Anda di halaman 1dari 9

Praktek manajemen pemasaran telah berkembang dengan konsep strategis yang

berbeda. Adapun perkembangan marketing dari waktu ke waktu adalah sebagai


berikut;
1. Marketing 1.0 adalah efisiensi produksi dan pengembangan produk dengan
tujuan untuk mendapatkan pangsa pasar. Perusahaan mencari mesin yang
lebih baik untuk mendapatkan manfaat dari skala ekonomi. Anggaran
penelitian dan pengembangan penting untuk menghasilkan produk unggulan
sebagai keunggulan kompetitif.
2. Marketing 2.0 adalah pemasaran merek yang berfokus pada komunikasi
merek dan pengalaman merek dengan tujuan untuk mendapatkan pangsa
pikiran. Sebuah desain layanan sebagai alat manajemen untk mengetahui
pengalaman pelanggan atau customer experience management (CEM), dan
database digunakan untuk merumuskan strategi manajemen hubungan
terhadap pelanggan atau customer relationship management (CRM) untuk
mendapatkan loyalitas. Untuk menciptakan identitas merek, pemasar
memperhatikan indera merek.
3. Marketing 3.0 adalah era pemasaran misi yang melampaui penciptaan nilai-
nilai pelanggan untuk menciptakan nilai-nilai kemanusiaan. Perusahaan
beroperasi dengan tujuan untuk membuat dunia lebih baik dan membuat hidup
lebih baik. Memiliki produk unggulan tidak cukup untuk menciptakan ekuitas
merek yang karismatik; perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial
perusahaan. Bisnis mereka tidak akan merugikan masyarakat, dan mereka
merancang program kontribusi sosial untuk memperbaiki disfungsi sosial.
Hanya perusahaan dengan hasrat untuk menjadi warga korporat yang baik
yang dapat memenangkan hati konsumen, dan mendapatkan keuntungan.
4. Marketing 4.0 menyaksikan kelahiran pemasaran digital dengan banyak
subset strategi pemasaran, termasuk pemasaran konten, pemasaran
keterlibatan, pemasaran pengalaman, pemasaran sosial, pemasaran komunitas,
dan pemasaran viral. Itu adalah era co-creation dan kolaborasi dengan tujuan
untuk mendapatkan bagian dari komunitas, artinya ada banyak pengikut yang
terlibat di berbagai platform media sosial. Mendengarkan sosial sangat
penting untuk mempraktikkan crowdsourcing dengan mengumpulkan dan

menganalisis data besar di media sosial untuk kreasi bersama dan kolaborasi.
Analisis data besar adalah kompetensi penting di era ini.
5. Marketing 5.0 era ketika manusia dan mesin berkolaborasi sebagai era
teknologi untuk kemanusiaan di bawah ekosistem bisnis yang baru.

Teknologi telah membuat proses produksi, pemasaran, distribusi, dan bisnis


secara keseluruhan menjadi lebih efisien dan efektif. Konektivitas yang dibangun pun
memampukan banyak pelaku bisnis terhubung dengan akses-akses modal dan pasar
yang baru. Dalam konteks ini, Philip Kottler menjelaskan sebuah teori Pemasaran 4.0
atau Pemasaran Digital dengan pendekatan pemasaran baru untuk membantu pemasar
dalam mengatisipasi dan mengelola dampak teknologi. Konsep tersebut
mengkombinasikan interaksi online dan interaksi offline antara perusahaan dengan
pelanggan karena pada kenyataannya, justru di saat dunia online berkembang,
sentuhan offline menjadi titik diferensiasi yang kuat.
Sebelum penyusunan strategi pemasaran selalu dimulai dengan Segmentasi pasar,
yang kemudian ditajamkan dengan Targeting sehingga bisa mendapakan Positioning
Merek yang tajam pula. Dalam konsep pemasaran 4.0 segmentasi dan targeting tetap
harus dilakukan sebagai fondasi dari strategi pemasaran, namun pada konsep
pemasaran digital, hubungan antara merek dan konsumen berada pada lini horizontal
yang harus transparan, dimana konsumen yang satu dengan yang lainnya memiliki
keterkaitan dan terhubung satu dan lainnya didalam sebuah komunitas. Pada konsep
pemasaran digital inilah, komunitas adalah sebuah segmentasi yang baru. Berbeda
dengan segmentasi, komunitas sudah terbentuk secara natural oleh konsumen dan
berdasarkan kesadaran mereka sendiri. Sehingga untuk bisa dapat berinteraksi dengan
efektif pada komunitas konsumen, suatu merk harus meminta izin dan menunggu
konfirmasi dari komunitas tersebut. Pergeseran juga terjadi pada positioning merek,
dimana sebelumnya suatu positioning adalah ditetapkan untuk memposisikan
perbedaan antara merek yang satu dengan kompetitornya, pada konsep pemasaran
digital menyebutkan bahwa merk harus bisa lebih dinamis dikarenakan teknologi
yang cepat, cycle produk yang lebih pendek, dan pergantian tren yang cepat sehingga
suatu merk harus lebih fleksibel menghadapi perubahan namun tetap harus memiliki
karakter yang konsisten.
Pada konsep pemasaran digital, proses penentuan bauran pemasaran 4P harus lebih
melibatkan konsumen. Sehingga dapat di definisikan kembali menjadi 4C, yakni;
1. Co-creation dimana sebuah produk bisa diluncurkan dengan melibatkan
konsumen dari mulai proses ide hingga eksekusi, sehingga produk yang
ditawarkan oleh perusahaan atau merk menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen.
2. Place menjadi Communal Activation, dimana bukan hanya menyediakan
touch point antara konsumen dan merk tetapi membangun kemudahan akses
melalui jalur siapapun untuk konsumen dapat mengakses merk. Seperti
hadirnya konsep distribusi peer-topeer sehingga proses distribusi menjadi
lebih mudah dan cepat.
3. Price, harga yang pada konsep pemasaran sebelumnya ditentukan oleh
perusahaan, pada konsep pemasaran digital harga menjadi suatu yang lebih
dinamis karena kemudahan teknologi.
4. Terakhir dalam bauran pemasaran pada konsep digital adalah Promotion, jika
pada konsep pemasaran sebelumnya promosi merupakan kegiatan searah yang
dibuat oleh perusahaan untuk konsumen, pada konsep pemasaran digital
Promosi digeser menjadi Conversation, dimana suatu merk bisa mendapat
tanggapan langsung dari konsumen terkait dengan kegiatan promosinya, dan
kegiatan promosi bisa menjadi lebih dinamis seperti sebuah percakapan.
Dalam konsep Pemasaran 4.0 pemasaran digital tidaklah menggantikan
pemasaran tradisional. Sebaliknya, keduanya hadir bersama alias co exist di era
sekarang. Keduanya saling mengisi peran satu sama lain, khususnya dalam perjalanan
pelanggan atau customer path. Pada era digital sekarang ini, customer path telah
berubah. Sebelumnya, customer path awalnya dikenal melalui konsep AIDA, yakni
Awareness, Interest, Desire dan Action, kemudian berkembang menjadi 4A, yakni
Aware, Attitude, Act, dan Act Again. Dalam konsep Pemasaran 4.0 yang dikemukan
Kotler, sekarang, perjalanan pelanggan ini berubah menjadi 5A, yakni Aware,
Appeal, Ask, Act, dan Advocate. Dalam customer path yang baru ini, pemasaran
tradisional dan digital marketing bisa hadir secara bersama (Willey, 2017).
Gambar 5 Pemetaan Perjalanan Konsumen melalui 5A (Willey, 2017)
Selain mengkombinasikan online dan offline, teori Pemasaran 4.0 ini juga
mengintegrasikan antara style dan substance. Artinya, sebuah merek tidak hanya
mengedepankan branding bagus, tetapi juga konten yang relevan dengan pelanggan
atau menyuguhkan konten yang bagus dengan kemasan yang up-todate dan bagus.
Selain itu dalam konsep Pemasaran 4.0 selain mengembangkan konektivitas machine-
to-machine dan artificial intelligence dalam rangka mendongkrak produktivitas yang
diwujudkan kuat oleh teknologi digital tetapi juga diimbangi dengan pengembangkan
konektivitas human-tohuman yang justru akan memperkuat customer engagement.

Marketing 5.0 adalah konsep pemasaran yang mengkapitalisasi kecepatan


beradaptasi dan berubah. Ini fokus pada lompatan kuantum dengan kelincahan dan
fleksibilitas. Ini melampaui keterlibatan ke keterjeratan dengan menempatkan upaya
untuk membuat merek menjadi bagian dari kehidupan konsumen. Mereka harus
merasa bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa merek tertentu. Pencapaian akhir dari
pemasaran bukanlah masalah target pasar dan target pikiran, tetapi bagian dari
kehidupan. Konteks Pemasaran 5.0 adalah “Ekonomi Pengalaman”, karena orang
tidak lagi membeli produk, tetapi mereka dengan “pengalaman” Dengan demikian,
pemasar harus merancang operasi yang mulus untuk menciptakan rantai pengalaman
yang mengesankan di semua titik sentuh. Marketing 5.0 adalah era teknologi dan
kolaborasi manusia. Mesin dan manusia bekerja sama untuk menciptakan nilai dan
pengalaman yang unggul. Mesin menciptakan nilai fungsional, dan manusia
menciptakan nilai emosional. Untuk menciptakan pengalaman yang mengesankan,
teknologi tinggi dan sentuhan tinggi harus digabungkan. Pemasar harus mengikuti
kemajuan teknologi dan belajar memanfaatkan teknologi yang relevan untuk
meningkatkan kinerja mereka. Ini harus dilakukan dengan kecepatan tinggi; sehingga
diperlukan kelincahan. Untuk menciptakan pengalaman yang akan meningkatkan
hubungan, keterlibatan saja tidak cukup, strategi harus mencakup taktik dan langkah-
langkah untuk memastikan keterjeratan untuk mendapatkan “bagian kehidupan”.
Merek harus memproyeksikan makna simbolis merek untuk membuat konsumen
merasa bahwa merek kompatibel dengan nilai-nilai mereka. Merek memperkuat
keyakinan dan prinsip hidup mereka.
Rekomendasi Untuk beradaptasi dan merespon perubahan radikal dan cepat dari
teknologi dan perilaku konsumen, nilai-nilai, gaya hidup, dan harapan di era
Marketing 5.0 era teknologi untuk kemanusiaan, pemasar harus melakukan hal
berikut:
1. Memperhatikan kemajuan teknologi dan memanfaatkan teknologi yang
relevan.
2. Memperhatikan pengalaman konsumen untuk membangun hubungan melalui
keterjeratan.
3. engintegrasikan teknologi tinggi teknologi dengan sentuhan tinggi manusia
untuk menawarkan nilai fungsional dan emosional kepada konsumen.
4. Menumbuhkan budaya keluwesan dan kelincahan untuk dapat
mengembangkan transportasi yang cepat untuk mengejar kemajuan teknologi.
5. Membangun merek dengan makna simbolis yang relevan dan signifikan,
sehingga merek Anda menjadi bagian dari kehidupan konsumen, dan
konsumen merasa bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa merek Anda.

Wujud masyarakat 5.0 ini mengarahkan kemampuan masyarakat menggunakan


teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari transportasi, kesehatan,
dan gaya hidup. Kecerdasan buatan dipadukan dengan kemampuan manusia untuk
mengoperasikan teknologi. Tujuan dari Masyarakat 5.0 adalah membuat segala
sesuatunya terpusat pada manusia. Masyarakat 5.0 dibentuk karena memperhatikan
kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Kunci dari Masyarakat 5.0 adalah
menggabungkan antara dunia maya (cyber space) dengan dunia nyata (real space).
Oleh karenanya dalam menghadapi hal tersebut organisasi harus menyiapkan pelaku
pemasaran lebih baik. Peranan pemasar tentu menjadi sangat peting bukan hanya
sebagai pelaksana atau operator teknologi, tetapi justru sebagai penggagas, pencipta
ide, gagasan, solusi dan inovasi yang dituangkan dalam strategi pemasaran dan
strategi marketing mix. Beberapa karakteristik pemasar yang dibutuhkan di era
Society 5.0 adalah inovatif, open mind, agile, IOT friendly, dynamic, dan
collaborative

Teknologi digital pendukung marketing:

1. Content Marketing - Content marketing kemungkinan akan terus digunakan di


tahun-tahun selanjutnya karena sangat efektif. Kesuksesan content
marketing telah diperkirakan Bill Gates sejak tahun 1996, dan ini terbukti
sekarang. Data menunjukkan bahwa  content marketing telah membantu
96% content marketer mencapai target yang diinginkan. Menurut  Finances
Online, industri content marketing bisa mencapai lebih dari 400 miliar dolar
AS pada tahun 2021.

2. Marketing Funnel - sebagai teknik marketing yang populer beberapa tahun


belakangan. Namun, penemuan baru-baru ini mendapati marketing
funnel ternyata tidak lagi strategi paling ideal, khususnya untuk bisnis yang
berkelanjutan. Marketing funnel hanya berfokus untuk mendapatkan
konsumen yang melakukan sekali pembelian. Sementara itu, marketing
flywheel sebagai tren marketing 2020 hingga 2021 adalah cara yang tepat
untuk menyusun strategi pemasaran berkelanjutan.
Menurut HubSpot, marketing funnel adalah strategi pemasaran yang
memanfaatkan kepuasan konsumen untuk mengarahkan mereka melakukan
pembelian lagi atau menawarkan produk kepada orang lain.

3. Artificial intelligence - Artficial intelligence atau kecerdasan buatan terus


berkembang dan menjadi aspek penting bagi bisnis kecil maupun besar.
Bahkan, saat ini kita telah sering menggunakannya tanpa sadar. Dengan
kecerdasan buatan, penyelesaian tugas akan lebih efektif dan mudah,
khususnya yang berkaitan dengan pengolahan data. Biasanya, kecerdasan
buatan dimanfaatkan oleh tim pemasaran untuk menemukan lead secara cepat.
Selain itu, kecerdasan buatan juga mampu melacak kebiasaan konsumen saat
melakukan belanja online dan memahami pola perilaku mereka.

4. Social media - Social media marketing merupakan strategi jitu bagi


perusahaan atau bisnis untuk membuat koneksi yang terasa tulus dengan para
konsumen. Hubungan yang dibangun dengan social media (TikTok, IG TV,
YouTube, dan platform video lainnya) terasa personal, sehingga
tren marketing ini penting untuk tetap dipertahankan di tahun 2020 hingga
2021 agar hasil pemasaran signifikan dan memuaskan.
5. Search Engine Optimization - SEO merupakan cara yang bagus untuk
menghubungkan brand dengan target konsumen atau audiens yang telah
ditentukan. Hal ini khususnya jika mereka menggunakan mesin pencarian
seperti Google untuk menemukan segala sesuatu tentang brand di internet.

6. Micro Infuencer - Menggunakan influencer dengan follower banyak telah


menjadi tren dalam dunia marketing untuk waktu yang cukup lama. Akan
tetapi, untuk tren marketing tahun 2020 dan 2021, diperkirakan brand-
brand akan beralih menggunakan micro influencer. Biasanya, milenial lebih
percaya pada micro influencer, dan hasil engagement-nya pun lebih
tinggi. Sekitar 70% konsumen dalam rentang usia ini lebih sering melakukan
pembelian jika direkomendasi oleh teman atau orang yang dekat dengannya.
Oleh karena itu, marketing yang bekerja sama dengan micro influencer yang
memiliki hubungan baik dan dekat dengan follower-nya akan jauh lebih
sukses.

Daftar Pustaka

Wongmonta, Seri. 2021, Marketing 5.0: The Era of Technology for Humanity with a
Collaboration of Humans and Machines

Chantamas, Marissa. 2020, Marketing 5.0 Technology for Humanity

Krisnawati, Devi. 2018, Peran Pengembangan Teknologi Digital Pada Stategi


Pemasaran dan Jalur Distribusi UMKM di Indonesia

https://www.researchgate.net/profile/SalihahKhairawati/publication/352707237_STRATEGI
_BAURAN_PEMASARAN_DALAM_MARKETING_50/links/60d45417299bf1fe469afb95/STRAT
EGI-BAURAN-PEMASARAN-DALAM-MARKETING-50.pdf

https://glints.com/id/lowongan/tren-marketing-2020-2021/#.YUWLV50zbb2
Dalam era Society 5.0. di mana manusia dan mesin bersinergi. Penggunaan kekuatan
otak manusia dan kreatifitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan
bisnis. Pengembangan teknologi dalam Industry 5.0. dan revolusi industri berikutnya
perusahaan yang mengembangkan, transisi, dan digitalisasi, globalisasi, kelincahan,
sentrisitas pelanggan, dan banyak lagi parameter bisnis akan berhasil. Industri 5.0
akan mengubah integrasi proses manusia dan bisnis sehari hari karena kecepatan
lebih lanjut perkembangan teknologi (Saptaningtyas, 2020). Kemampuan berpikir
kritis, konstruktif dan inovatif harus dimiliki oleh pemasar. Kemampuan berpikir
kritis, konstruktif dan inovatif ini menjadi sesuatu yang penting di era Society 5.0
karena kemampuan berpikir kritis, konstruktif dan inovatif dapat digunakan untuk
membentuk keterampilan profesional yang kompetitif di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Karakteristik Pemasaran 5.04.1 Quantum Leap dengan Kelincahan dan Keterikatan:


Di era Pemasaran 5.0, pengusaha harus mencoba untuk memasukkan merek mereka
ke dalam kehidupan pelanggan. Kerangka pemasaran strategis di era ini adalah
Entangled Marketing, Agile Marketing, dan Quantum Marketing. Titik fokus dari
semua kerangka kerja strategis ini adalah untuk membuat pelanggan terjalin dengan
merek. Keberhasilan pemasaran dapat dimanifestasikan dalam situasi ketika
pelanggan merasa bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa merek tertentu yang mereka
setia. Schwab (2016) menyatakan bahwa kita berdiri di ambang revolusi teknologi
yang secara fundamental akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan
satu sama lain. Kita hidup dengan kompleksitas hidup; kita sedang menghadapi
transformasi yang tidak seperti yang dialami manusia sebelumnya. Jelas bahwa
tanggapan kita terhadap transformasi ini harus terintegrasi

Marketing 5.0: Kerangka Konseptual Di era Marketing 5.0, kita telah menyaksikan
revolusi digital yang ditandai dengan perpaduan teknologi yang mengaburkan batas
antara bidang fisik, digital, dan biologis. Ciri khas dari era ini adalah dampak dari
kecepatan, ruang lingkup, dan sistem. Kecepatan terobosan saat ini berada pada
kecepatan eksponensial yang tidak memiliki preseden sejarah. Ini mengganggu
hampir setiap industri di setiap negara, dan menandai transformasi seluruh sistem
produksi, manajemen, pemasaran, dan tata kelola. Misi semua perusahaan adalah
untuk meningkatkan tingkat pendapatan global dan meningkatkan kualitas hidup
penduduk di seluruh dunia. Ini benar-benar kerangka kerja pemasaran misi yang
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup. Ini memang teknologi
untuk kemanusiaan Di era ini, Grynberg (2018) menyatakan bahwa, untuk tetap
relevan dan tumbuh di zaman yang transformatif, pemasar harus menyadari tiga tren
yang sedang membentuk dunia, yaitu 1) globalisasi sebagai fenomena yang
melampaui dunia barat, 2) pergeseran demografi dengan pertumbuhan populasi
ASIA, Afrika, dan Amerika Latin, dan 3) teknologi dengan percepatannya yang
memaksa kita semua untuk beradaptasi dengan cepat. Semua ide pemasaran harus
selaras dengan globalisasi, keragaman, dan teknologi. Pemasar tidak lagi memasarkan
kepada orang atau konsumen, tetapi kepada dewa, karena konsumen sekarang
memiliki kekuatan seperti dewa dengan ponsel pintar di telapak tangan mereka.
Pemasar harus berhenti terobsesi dengan dolar dan menjadi terobsesi dengan orang
berdasarkan prinsip kemanusiaan.

Ketika berhadapan dengan budaya, pemasar harus menyadari bahwa ada empat
tingkat keragaman yang berbeda: 1) menyadari perbedaan budaya untuk mengatasi
perbedaan budaya 2) memiliki setidaknya satu orang dari warisan budaya tertentu
dalam organisasi untuk melakukan yang benar hal-hal budaya, 3) memahami
kemanusiaan yang dapat meniadakan perbedaan budaya, dan 4) menyadari bahwa
orang memiliki pemikiran yang berbeda, bukan hanya perilaku yang berbeda. Era ini
adalah masa kolaborasi antara mesin dan manusia. Hal-hal tertentu yang dapat
dilakukan mesin dengan lebih baik akan dilakukan oleh mesin, tetapi manusia plus
mesin telah ditemukan lebih baik daripada mesin dalam banyak kasus

5.0 Ini fitur kolaborasi antara mesin dan manusia. Ini adalah integrasi nilai-nilai
fungsional yang difasilitasi dan dimungkinkan oleh teknologi, dan nilai-nilai
emosional yang dihasilkan oleh manusia. Pemasaran 5.0 adalah era lompatan
kuantum dengan perubahan mendadak; ini adalah asal mula Quantum Marketing. Ini
adalah waktu untuk perubahan revolusioner ketika perubahan evolusioner tidak lagi
cukup untuk menciptakan keunggulan kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai