Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP KONTRIBUSI SEKTOR UMKM TERHADAP

PEREKONOMIAN DI LOMBOK TIMUR

ABSTRACT

Kemunculan covid-19 pada akhir 2019 di Wuhan China, bukan hanya bencana umum tetapi
penyebab kematian bagi mereka yang terinfeksi virus yang dikenal sebagai Covid-19. Virus ini tidak
hanya menjanjikan tetapi juga mempengaruhi kondisi ekonomi dan keuangan di seluruh dunia.
Pandemi telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah
untuk menganalisis dampak Covid-19 pada kondisi keuangan, terutama pada perusahaan kecil dan
menengah. (UMKM). Di mana semua data yang dikumpulkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pandemi yang disebut Covid-19 sangat terpengaruh oleh para pemain Usaha Kecil dan menengah
(UMKM), mereka menghadapi penurunan signifikan secara statistik dalam pendapatan dengan
minus 50% dan lebih setiap bulan. Kata kunci: Pandemic, Covid-19, Usaha Kecil dan menengah,
Pendapatan.

Pendahuluan

Pada akhir 2019, dideteksi sebuah virus baru yang pertama kali muncul di Wuhan China.
Kasus virus tersebut dikenal dengan covid-19, dimana covid-19 ini bukanlah virus biasa karena virus
tersebut dapat menyebabkan kematian bagi orang yang terjangkit virus tersebut. Selain China,
ternyata kasus covid-19 juga terdeteksi di Thailand, Jepang dan Korea Selatan. Pada tangal 23
Januari 2020, pemerintah China melaporkan sebanyak 634 orang yang terjangkit virus covid-19 dan
sebanyak 17 orang yang meninggal akibat covid-19. Untuk mencegah penyebaran virus covid-19,
pemerintah mulai memberlakukan karantina atau penutupan akses ditiga kota yang ada di provinsi
Hubei yaitu Wuhan, Huanggang, dan Ezhou (Nagita, 2020), Kasus covid-19 ternyata tidak terhenti
hanya di tiga negara saja, akan tetapi virus covid-19 tersebut meluas ke berbagai negara, termasuk
Indonseia. Kemunculan pertama kali covid-19 di Indonesia diumumkan oleh Presiden Republik
Indonesia Jokowidodo pada 2 Maret 2020. Penyebaran covid-19 terus meningkat membuat Presiden
Republik Indonesia Jokowidodo menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan
covid-19. Tidak hanya itu, pemerintah juga menerbitkan keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun
2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai berlaku sejak 1 April 2020 (Nurhanisah,
2020). Setelah diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun 2020,
penyebaran covid-19 masih saja terus meluas, oleh karena itu pemerintah menerapkan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). PPKM darurat jilid 1 diterapkan pada 11
Juli 2021 hingga 25 Juli 2021. Pada 26 Juli presiden Jokowidodo memutuskan untuk memperpanjang
PPKM level 3 dan 4 hingga 2 Agustus 2021. Peraturan pemerintah mengenai PPKM terus
diperpanjang karena lonjakan covid-19 di Indonesia yang terus meningkat, terhitung bahwa
perpanjangan PPKM dilakukan sebanyak 9 kali. (Nalini, 2021) Pandemi covid-19 bukan hanya
sekedar bencana kesehatan, tetapi berdampak juga pada sektor ekonomi, bukan hanya pada industri
besar saja, tetapi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai gelisah karena
merasakan dampak dari pandemi covid-19, padahal UMKM merupakan sektor yang bisa bertahan
pada saat krisis ekonomi terjadi, tetapi tidak pada pandemi covid19. Bank Indonesia menyebutkan
sebanyak 8,75% UMKM terdampak pandemi covid-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 93,2%
diantaranya berdampak negatif pada sisi penjualan.

Menurut survei yang dilakukan Bank Sentral, pandemi memberi tekanan pada pendapatan,
laba, dan arus kas. kemunculan pandemi covid-19 di kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB
menyebabkan penurunan pendapatan yang disebabkan oleh berbagai hal yaitu berkurangnya daya
beli masyarakat, turunnya tingkat produksi oleh para pelaku UMKM, dan berbagai pemberlakuan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terkait upaya untuk mengurangi tingkat penyebaran
covid19. Selain itu, covid-19 juga berdampak pada pengurangan karyawan di berbagai sector
Perekonomian Lombok Timur terkontraksi dari 4,70 persen pada tahun 2019 sebelum covid-19
menjadi minus (-3,10 persen) pada tahun 2020 setelah pandemi covid-19. Dalam situasi seperti ini,
sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sangat membutuhkan perhatian khusus dari
pemerintah karena seperti yang diketahui bahwa UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) dan sebagai penyerap
tenaga kerja terbanyak bagi masyakakat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Lombok
Timur melakukan langkah-langkah program pemulihan ekonomi salah satunya dengan cara
melakukan pemberdayaan UMKM yang ada diwilayah Lombok Timur. Dengan adanya fenomena
tersebut, peneliti bertujuan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pandemi Covid-
19 terhadap Tingkat Pendapatan UMKM di Lombok Timur”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis apakah terdapat pengaruh pandemi covid-19 yang berdampak pada tingkat
pendapatan UMKM di Lombok Timur. Di Indonesia, pemerintah mencoba untuk menanggulangi
wabah virus covid 19 dengan cara melakukan berbagai upaya untuk dapat menekan virus covid-19
terhadap berbagai industri, dimana semua pihak diminta untuk melakukan social distancing, work
from home, memutuskan untuk meliburkan kegiatan perkuliahan dan belajar mengajar, hingga
sampai sekarang pemerintah juga menerapkan peraturan yang dikenal dengan PPKM. Sektor
ekonomi merupakan sektor yang berdampak cukup parah akibat pandemi Covid19.

Literature Review

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian di
Indonesia. UMKM berkontribusi terhadap 61,07% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada
tahun 2022. Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM. Hal ini didukung oleh berbagai faktor, seperti
ketersediaan sumber daya alam, tenaga kerja yang terampil, dan lokasi yang strategis.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis kontribusi sektor UMKM terhadap
perekonomian di Lombok Timur. Berikut adalah beberapa penelitian tersebut:

Penelitian oleh Dinas Koperasi dan UKM Lombok Timur (2023)

Penelitian ini menganalisis kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian di Lombok


Timur periode 2017-2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi sektor UMKM terhadap
perekonomian di Lombok Timur terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, kontribusi
sektor UMKM terhadap PDB Lombok Timur sebesar 33,85%. Pada tahun 2022, kontribusi sektor
UMKM terhadap PDB Lombok Timur meningkat menjadi 42,19%.

Penelitian oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur (2023)


Penelitian ini menganalisis kontribusi sektor UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja di
Lombok Timur periode 2017-2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi sektor UMKM
terhadap penyerapan tenaga kerja di Lombok Timur terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2017, UMKM menyerap tenaga kerja sebanyak 99.696 orang. Pada tahun 2022, UMKM
menyerap tenaga kerja sebanyak 126.749 orang.

Pengertian UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif tanpa ada campur tangan
dengan lembaga lain yang dilakukan oleh perseorangan atau pelaku usaha, dimana pelaku usaha ini
bukan bagian dari anak perusahaan atau anak cabang yang sudah dimiliki atau menjadi bagian
langsung dari usaha kecil atau besar (Hanim, 2018) Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) . Stabilitas Ekonomi Makro Pengembangan UMKM diharapkan akan meningkatkan stabilitas
ekonomi makro karena menggunakan bahan baku lokal dan memiliki potensi ekspor; sehingga akan
membantu menstabilkan kurs rupiah dan tingkat inflasi. Pembangunan UMKM akan menggerakkan
sektor riil karena UMKM umumnya memiliki keterkaitan industri yang cukup tinggi. Sektor UMKM
diharapkan akan menjadi tumpuan pengembangan sistem perbankan yang kuat dan sehat pada
masa mendatang, mengingat nonperforming loan-nya yang relatif sangat rendah. Pengembangan
UMKM juga akan meningkatkan pencapaian sasaran.di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator
kesejahteraan masyarakat lndonesia lainnya;

Permasalahan dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Terdapat banyak masalah dalam
upaya mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yaitu :

1) Manajemen, dimana kegiatan UMKM tidak membedakan berbagai persoalan yang ada di
dalam perusahaan dengan berbagai persoalan pribadi, terutama menyangkut kepemilikan,
pembiayaan, dan keuntungan perusahaan. Keduanya sering kali tercampur sehingga
berbagai fungsi manajemen dalam menjalankan perusahaan tidak dilakukan sebagaimana
mestinya, baik menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pergerakan maupun
pengawasan.

2) Produksi dan Pemasaran, dimana persoalan yang sering menghambat UMKM untuk
berkembang adalah keterbatasan fungsi-fungsi perusahaan, terutama dalam produksi dan
pemasaran.

