Anda di halaman 1dari 6

MARKETING 4.0 DAN MARKETING 5.

0
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh :
KELOMPOK HARMONY NIMYN
1. Lailatul Mucholifa NIM. 4230222001
2. Nur Azizah NIM. 4230223008
3. Nurul Fauziyah NIM. 4230223013
4. Yeni Fadilah NIM. 4230223014
5. Milla Minhatul Maula NIM. 4230223027

Dosen Pengampu : Niken Savitri Primasari, SE, MM

PROGRAM STUDI RPL PENDIDIKAN GURU PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan resume ini
dengan judul “Marketing 4.0 dan Marketing 5.0” sebagai persyaratan tugas Mata
Kuliah Kewirausahaan Program Pendidikan S1 Pendidikan Guru PAUD di
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan resume ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam resume ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga resume yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Surabaya, November 2023


MARKETING 4.0

Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran yang menggabungkan interaksi


online dan offline antara perusahaan atau organisasi dan pelanggan. Konsep
marketing ini tercipta untuk menggabungkan pemasaran digital dan pemasaran
tradisional untuk hidup berdampingan dalam Marketing 4.0 dengan tujuan
memenangkan advokasi pelanggan. Selain itu juga untuk memastikan bahwa
konsumen mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari produk atau jasa yang
mereka tawarkan. Dalam pendekatan ini, keduanya justru diperlukan untuk mengisi
peran masing-masing demi melengkapi target pemasaran perusahaan.
Menurut Marketeers, metode marketing 4.0 ini tidak hanya
memadukan offline dan online, tetapi juga menggabungkan style dengan substance.
Ini artinya sebuah brand tidak bisa sekadar mengedepankan digital branding yang bagus.
Mereka juga harus menghasilkan konten yang relevan, menarik, dan up-to-date untuk para
pelanggan, pembuatan konten inilah yang mengharuskan adanya sentuhan manusia dalam
membuatnya.
Machine-to-machine dan juga artificial intelligence dikembangkan untuk memajukan
strategi pemasaran digital terbaru ini. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, perusahaan masih
memerlukan sentuhan manusia untuk memperkuat customer engagement. Jadi,
perpaduan inilah yang disebut dalam marketing 4.0.
Menurut Philp Kotler, dkk (2020) Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran
yang menggabungkan interaksi online dan offline antara perusahaan dan pelanggan,
memadukan gaya dengan substansi dalam membangun merek, dan akhirnya
melengkapi konektivitas mesin ke mesin dengan sentuhan manusia ke manusia untuk
memperkuat keterlibatan pelanggan. Di era ekonomi digital, kenyataannya interaksi
digital saja tidaklah cukup. Di saat dunia online berkembang, sentuhan offline justru
menjadi diferensiasi yang penting. Pemasaran tidak cukup hanya memanfaatkan
konektivitas machine-to-machine dan artificial intelligence tetapi juga harus
diimbangi dengan konektivitas human-to-human untuk memperkuat customer
engagement. Intinya, penggunaan teknologi harus tetap disertai dengan human touch
untuk memanusiakan relasi.
Jadi dalam Marketing 4.0, pemasaran digital tidaklah menggantikan pemasaran
tradisional. Sebaliknya, keduanya hadir bersama untuk menyukseskan marketing.
Keduanya saling mengisi peran satu sama lain, khususnya dalam perjalanan
pelanggan atau customer path. Di era RI 4.0 sekarang ini, customer path telah
berubah. Dulu, dikenal dengan 4A, yakni aware, attitude, act, dan act again.
Sekarang, perjalanan pelanggan ini berubah menjadi 5A, yakni aware, appeal, ask,
act, dan advocate.
Dalam Marketing 4.0, perjalanan pelanggan ini berubah menjadi 5A antara
lain:
a. Aware (menyadari) Dalam tahap Aware (menyadari), seorang pelanggan
yang mempunyai pengalaman terdahulu dengan suatu merek kemungkinan
akan mengingat dan mengenali mereknya. Iklan yang didorong oleh
perusahaan dan kabar dari mulut ke mulut oleh pelanggan lain juga
merupakan sumber kesadaran akan merek. Menyadari keberadaan beberapa
merek, pelanggan lalu memproses semua pesan yang dipaparkan pada mereka
menciptakan memori jangka pendek atau meningkatkan memori jangka
panjang dan menjadi tertarik hanya pada daftar merek yang pendek.
b. Appeal (tertarik). Pada tahap Appeal (tertarik), didorong oleh keingintahuan,
pelanggan biasanya menindaklanjuti dengan meneliti secara aktif merek yang
menarik bagi mereka untuk memperoleh lebih banyak informasi dari teman
dan keluarga, dari media, dan/atau langsung dari mereknya.
c. Ask (bertanya). Ini adalah tahap bertanya. Pelanggan bisa menelpon teman
untuk meminta nasihat atau mengevaluasi daftar pendeknya sendiri. Saat ini,
tahap bertanya diperumit lebih jauh oleh perpaduan dunia digital (online) dan
fisik (offline). Karena pelanggan mencari lebih banyak informas di beberapa
saluran, perusahaan harus hadir setidaknya di saluran yang paling populer. Di
tahap bertanya, jalur pelanggan berubah dari individual ke social.
d. Act (bertindak). Kepuasan akan dibuat berdasarkan pada apa yang diperoleh
dari percakapan orang lain. Bila mereka yakin dengan informasi lebih jauh
dalam tahap bertanya, pelanggan akan memutuskan untuk bertindak.penting
untuk mengingat bahwa tindakan pelanggan yang dikehendaki tidak terbatas
pada tindakan pembelian. Biasanya pelanggan akan melalukan interaksi lebih
mendalam tentang suatu produk tersebut, melalui konsumsi dan penggunaan
serta layanan pascapembelian.
e. Advocate (menganjurkan). Setelah beberapa waktu, pelanggan akan
memperoleh kesetiaan yang kuat terhadap mereknya, sebagaimana tercermin
dalam retensi, pembelian lagi, dan advokasi pada orang lain. Ini adalah tahap
menganjurkan.penganjur aktif secara spontan merekomendasikan merek yang
mereka cintai tanpa diminta.
Dalam customer path yang baru ini, pemasaran tradisional dan pemasaran
digital bisa hadir secara bersama. Bisa jadi, orang sadar akan sebuah produk melalui
iklan tradisional di televisi. Lalu, ia bertanya secara online di media sosial, kemudian
ia membeli, dan karena puas ia kemudian merekomendasikan produk tersebut ke
komunitasnya, baik di media sosial maupun komunitas offline. Pada intinya,
Marketing 4.0 menjadi pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan interaksi
online dan offline yang tujuan utamanya adalah memenangkan advokasi konsumen.

MARKETING 5.0
Marketing 5.0 adalah konsep yang memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan pengalaman pelanggan. Pada era ini, dijelaskan bagaimana manusia
mencari teknologi yang tepat untuk memudahkan pekerjaan mereka, dalam hal ini
pada bidang pemasaran. Marketing 5.0 adalah paradigma baru dalam pemasaran
yang menempatkan manusia sebagai pusat dari strategi dan kampanye pemasaran. Ini
merupakan pergeseran dari pendekatan Marketing 4.0 yang lebih berfokus pada
pemanfaatan teknologi digital, seperti media sosial, mesin pencari (sesarch engine),
dan data analytics.
Dalam Marketing 5.0, teknologi tetap menjadi bagian penting dari strategi,
namun lebih menekankan pada pemanfaatan teknologi untuk menciptakan
pengalaman yang relevan dan bermakna bagi konsumen. Marketing 5.0 adalah
konsep pemasaran yang relatif baru yang didefinisikan oleh beberapa para ahli dalam
bidang pemasaran. Meskipun tidak ada definisi yang pasti dan tunggal untuk
Marketing 5.0, berikut adalah beberapa definisinya menurut para ahli:
a. Philip Kotler: Menurutnya Marketing 5.0 adalah tentang memasukkan aspek
kemanusiaan dalam strategi pemasaran untuk menciptakan nilai bagi
masyarakat dan mencapai keberlanjutan sosial dan lingkungan.
b. Hermawan Kartajaya: Marketing 5.0 adalah puncak dari empat era
sebelumnya dalam sejarah pemasaran. Menurutnya, Marketing 1.0 fokus pada
produk, Marketing 2.0 pada konsumen, dan Marketing 3.0 pada nilai yang
disampaikan oleh merek. Marketing 4.0 merupakan era pemasaran digital
dengan teknologi canggih. Marketing 5.0 adalah tentang menggabungkan
kekuatan teknologi digital dengan kepribadian manusia untuk menciptakan
pengalaman yang lebih dekat dengan konsumen dan memenuhi kebutuhan
emosional mereka.
Berbeda dengan marketing 4.0 yang banyak berbicara mengenai hal-hal dasar
dalam dunia digital, marketing 5.0 menekankan pada kombinasi peran teknologi dan
manusia untuk berfokus pada kepuasan pelanggan. Marketing 5.0 sama sekali tidak
semata-mata hanya bertumpu pada teknologi. Namun menggunakan teknologi
sebagai alat efisiensi kerja dengan tetap mempertahankan sentuhan manusia dalam
setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan.
Pergerakan marketing 5.0 didorong oleh lima tren besar, yaitu:
1. lahirnya generasi yang mahir digital (digital-savvy),
2. adopsi phygital lifestyle,
3. dilema digitalisasi,
4. perkembangan teknologi yang semakin matang,
5. dan hubungan manusia dengan teknologi yang saling tak terpisahkan.
Pada era marketing 5.0, lahir istilah baru seperti next tech dan new CX. Di
mana adanya teknologi yang mengadaptasi kecerdasan dan cara berpikir manusia
seperti artificial intelligence (AI). Teknologi ini telah mampu meniru bagaimana otak
manusia bekerja, meniru cara berpikir, dan mengambil keputusan.
Untuk dapat beradaptasi dengan hal kecerdasan teknologi, manusia harus
mampu melampauinya. Teknologi bekerja dengan cara berpikir dan meniru perilaku
manusia. Oleh karena itu, perusahaan harus mulai beradaptasi dan mencoba
menangani beberapa pekerjaan rutin dengan teknologi. Sementara, untuk bidang
lainnya yang membutuhkan pengawasan, pemikiran, dan kreativitas, tetap harus
dilakukan oleh manusia.
Kesimpulannya, Marketing 5.0 adalah konsep pemasaran yang menekankan
pada pemanfaatan teknologi digital untuk memahami pelanggan secara mendalam
dan menciptakan pengalaman yang lebih dekat dengan konsumen, sambil tetap
menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan dampak sosial yang positif. Ini merupakan
evolusi dari pendekatan sebelumnya dan berfokus pada integrasi kembali
kemanusiaan dalam strategi pemasaran di era digital yang terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai