NIM :200607500019
KELAS :A
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (yang selanjutnya disebut sebagai “Perseroan”) didirikan
berdasarkan akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari notaris Raden Kadiman. Akta pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No.
J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No. 136.
Seiring waktu dan perkembangan usahanya, armada Perseroan terus berkembang, di mana untuk
pertama kalinya maskapai tanah air tersebut mulai membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah
pada tahun 1956 dan kemudian memasuki kawasan Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di
Amsterdam.
Dalam perjalanannya sebagai maskapai kebanggaan bangsa, Perseroan juga tidak henti-hentinya
mengasah keunggulan dan menyempurnakan diri, di antaranya dengan secara konsisten berusaha
mencapai standar keamanan dan keselamatan terbaik. Atas usahanya tersebut, Perseroan menjadi satu
satunya maskapai Indonesia yang memperoleh sertiikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA)
Operator pada tahun 2008.
Perseroan membuka lembaran baru dengan melenggang sebagai perusahaan publik setelah
melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering) atas 6.335.738.000 saham Perseroan
kepada masyarakat pada 11 Februari 2011. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia pada 11 Februari 2011 dengan kode GIAA.
Visi Misi Perseroan adalah Menjadi perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan
layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Dengan Misi
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional. Seiring dengan kinerja yang semakin gemilang dan
eksistensi yang semakin kuat di industri penerbangan nasional dan global, Perseroan meraih beragam
apresiasi dan penghargaan nasional dan internasional.
Di samping prestasi yang gemilang, langkah Perseroan di ranah penerbangan internasional juga
semakin mantap sejak bergabung dengan aliansi penerbangan sebagai bagian dari program
pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan bergabungnya Perseroan dalam SkyTeam,
pengguna jasa Perseroan dapat terhubung ke 1.062 destinasi di 177 negara yang dilayani oleh seluruh
maskapai penerbangan anggota SkyTeam dengan total lebih dari 17.300 penerbangan per hari. Selain
itu, para pengguna jasa Perseroan juga mendapatkan akses langsung ke 672 lounges SkyTeam terbaik
di seluruh dunia.
Hingga tahun 2016, Perseroan memiliki 7 (tujuh) entitas anak yang berfokus pada produk/jasa
pendukung bisnis perusahaan induk, yaitu PT Aero Wisata, PT Sabre Travel Network Indonesia, PT
Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, PT Citilink Indonesia, PT
Gapura Angkasa, dan Garuda Indonesia Holiday (GIH) France. Dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, Perseroan didukung oleh 7.988 orang karyawan, termasuk 248 orang siswa yang
tersebar di kantor pusat dan kantor cabang, serta 196 armada pesawat.
Good Corporate Governance merupakan pedoman tata kelola perusahaan yang telah menjadi dasar bagi
perusahaan, baik swasta maupun nasional. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menggunakan good
corporate governance untuk mencapai tujuan sebagai sebuah BUMN, seperti meningkatkan kepuasan
pelanggan, re-branding perusahaan, dan pemenuhan tanggung jawab terhadap pemegang saham, serta
menghadirkan keterbukaan informasi secara internal maupun eksternal. Garuda Indonesia Experience
merupakan salah satu strategi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang berkaitan dengan pelayanan.
Penelitian ini bermaksud melakukan analisis terhadap penerapan good corporate governance dalam
formulasi strategi Garuda Indonesia Experience.
Indikator penilaian penerapan good corporate governance dalam formulasi strategi Garuda Indonesia
Experience dianalisis dengan mengunakan enam aspek berdasarkan Tjager (1999), yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, kesetaraan, dan pengungkapan. Analisis terhadap penerapan
good corporate governance juga menggunakan teori-teori yang disebutkan dalam Sutedi (2012), yaitu :
agency theory, shareholder value theory, dan stakeholder theory.
Dasar Acuan Penerapan GCG Dalam rangka mencapai penerapan GCG yang komprehensif,Perseroan
secara konsisten berpedoman pada standar terbaik yang berlaku di dunia usaha internasionaldan
berbagai peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah, UU Republik Indonesia,dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai berikut:
1) Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik(Good Corporate Governance) padaBadan Usaha Milik
Negara (BUMN), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriBUMN no.Per-
09/MBU/2012tanggal 6 Juli 2012
4) Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Tahun2006;
5) Principles of Corporate Governance oleh Organization for Economic Co-Operation and Development
(OECD);
7) Peta Arah Tata Kelola Perusahaan Indonesia (Roadmap Good Corporate Governance) yangdiluncurkan
Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2014.
Merujuk pada Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan olehKomite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006 dan peraturan perundang-undanganuntuk BUMN dan
Perusahaan Terbuka, Perseroan menetapkan tujuan utama penerapan GCG adalahsebagai berikut:
1) Mengoptimalkan nilai Perseroan agar Perseroan memiliki daya saing yang kuat, baik secaranasional
maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan
untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan;
3) Mendorong agar organ Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakandilandasi
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, sertakesadaran akan
adanya tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pemangku kepentinganmaupun kelestarian
lingkungan di sekitar BUMN;
Dalam pelaksanaan kaidah-kaidah praktik GCG yang baik, Perseroan mengedepankan penciptaan nilai
tambah dan perbaikan yang konsisten dengan memastikan penerapan kelima prinsiputama GCG secara
benar dan sesuai dengan Peta Arah Tata Kelola Perusahaan yang ditetapkan OJKserta praktik global
terbaik berikut ini:
a) Penyediaan informasi secara tepatwaktu, memadai, jelas, akurat dan dapatdiperbandingkan serta
mudah diaksesoleh pemangku kepentingan sesuaidengan haknya.
b) Pengungkapan informasi yangmeliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi,misi, sasaran usaha dan
strategiPerseroan, kondisi keuangan, susunandan kompensasi pengurus, pemegangsaham
pengendali, kepemilikan sahamoleh anggota Direksi dan anggotaDewan Komisaris beserta
anggotakeluarganya dalam Perseroan dan perusahaan lainnya, sistem manajemenrisiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkatkepatuhannya,
dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisiPerseroan.
2. Akuntabilitas /Accountability
c) Penetapan ukuran kinerja untuk semua jajaran Perseroan yang konsistendengan sasaran usaha
Perseroan, sertamemiliki sistem penghargaan dansanksi (reward and punishment system).
d) Kepastian bahwa setiap organPerseroan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku(code of conduct) yang telah disepakati melaksanakantugas dan tanggung
jawabnya.
3. TanggungJawab/ Responsibility
a) Kepastian bahwa seluruh organPerseroan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan Perseroan (by-laws).
b) Pelaksanaan tanggung jawab sosialdengan antara lain peduli terhadapmasyarakat dan kelestarian
lingkunganterutama di sekitar Perseroan denganmembuat perencanaan dan pelaksanaanyang
memadai.
4. Independensi /Independence
b) Perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai denganmanfaat dan
kontribusi yang diberikankepada Perseroan.