Anda di halaman 1dari 8

PELATIHAN PENINGKATAN JIWA BERWIRAUSAHA BAGI GENERASI

MUDA PASCA PANDEMI COVID-19 DEMI MEWUJUDKAN


PEREKONOMIAN YANG MAJU

Diusulkan Oleh Kelompok 3:

1. Erica Alicia (2017051094)


2. Ni Komang Natia Rahayu (2017051103)
3. Ni Kadek Putri Yuliantari (2017051108)
4. Ni Putu Mirahayu Nidya ( (2017051109)
5. Ni Made Suci Ayu Riantini (2017051118)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS EKONOMI
2022
Peningkatan Jiwa Wirausaha Bagi Generasi Muda Pasca Pandemi Covid-19
Demi Mewujudkan Perekonomian yang Maju
“Dalam situasi saat ini, kita tetap harus optimis. Kita masih punya
kesempatan untuk bangkit kembali. Tentu potensi yang ada di dalam
negeri ini adalah potensi positif”
-Airlangga Artanto, Menko Perekonomian-

Hampir 3 tahun sudah pandemi Covid-19 meluluh lantahkan tatanan


kehidupan yang ada di Dunia. Namun, hal tersebut hendaknya bukan menjadi
halangan bagi kita untuk terus maju dan berkembang, seperti kutipan dari Bapak
Menko Perekonomian, kita masih punya kesempatan dan terus optimis dalam
memanfaatkan potensi yang kita miliki. Dampak pandemi Covid-19 sangat terasa
tidak hanya pada sisi kesehatan, namun juga pada sisi sektor ekonomi dan sosial.
Dalam aspek perekonomian, terdapat tiga dampak besar pandemi yaitu
melemahnya konsumsi rumah tangga atau daya beli, melemahnya investasi akibat
ketidakpastian yang berimplikasi pada penutupan usaha, serta turunya harga
komoditas akibat pelemahan ekonomi (Saiful, 2020). Sedangkan dalam aspek
sosial, pemerintah telah menghitung dampak terburuk Covid-19 dengan skenario
berat hingga lebih berat yaitu meningkatkan jumlah kemiskinan dan
pengangguran di Indonesia (Jalil dan Kasnelly, 2019). Tingginya angka penduduk
menganggur berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2021), per Februari
2021, yaitu sejumlah 19,10 juta orang (9,30% penduduk usia kerja). Angka
tersebut sudah termasuk jumlah pengangguran yang di-PHK, dirumahkan tanpa
upah hingga pengurangan jam kerja dan upah (Kemnaker, 2021). Sedangkan
angka penduduk miskin menurut data Badan Pusat Statistik per September 2020
sejumlah 27,55 juta jiwa atau meningkat sebesar 2,76 juta dibandingkan tahun
sebelumnya (BPS, 2021).
Untuk menjadi seorang wirausahawan yang handal diperlukan motivasi
wirausaha yang tinggi. Menurut kewirausahaan, motivasi adalah perhatian,
kegembiraan, dan motivasi dari mereka yang secara mandiri melakukan kegiatan
kewirausahaan berdasarkan kemampuan, kekuatan, dan keterampilannya.
Semangat kewirausahaan ini membimbing dan mendorong individu untuk
menjalankan dan mengembangkan bisnis mereka. Dalam hal ini karena motivasi
wirausaha yang tinggi, individu tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga
pada kepuasan wirausaha. Namun, sedikit yang ditemukan dan tercerahkan di
kalangan generasi muda remaja di Bali. Hal ini terlihat dari hasil wawancara
dengan beberapa anak muda (Gen Z) yang lebih memilih bekerja sebagai
pegawai kantoran atau perusahaan ketika ditanya. Di sisi lain, mereka menyadari
bahwa pendapatan karyawan mereka tidak cukup untuk membiayai kehidupan
masa depan mereka. Apalagi di masa pandemi dan new normal seperti sekarang

