
Interpretasi matriks IPA makanan ringan online adalah sebagai berikut.
makanan ringan menjadi atribut yang penting untuk diperhatikan ketika membeli
makanan ringan. Penilaian konsumen terhadap rasa makanan ringan yang
dipasarkan saat ini sudah sesuai dengan yang diinginkannya, sehingga perlu
untuk dipertahankan bahkan terus ditingkatkan kualitas dari rasa produknya.
b. Sertifikasi Halal
Konsumen di Indonesia sebagian besar merupakan muslim tentu akan
mempertimbangkan kehalalan dari produk yang dikonsumsi, tidak terkecuali
makanan ringan. Sertifikasi halal yang dimiliki oleh produk makanan ringan
menjadi hal yang dipentingkan konsumen saat membeli makanan ringan
dipasaran. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi para produsen untuk menjaga
kehalalan dari produk yang dijualnya. Produk makanan ringan yang dijual saat
ini sebagian besar sudah memiliki sertifikasi halal dari lembaga terkait, sehingga
konsumen merasa puas dengan kinerja pada atribut sertifikasi halal ini.
c. Sertifikasi BPOM/PIRT
Selain sertifikasi halal pada produk, sertifikasi keamanan pangan berupa
kode registrasi BPOM/PIRT yang tercantum di kemasan menjadi atribut yang
penting bagi konsumen saat membeli makanan ringan. Hal ini tentunya untuk
menjamin bahwa produk yang dibeli aman untuk dikonsumsi. Para produsen
makanan ringan saat ini sudah memperhatikan pentingnya atribut tersebut
sebagai salah satu upayanya untuk memberikan produk makanan ringan yang
berkualitas kepada konsumen, sehingga kinerja pada atribut ini sudah sesuai
dengan yang diinginkan oleh konsumen.
d. Harga Produk
Makanan ringan yang dipasarkan saat ini begitu beragam jenisnya serta
memiliki harga yang bervariasi. Harga produk merupakan salah satu atribut yang
dinilai penting oleh konsumen untuk diperhatikan ketika membeli makanan
ringan. Berbagai variasi harga produk makanan ringan yang ditawarkan oleh
penjual sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen sehingga
memberikan kepuasan baginya.
e. Biaya Ongkos Kirim
Kegiatan pembelian produk makanan ringan secara online tentu melibatkan
proses pengiriman barang agar produk dapat sampai ditangan konsumen. Proses
pengiriman barang yang terjadi antara penjual dan konsumen tidak jarang
melibatkan pihak ketiga sebagai agen kurir.
Pihak konsumen tentunya menilai bahwa biaya ongkos kirim produk
merupakan hal yang penting ketika melakukan pembelian makanan ringan
secara online. Saat ini konsumen menilai bahwa ongkos kirim yang dibebankan
kepadanya saat membeli produk makanan ringan secara online sudah sesuai
dengan yang biaya ongkos kirim yang konsumen harapkan.
Konsumen juga sudah memahami bahwa tarif biaya ongkos kirim yang
dibebankan kepadanya sudah sesuai dengan jarak yang harus ditempuh untuk
mengantar produk makanan ringan yang dipesan. Sehingga kinerja produsen
terkait biaya ongkos kirim dapat terus dipertahankan untuk kedepannya.
f. Kecepatan Pelayanan
Kepuasan konsumen dalam membeli makanan ringan secara online salah
satunya dipengaruhi oleh kecepatan pelayanan yang diberikan oleh penjual.
62
Kecepatan pelayanan merupakan salah satu atribut yang dinilai penting oleh
konsumen. Kecepatan pelayanan yang diberikan oleh penjual sudah sesuai
dengan yang diharapkan oleh konsumen. Hal ini tentunya perlu untuk terus
dipertahankan agar konsumen selalu merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan.
g. Kesesuaian Gambar dengan Produk
Pemilihan makanan ringan yang dilakukan secara online salah satunya
bergantung pada gambar produk yang ditampilkan oleh penjual. Konsumen
dapat mengetahui bentuk dan tampilan produk hanya melalui gambar sehingga
kesesuaian gambar dengan produk dinilai penting oleh konsumen untuk
diperhatikan.
Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian bagi produsen makanan ringan
untuk menampilkan gambar produk sesuai dengan produk asli. Kesesuaian
kinerja gambar yang ditampilkan oleh produsen saat ini sudah sesuai dengan
yang diharapkan oleh konsumen. Kondisi ini tentunya harus terus dipertahankan
agar timbul kepercayaan konsumen terhadap produsen makanan ringan online.
h. Kesesuaian Deskripsi Produsen dengan Produk
Alat bantu konsumen dalam memilih makanan ringan secara online selain
melalui gambar yang ditampilkan juga melalui deskripsi yang diberikan oleh
produsen, sehingga atribut ini dinilai penting oleh konsumen untuk diperhatikan
ketika membeli makanan ringan online. Deskripsi produk makanan ringan yang
diberikan oleh produsen saat ini sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh
konsumen dan perlu untuk terus dipertahankan.
i. Testimonial Konsumen
Atribut pendukung lainnya yang dapat membantu konsumen untuk memilih
produk makanan ringan melalui media online yaitu testimonial konsumen.
Testimonial konsumen dinilai penting oleh konsumen karena dapat memberikan
informasi dengan jujur terkait produk makanan ringan yang akan dibeli.
Pencantuman testimonial konsumen yang telah dilakukan oleh produsen
makanan ringan online saat ini sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh
konsumen sehingga perlu untuk terus dipertahankan.
menyediakan produk dengan berbagai jenis ukuran isi produk, namun hal
tersebut masih dapat diterima oleh konsumen saat ini.
b. Variasi Rasa Produk
Tersedianya variasi rasa pada produk makanan ringan yang dijual tentu
dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk makanan ringan tersebut.
Atribut ini tentunya merupakan atribut yang penting bagi konsumen dalam
memilih makanan ringan secara online. Namun saat ini tidak semua produk
makanan ringan yang ada memiliki varian rasa yang sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen, sehingga kinerja produsen terhadap variasi rasa
produk dianggap belum mampu memenuhi harapan konsumen. Hal tersebut
masih dapat diterima oleh konsumen, namun kedepannya diharapkan para
produsen dapat menyediakan berbagai variasi rasa untuk produk makanan
ringannya.
c. Tampilan Kemasan Produk
Kemasan produk merupakan atribut yang paling mudah untuk dilihat oleh
konsumen. Semakin menarik kemasan produk yang ditampilkan tentu akan lebih
mudah menarik minat konsumen. Kemasan produk makanan ringan yang ada
dipasaran saat ini dinilai konsumen belum mampu memenuhi keinginannya,
namun hal tersebut masih dapat diterima oleh konsumen. Para produsen tentunya
perlu untuk memperbaiki tampilan kemasan produknya agar terlihat lebih
menarik ke depannya.
d. Kandungan Gizi Produk
Makanan ringan yang bergizi tentu menjadi pilihan konsumen dalam
membeli makanan ringan dipasaran. Informasi kandungan gizi yang terdapat pada
kemasan menjadi salah satu atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen ketika
membeli makanan ringan. Namun pada kenyataannya di lapang, masih terdapat
produsen yang belum mencantumkan informasi kandungan gizi secara rinci dari
produk yang dijualnya. Hal ini tentunya perlu untuk diperbaiki agar konsumen
dapat mengetahui kandungan gizi dari produk yang dikonsumsinya.
e. Merek Produk
Merek merupakan identitas dari sebuah produk makanan ringan yang
dipasarkan. Merek yang menarik tentu akan lebih mudah diingat oleh konsumen.
Namun tidak jarang produk makanan ringan yang ada saat ini belum memiliki
merek yang unik untuk menarik minat konsumen, padahal merek merupakan salah
satu atribut yang dianggap penting bagi konsumen agar konsumen dapat lebih
mudah mengenali produk yang dipasarkan. Para produsen dinilai perlu untuk
melakukan re-branding terhadap produk yang dipasarkan menggunakan merek
yang lebih menarik dari sebelumnya.
Kuadran IV (Berlebihan)
Atribut-atribut yang berada pada kuadran IV merupakan atribut yang
memiliki tingkat kepentingan yang tinggi serta penting untuk diperhatikan,
sedangkan tingkat kinerja yang dihasilkan oleh produsen tergolong maksimal
hingga melebihi ekspektasi/harapan konsumen. Atribut yang berada pada kuadran
ini diantaranya, yaitu:
a. Kemudahan untuk Memperoleh Produk
Kemudahan konsumen untuk memperoleh produk merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan oleh produsen sebagai penyedia produk.
Berkembangnya berbagai situs jual beli online sangat memudahkan penjual
makanan ringan untuk memasarkan produknya. Para produsen saat ini dapat
memasarkan produk melalui lebih dari satu media digital. Hal ini tentunya sangat
memudahkan konsumen untuk mencari dan memperoleh berbagai jenis makanan
ringan yang dibutuhkannya, sehingga konsumen menilai bahwa kinerja
produsen dalam memasarkan produknya sudah sangat baik.
b. Kemudahan Pembayaran
Media transaksi yang disediakan oleh produsen makanan ringan kepada
konsumen merupakan hal yang penting untuk diperhatikan sehingga dapat
memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran. Semakin
berkembangnya dunia digital pada bidang keuangan memunculkan berbagai
media transaksi sehingga konsumen memiliki banyak pilihan media untuk
melakukan pembayaran.
Penyediaan berbagai jenis media transaksi saat ini oleh produsen makanan
ringan sangat memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran produk
makanan ringan yang dibeli. Hal ini tentunya menimbulkan kepuasan bagi
konsumen pada kinerja penjual makanan ringan terkait atribut pembayaran.
d. Media Promosi
Pemanfaatan berbagai jenis media promosi yang digunakan dalam proses
pemasaran tentunya bertujuan agar produk yang dipasarkannya dikenal oleh
konsumen. Proses pemasaran makanan ringan yang dilakukan oleh produsen
makanan ringan saat ini menggunakan media promosi baik dalam bentuk
gambar/poster, video berdurasi singkat, endorsement via selebriti atau influencer,
serta iklan di TV/Radio.
