Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Digital Campaign and


Promotions

Generation Gap: Marketing to Baby


Boomers, X, Y, Z, and Alpha

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Fakultas Ekonomi dan S1 Manajemen Tim Dosen MK Digital Campaign and
Bisnis
04 Promotions

Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas mengenai Setelah menyelesaikan pokok
kesenjangan yang terjadi dari bahasan ini mahasiswa diharapkan
berbagai gap yaitu gap baby mampu untuk memahami gap yang
boomers, X,Y,Z, dan Alpha ada saat ini
Pendahuluan
Dalam pemahaman kita sebelumnya kita ketahui bahwa memang pada dasarnya ilmu
marketing mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan industry yang ada saat ini.
Perubahan marketing dari 4.0 menjadi 5.0 memberi pemahaman baru bahwa pada dasarnya
walaupun proses digitalisasi telah dilaksanakan namun pada akhirnya tetap saja peran
manusia tidak dapat digantikan oleh teknologi. Dalam hal ini peran teknologi yang terjadi
inilah disebut melengkapi. Inilah yang para pakar marketing kembangkan hingga saat ini
menjadi marketing 5.0 (Technology for Humanity). Walaupun kalau kita lihat saat ini
beberapa peran manusia telah mampu digantikan oleh teknologi namun ketika kedua hal
diatas dapat disinergikan dengan baik tentunya akan menghasilkan output yang jauh lebih
memuaskan. Dalam Marketing 5.0 ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu: Adanya
polarisasi kemakmuran, adanya kesenjangan digital, dan tentunya adalah adanya kesenjangan
generasi. Pada pokok bahasan ini akan secara khusus dibahas mengenai kesenjangan generasi
yang terjadi.

PENTINGNYA MEMAHAMI KESENJANGAN GENERASI BAGI MARKETING


Dalam pembahasan ini kita akan membahas bagaimana sampai kesenjangan generasi ini
sangat berpengaruh terhadap marketing. Dalam marketing 5.0 yang telah dijelaskan di atas
dikemukakan bahwa pada dasarnya bersifat technology for humanity ((Kotler, Philip .
Kertajaya, Hermawan. Setiawan, 2021). Tentunya hasil ini telah melalui proses dalam hal ini
yaitu adalah perubahan. Dalam marketing 4.0 (Kotler, Philip . Kertajaya, Hermawan.
Setiawan, 2017) dapat dijelaskan bahwa dalam masa ini pada marketing khususnya terjadi
perubahan dari tradisional ke digital. Hal ini ditunjukkan dengan mulai masuknya teknologi
pada kegiatan-kegiatan marketing. Pada (Marketeers, 2021) dijelaskan Bapak Hermawan
Kertajaya bahwa beliau mengembangkan sebuat model yang disebut sebagai 4C diamond
model (sesuai gambar dibawah).
Gambar 1
4C – Diamond Model

‘2 Digital Campaign and Promotions


0 2 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dapat dijelaskan dari gambar tersebut bahwa perubahan teknologi (Change) akan
mempengaruhi pelanggan (Customer) dan kompetitor (Company). Selanjutnya perusahaan
(Company) akan meresponsnya dengan melakukan tindakan-tindakan proaktif maupun
reaktif. Meskipun teknologi digital sudah mengubah perilaku pelanggan dan pola kompetisi,
namun dampaknya masih terbatas. Pengalaman emosional yang diberikan melalui sentuhan
secara fisik menjadikan pelanggan masih banyak yang bertahan dengan pola-pola interaksi
tradisional. Karenanya, perusahaan pun masih banyak yang bertahan dengan cara-cara
interaksi lama (nondigital). Contoh saat ini industry hotel mengalami perkembangan yang
pesat, bahkan sangat terbantu dengan teknologi untuk pemasarannya. Sebut saja beberapa
hotel banyak bekerjasama dengan aplikasi akomodasi seperti traveloka untuk pemesanan
kamar hotelnya. Namun walaupun sebegitu canggih ketika industry hotel tetap saja sentuhan
hospitality/pelayanan dari hotel tersebut yang diutamakan. Hal ini menunjukkan memang
pada dasarnya kemajuan teknologi tanpa diberikan sentuhan manusia akan dirasa kurang.
Permasalahan bagi pemasar saat ini adalah harus bisa mengakomodasi lima generasi
konsumen yang berbeda dengan tentunya keinginan yang berbeda. Mengapa? Karena
kemajuan teknologi membuat semua menjadi mudah terakses. Sehingga setiap Bahasa
pemasaran yang keluar dari pemasar harus mampu mengakomodasi informasi bagi seluruh
generasi. Hal ini guna menghindari kesalahan informasi yang terjadi. Disamping
permasalahan kesenjangan generasi yang dihadapi pemasar dari konsumennya. Tentunya hal
ini juga terjadi dalam internalnya, semisal seorang pegawai dari generasi Z diminta untuk
membuat iklan. Tentunya pegawai itu akan membuat dari sisi kreatif tinggi, namun untuk
atasannya yang mungkin berasal dari generasi X hal kreatif tersebut dinilai sangat kurang dan
aneh. Terbayang bahwa itu baru satu generasi apalagi generasi saat ini ada lima, dan tentu
saja seorang marketer harus bisa mengakomodasi semua.