1
ini. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki pendidikan, pengetahuan, dan
dorongan untuk memulai suatu usaha. Salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan dan motivasi generasi muda adalah dengan mendidik mereka tentang
kewirausahaan dengan menggunakan pendekatan pendidikan dan pelatihan
sekolah menengah. Kewirausahaan dapat dipelajari dan dididik sebagai suatu
disiplin ilmu, sehingga nantinya setiap individu memiliki peluang untuk
berwirausaha. Bakat saja tidak cukup untuk menjadi pengusaha sukses, sebab kita
juga perlu mengetahui setiap aspek bisnis yang kita sukai sejak dini. Pelatihan
kewirausahaan untuk meningkatan jiwa wirausaha bagi generasi muda pasca
pandemi Covid-19 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi
untuk menjadi seorang wirausaha demi mewujudkan perekonomian yang maju.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif
pelatihan peningkatan kewirausahaan dalam membantu individu memperoleh
pengetahuan dan motivasi kewirausahaan demi terciptanya generasi muda yang
mampu mewujudkan perekonomian maju di pasca pandemi Covid-19.
Keadaan ekonomi di Indonesia diperparah dengan adanya Pandemi Covid-
19. Datangnya era globalisasi yang pada awalnya diharapkan membawa
masyarakat ke zaman emas yaitu terwujudnya cita-cita masa depan yang lebih
cerah, ternyata memberikan pelajaran kita pada suatu kenyataan pahit. Lapangan
pekerjaan berkurang dan pengangguran di mana-mana. Dari sinilah kita
disadarkan untuk dapat mendayagunakan segala sumber daya, baik yang
disediakan oleh alam maupun oleh manusia itu sendiri untuk memajukan dan
mensejahterakan kehidupan kita baik dalam konteks pribadi, keluarga,
masyarakat, maupun bangsa dan Negara. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
menumbuhkembangkan jiwa wirausaha bagi para generasi muda. Pembangunaan
akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka
lapangan kerja, karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak
akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak
membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. Wirausaha
merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa,
wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat,
sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka pemaparan masalah yang akan kami angkat yakni bagaimana langkah yang
tepat agar generasi muda (Gen Z) dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaannya
pasca pandemi covid-19 guna mewujudkan perekonomian yang maju.
Di awal tahun 2020, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan munculnya
virus yang dikenal dengan nama virus corona. Virus corona ini berasal dari salah
satu kota di China yaitu kota Wuhan. Tidak bisa dipungkiri penyebaran virus ini