Berkembangnya teknologi saat ini sangat memudahkan produsen untuk
memasarkan produknya melalui berbagai jenis media promosi yang ada. Kinerja
penjual makanan ringan dalam memanfaatkan media promosi ini dinilai sangat
baik oleh konsumen sehingga konsumen merasa puas dengan kinerja penjual
tersebut.
e. Promosi yang Diberikan Produsen
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh produsen untuk menarik minat
konsumen yaitu dengan cara memberikan berbagai jenis promo menarik.
Berbagai jenis promosi yang diberikan produsen, seperti promosi gratis ongkos
kirim, promo potongan harga, promo buy one get more, serta promo cashback
65
sangat disukai oleh konsumen. Hal ini tentunya menimbulkan rasa puas bagi
konsumen terhadap kinerja penjual dalam memberikan promosi untuk
pembelian makanan ringan secara online.
produk makanan ringan yang berbeda antara UMKM campuran dan UMKM
konvensional menjadi salah satu penyebab terjadinya perbedaan pada rata-rata
omzet yang diperoleh per bulannya.
Penggunaan pemasaran digital pada proses bisnis UMKM dapat membantu
meningkatkan pendapatan UMKM itu sendiri. Hal ini didukung oleh penelitian
Srirejeki (2016) yang menunjukkan bahwa 78.9% UMKM di Indonesia merasakan
adanya peningkatan pendapatan saat menggunakan pemasaran digital dalam
memasarkan produknya.
Kinerja pemasaran lainnya yaitu perubahan jumlah pesanan per bulan yang
diperoleh UMKM konvensional dan UMKM campuran juga menunjukkan hasil
yang berbeda (Gambar 12). Rata-rata pertumbuhan jumlah pesanan makanan ringan
per bulan pada UMKM campuran diketahui meningkat, sedangkan rata-rata
pertumbuhan jumlah pesanan per bulan untuk UMKM konvensional cenderung
menurun.
Tabel 34 Hasil Uji T Kinerja Pemasaran UMKM Makanan Ringan di Kota Bogor
Kinerja Pemasaran Rata-rata Std P-hitung Keterangan
Terdapat
Perubahan omzet (Rp) 6.56 20.3 0.05
perbedaan
Tidak ada
Perubahan jumlah pesanan (kg) 2.99 23.11 0.44
perbedaan
Tidak ada
Perubahan biaya pemasaran (Rp) 4.07 21.15 0.33
perbedaan
Keterangan : Terdapat perbedaan nyata jika p-hitung <0.20
pada atribut perubahan jumlah pesanan per bulan dan perubahan biaya pemasaran
per bulan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada kedua jenis UMKM tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya dengan menggunakan media digital
pada proses pemasaran yang dilakukan oleh UMKM makanan ringan di Kota Bogor
dapat memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan omzet yang diperolehnya.
Hasil uji ini didukung oleh penelitian Stockdale et al. (2012) yang menunjukkan
bahwa manfaat penggunaan media sosial bagi UMKM salah satunya yaitu adanya
kenaikan pendapatan jangka pendek dan penjualan jangka panjang.
Hasil analisis yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada
perolehan omzet per bulan yang diperoleh UMKM makanan ringan ini pada
dasarnya belum mampu menggambarkan efektivitas pada pemasaran digital yang
dilakukan oleh UMKM makanan ringan di Kota Bogor. Perbedaan perolehan omzet
per bulan yang diperoleh UMKM makanan ringan diduga disebabkan oleh para
produsen makanan ringan menetapkan harga yang berbeda antara produk yang
dijual secara online dan dijual secara offline. Hasil wawancara dengan pelaku usaha
UMKM makanan ringan diketahui bahwa beberapa pelaku usaha menetapkan harga
yang berbeda antara produk online dan produk offline sebagai salah satu strategi
untuk memenangkan persaingan pasar.
Perolehan jumlah pesanan per bulan antara kedua jenis UMKM makanan
ringan tidak memiliki perbedaan. Hal ini diduga dapat terjadi karena kedua jenis
UMKM memasarkan produk dalam jumlah yang tidak jauh berbeda. Hanya saja
saluran distribusi yang digunakan oleh setiap jenis UMKM makanan ringan
diketahui berbeda satu dengan yang lainnya. UMKM makanan ringan konvensional
lebih banyak memasarkan produk langsung kepada konsumen melalui toko atau
melalui reseller, sedangkan proses pemasaran produk makanan ringan yang
dilakukan oleh UMKM makanan ringan campuran sebagian besar memanfaatkan
media digital.
Kinerja pemasaran UMKM makanan ringan dalam hal perubahan biaya
pemasaran juga tidak memiliki perbedaan yang nyata. Hal ini dapat terjadi karena
menurut penuturan pelaku usaha UMKM makanan ringan campuran bahwa pelaku
usaha tidak mengeluarkan dana yang besar untuk melakukan pemasaran secara
online. Biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha dalam proses pemasaran masih
berfokus pada biaya pengantaran produk ke berbagai toko yang dijadikan sebagai
mitra usaha serta biaya transportasi ketika mengikuti pameran atau bazar.
