Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas mengenai Setelah menyelesaikan pokok
kesenjangan yang terjadi dari bahasan ini mahasiswa diharapkan
berbagai gap yaitu gap baby mampu untuk memahami gap yang
boomers, X,Y,Z, dan Alpha ada saat ini
Pendahuluan
Dalam pemahaman kita sebelumnya kita ketahui bahwa memang pada dasarnya ilmu
marketing mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan industry yang ada saat ini.
Perubahan marketing dari 4.0 menjadi 5.0 memberi pemahaman baru bahwa pada dasarnya
walaupun proses digitalisasi telah dilaksanakan namun pada akhirnya tetap saja peran
manusia tidak dapat digantikan oleh teknologi. Dalam hal ini peran teknologi yang terjadi
inilah disebut melengkapi. Inilah yang para pakar marketing kembangkan hingga saat ini
menjadi marketing 5.0 (Technology for Humanity). Walaupun kalau kita lihat saat ini
beberapa peran manusia telah mampu digantikan oleh teknologi namun ketika kedua hal
diatas dapat disinergikan dengan baik tentunya akan menghasilkan output yang jauh lebih
memuaskan. Dalam Marketing 5.0 ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu: Adanya
polarisasi kemakmuran, adanya kesenjangan digital, dan tentunya adalah adanya kesenjangan
generasi. Pada pokok bahasan ini akan secara khusus dibahas mengenai kesenjangan generasi
yang terjadi.
4. GENERASI Z
Generasi Z yaitu seseorang dengan kelahiran 1997 hingga 2009. Merupakan generasi yang
memiliki banyak sebutan diantaranya Post millennials, Homeland generation, iGen, The
Founders, dab Centennials. Generasi ini menjadi perhatian bagi para pemasar dan juga
akademisi. Generasi ini juga disebut sebagai generasi digital natives. Lahir ketika Internet
‘2 Digital Campaign and Promotions
0 7 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sudah menjadi mainstream, mereka dianggap sebagai penduduk asli digital pertama. Karena
tidak memiliki pengalaman hidup tanpa Internet, mereka memandang teknologi digital
sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mereka selalu terhubung ke
Internet melalui perangkat digital mereka untuk belajar, update berita, belanja, dan jejaring
sosial. Mereka mengkonsumsi konten terus menerus melalui beberapa layar, bahkan ketika
mereka berada dalam situasi sosial. Akibatnya, mereka hampir tidak melihat batas antara
dunia online dan offline. Generasi ini merupakan para generasi yang menghargai karya seni
dan juga adaptif pada era normal salah satu karakteristik yang diidentifikasi para pemasar
adalah kecenderungan Gen Z sebagai generasi yang tak loyal, namun royal. Generasi ini
cenderung berupaya mengejar apa yang mereka mau. Dalam dunia kerja, Gen Z sering
dianggap sebagai kelompok yang tidak loyal karena sering berpindah kerja dalam waktu
relatif singkat. Hal ini lantaran mereka ingin menggapai apa yang mereka inginkan. Pada saat
pandemi ini, banyak dari anak muda yang mengalami tingkat stres lebih tinggi. Stres tersebut
dikarenakan di usia ketika sedang aktif mengejar mimpi, namun kondisi sedang terbatas.
Termasuk, pada Gen Z yang baru lulus atau fresh graduate, namun susah mencari pekerjaan.
Diberdayakan oleh media sosial, Generasi Z merekam kehidupan sehari-hari di media sosial
dalam bentuk foto dan video. Namun berbeda dengan Generasi Y yang idealis, Generasi Z
bersifat pragmatis. Berbeda dengan Generasi Y, yang suka memposting gambar diri mereka
yang lebih halus dan terfilter untuk personal branding, Generasi Z lebih suka menampilkan
versi diri mereka yang autentik dan jujur. Oleh karena itu, Generasi Z membenci merek yang
menyiarkan citra yang dibuat-buat dan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
a) Fundamental
Suka mengeksplor dan beradaptasi pada lingkungan yang baru. Belajar untuk
mengembangkan life skill. Mencari identitas pribadi.
b) Forefront
Berani mengambil resiko untuk mencari yang diinginkan, membangun hubungan
yang romantic.
c) Fostering
Mulai untuk berkeluarga dan memiliki anak, memimpin orang-orang dalam tempat
kerja.
d) Final
Menjaga kesehatan dan juga hubungan, memberikan petuah kepada yang lebih muda,
menikmati hidup.
KESIMPULAN
Berikut yang dapat disimpulkan antara gap generation dan marketing evolution melalui
gambar dibawah ini:
Gambar 4
Daftar Pustaka
Duffett, R. G. (2015). Facebook advertising’s influence on intention-to-purchase and
purchase amongst millennials. Internet Research, 25(4), 498–526.
https://doi.org/10.1108/IntR-01-2014-0020
Kotler, Philip . Kertajaya, Hermawan. Setiawan, I. (2017). Marketing 4.0 (Vol. 1).
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Kotler, Philip . Kertajaya, Hermawan. Setiawan, I. (2021). Marketing 5.0 (I, Vol. 1).
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Marketeers. (2021). Human Transformation : Beyond Digital Adoption. (June).