2
tergolong sangat cepat, bahkan menjangkau berbagai negara asing, sehingga virus
ini dikenal dengan pandemi corona atau pandemi covid-19. Penyebaran virus
corona dapat dengan cepat menyebar karena adanya kontak fisik, aktivitas
kelompok dan masyarakat yang dilakukan serta tidak menggunakan protokol
kesehatan. Oleh karena itu, untuk menghadapi penyebaran virus covid-19,
pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa kebijakan yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat Indonesia. Seperti melakukan PSBB
sebelumnya, melakukan lockdown terhadap semua aktivitas masyarakat, PPKM
darurat saat ini yang dilakukan secara mendadak akibat wabah mendadak orang
yang terinfeksi virus corona sehingga pemerintah menerapkan PPKM disertai
kebijakan wajib mematuhi protokol kesehatan. yang berlaku selama pandemi
Covid-19.
Dampak negatif dari merebaknya pandemi Covid-19 saat ini dirasakan di
berbagai negara begitu juga di negara kita Indonesia hampir setiap provinsi
mengalami banyak perubahan signifikan yang diakibatkan oleh wabah virus
corona. Salah satunya di sektor ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
Bahkan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati juga
menyatakan ada empat sektor yang sangat tertekan akibat dampak virus corona
atau wabah covid-19, yakni rumah tangga, UMKM, korporasi dan keuangan.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga diprediksi akan mengalami kontraksi.
Karyawan suatu perusahaan atau pabrik telah diberhentikan dan diberhentikan
sampai waktu yang tidak pasti kapan berakhirnya. Bahkan sektor pengusaha
mikro juga terkena imbas dari penyebaran wabah virus corona, dimana hari-hari
perdagangan biasa sibuk namun saat pandemi cobid terjadi penurunan yang
signifikan, pendapatan bulanan juga menurun. Tentunya banyak masyarakat yang
menunggu kepastian dari pemerintah, apakah tetap melakukan aktivitas seperti
biasa atau pasrah dengan kondisi saat ini yang belum bisa dipastikan, namun
kebutuhan keluarga harus dipenuhi, ketika tidak bekerja, mereka tidak akan
mampu membeli apa yang mereka butuhkan. Sektor usahapun seperti UMKM,
usaha mikro, pedagang dan restoran pun tak luput dari dampak pandemi COVID-
19, semua regulasi baik dari pemerintah pusat maupun daerah, pengusaha enggan
mengurangi aktivitas yang dilakukan seperti biasa, bahkan ada beberapa UMKM
mikro yang tutup di masa pandemi covid-19 dimana membuka toko atau
pengusaha mikro menjadi tempat usahanya untuk mencari nafkah bagi
keluarganya.
Penerapan Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) di Indonesia dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah
ditetapkan sebelumnya, yang mewajibkan seluruh aktivitas warga dilakukan dari
rumah masing-masing atau disebut dengan online. menurun drastis karena
mayoritas segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup harus dilakukan

3
dengan cara konvensional, terutama bagi keluarga miskin dan rentan yang bekerja
di sektor informasi. Selain itu, ketika PPKM darurat diberikan sedikit kelonggaran
oleh pemerintah pusat, hal ini dapat dijadikan sebagai peluang bagi masyarakat
khususnya generasi muda untuk dibebaskan membuka usaha mikro, dari
kelonggaran ini masyarakat merasa kurang tertekan dengan kebijakan yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah. pemerintah, agar masyarakat bebas melakukan
kegiatan wirausaha dengan mematuhi protokol kesehatan dan kebijakan yang
telah berlaku. Alangkah baiknya apabila sebuah bangsa dan masyarakatnya dapa
melihat semua masalah ini dengan bijak, mampu menjawab semua tantangan, dan
tangguh dalam menghadapi semua ancaman yang akan datang. Ada beberapa cara
yang dinilai cukup efektif, yakni menumbuhkan dan menguatkan jiwa wirausaha
(entrepreneurship) terutama dikalangan generasi muda (Gen Z) guna mewujudkan
perekonomian yang maju.
Diharapkan dengan meningkatkan kekuatan pemikiran dan tindakan
wirausaha yang semakin maju dan semakin masif, seluruh masyarakat Indonesia
dapat hidup mandiri dan bertahan meski dalam kondisi sulit seperti saat ini.
Entrepreneurship memberikan dampak positif bagi seluruh perekonomian dan
masyarakat, salah satu dampak terpenting dari wirausaha adalah menyediakan
lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang sudah lama menganggur dan
sebelumnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Inovasi menjadi alasan
kedua yang mampu memberikan dampak positif bagi kekuatan perekonomian dan
masyarakat di tengah rencana “era normal baru” atau yang sering disebut dengan
“era normal baru”. Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan sesuatu yang
baru dan dapat membantu individu untuk bekerja lebih efektif dan efisien di masa
yang akan datang. Melalui inovasi muncul suatu kebutuhan yang dapat berupa
produk baru hingga sistem distribusi yang baru. Produk baru juga tidak harus
berkaitan dengan teknologi canggih karena produk sederhana pun dapat
menghadirkan sesuatu yang baru, seperti cita rasa baru pada produk makanan.
Kemampuan berwirausaha dapat diperoleh dari berbagai pelatihan-
pelatihan, seminar atau dengan berinteraksi langsung kepada para pelaku
wirausaha. Dengan melakukan hal-hal tersebut kita bisa mendapatkan ilmu serta
pelajaran wirausaha dan langsung bisa terjun kedalam dunia usaha yang sangat
luas. Meningkatkan mental generasi muda dalam berwirausaha adalah salah satu
cara untuk membangun jiwa entrepreneur yang tangguh. Karena, walaupun
seseorang memahami strategi wirausaha tapi dia tidak berani terjun ke dalam
dunia usaha, maka proses wirausaha pun tidak akan terwujud. Banyak yang takut
akan ketatnya persaingan dengan perusahaan asing yang bermodal besar, sehingga
menciutkan mental dari para entrepreneur muda Indonesia. Sebenarnya,
persaingan terjadi bukan untuk saling menjatuhkan antar pengusaha, tetapi

4
persaingan terjadi untuk lebih memotivasi para pengusaha tersebut untuk lebih
berinovasi dalam hasil produksi, distribusi, dan pemasarannya.
Seperti pendapat yang dikemukakan oleh salah satu tokoh entrepreneur
nasional Dr. (HC.) Ir. Ciputra bahwa ada tiga ciri paling utama bagi seorang
wirausahawan yang dapat dijadikan acuan:
1. Memiliki eye sight masa depan yang tepat dan tajam
Mampu untuk melihat sebuah peluang bisnis yang mungkin saja tidak
dapat dilihat oleh orang lain. Bisa melihat sebuah dreams or vision for future
yang menakjubkan dan mengekspresikan dirinya sendiri.
2. Memiliki karakter motivator dan inovator
Dapat menciptakan dan menemukan metode untuk menggapai mimpi dan
visi yang luar biasa atau bisa disimpulkan bahwa seorang entrepreneur selalu
termotivasi dan inovatif untuk mewujudkan cita-citanya.
3. Siap dan bersedia taking any risks
Seorang entrepreneur sejati adalah seorang pemimpin, pendiri atau
pelopor yang memiliki semangat, tidak mudah menyerah dalam menghadapi
segala tantangan atau resiko yang telah ia perhitungkan dan berpendirian
yang teguh untuk selalu berani maju ke depan.
Salah satu strategi untuk menemukan peluang adalah melalui inspirasi yang
original dan inspirasi dipengaruhi karena adanya insting dan intuisi. Kelihatannya
kedua hal tersebut memiliki arti yang sama, yaitu naluri atau ketajaman membaca
situasi. Namun sebenarnya sedikit berbeda dari sumber inspirasinya. Insting
adalah suatu naluri menganalisis suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
untuk memprediksi kejadian yang akan datang atau yang akan terjadi berikutnya.
Sedangkan Intuisi adalah memprediksi kejadian yang belum dialami (indra ke
enam). (Hendro MM dan Chandra WW, 2006 :hal 145). Dengan demikian dalam
dunia usaha keduanya digunakan. Insting digunakan untuk menghindar atau
bertahan dan intuisi digunakan untuk maju dan melangkah. Dengan adanya insting
dan intuisi maka muncullah inspirasi, yang merupakan langkah awal untuk
menggerakkan kekuatan dan semangat untuk memulai usaha
Masa krisis saat ini bukan menjadi alasan bagi anak muda untuk selalu
bersemangat membangun bisnis baru. Di masa krisis saat ini bahkan membuat
generasi muda untuk terus berinovasi dan berkreasi dengan sebaik-baiknya,
dengan memanfaatkan segala teknologi berbasis digital dan juga tentunya
memaksimalkan peluang yang ada di depan mata. Peluang tersebut merupakan
peluang yang ada di saat krisis, hal ini dapat dijadikan sebagai ide awal untuk
membuka usaha yang lebih berorientasi pada keuntungan dan juga dapat
memberikan solusi bagi semua kalangan di saat krisis. Seperti beberapa bisnis
atau bisnis yang ada di masa pascapandemi, seperti bisnis digital berbasis online,
jasa ekspedisi, kesehatan dan lain-lain. Bagi generasi muda di era industri 4.0

5
inilah saat yang tepat untuk menjadi wirausahawan dan memiliki UMKM, karena
semua faktor pendukung telah dipermudah melalui teknologi yang berkembang di
era saat ini. Jika kita melihat dinamika global yang terjadi, tentunya mental dan
jiwa wirausaha kita akan sangat berguna bagi bangsa Indonesia. Di depan
tantangan akan jauh lebih besar, bukan hanya masalah kesehatan saja namun juga
suatu saingan yang global akan masuk kedalam semua lini kehidupan kita. Ini
adalah momen yang sangat tepat dan penting untuk membangun mentalitas
masyarakat agar lebih kompetitif dan kuat tentunya.
Dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa Covid-19 merupakan wabah
virus yang sangat berbahaya yang mengancam kesehatan banyak warga bahkan
nyawa yang dipertaruhkan. Namun disini pemerintah tidak hanya berdiam diri
mengambil keputusan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran pandemi
Covid-19 dengan mengambil alih dan membuat kebijakan seperti PSSBB yang
kita kenal dulu, dan sekarang ada PPKM. Namun kebijakan ini menimbulkan pro
dan kontra, lalu bagaimana pembatasan social distancing ini bisa menuai pro
kontra karena banyak orang yang di PHK sehingga mengalami pengangguran,
namun sebagai jiwa wirausaha, anak muda (Gen Z) tidak akan takut dengan
tantangan ini. Sehingga para pemuda milenial ingin mengambil keputusan terbaik
dalam memulai bisnis baru dengan semangat baru. Salah satu caranya adalah
dengan mematuhi prokes, mentaati jam perdagangan yang telah ditetapkan
pemerintah. Selain itu, nilai hakiki penting dari jiwa wirausaha adalah Percaya
diri, Berorientasi tugas dan hasil, Keberanian mengambil risiko, Berorientasi ke
masa depan, Kreativitas dan Inovasi. Kewirausahaan memiliki peranan penting
dengan kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan produk yang bernilai
tambah (value added) melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan
inovasi serta kemampuan manajemen untuk mencari dan membaca peluang. Peran
kewirausahaan yaitu memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib
sendiri memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Menumbuhkan jiwa berwirausaha di
kalangan mahasiswa mulai dari: Menjadi seorang wirausahawan atau pebisnis
merupakan salah satu langkah tercepat mencapai sukses.

6
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2021. Februari 2021: Tingkat Pengangguran


Terbuka (TPT) sebesar 6,26 persen. Diakses pada tanggal 10 Maret 2022
melalui https://www.bps.go.id/.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2021. Persentase Penduduk Miskin September
2020 naik 10,19%. Diakses pada tanggal 10 Maret 2022 melalui
https://www.bps.go.id/.
Jalil, abd dan Kasnelly, Sri. 2019. Meningkatnya Angka Pengangguran Ditengah
Pandemi (Covid-19). Jurnal Ekonomi Syariah e-ISSN:2656-968X, p-ISSN:
2685-4228 Volume 2, Edisi 2 diakses pada tanggal 11 Maret 2022 melalui
www.ejournal.annadwahkualatungkal.ac.id.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. (2020). Rencana Strategis
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2020-2024.

Kementrian Ketengakerjaan. 2021. Pengangguran. Diakses pada tanggal 14


Maret2022 melalui https://kemnaker.go.id/.

Marwan, S. H. (2021). Tantangan Dan Peluang Generasi Milenial Era Pandemi.

Wijatno, S. (2009). Pengantar entrepreneurship. Grasindo.

Yusuf, S. (2021). STRATEGI MENUMBUHKAN DAN MENGUATKAN


JIWA WIRAUSAHA DI TENGAH PANDEMI COVID-19. OPTIMISME
MENGHADAPI TANTANGAN PANDEMI COVID-19: Gagasan dan
Pemikiran Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare, 212.

Anda mungkin juga menyukai