Belum efektifnya proses pemasaran digital yang dilakukan oleh UMKM
makanan ringan di Kota Bogor saat ini diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Beberapa responden UMKM mengungkapkan bahwa para pelaku usaha belum
konsisten untuk terus memasarkan produk secara online karena berbagai hal seperti
sulit membagi waktu antara memproduksi makanan ringan dengan memasarkan
produk secara online karena terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki.
Hambatan lainnya yang dirasakan oleh pelaku usaha dalam memasarkan
produknya secara online yaitu keterbatasan kemampuan pelaku usaha untuk
memasarkan produk sehingga bergantung pada anggota keluarga yang lain untuk
membantu memasarkan produknya. Hanya saja orang tersebut tidak fokus untuk
selalu memasarkan produk makanan ringan tersebut.
Proses pembuatan konten yang menarik selain membutuhkan kemampuan
juga membutuhkan waktu yang terbilang lama untuk menemukan ide kreatif. Hal
inilah yang menjadikan pemasaran digital pada produk makanan ringan tidak dapat
69
berjalan secara berkelanjutan, sehingga pelaku usaha tidak dapat rutin memasarkan
produk makanan secara online.
Hal ini sejalan dengan penelitian Josefin dan Amanda (2018) yang
menunjukkan bahwa salah satu hambatan dalam proses implementasi pemasaran
digital pada UMKM yaitu kurangnya pengetahuan sumber daya manusia (SDM)
terhadap teknologi yang digunakan. Terbatasnya kemampuan SDM pada UMKM
dalam memanfaatkan media digital mendorong para pelaku usaha untuk dapat
bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menangani pemasaran digital secara
lebih baik.
Tabel 35 Hasil Uji Chi-Square Variabel Usia dan Variabel Perilaku Pengambilan
Keputusan Konsumen dalam Pembelian Makanan Ringan Online
Uji Chi-Square
Variabel
p-hitung Keterangan
Ukuran isi kemasan 0.19 Tidak ada keterkaitan
Jenis kemasan 0.94 Tidak ada keterkaitan
Harga produk 0.34 Tidak ada keterkaitan
Jenis media informasi 0.03 Ada keterkaitan
Jenis promosi 0.91 Tidak ada keterkaitan
Jenis media promosi 0.89 Tidak ada keterkaitan
Keterangan : Terdapat keterkaitan jika p-hitung <0.10
Hasil analisis uji chi-square pada variabel usia dan variabel jenis media
informasi memiliki nilai p-hitung sebesar 0.03. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
kelompok usia pada responden konsumen memiliki keterkaitan dalam pemilihan
media informasi untuk mencari informasi makanan ringan (Gambar 14). Kondisi
ini tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen makanan ringan
untuk memilih media yang sesuai dengan usia target pasar dalam proses
memasarkan produknya.
70
variabel jenis kelamin dengan variabel jenis media promosi menunjukkan nilai p-
hitung sebesar 0.07. Kedua hasil analisis yang menunjukkan nilai p-hitung < 0.10
mengindikasikan bahwa setiap kelompok jenis kelamin memiliki keterkaitan dalam
pemilihan jenis media informasi serta jenis media promosi.
Tabel 36 Hasil Uji Chi-Square Variabel Jenis Kelamin dan Variabel Bauran
Pemasaran
Uji Chi-Square
Variabel
p-hitung Keterangan
Ukuran isi kemasan 0.66 Tidak ada keterkaitan
Jenis kemasan 0.31 Tidak ada keterkaitan
Harga produk 0.66 Tidak ada keterkaitan
Jenis media informasi 0.05 Ada keterkaitan
Jenis promosi 0.93 Tidak ada perbedaan
Jenis media promosi 0.07 Ada keterkaitan
Keterangan : Terdapat keterkaitan jika p-hitung <0.10
40 Instagram
32 33
30 Marketplace (Tokopedia,
Shopee, Lazada. dll)
20
WA
10 5
0 1 1
0
Laki-laki Perempuan
60
50 48
40
33 Endorsment via selebriti
Persentase
32
30
30 Iklan di TV/Radio
23 Poster
20 Video berdurasi singkat
15
11
10 7
0
Laki-laki Perempuan
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan per bulan
responden belum tentu memilih produk makanan ringan dengan harga yang tinggi,
dimungkinkan kelompok pendapatan > Rp 20 000 000 memilih produk makanan
selain faktor harga juga mempertimbangkan faktor lainnya seperti rasa produk,
kandungan gizi produk, atau sertifikasi halal serta keamanan pangannya.
Customer Value
Produk makanan ringan yang dihasilkan oleh UMKM di Kota Bogor
diharapkan kedepannya mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
serta mampu memenuhi harapan konsumen terhadap produk makanan ringan yang
dipasarkan. Berikut beberapa alternatif strategi guna menghasilkan produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Peningkatan Daya Tahan Produk Makanan Ringan
Rendahnya daya tahan produk serta sulitnya melakukan pengiriman produk
makanan ringan karena tekstur produk makanan ringan yang mudah hancur menjadi
beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pemasaran makanan ringan secara
online. Keinginan konsumen untuk memperoleh produk makanan ringan yang
memiliki kualitas sensori serta dapat bertahan lama tanpa adanya penambahan zat
aditif yang berlebihan menjadi tantangan bagi para pelaku usaha makanan ringan
dalam meningkatkan daya tahan produk.
Pemilihan kemasan yang tepat untuk makanan ringan juga dapat membantu
meningkatkan daya tahan produk. Kemasan plastik menjadi jenis kemasan
makanan ringan yang paling disukai oleh produsen maupun konsumen itu sendiri.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan produk makanan
ringan, salah satunya yaitu melengkapi kemasan dengan komposisi udara yang telah
dimodifikasi di dalamnya, oksigen, karbondioksida, atau gas inert dengan
keseimbangan yang memadai dan juga harus tahan terhadap tekanan mekanik.
Penambahan komposisi udara di dalam kemasan produk makanan ringan dapat
membantu pelaku usaha untuk menjaga produk agar tidak mudah hancur saat proses
pengiriman.
Cost to Satisfy
Proses penetapan harga pada pemasaran digital bukan hanya sekedar
mempertimbangkan biaya produksi semata, namun juga mempertimbangkan daya
beli konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Hal ini tentu menjadi bahan
pertimbangan para pelaku usaha UMKM dalam menetapkan harga jual produknya.
Hal yang berbeda terjadi pada konsumen yang berpenghasilan Rp 15 000 000
– Rp 20 000 000 yang rela dan mampu untuk membeli makanan ringan dengan
kisaran harga > Rp 40 000 per 100 gram. Namun bagi konsumen dengan
penghasilan > Rp 20 000 000 hanya rela membayar sekitar Rp 10 000 – Rp 20 000
untuk 100 gram makanan ringan.
Convenience
Para pelaku usaha UMKM makanan ringan di Kota Bogor perlu untuk
membangun kemudahan akses melalui pemanfaatan berbagai jalur pemasaran
sehingga konsumen lebih mudah menjangkau produk yang mereka pasarkan.
Penciptaan kenyamanan bagi konsumen semata-mata sebagai upaya para pelaku
usaha UMKM untuk mencegah konsumen beralih menggunakan produk kompetitor.
Penggunaan Media Informasi yang Tepat
Pemasaran makanan ringan yang dilakukan secara online tidak terlepas dari
penggunaan media yang tepat sehingga dapat menyampaikan informasi secara
efektif. Pemilihan media informasi yang digunakan oleh UMKM makanan ringan
di Kota Bogor harus disesuaikan dengan media yang digunakan oleh konsumen
dalam mencari informasi terkait makanan ringan. Saat ini diketahui bahwa terdapat
dua jenis media digital yang sering digunakan oleh konsumen untuk mencari
informasi terkait makanan ringan, yaitu marketplace dan Instagram.
Marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli merupakan media
informasi yang paling disukai oleh konsumen utamanya perempuan dalam mencari
makanan ringan secara online. Kemudahan fitur yang disediakan serta beragam
metode pembayaran yang ditawarkan menjadi alasan utama konsumen
menggunakan media tersebut. Instagram juga menjadi media informasi yang
diminati oleh konsumen laki-laki untuk mencari informasi terkait makanan ringan.
Media Instagram dianggap mudah digunakan untuk mencari informasi makanan
ringan.
Pemilihan media informasi juga dapat disesuaikan dengan usia dari target
pasar masing-masing pelaku usaha makanan ringan. Konsumen pada rentang usia
19-26 tahun lebih menyukai marketplace, Instagram dan Whatsapp. Konsumen
berusia 27-30 tahun lebih memilih marketplace dan Instagram untuk mencari
informasi terkait makanan ringan. Namun konsumen berusia 31-35 tahun lebih
menyukai Facebook, Instagram, dan marketplace untuk mencari informasi.
Communication
Pemasaran digital saat ini lebih menekankan pada konsep promosi yang
bersifat dua arah sehingga timbul aktivitas komunikasi antara penjual dan pembeli.
Hal ini merupakan upaya para pelaku usaha UMKM untuk dapat memperoleh
tanggapan langsung dari konsumen terhadap kegiatan promosi yang dilakukannya.
Limitasi Penelitian
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Deloitte. 2015. UKM Pemicu Kemajuan Indonesia. Jakarta (ID): Deloitte Access
Economic.
Dewi AM. 2018. Pengaruh iklan online melalui instagram terhadap keputusan
pembelian bagi peningkatan penjualan produk kuliner lokal. EKONIKA. 3(1):
1-22.
Dewi H. 2017. Strategi inovasi peningkatan daya saing usaha mikro, kecil, dan
menengah keripik pisang kota Bandar Lampung [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Dinas Koperasi dan UMKM. 2017. Profil UMKM Unggulan Kota Bogor. Bogor
(ID): Dinas Koperasi dan UMKM.
Engel JF. 1994. Perilaku Konsumen Ed. 6 Jilid 1. Banten (ID): Binarupa Aksara
Greenacre J. 1984. Theory and Applications of Correspondence Analysis. London
(UK): Academic Pr.
Gunartin. 2017. Penguatan UMKM sebagai pilar membangun ekonomi bangsa. J.
Pendidikan, Hukum, dan Bisnis. 1(5): 59-74.
Hassan S, Nadzim SZA, Shiratuddin N. 2015. Strategic use of social media for
small business based on the AIDA model. Procedia. 172(1): 262-269
Josefin AML dan Amanda CL. 2018. Analyzing the usage of digital marketing and
relationship marketing within Swedish SME’s in the B2B sector [tesis].
Sweden (SWE): Linnaeus University.
Kachkaeva. 2012. Digital Media and The Internet Market: Audiences, Multimedia
Content and Business Model. Ashgabat (TM): OSCE.
Kama. 2018. Inilah tren E-Commerce 2018 di Indonesia, menurut toko online ini
[internet]. [Diunduh pada 2019 Nov 3]. Terhubung pada
https://nextren.grid.id/read/0124363/inilah-tren-e-commerce-2018-di-
indonesia-menurut-toko-online-ini?page=2.
[KEMENTAN] Kementerian Pertanian. 2018. Statistik Konsumsi Pangan Tahun
2018. Jakarta (ID): Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.
[KOMINFO] Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2018. UMKM Go Online.
Jakarta (ID): Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
Khairani Z, Soviyant E, Aznuriyandi. 2018. Efektivitas promosi melalui instagram
pada umkm sektor makanan dan minuman di kota Pekanbaru. J. Benefita.
3(1): 239-247.
Khumar M, Shanti S. 2016. Consumer behavior towards online marketing.
International Journal od Applied Research. 2(5): 859-863.
Kotler P, Keller KL. 2013. Manajemen Pemasaran Ed. 13 Jilid 1. Jakarta (ID):
Erlangga.
Kotler P, Kartajaya H, Setiawan I. 2018. Marketing 4.0: Bergerak dari Tradisional
ke Digital. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Kustiawan R, Kuncoro IA. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian makanan ringan secara online. J.
Hospitality dan Manajemen Jasa. 1(2): 351-361.
Kusumawaty Y. 2018. Strategi pemasaran produk makanan ringan khas Riau
(keripik nenas dan rengginang ubi kayu). J. Agribisnis. 20(2): 124-138.
Lauterborn B. 1990. New Marketing Litany: Four P’s Passe; C-Words Take Over.
New York (US): Advertising Age.
82
LAMPIRAN
85
A. SCREENING
Petunjuk : Lingkari jawaban yang sesuai dengan pilihan anda
B. IDENTITAS RESPONDEN
C. BAURAN PEMASARAN
Petunjuk : Lingkari jawaban yang sesuai dengan pilihan anda. Anda dapat
memilih lebih dari satu jawaban
C.1 Apa faktor yang mendorong anda untuk menjual produk makanan ringan
saat ini [M]
a. Kemampuan yang dimiliki
b. Tren makanan ringan yang berkembang saat ini
c. Permintaan konsumen
d. Pengalaman orang lain
87
e. Lainnya, sebutkan……………………………..
C.2 Apa yang menjadi keunggulan produk makanan ringan anda dibandingkan
dengan produk sejenis yang ada di pasaran [M]
a. Variasi Rasa d. Harga lebih murah
b. Ukuran kemasan e. Lainnya, sebutkan……………………………..
c. Jenis kemasan
C.3 Bahan kemasan makanan ringan yang anda gunakan saat ini [M]
a. Plastik
b. Alumunium foil
c. Tabung alumunium
d. Karton
e. Lainnya, sebutkan………………………..
C.4 Ukuran isi makanan ringan yang anda jual [M]
a. 50 gram
b. 100 gram
c. 250 gram
d. 500 gram
e. Lainnya, sebutkan………………………
Ukuran isi makanan ringan yang paling laku dijual
…………………………
C.5 Berapa lama produk makanan ringan anda dapat bertahan [S]
a. < 3 bulan
b. 3 – 6 bulan
c. 6 – 9 bulan
d. 9 – 12 bulan
e. > 12 bulan, sebutkan …………………….
C.6 Berapa kisaran harga produk makanan ringan yang anda jual per 100 gram
(Perhatikan kemasan yang digunakan) [S]………………………..
a. < Rp 10 000
b. Rp 10 000 – 20 000
c. Rp 20 000 – 30 000
d. Rp 30 000 – 40 000
e. > Rp 40 000
C.7 Faktor apa saja yang memengaruhi anda dalam menentukan harga produk
makanan ringan saat ini [M]
a. Biaya produksi
b. Daya beli konsumen
c. Harga kompetitor
d. Besar keuntungan yang diperoleh
e. Lainnya, sebutkan………………………..
C.8. Bagaimana cara anda memasarkan produk makanan ringan [M]
a. Direct Selling/ Menawarkan secara langsung
88
b. Mengikuti Pameran/Bazar
c. Menitipkan pada toko-toko atau warung
d. Memanfaatkan media online
e. Lainnya, sebutkan ……………………
C.9 Dimana anda biasanya memasarkan produk makanan ringan [M]
a. Di rumah
b. Di toko milik sendiri
c. Menitipkan di toko atau warung orang lain
d. Bekerjasama dengan reseller
e. Media online
f. Lainnya, sebutkan ………………………
C.10 Berasal dari wilayah mana saja pembeli produk makanan ringan anda [M]
a. Kota/Kabupaten Bogor
b. Jabodetabek
c. Luar Kota
d. Luar Pulau Jawa
e. Lainnya, sebutkan …………………………..
C.11 Apa strategi pemasaran yang anda lakukan saat ini :
➢ Siapa yang menjadi target pasar anda?
Usia 7 tahun – 13 tahun 1 26 tahun – 35 tahun 4
14 tahun – 18 tahun 2 36 tahun – 45 tahun 5
19 tahun – 25 tahun 3 > 45 tahun 6
Jenis Kelamin : a. Laki – laki b. Perempuan
Jenis pekerjaan :
Siswa/Mahasiswa 1 Karyawan swasta 4
Ibu Rumah Tangga 2 Wiraswasta 5
PNS/ Polisi/ TNI 3
Petunjuk : 1. Pilihlah atribut yang anda anggap penting ketika membeli makanan
ringan secara online dengan memberikan tanda ceklis (√) pada
kolom yang tersedia.
2. Urutkan atribut yang anda anggap penting dimulai dari angka 1
(urutan atribut menunjukkan tingkat kepentingan atribut) pada
kolom yang tersedia.
Atribut Produk Penting Tidak Penting Urutan
Rasa produk
Ukuran isi produk
Variasi rasa produk
Tampilan kemasan produk
Kandungan gizi produk
Merek produk
Daya tahan produk
Manfaat yang dirasakan dari
produk
Sertifikasi halal
Sertifikasi BPOM
Atribut Harga
Harga produk
Biaya ongkos kirim
Atribut Tempat
Kemudahan untuk memperoleh
produk
Kemudahan pembayaran
Kecepatan pelayanan
Atribut Promosi
Kesesuaian gambar dengan
produk
Kesesuaian deskripsi penjual
dengan produk
Media promosi produk
Testimonial konsumen
Promosi yang diberikan penjual
E. EFEKTIVITAS PEMASARAN
Pernyataan Bulan Ini Bulan Sebelumnya
Perolehan omzet per bulan (Rp)
Jumlah pesanan per bulan (Kg)
Biaya pemasaran per bulan (Rp)
90
Petunjuk : Lingkari jawaban yang sesuai dengan pilihan anda. Anda dapat
memilih lebih dari satu jawaban
G.1 Media online apa yang anda gunakan saat ini [M]
a. Facebook
b. Instagram
c. Marketplace (Tokopedia, Shopee, Lazada, dll)
d. Website toko
91
e. Lainnya, sebutkan…………………………..
G.2 Apa alasan anda menggunakan media online tersebut untuk memasarkan
produk makanan ringan anda [M]
a. Mudah digunakan
b. Banyak konsumen yang menggunakan
c. Fitur yang dimiliki media tersebut
d. Mengikuti tren saat ini
e. Lainnya, sebutkan………………………
G.3. Faktor apa yang memengaruhi anda menggunakan media online untuk
memasarkan produk makanan ringan [M]
a. Perubahan perilaku konsumen dari berbelanja offline menjadi online
b. Menghemat biaya operasional terutama pemasaran
c. Memperluas pangsa pasar
d. Meningkatkan daya saing
e. Lainnya, sebutkan…………………………………
G.4 Apa manfaat yang anda rasakan setelah menggunakan media online untuk
pemasaran produk makanan ringan anda [M]
a. Peningkatan pendapatan
b. Peningkatan pangsa pasar
c. Penghematan biaya pemasaran
d. Peningkatan daya saing
e. Lainnya, sebutkan……………………………..
Dari semua manfaat tersebut apa manfaat yang paling anda
rasakan………………………………
G.5 Bentuk promosi yang anda gunakan untuk menarik minat konsumen
terhadap produk yang anda jual [M]
a. Potongan harga
b. Buy 1 get more
c. Cashback
d. Gratis ongkos kirim
e. Lainnya, sebutkan …………………….
G.6 Media promosi seperti apa yang anda gunakan untuk menarik minat pembeli
[M]
a. Poster
b. Video berdurasi singkat
c. Endorsment via selebriti
d. Iklan di TV/Radio
e. Lainnya, sebutkan ……………………….
G.7 Apakah anda melakukan pengembangan pada produk makanan ringan yang
anda jual setelah memanfaatkan media online
a. Ya
b. Tidak (Lanjutkan pertanyaan ke nomor F.10)
G.8 Pengembangan apa yang anda lakukan pada produk makanan ringan [M]
a. Variasi rasa lebih beragam
b. Harga lebih murah dibandingkan produk makanan ringan yang dijual
offline
92
A. IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk : Lingkari jawaban yang sesuai dengan pilihan anda
A.1 Nama :
A.2 Usia :
A.3 Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
A.4 Domisili :
A.5 Pendidikan : a. SD c. SMA e. S1/S2/S3
b. SMP d. D1/D2/D3
A.6 Pekerjaan : a. Siswa/Mahasiswa
b. Ibu Rumah Tangga
c. PNS/Polisi/TNI
d. Karyawan Swasta
e. Wiraswasta
94
f. Lainnya, sebutkan…………………..
A.7 Status : a. Menikah
b. Belum Menikah
A.8 Rata-rata pendapatan per bulan :
a. < Rp 5 000 0000
b. Rp 5 000 000 – Rp 10 000 000
c. Rp 10 000 000 – Rp 15 000 000
d. Rp 15 000 000 – Rp 20 000 000
e. > Rp 20 000 000
A.9 Rata-rata pengeluaran per bulan untuk membeli makanan ringan
a. < Rp 50 000
b. Rp 50 000 – Rp 100 000
c. Rp 100 000 – Rp 150 000
d. Rp 150 000 – Rp 200 000
e. > Rp 200 000
B. SCREENING
Petunjuk : Lingkari jawaban yang sesuai dengan pilihan anda
B.1 Apakah anda pernah membeli makanan ringan secara online dalam kurun
waktu satu tahun terakhir
a. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan Bagian C)
b. Tidak
B.2 Apa alasan anda tidak membeli makanan ringan secara online (Dapat
memilih lebih dari satu jawaban)
a. Harga produk online relatif lebih mahal dibandingkan harga produk
offline
b. Khawatir produk rusak saat pengiriman
c. Hanya membutuhkan makanan ringan dalam jumlah sedikit
d. Lebih mudah menemui produk secara offline
e. Lainnya, sebutkan…………………………..
B.4 Produk apa yang biasa anda beli secara online (Dapat memilih lebih dari
satu jawaban)
a. Pakaian
b. Kosmetik
c. Buku
d. Barang elektronik
95
e. Lainnya, sebutkan…………………………..
B.5 Apa alasan anda tidak menggunakan media online untuk membeli produk
(Dapat memilih lebih dari satu jawaban)
a. Lebih percaya membeli produk secara offline
b. Sulit jaringan internet di daerah tempat tinggal saat ini
c. Tidak mahir menggunakan media online
d. Sulit melakukan pembayaran
e. Lainnya, sebutkan…………………………….
Petunjuk : 1. Pilihlah atribut yang anda anggap penting ketika membeli makanan
ringan secara online dengan memberikan tanda ceklis (√) pada
kolom yang tersedia.
2. Urutkan atribut yang anda anggap penting dimulai dari angka 1
(urutan atribut menunjukkan tingkat kepentingan atribut) pada
kolom yang tersedia.
Atribut Produk Penting Tidak Penting Urutan
Rasa produk
Ukuran isi produk
Variasi rasa produk
Tampilan kemasan produk
Kandungan gizi produk
Merek produk
Daya tahan produk
Manfaat yang dirasakan dari produk
Sertifikasi halal
Sertifikasi BPOM
Atribut Harga
Harga produk
Biaya ongkos kirim
Atribut Tempat
Kemudahan untuk memperoleh produk
Kemudahan pembayaran
Kecepatan pelayanan
Atribut Promosi
Kesesuaian gambar dengan produk
Kesesuaian deskripsi penjual dengan
produk
Media promosi produk
Testimonial konsumen
Promosi yang diberikan penjual
96
D.13 Wilayah penjual yang menjadi pilihan anda saat membeli makanan ringan
online
a. Kota yang sama
b. Luar kota
c. Pulau yang sama
d. Luar pulau
e. Lainnya, sebutkan…………………………..
D.14 Berapa lama anda rela menunggu makanan ringan yang anda beli secara
online sampai
a. < 6 jam
b. 12 jam
c. Satu hari
d. Tiga hari
e. Seminggu
f. Lainnya, sebutkan…………………………..
D.15 Seberapa sering anda membeli makanan ringan secara online dalam setahun
a. 2 – 3 kali
b. 4 – 5 kali
c. 5 – 6 kali
d. 6 – 7 kali
e. > 7 kali
D.16 Kapan anda memutuskan membeli produk makanan ringan secara online
a. Sudah menjadi konsumsi sehari-hari
b. Jika ada keluarga atau kerabat yang berkunjung saja
c. Jika anda melakukan kegiatan tertentu saja (seperti: menonton film)
d. Lainnya, sebutkan ……………………………
F. LOYALITAS KONSUMEN
F.1 Apakah anda akan melakukan pembelian makanan ringan secara online
kembali
a. Ya
b. Tidak (Pertanyaan selesai disini)
F.2 Apakah yang akan anda lakukan ketika membeli makanan ringan secara
online kembali
a. Mengurangi jumlah pembelian
b Membeli dalam jumlah yang tetap
c. Meningkatkan jumlah pembelian produk
100
d. Lainnya, sebutkan………………………..
F.3 Apakah anda bersedia merekomendasi orang lain untuk membeli makanan
ringan secara online
a. Ya
b. Tidak, sebutkan alasannya …………………………………….
101
RIWAYAT HIDUP