‘2 Digital Campaign and Promotions


0 3 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Berikut merupakan lima generasi yang telah dibahas diatas: Baby Boomers, Generasi
X, Generasi Y, Generasi Z, dan Generasi Alpha. Empat generasi pertama merupakan
angkatan kerja. Mayoritas Baby Boomers masih dalam angkatan kerja. Namun, Generasi X
sekarang memegang sebagian besar peran kepemimpinan secara global. Generasi Y sekarang
merupakan angkatan kerja terbesar, sedangkan Generasi Z adalah pendatang terbaru.
Generasi-generasi ini memiliki tingkat kecerdasan teknologi yang berbeda. Melihat pasar
melalui lensa generasi akan membantu pemasar memahami cara terbaik untuk menerapkan
Marketing 5.0 yang digerakkan oleh teknologi. Disamping itu memahami karakteristik dari
masing-masing generasi dapat membantu tenaga pemasar dari masing-masing perusahaan
untuk pemilihan target pasar yang tepat untuk perusahaannya. Tantangan lain yang biasa
dihadapi perusahaan adalah tidak semua perusahaan dapat melayani atau mengakomodasi
kelima generasi ini secara bersamaan. Hanya beberapa sektor usaha saja yang dapat melayani
kebutuhan secara bersamaan contoh produk makanan, mengapa bisa mengakomodasi seluruh
generasi pada umumnya?karena makan adalah kebutuhan dasar manusia sehinga siapapun
butuh makan. Perusahaan dengan jenis jasa ini kecendrungan dapat mengakomodasi dari
seluruh generasi.
Berikut merupakan kelima generasi yang telah dibahas sebelumnya:
Dalam pembagian generasi yang sering digunakan adalah teori generasi Cohort. Dalam
(Kotler, Philip . Kertajaya, Hermawan. Setiawan, 2021) dijelaskan bahwa Cohort Generasi
membagi generasi berdasarkan tahun lahirnya, pembagian ini didasarkan atas kesamaan
sosioculture dan mengalami beberapa peristiwa penting yang sama. Cara ini adalah
segementasi massal yang paling tepat. Mangingat kebiasaan orang, pengalamannya, dan juga
tahapan kehidupannya memiliki kesamaan. Kelima generasi dalam Cohort Generation adalah:
Baby boomers, generasi X, generasi Y, generasi Z, dan generasi alpha.
Gambar 2
Perbedaan Generasi

‘2 Digital Campaign and Promotions


0 4 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
PENJELASAN MASING-MASING GENERASI