3) Pembiayaan (Keuangan), persoalan yang paling sering dihadapi UMKM menyangkut


keuangan yaitu, kurangnya modal kerja untuk menunjang aktivitas perusahaan, tidak
memiliki pengetahuan tentang cara-cara mengakses sumber-sumber keuangan, dan
umumnya UMKM tidak memiliki catatan (Laporan) keuangan sehingga keuntungan dalam
usaha sering kali tidak diperhitungkan (Sri et al., 2019).

Peranan UMKM dalam Perekonomian UMKM memiliki suatu peran yang sangat penting
dalam pembangunan ekonomi disuatu negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara
maju. Di negara-negara maju, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat penting tidak
hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan dengan
Usaha Besar (UB). Di negara-negara yang sedang berkembang, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) memiliki peran penting dalam perspektif mencari kesempatan kerja dan sumber
pendapatan bagi sekelompok orang, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan di suatu
negara serta membantu pembangunan ekonomi di pedesaan. Keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian, baik dalam menyerap tenaga
kerja, menyumbang devisa maupun kontribusinya dalam menyumbang pendapatan daerah dalam
bentuk pajak.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif. Variabel yang
dianalisis adalah kontribusi sektor UMKM di Lombok Timur terhadap perekonomian, yang diukur
dengan indikator PDB UMKM, penyerapan tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian di


Lombok Timur terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, kontribusi sektor UMKM
terhadap PDB Lombok Timur sebesar 33,85%. Pada tahun 2022, kontribusi sektor UMKM terhadap
PDB Lombok Timur meningkat menjadi 42,19%.

Peningkatan kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Lombok Timur juga diikuti dengan
peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2017, UMKM menyerap tenaga kerja sebanyak
99.696 orang. Pada tahun 2022, UMKM menyerap tenaga kerja sebanyak 126.749 orang.

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lombok Timur, jumlah UMKM
di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2021 adalah sebanyak 23.936 unit usaha. Jumlah tersebut
terdiri dari 20.230 usaha mikro, 2.852 usaha kecil, dan 864 usaha menengah.

Berikut adalah rincian jumlah UMKM di Kabupaten Lombok Timur berdasarkan jenis usahanya:

Bidang Usaha Jumlah UMKM Jumlah Tenaga Kerja


Perdagangan 6.534 75.829
Jasa 2.164 41.542
Industri 465 10.510

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang paling
dominan di Kabupaten Lombok Timur, dengan jumlah UMKM sebanyak 14.732 unit. Sektor jasa
berada di urutan kedua dengan jumlah UMKM sebanyak 7.722 unit. Sementara itu, sektor industri
berada di urutan ketiga dengan jumlah UMKM sebanyak 1.482 unit.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung
pengembangan UMKM di wilayahnya. Upaya tersebut di antaranya adalah melalui pemberian
bantuan permodalan, pendampingan usaha, dan pengembangan pasar. Berikut adalah beberapa
contoh upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk mendukung
pengembangan UMKM:

1. Program Lotim Berkembang, adalah program bantuan permodalan dari Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur untuk UMKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
daya saing UMKM.
2. Program Pelatihan dan Pendampingan UMKM, adalah program yang bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pelaku UMKM dalam berwirausaha.

3. Pameran UMKM, adalah kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan produk-produk UMKM
kepada masyarakat luas.

Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan UMKM di


Kabupaten Lombok Timur.

Selain itu, kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor Lombok Timur juga meningkat. Pada
tahun 2017, ekspor UMKM Lombok Timur sebesar 10,48 juta dolar AS. Pada tahun 2022, ekspor
UMKM Lombok Timur meningkat menjadi 17,27 juta dolar AS.Kontribusi UMKM terhadap
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lombok Timur sangatlah besar. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik, pada tahun 2022, UMKM menyerap tenaga kerja sebanyak 179.327 orang, atau
sekitar 80,7% dari total tenaga kerja di Kabupaten Lombok Timur. Kontribusi UMKM terhadap
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa UMKM memiliki peran
yang sangat penting dalam perekonomian daerah. UMKM tidak hanya berperan dalam
menggerakkan perekonomian, tetapi juga menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka
pengangguran.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sektor UMKM
memiliki peran yang penting dalam perekonomian di Lombok Timur. Sektor UMKM berkontribusi
terhadap peningkatan PDB, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor.

Kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Lombok Timur

Kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Lombok Timur meningkat sebesar 8,34% dari tahun 2017 ke
tahun 2022. Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor UMKM semakin berkembang dan
berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Lombok Timur.

Peningkatan kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Lombok Timur disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain:

1. Peningkatan jumlah UMKM

Peningkatan jumlah UMKM dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja yang tersedia, nilai tambah
yang dihasilkan, dan ekspor yang dilakukan.

2. Peningkatan skala usaha UMKM

Peningkatan skala usaha UMKM dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi UMKM, sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dan ekspor yang dilakukan.

3. Peningkatan kualitas produk dan jasa UMKM

Peningkatan kualitas produk dan jasa UMKM dapat meningkatkan daya saing UMKM di pasar
domestik dan global.

4.Peningkatan akses UMKM terhadap pasar


Peningkatan akses UMKM terhadap pasar dapat memudahkan UMKM untuk memasarkan produk
dan jasanya.

Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM di Lombok Timur meningkat sebesar 27,05% dari tahun 2017
ke tahun 2022. Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor UMKM semakin mampu menciptakan
lapangan kerja baru.

Peningkatan penyerapan tenaga kerja oleh UMKM di Lombok Timur disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain:

1. Peningkatan jumlah UMKM

Peningkatan jumlah UMKM dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja yang tersedia.

2. Peningkatan skala usaha UMKM

Peningkatan skala usaha UMKM dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

3. Perkembangan sektor ekraf

Perkembangan sektor ekraf dapat membuka peluang usaha baru bagi UMKM.

Kontribusi Terhadap Ekspor

Kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor Lombok Timur meningkat sebesar 64,76% dari tahun 2017
ke tahun 2022. Peningkatan ini menunjukkan bahwa UMKM mulai mampu bersaing di pasar global.

Peningkatan kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor Lombok Timur disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain:

1. Peningkatan kualitas produk dan jasa UMKM

Peningkatan kualitas produk dan jasa UMKM dapat meningkatkan daya saing UMKM di pasar global.

2. Peningkatan akses UMKM terhadap pasar global

Peningkatan akses UMKM terhadap pasar global dapat memudahkan UMKM untuk menembus pasar
global.

3. Pemerintahan yang mendukung

Pemerintahan yang mendukung dapat memberikan berbagai fasilitas dan bantuan kepada UMKM
untuk meningkatkan ekspor.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor UMKM memiliki peran yang
penting dalam perekonomian Lombok Timur. Sektor UMKM berkontribusi terhadap peningkatan
PDB, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada UMKM
di Lombok Timur untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian.
Dukungan pemerintah tersebut dapat berupa peningkatan akses UMKM terhadap pembiayaan,
pelatihan, dan pendampingan.

Kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian di Lombok Timur terus meningkat dari
tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2020. Pada tahun 2017, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB
Lombok Timur sebesar 33,85%. Pada tahun 2020, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Lombok
Timur menurun menjadi 28,91%. Pada tahun 2022, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Lombok
Timur meningkat menjadi 42,19%.

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak negatif terhadap kontribusi sektor UMKM
terhadap perekonomian Lombok Timur. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan berbagai
permasalahan bagi UMKM, seperti penurunan permintaan, kenaikan biaya produksi, dan
terbatasnya akses terhadap pembiayaan.

Kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian Lombok Timur telah meningkat kembali
pada tahun 2022. Peningkatan kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian Lombok Timur pada
tahun 2022 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Pemulihan ekonomi

2. Peningkatan dukungan pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

a. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada UMKM di Lombok Timur untuk mengatasi
dampak pandemi COVID-19. Dukungan pemerintah tersebut dapat berupa subsidi, pelatihan, dan
pendampingan.

b. Pemerintah perlu meningkatkan akses UMKM terhadap pembiayaan. Akses UMKM terhadap
pembiayaan dapat membantu UMKM untuk mengembangkan usahanya.

c. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia UMKM. Kualitas sumber daya
manusia UMKM dapat meningkatkan daya saing UMKM.

d. Pemerintah perlu meningkatkan promosi produk dan jasa UMKM. Promosi produk dan jasa
UMKM dapat meningkatkan permintaan terhadap produk dan jasa UMKM.

e. Rekomendasi-rekomendasi tersebut diharapkan dapat membantu UMKM di Lombok Timur untuk


terus berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian.
Referensi

Adilah, N. (2021). Upaya Pemerintah dalam Pemberdayaan UMKM di Masa Pandemi Covid-19.
Arkadia Digital Media. https://yoursay.suara.com/ulasan/2021/12/25/162443/upaya-
pemerintahdalam-pemberdayaan-umkm-di-masa-pandemi-covid-19

Ariani, M., Setiyanto, A., & Purwantini, T. B. (n.d.). Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi
dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian

Bahtiar, R. A. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah Serta Solusinya. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Bidang Ekonomi Dan
Kebijakan Publik, XIII(10), 19–24. https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XIII-10-
II-P3DI-Mei-2021-1982.pdf

Anda mungkin juga menyukai