Anda di halaman 1dari 16

Digital

MARKETING
Marketing 4.0

Presented By Kelompok 8

Andi Caesar Totadampali S,E. M,M.


BAB 1 TREN FUNDAMENTAL YANG MEMBENTUK
PEMASARAN

Pergeseran Kekuatan ke Paradoks dari Pemasaran ke Subkultural Digital yang


Pelanggan Baru Pelanggan Terhubung Berpengaruh

Marketing 4.0 di Ekonomi


Digital

02
A. Pergeseran Kekuatan ke Pelanggan yang Terhubung

Dari Ekslusif ke Inklusif Dari vertiksl ke horizontal Dari Individu ke Sosial


Berlalu sudah hari-hari ketika Globalisasi menciptakan Di lingkungan seperti ini,
tujuannya adalah menjadi lapangan permainan yang pelanggan lebih menyesuaikan
ekslusif. Inklusivitas menjadi sepadan. daya saing perusahaan diri dengan opini sosial.
nama baru dari permainan ini. tidak akan lagi ditentukan oleh Faktanya, keputusan pembelian
Pada level makro, dunia ukuran, negara asal, atau yang paling personal pada
beranjak dari struktur kekuatan keunggulan masa lalu mereka. dasarnya adalah keputusan
multilateral. Pergeseran Konsep kepercyaaan pelanggan sosial. Pelanggan
ekonomi ini sering dikaitkan sudah tidak lagi vertikal; berkomonikasi satu sama lain
dengan profil demografi dari konsep tersebut kini menjadi dan berbicara tentang merek
populasi pasar yang horinzontal. Pelanggan di masa dan perusahaan. Perusahaan
berkembang lebih muda, lebih lalu mudah terpengaruh oleh dan merek yang mempunyai
produktif, dan tumbuh dalam kampanye pemasaran. pada reputasi kuat dan klaim jujur
hal tigkat pendapatan Dari masa lalu adalah praktik yang tentang produk mereka tidak
perspektif inovasi, pasar yang lazim bagi perusahaan untuk perlu khawatir. Praktis, di dunia
berkembang juga bergerak ke menyiarkan pesan mereka digital yang transpaaran ini,
arah yang lebih baik. melalui berbagai media iklan. menyembunyikan cacat
keluhan pelanggan.
B. Pemasaran di Tengah Paradoks

Lanskap yang bberubah menciptakan seperangkat paradoks bagi pemasaran


yang harus mereka hadapi, salah satunya adalah interaksi online versus offline.
keduanya dimaksudkan untuk hidup berdampingan dan saling melengkapi,
dengan tujuan bersama berupa memberikan pengalaman pelanggan yang
unggul. Selain itu, terdapat paradoks terkait pelanggan yang terinformasi versus
yang teralih. Bahkan, saat konektivitas memberdayakan pelanggan dengan
informasi berlimpah, pelanggan juga menjadi terlalu tergantung pada orang
pendapat orang lain, yang kerap lebih dipentingkan daripada preferensi pribadi.
Akhirnya, bersama konektivitas terdapat peluang besar bagi merek untuk
memperoleh pembela positif. Namun, merek tetap saja rawan mengundang
pembela negatif. Ini belum tentu buruk karena pembelaan negatif sering kali
mengaktivasi positif.
04
C. Subkutural Digital yang Berpengaruh

Kaum Muda, Perempuan, dan Warganet


Kekuatan kolektif mereka, terutama sebagai segmen yang paling
berpengaruh di era digital, belum benar-benar diselidiki. Mereka
juga menjadi trendsetter, tetapi terfragmentasi sesuai tren yang
mereka ikuti. Karena itu, mereka adalah pengubah permainan.
Akhirnya, warganet adalah penghubung sosial, karena mereka
berhubungan, berbicara, dan berkomunikasi dengan rekan-rekan
mereka secara intens.
Mereka juga menjadi penganjur ekspresif serta penyumbang
konten di dunia online.
D. Marketing 4.0 di Ekonomi Digital

Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran yang


menggabungkan interaksi online dan offline antara
perusahaan dan pelanggan, mema dukan gaya dengan
substansi dalam membangun merek, dan akhirnya
melengkapi konektivitas mesin-ke-mesin dengan sentuhan
manusia- ke manusia untuk memperkuat keterlibatan
pelanggan. Marketing 4.0 membantu pemasar beralih ke
ekonomi digital, yang mendefinisikan ulang konsep kunci
dari pemasaran. Pemasaran digital dan pemasaran
tradisional dimaksudkan untuk dipadukan dengan tujuan
mendapat kan pembelaan pelanggan.
BAB II KERANGKA KERJA BARU PEMASARAN DALAM
EKONOMI DIGITAL

Ciri Khas Industri dan Praktik


Jalur Pelanggan Baru
Terbaik

Metrik Produktivitas Pemasaran


E. Jalur Pelanggan Baru

Menyadari, Tertarik, Bertanya, dan Menganjurkan


Dalam ekonomi digital, jalur pelanggan harus didefinisikan ulang
se bagai lima A-menyadari, tertarik, bertanya, bertindak, dan
mengan jurkan yang mencerminkan konektivitas di antara
pelanggan. Konsep Marketing 4.0 akhirnya bertujuan mendorong
pelanggan dari menya dari ke penganjuran. Saat melakukan hal
ini, pemasar harus mengung kit tiga sumber pengaruh utama-
pengaruh sendiri, orang lain, da luar. Ini adalah apa yang kita
namakan Zona O (03), sebuah alat ber guna yang bisa membantu
pemasar mengoptimalkan upaya pemasara mereka.
F. Metrik Produktivitas Pemasaram
Purchase Action Ratio dan Brand Advocacy Ratio
Sejalan dengan lima A, kami memperkenalkan seperangkat metrik baru, yaitu
purchase action ratio (PAR) dan brand advocacy ratio (BAR). Ke duanya dapat
mengevaluasi dengan lebih baik seberapa efektif pemasar dalam
mengarahkan pelanggan dari sadar ke bertindak dan akhirnya ke
menganjurkan. Pada intinya, PAR dan BAR memungkinkan pema sar untuk
mengukur produktivitas usaha pemasaran mereka.
Program Starbucks Rewards adalah cara bagi merek ini untuk me bangun
keterlibatan kuat dengan para pelanggan. Program ini meng hadiahi
pelanggan untuk setiap transaksi pada level dan tahapan pe capaian yang
berbeda, masing-masing dengan manfaat yang berbed Tujuannya adalah
memotivasi pelanggan untuk menambah transaky dan meningkatkan status
mereka.
G. Ciri Khas dan Praktik Terbaik
Belajar dari Industri Berbeda
Kelompok industri terakhir memiliki median BAR rendah dan kisar- an BAR
sempit. Dalam industri ini, persaingannya ketat dan pelanggan umumnya
tidak bersedia merekomendasikan merek pesaing. Karena adanya efek tarikan
kabar dari mulut ke mulut di industri seperti itu, merek yang bersaing harus
bekerja keras untuk mendorong produk dan jasa mereka ke pasar. Karenanya,
faktor kesuksesan kunci adalah ma- najemen tenaga penjualan-mengelola
tenaga penjualan produktif dan mendorong kegiatan penjualan yang tepat.
Kelompok ini sama sekali tidak statis. Dengan konvergensi tekno- logi dan
inovasi disruptif, dinding antara kelompok industri mulai run- tuh. Pemasar
harus mengawasi pergeseran industri mereka dan meng- adaptasi strategi
mereka.
BAB III PENEREPAN PEMASARAN TAKTIS DI
EKONOMI DIGITAL

Pemasaran Konten untuk Pemasaran omnisaluran untuk Pemasaran Pelibatan untuk


Keingintahuan Merek Komitmen Merek Afinitas Merek

Pemasaran yang Berorientasi


pada Manusia untuk Daya tarik
Merek
H. Pemasaran yang Berorientasi pada Manusia untuk Daya tarik Merek

Ketika Merek Menjadi Manusia


Merek semakin sering mengadopsi sifat baik manusia untuk
menarik pelanggan di era yang berorientasi pada manusia. Ini
menghendaki dibukanya kegelisahan dan keinginan terpendam
pelanggan melalui cial listening, netnografi, dan emphatic
research. Untuk menangani ke- gelisahan dan keinginan ini secara
efektif, pemasar harus membang sisi manusia dari merek mereka.
Mereknya harus menarik fisikaya, menarik secara intelektual,
menarik secara sosial, dan menarik secara emosional dan pada
waktu yang sama menunjukkan kepribadian dan moralitas yang
kuat.
I. Pemasaran Konten untuk Keingintahuan tentang Merek
Menciptakan Percakapan dengan Konten
Semakin banyak pemasar beralih dari iklan ke pemasaran konten. Di
butuhkan pengalihan pola pikir. Alih-alih mengirim pesan proposisi nilai,
pemasar seharusnya mendistribusikan konten yang berguna dan berharga
bagi pelanggan. Dalam mengembangkan pemasaran konten, pemasar sering
berfokus pada produksi konten dan distribusi konten Akan tetapi, pemasaran
konten yang baik juga membutuhkan pra-pro- duksi yang tepat dan kegiatan
pasca produksi. Karenanya, ada delapan langkah besar pemasaran konten
yang harus diikuti pemasar untuk memprakarsai percakapan pelanggan.
Karena konten bersifat sangat dinamis, perbaikan pemasaran kon- ten secara
berkala adalah sangat penting Akan tetapi, penting untuk dicatat, pemasaran
konten sering butuh waktu untuk memberi kan dampak dan karenanya
membutuhkan kegigihan tingkat tertentu serta konsistensi dalam
pelaksanaannya.
J. Pemasaran omnisaluran untuk Komitmen Merek

Memadukan Saluran Online dan Offline Terbaik


Pelanggan melompat dari satu saluran ke saluran lain dan mengharap kan
pengalaman yang mulus dan konsisten. Untuk menghadapi realitas baru
ini, pemasar memadukan saluran online dan offline dalam upaya
mendorong pelanggan menuju jalur mereka guna melakukan pembe lian.
Pemasar harus berusaha mengombinasikan yang terbaik dari ke- dua
dunia-kesegeraan saluran online dan keintiman saluran offline. Untuk
melakukan hal ini secara efektif, pemasar harus berfokus pada titik sentuh
dan saluran yang benar-benar penting dan melibatkan kar- yawan dalam
organisasi mereka guna mendukung strategi pemasaran omnisaluran.
K. Pemasaran Pelibatan untuk Afinitas Merek
Aplikasi Ponsel, CRM Sosial, dan Gamification
Untuk mendorong pelanggan dari pembelian ke penganjuran, pemasar membutuhkan
serangkaian taktik pelibatan pelanggan. Ada tiga teknik populer yang terbukti dapat
meningkatkan keterlibatan di era digital. Pertama, pemasar dapat menggunakan
aplikasi ponsel untuk mening- katkan pengalaman pelanggan digital. Kedua, pemasar
dapat menggunakan CRM sosial untuk melibatkan pelanggan dalam percakapan dan
memberikan solusi. Terakhir, pemasar dapat menggunakan gami- fication untuk
mendorong perangkat perilaku pelanggan yang tepat. Hak istimewa ini antara lain
adalah ak- ses ke penawaran produk yang lebih baik atau diskon. LendUp, con- tohnya,
menawarkan pinjaman dengan tarif yang secara progresif lebih rendah di tingkat yang
lebih tinggi. Hak istimewa ini antara lain akses ke produk dan layanan eksklusif, seperti
akses VIB Sephora ke produk baru. Bisa juga akses ke antarmuka pelanggan tertentu
contohnya, jalur telepon khusus atau personel layanan pelanggan khusus untuk
pelanggan tingkat tinggi.
Marketing 4.0

Presented By Kelompok 8

Andi Caesar Totadampali S,E. M,M.

Anda mungkin juga menyukai