1. GENERASI BABY BOOMERS (THE AGING ECONOMIC POWERHOUSE)


Generasi ini merupakan seseorang dengan kelahiran tahun1946-1964. Dikatakan baby
boomers karena seseorang yang berada pada generasi ini adalah orang-orang yang
kelahirannya pasca perang dunia II. Tentunya seluruh dunia mengalami masa perang dunia,
ketika telah usai dan kondisi dunia dinyatakan aman kondisi perekonomian juga sudah mulai
pulih maka orang-orang baru berpikiran untuk memiliki anak. Maka anak yang lahir pada
generasi inilah dikatakan sebagai baby boomers. Generasi ini terbagi menjadi boomers awal
dan boomers akhir. Kesamaan yang terjadi dari keduanya adalah masa mereka berada pada
ketegangan politik yang luar biasa di seluruh dunia sehingga banyak yang menjadi aktivis
baik di potik ataupun lingkungan. Perbedaannya adalah pada boomers awal, dimana muncul
istilah gaya hidup hippie dan kemudian muncullan media televisi dan radio yang kemudian
muncullah New Hollywood. Kemudian untuk boomers akhir ditandai dengan perekonomian

‘2 Digital Campaign and Promotions


0 5 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
yang bergejolak, dimana hidup menjadi lebih keras dengan orang tua yang bekerja dan anak
yang sudah mandiri dari kecil. Karena ukurannya yang tipis dan ledakan ekonomi AS
pascaperang selama mereka dibesarkan, Baby Boomers telah menjadi salah satu kekuatan
ekonomi utama. Selama beberapa dekade, Baby Boomers telah menjadi fokus pemasar
sebelum Generasi Y melebihi jumlah mereka. Saat ini, karena mereka menjalani hidup yang
lebih sehat dan lebih lama, lebih banyak Baby Boomer menunda pensiun dan memperpanjang
karir mereka hingga melampaui usia 65 tahun. Masih memegang peran eksekutif di
perusahaan, Baby Boomers sering dikritik oleh generasi muda karena keengganan mereka
untuk mengadopsi teknologi baru dan mematahkan kebijaksanaan bisnis konvensional. Sub
generasi dari baby boomers yang kemudian menjadi awal dari generasi X.

2. GENERASI X (THE MIDDLE - CHILD LEADERS)


Orang- orang yang berada pada generasi ini adalah yang kelahirannya 1965-1980. Generasi
yang berada diantara mencoloknya generasi baby boomers dan generasi Y ini membuat
generasi ini terkadang terlupakan. Generasi ini dikenal mengutamakan keluarga dan teman.
Sehingga beberapa judul film berkaitan dengan film sangat hits pada masa itu sebagai contoh
“Friends”. Sebagai kelompok anak tengah, Generasi X mengalami mayor pergeseran
teknologi konsumen, yang mempengaruhi mereka untuk menjadi sangat mudah beradaptasi.
masuknya mereka ke dunia kerja ditandai dengan pertumbuhan Internet—membuat mereka
menjadi pengguna awal konektivitas. Meskipun diabaikan oleh sebagian besar pemasar,
Generasi X memiliki menjadi salah satu generasi paling berpengaruh di dunia kerja saat ini.
Dengan pengalaman kerja rata-rata 20 tahun dan etos kerja yang kuat, Generasi X telah
memegang sebagian besar peran kepemimpinan dalam bisnis. Merasa lebih sulit untuk naik
tangga perusahaan dengan Baby Boomers yang memperpanjang masa pensiun mereka,
banyak dari Generasi X meninggalkan majikan mereka di usia empat puluhan, memulai
bisnis mereka sendiri, dan menjadi pengusaha sukses.

3. GENERASI Y – THE GEN – WHY MILLENIALS


Generasi ini terdiri dari orang orang dengan kelahiran 1981-1996. Generasi ini merupakan
generasi yang paling banyak menjadi perbincangan. Dikarenakan berada pada zaman new
millennium maka generasi ini biasa dipanggil kaum milenial. Generasi ini merupakan anak-
anak dari generasi boomers – maka disebut echo boomers dan generasi X. Dikutip dalam
(Duffett, 2015) konsumen milenial menikmati komunikasi, karena mereka mengekspresikan
diri dan mendukung kebebasan berbicara, serta menerima perubahan dan bahkan dianggap
‘2 Digital Campaign and Promotions
0 6 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sebagai trendsetter. Milenial selalu terhubung dan terhubung satu sama lain melalui teknologi
terkini. Generasi ini telah menggunakan internet sejak dini, dan mereka adalah generasi yang
sangat familiar dalam penggunaan sosial media. Generasi ini telah mengetahui pemanfaatan
teknologi untuk tujuan pribadi mereka. Dalam kegiatannya di sosial media mereka sangat
senang untuk mengekspresikan diri bahkan terkadang suka membanding-bandingkan dirinya
dengan rekan-rekan mereka. Generasi ini mudah mendapatkan pengaruh, karena biasanya
mereka meminta persetujuan dari rekan mereka apalagi ketika ada rekan mapan mereka.
Generasi Y melakukan banyak riset dan pembelian online, terutama di ponsel mereka. Tetapi
mereka tidak membeli produk sebanyak generasi yang lebih tua karena mereka lebih
menyukai pengalaman daripada kepemilikan. Mereka tidak fokus mengumpulkan kekayaan
dan aset tetapi mengumpulkan kisah hidup. Karena pendidikan tinggi, keragaman, dan
keterpaparan mereka terhadap konten tak terbatas, Generasi Y lebih berpikiran terbuka dan
idealis. Generasi Y mempertanyakan segalanya, yang membuat mereka rentan terhadap
konflik di tempat kerja dengan generasi yang lebih tua yang mengharapkan mereka untuk
mengikuti norma. Hal inilah yang membuat saat ini tenaga pemasar pada beberapa asset
seperti property dan otomotif banyak menargetkan pada generasi millennial.
Generasi Milenial yang lebih tua—mereka yang lahir pada 1980-an—memasuki tempat kerja
selama krisis keuangan global 2008 dan setelahnya, dan karena itu harus bertahan di pasar
kerja yang sulit. Beberapa dari mereka akhirnya membangun bisnis mereka sendiri. Karena
pengalaman kerja yang sangat kompetitif, mereka cenderung memiliki pemisahan yang jelas
antara kehidupan pribadi dan profesional. Generasi Milenial yang lebih muda—lahir tahun
1990-an—di sisi lain, mengalami pasar kerja yang lebih baik. Mereka cenderung memadukan
kehidupan pribadi dan profesional. Dengan kata lain, mereka hanya menginginkan pekerjaan
yang mereka nikmati—pekerjaan itu harus memuaskan. Generasi milenial yang lebih tua
dikenal sebagai jembatannya. Karena mereka belajar untuk beradaptasi dengan dunia digital
dan fisik. Sementara millennial yang lebih muda, karena mereka mengadopsi Internet pada
usia yang sangat muda, mereka secara alami melihat dunia digital. dunia sebagai
perpanjangan mulus dari dunia fisik.

4. GENERASI Z
Generasi Z yaitu seseorang dengan kelahiran 1997 hingga 2009. Merupakan generasi yang
memiliki banyak sebutan diantaranya Post millennials, Homeland generation, iGen, The
Founders, dab Centennials. Generasi ini menjadi perhatian bagi para pemasar dan juga
akademisi. Generasi ini juga disebut sebagai generasi digital natives. Lahir ketika Internet
‘2 Digital Campaign and Promotions
0 7 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sudah menjadi mainstream, mereka dianggap sebagai penduduk asli digital pertama. Karena
tidak memiliki pengalaman hidup tanpa Internet, mereka memandang teknologi digital
sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mereka selalu terhubung ke
Internet melalui perangkat digital mereka untuk belajar, update berita, belanja, dan jejaring
sosial. Mereka mengkonsumsi konten terus menerus melalui beberapa layar, bahkan ketika
mereka berada dalam situasi sosial. Akibatnya, mereka hampir tidak melihat batas antara
dunia online dan offline. Generasi ini merupakan para generasi yang menghargai karya seni
dan juga adaptif pada era normal salah satu karakteristik yang diidentifikasi para pemasar
adalah kecenderungan Gen Z sebagai generasi yang tak loyal, namun royal. Generasi ini
cenderung berupaya mengejar apa yang mereka mau. Dalam dunia kerja, Gen Z sering
dianggap sebagai kelompok yang tidak loyal karena sering berpindah kerja dalam waktu
relatif singkat. Hal ini lantaran mereka ingin menggapai apa yang mereka inginkan. Pada saat
pandemi ini, banyak dari anak muda yang mengalami tingkat stres lebih tinggi. Stres tersebut
dikarenakan di usia ketika sedang aktif mengejar mimpi, namun kondisi sedang terbatas.
Termasuk, pada Gen Z yang baru lulus atau fresh graduate, namun susah mencari pekerjaan.
Diberdayakan oleh media sosial, Generasi Z merekam kehidupan sehari-hari di media sosial
dalam bentuk foto dan video. Namun berbeda dengan Generasi Y yang idealis, Generasi Z
bersifat pragmatis. Berbeda dengan Generasi Y, yang suka memposting gambar diri mereka
yang lebih halus dan terfilter untuk personal branding, Generasi Z lebih suka menampilkan
versi diri mereka yang autentik dan jujur. Oleh karena itu, Generasi Z membenci merek yang
menyiarkan citra yang dibuat-buat dan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

5. GENERASI ALPHA – THE CHILDREN OF MILLENIALS


Generasi dengan tahun kelahiran 2010-2025, yang merupakan anak dari generasi millennial.
Generasi ini merupakan hasil dari konvergensi teknologi. Dimana selain mereka yang
memang sudah digital native tetapi juga sangat dipengaruhi oleh perilaku teknologi orang tua
mereka (generasi Y) dan kakak mereka (generasi Z). Karakter Generasi Alpha sangat banyak
berbentuk dan dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua Generasi Y mereka. Menikah di
usia yang lebih tua, Generasi Y lebih menekankan pada pola asuh dan pendidikan anak.
Mereka juga mengajari anak-anak mereka tentang uang dan keuangan sejak dini. Selain itu,
mereka membesarkan anak-anak mereka di lingkungan perkotaan yang sangat beragam dan
serba cepat. Oleh karena itu, Generasi Alpha tidak hanya terdidik dan melek teknologi, tetapi
juga inklusif dan sosial. Karena dibesarkan oleh generasi Y dan dipengaruhi konten dari
generasi Z maka mereka sudah terbiasa dengan melihat konten sedari kecil. Contoh bayi-bayi
‘2 Digital Campaign and Promotions
0 8 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
saat ini sudah diberikan tontonan di youtube. Mereka sangat senang menggunakan perangkat
teknologi apapun. Oleh karena itu mereka sangat mudah dalam terpengaruh terhadap konten
dari beberapa media yang ada. Walaupun mereka belum bisa berbelanja, namun mereka
pintar dalam membujuk orang tua mareka. Hal inilai yang membuat generasi ini menjadi
target pemasar global.

THE LIFE STAGE 5 GENERATION


Sekarang kita akan meilihat gaya hidup dari 5 generasi ini dengan gambar dibawah ini:
Gambar 3
Tahapan kehidupan 5 generasi

a) Fundamental
Suka mengeksplor dan beradaptasi pada lingkungan yang baru. Belajar untuk
mengembangkan life skill. Mencari identitas pribadi.
b) Forefront
Berani mengambil resiko untuk mencari yang diinginkan, membangun hubungan
yang romantic.
c) Fostering
Mulai untuk berkeluarga dan memiliki anak, memimpin orang-orang dalam tempat
kerja.
d) Final
Menjaga kesehatan dan juga hubungan, memberikan petuah kepada yang lebih muda,
menikmati hidup.

KESIMPULAN
Berikut yang dapat disimpulkan antara gap generation dan marketing evolution melalui
gambar dibawah ini:
Gambar 4

‘2 Digital Campaign and Promotions


0 9 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gap generation dan marketing evolution

Daftar Pustaka
Duffett, R. G. (2015). Facebook advertising’s influence on intention-to-purchase and
purchase amongst millennials. Internet Research, 25(4), 498–526.
https://doi.org/10.1108/IntR-01-2014-0020
Kotler, Philip . Kertajaya, Hermawan. Setiawan, I. (2017). Marketing 4.0 (Vol. 1).
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Kotler, Philip . Kertajaya, Hermawan. Setiawan, I. (2021). Marketing 5.0 (I, Vol. 1).
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Marketeers. (2021). Human Transformation : Beyond Digital Adoption. (June).

‘2 Digital Campaign and Promotions


0 10 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai