Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP UMKM

(Studi Pada Warung Makan Bu Bagong Yogyakarta)

Agus Dwi Cahya, Made Kasman, Marchellino Ronaldo, Ismi Suaidi


Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,
Yogyakarta
agusdc@ustjogja.ac.id
Madekasman06@gmail.com

Abstrak
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar, terutama pada sektor
prekonomian. Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan banyak UMKM mengalami
kekurangan tenaga kerja dan kerugian. Hal itu terjadi karena alasan menjaga kesehatan
pekerja dan adanya pemberlakuan pembatasan sosial (social distancing). Kedua sebab
tersebut berujung pada keengganan masyarakat untuk bekerja sementara waktu pandemi
masih ada COVID-19. Pada sisi permintaan, berkurangnya permintaan akan barang dan jasa
berdampak pada UKM tidak dapat berfungsi optimal yang berujung pada berkurangnya
likuiditas perusahaan. Hal ini menyebabkan masyarakat kehilangan pendapatan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan dari dampak pandemi Covid-19 terhadap UMKM studi
dilakukan pada warung makan bu Bagong dengan menggunakan analisis SWOT. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara secara langsung bersama
narasumber pihak pertama. Penelitian ini menggunakan tehnik analisi SWOT untuk
mengetahui keadaan UMKM pada masa pandemi.

Kata kunci : UMKM, Covid-19, analisis SWOT.

Pendahuluan
Pada tahun 2019 dunia dikejutan oleh subuah fakta mengenai munculnya penyakit
sangat menular yang menyerang organ pernapasan dan mematikan di daratan Tiongkok.
Kasus ini pertama kali terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei dengan cepat menyebar keseluruh
Tiongkok dan dunia (WHO, 2020). Badan kesehatan dunia atau WHO (World Health
Organization) mengumumkan secara resmi pada 11 Februari 2020 bahwa penyakit menular
ini adalah Corona Virus Disease (COVID-19). Virus COVID-19 menyebabkan infeksi
saluran pernapasan seperti penyakit SARS dan MERS yang bersifat mematikan.
Data dari Kementrian Kesehatan RI sampai tanggal 30 Maret 2021 kasus orang yang
terinfeksi virus COVID-19 di Indonesia berjumlah 1.505.775 kasus. Pasien yang sembuh dari
virus COVID-19 berjumlah 1.342.695 orang dan pasien yang meninggal karena virus
COVID-19 berjumlah 40.754 orang. Angka ini akan terus bertambah mengingat penyebaran
atau penularan virus COVID-19 masih terus terjadi di Indonesia.

Virus COVID-19 menyebabkan masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas diluar


rumah secara bebas, mengingat mudahnya penyebaran dari virus ini. Virus COVID-19
menyebar melalui percikan air liur yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi virus ini batuk,
bersin atau menghembuskan nafas. Pemerintah melalukan pencegahan penyebaran virus
COVID-19 dengan melakukan lockdown untuk mencegah masuknya virus ini ke Indonesia
selain itu pemerintah juga melakukan social distancing yang ditingkatkan menjadi PSBB
(pembatasan sosial bersekala besar). Masyarakat dihimbau untuk tetap berada dirumah dan
tidak melakukan kegiatan diluar rumah mengingat mudahnya penyebaran dari virus COVID-
19.

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat serius bagi kesehatan, selain itu
pandemi COVID-19 juga menyebakan melemahnya sektor ekonomi tidak hanya di Indonesia
tetapi juga diseluruh dunia. Berbagai sektor industri mengalami bamyak gangguan seperti
pasokan bahan baku, penurunan permintaan produk, ketidak jelasan kelanjutan usaha akibat
adanya PSBB serta kekurangan tenaga kerja akibat dari pembatasan kegiatan diluar rumah
untuk pencegahan penularan virus COVID-19.

Sektor ekonomi yang mengalami dampak yang paling serius akibat virus COVID-19
adalah bisnis kuliner. Menurut OECD (Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi)
dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM dapat dilihat dari sisi penawaran dan
permintaan. Adanya pandemi COVID-19 dilihat dari sisi penawaran banyak UMKM
mengalami kekurangan tenaga kerja, ini terjadi dengan alasan menjaga kesehatan pekerja dan
pemberlakukan pembatasan sosial (social distancing) yang menyebkan masyarakat tidak
ingin bekerja pada masa pandemi COVID-19. Dilihat dari sisi permintaan, menurunnya
permintaan akan barang dan jasa yang mengakibatkan UMKM tidak berfungsi secara optimal
(Sugiri, 2020).

Kementrian keuangan mengkaji bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak


negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat,
eksistensi UMKM, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan dan penurunan kinerja
perusahaan (Santoso, 2020). Seperti salah satu bisnis kuliner warung makan bu Bagong yang
merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Warung makan bu Bagong berdiri sejak tahun
1979, awal berdirinya usaha ini dimulai dengan berjualan dari rumah dengan modal
seadanya. Setiap tahunnya selalu ada peningkatan penjualan sehingga bu Bagong bisa
membangun usahanya menjadi lebih besar. Warung makan bu Bagong menjual beberapa
jenis makanan seperti capcai sayur, nasi goreng, ikan goreng dan ayam penyet.

Seiring berjalannya waktu, usaha kuliner makanan dengan penjualan dan promosi
yang baik membuat persaingan dalam pasar makin ketat. Usaha kuliner makanan saat ini
makan banyak di pasaran dengan berbagai jenis dan variasi yang terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tidak hanya pesaing dalam usaha kuliner makanan
saat ini banyak UMKM juga mengalami kesulitan dengan adanya pandemi Covid-19. Akibat
dari adanya pandemi Covid-19 menyebabkan pendapatan warung bu Bagong mengalami
penurunan pendapatan hingga 60%, selain itu dampak pandemi Covid-19 juga menyebabkan
warung bu Bagong harus menutup satu cabangnya yang berada di wilayah Condong Catur,
Yogyakarta. Kesulitan yang dialami oleh UMKM selama pandemi itu terbagi dalam empat
masalah yaitu:

1. Terjadi penurunan penjualan karena berkurangnya aktifitas masyarakat di luar


sebagai pelaku konsumen.
2. Kesulitan dalam permodalan karena tingkat penjulan yang menurun sehingga
perputaran modal yang sulit.
3. Adanya pembatasan pergerakan penyaluran produk di wilayah-wilayah tertentu
menjadi hambatan pada distribusi produk.
4. Karena menggantungkan ketersediaan bahan baku dari sektor industri lain
membuat UMKM kesulitan (Sugiri D., 2020).

Pada penelitian ini penulis akan melakukan analisis SWOT yaitu analisis pada
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dialami oleh warung bu Bagong agar
penulis dapat mengetahui keadaan yang terjadi pada usaha warung makan bu Bagong selama
masa pandemi COVID-19

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat dilihat pada masa pandemi Covid-19 saat ini banyak
mengganggu sektor ekonomi Indonesia salah satunya sektor UMKM. Pemasaran masalah
diaras maka peneliti akan melakukan penelitian untuk menganalisis bagaimana dampak
pandemi Covid-19 terhadap UMKM studi kasus warung bu Bagong, Yogyakarta dengan
menggunakan analisis SWOT.

Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisis dampak pandemi Covid-19 terhadap UMKM studi kasus
warung bu Bagong, Yogyakarta dengan menggunakan analisis SWOT.

KAJIAN TEORI

Pengertian UMKM

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM), UMKM didefinisikan sebagai berikut:

1. Dalam Undang-Undang ini usaha mikro merupakan usaha produktif milik perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang telah memenuhi kriteria Usaha Mikro.
2. Usaha Kecil merupakan usaha yang berdiri sendiri, atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan yang dikelola oleh perorangan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar dan memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut.
3. Yang tercantum dalam undang-undang ini yang dimaksud usaha Menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
cabang perusahaan yang dimiliki, atau dikuasai, baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan (Sudati, 2019).

Sesuai penjelasan di atas maka UMKM adalah suatu bentuk usaha ekonomi produktif
yang dilakukan oleh individu perorangan atau badan usaha perorangan yang telah memenuhi
kriteria dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Adapun ciri-ciri UMKM adalah
menggunakan teknologi sederhana atau maual sehingga mudah dilakukan alih teknologi,
bahan baku mudah diperolehnya, memiliki keterampilan dasar umumnya didapat secara turun
temurun, peluang pasar cukup luas, bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang
cukup banyak, sebagian besar produknya dipasarkan di pasar lokal atau domestik dan tidak
tertutup sebagian lainnya berpotensi untuk diekspor (Halim, 2020).
Pengertian Bisnis Kuliner

Kata kuliner diserap dari bahasa Inggris yaitu culinary yang berarti berhubungan
dengan masak-memasak atau aktivitas memasak. Istilah kuliner digunakan untuk berbagai
macam kegiatan, seperti seni kuliner yaitu seni persiapan, memasak dan penyajian makanan,
biasanya dalam bentuk makanan. Pengertian luas dari bisnis menurut Griffin dan Ebert
(dalam Sancoko, 2015) adalah semua aktivitas dan institusi memproduksi barang dan jasa
dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengertian sempit dari bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang dan jasa yang bertujuan mendapat keuntungan. Jadi, bisnis merupakan
semua aktivitas memproduksi barang dan jasa yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bisnis kuliner adalah aktivitas memproduksi
masakan, baik berupa lauk pauk, panganan maupun minuman yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan.

Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),


Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).  Analisis SWOT mengatur kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan
biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana. Analisa SWOT menurut Rangkuti
(2014) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman) dan konsisi yang ada pada saat ini. Hal ini
disebut dengan analisis situasi, dimana model yang paling popular untuk ini adalah analisis
SWOT.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan pada warung bu Bagong yang beralamat di Jl. Tri Brata,
Klitren, Kec. Gondokusumo, Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan usaha warung bu Bagong dimasa pandemi ini
dengan pendekatan analisis SWOT. Yang mana pada masa pandemi banyak usaha kecil yang
mengalami penurunan pendapatan. Untuk mendapatkan data primer kami melakukan
wawancara dengan pelaku usaha. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui karya ilmiah
dan juga jurnal yang ada pada webside resmi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu bangsa. Sehingga perlu dukungan dari berbagai kalangan seperti sumber
daya manusia (SDM) sebagi pelaku penguat UMKM. Karena peran pentingnya tersebut
pemerintah terus melakukan upaya mengembangkan UMKM. Dengan analisis SWOT hasil
pembahasan dari penelitian ini adalah agar bisa membuat strategi dalam mengembangkan
suatu usaha:

1. Strengths (kekuatan), banyaknya pesaing terutama dalam usaha nasi goreng dan
ayam penyet membuat warung bu bagong membuat inovasi dengan menciptakan
rasa yang khas pada masakan terutama ayam penyetnya sehingga cita rasa yang
dimiliki oleh warung bu Bagong sulit ditemukan ditempat lain. Hal ini karena
usaha bu Bagong sudah dimulai sejak tahun 1979 dimana bu Bagong sudah
banyak berpengalaman dalam hal berinovasi terutama pada ciri khas rasa
masakannya.
2. Weaknesses (kelemahan), kelemahan dari usaha bu Bagong adalah penjualannya
masih dilakukan dengan membuka warung dipinggir jalan dengan lokasi yang
kurang strategi karena tidak adanya lahan untuk parkir dikarenakan warung
langsung berdekatan dengan jalan raya dan lahan yang sempit sehingga sulit untuk
konsumen melakukan pemesan ditempat pada saat jam makan. Usaha makanan
terutama ayam penyet dan nasi goreng juga sudah banyak dilakukan sehingga
usaha ini memiliki banyak pesaing yang menyebabkan usaha ini harus selalu
membuat inovasi dan mampu memberikan cita rasa yang khas agar konsumen
tertarik. Penjualan warung bu Bagong juga hanya dilakukan secara offline padahal
saat ini pembelian banyak dilakukan oleh konsumen secara online melalui aplikasi
jasa. Konsumen kini jauh lebih memperhatikan kesehatan termasuk dalam hal
memilih makanan, pelanggan lebih memilih makanan yang bisa take away dan
delivery order, dan pemesanan banyak dilakukan secara online. Selain itu tidak
adanya sosial media yang dimiliki menyebabkan pemasaran warung bu Bagong
tidak optimal, banyak konsumen yang tidak mengetahui mengenai warung bu
Bagong. Apalagi pada masa pandemi banyak masyarakat yang mengurangi
aktivitasnya diluar rumah dan banyak konsumen yang melakukan transaksi secara
online.
3. Opportunities (peluang), banyaknya pesaing mengharuskan warung bu Bagong
terus berinovasi terutama pada masa pandemi, selain itu warung bu Bagong harus
membuka jasa penjualan secara online untuk menarik lebih banyak konsumen.
4. Threats (ancaman), pada masa pandemi warung bu Bagong terus mengalami
penurunan pendapatan sehingga modal tidak dapat berputar dengan baik.
Pembayaran biaya sewa yang harus terus dilakukan belum lagi harga bahan baku
tidak stabil dan sering mengalami kenaikan sehingga bu Bagong harus bisa
mengelola modal dengan sangat baik agar tidak terjadi krisis keuangan pada
usaha. Selain itu banyaknya pesaing dengan usaha yang lebih besar dan lokasi
yang lebih nyaman juga menjadi ancaman yang besar untuk warung bu Bagong.
Pandemi Covid-19 menyebabkab warung bu Bagong mengeluarkan biaya
tambahan untuk menerapkan protokol kesehatan, lebih memikirkan bertahan
hidup dari pada mengejar profit, juga mengalami dampak penurunan penjualan
yang signifikan.

Hasil analisis SWOT diatas menunjukan bahwa warung bu Bagong harus terus
melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan penjualan yang ada agar mampu bertahan
dan bersaing dengan usaha kuliner lain yang serupa serta terus aktif mengikuti pelatihan yang
dilakukan oleh pemerintah setempat maupun kelompok usaha lain agar jariangan usaha lebih
luas.

Kebanyakan permasalahan yang dihadapi dalam UMKM adalah masalah permodalan.


Sehingga, diperlukan cara lain supaya sektor UMKM lebih berkembang lagi, baik melalui
aspek pemasaran maupun distribusi. Dari segi pemasaran, dengan cara memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi yang sedang berkembang pesat saat ini. Dengan pengguna
internet di Indonesia yang cukup pesat dari tahun ke tahun, penjualan produk secara online
adalah salah satu cara yang baik untuk memasarkan produk UMKM (Permana, 2017). Akan
tetapi pada masa pandemi Covid-19 ini strategi pemasaran produk harus dilakukan secara
online juga seperti halnya mendaftarkan UMKM ke situs Gofood maupun Grabgood. Karena
sedikitnya aktivitas masyarakat diluar rumah para pengusaha harus membuat inovasi baru
agar produknya bisa dinikmati oleh banyak orang dengan mematuhi protokol kesehatan.

Kesimpulan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu bangsa. Sehingga perlu dukungan dari berbagai kalangan seperti sumber
daya manusia (SDM) sebagi pelaku penguat UMKM. Pandemi covid-19 memiliki dampak
besar diberbagai sektor di seluruh negara di dunia. Tidak hanya sektor kesehatan, sektor
ekonomi, pendidikan, politik juga terdampak. Dan pada penelitian ini kami membahas
UMKM yang mana UMKM merupakan salah satu penguat perekonomi di Indonesia. Karena
peran pentingnya tersebut pemerintah terus melakukan upaya mengembangkan UMKM.
Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak pada usaha warung bu Bagong dimana usaha
ini mengalami penurunan hingga 60% dan menyebabkan penutupan satu cabang usaha.
Banyaknya ancamanan dan kelemahan yang dimiliki usaha ini terutama pada masa pandemi
Covid-19 mengharuskan usaha ini untuk terus berinovasi agar mampu bertahan. Pengelolaan
modal yang baik harus terus dilakukan agar usaha ini dapat bertahan pada masa pandemi
Covid-19 serta harus membuat strategi pemasaran yang lebih baik.

Saran

Warung bu Bagong harus terus melakukan inovasi dan membuat strategi pemasaran
yang lbih baik agar mampu mempertahankan dan mengembangkan usaha terutama pada masa
pandemi Covid-19. Bu Bagong juga diharapkan dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang
dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku usaha lainnya, dengan mengikuti pelatihan akan
menambah jaringan dan wawasan supaya usahanya bisa dikenal lebih banyak orang. Bu
Bagong juga harus berinovasi dan berupaya untuk melakukan penjualan secara online, karena
pada masa pandemi banyak konsumen jauh lebih memperhatikan kesehatan termasuk dalam
hal memilih makanan, pelanggan lebih memilih makanan yang bisa take away dan delivery
order, dan pemesanan banyak dilakukan secara online.

DAFTAR PUSTAKA

Amani, Natasha Khairunisa. 2020. Update 21 Juli: Kasus Corona COVID-19 Dunia Tembus
14,6 Juta, 8,2 Juta Pasien Pulih. https://www.liputan6. com/global/read/4310701/update-21-
juli-kasus-corona-covid-19- dunia-tembus-146-juta-82-juta-pasien-pulih. (Diakses tanggal 20
Mei 2021)
Burhan, Fahmi Ahmad. 2020. Bisnis Anjlok akibat Pandemi Corona, UMKM Bisa Ubah
Strategi Usaha. https://katadata.co.id/berita/2020/0 4/15/bisnis-anjlok-akibat-pandemi-
corona-umkm-bisa-ubah-strategi-usaha). (Diakses tanggal 20 Mei 2021)
Halim, a. (2020). Pengaruh pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi kabupatem mamuju. Jurnal ilmah ekonomi pembangunan, 7.
Makanabis.com. 2020. NEW NORMAL dan Dampaknya pada Bisnis Kuliner.
https://www.makanabis.com/post/a rticle/new-normal-dan-dampaknya-pada-bisnis-kuliner.
(Diakses tanggal 20 Mei 2021)
Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Sancoko, Aldo Hardi. 2015. Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Makanan dan Minuman
pada Depot Time to Eat Surabaya. AGORA, Vol. 3, No. 1, (2015).
Santoso, Y. I. (2020, April selasa). menghitung dampak covid-19 terhadap dunia usaha
hingga UMKM. Retrieved from https://nasional.kontan.co.id/news/menghi tung-dampak-
covid-19-terhadap-duniausaha-hingga-umkm?page=all
Sugiri. (2020). Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Dampak Pandemi
Covid-19. Fokus Bisnis: Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi, 3.
Sugiri, D. (2020). Menyelamatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dari Dampak Pandemi
Covid-19. Fokus Bisnis: Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi, 4.
Sudati, H. E. (2019). UMKM Sebagai pilar Membangun Ekonomi Bangsa. Jurnal REP (Riset
Ekonomi Pembangunan), 3-4.
WHO. (2020). WHO Director-General’s opening remarks at the media briefing on COVID-
19 – 11 March 2020. Www.Who.Int. https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-
directorgeneral-s-opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020

Anda mungkin juga menyukai