Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

ANALISIS MANAJEMEN RESIKO


UMKM BATIK BANGKALAN MADU-
RA DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Ahmad Suhaimi, M.A
Dosen: Universitas Brawijaya Malang
Email:hemi.latanza@gmail.com
Abstraksi lu lantahkan berbagai sektor kehidupan manusia, tak ter-
Kedigdayaan PCOVID-19 telah berdampak ke berb- kecuali di sektor ekonomi yang yang secara nyata men-
agai sektor kehidupan manusia, mulai ekonomi, sosial, dan galami penurunan yang signifikan. Hal sebagaimana yang
politik tidak saja negara-negara besar akan tetapi hampir dikemukakan oleh Ida Bagus Gede, dkk (2020:30) dalam
seluruh negara di dunia. Indonesia adalah salah satu neg- penelitiannya dalam konteks perekonomian china, Khan
ara yang terdampak terutama pada sisi ekonomi, dan kh- menjelaskan bahwa telah terjadi terjadinya penurunan an-
sususnya para pekerja Usaha Mikro, kecil, dan Menengah gka pertumbuhan perekonomian dari 6 persen menjadi 2
(UMKM) Batik di Bangkalan Madura juga mengalami ke- persen pada sebelum terjadinya Covid-19. Dan dampak ini
sulitan untuk tetap survive di tengah pembatasan berb- tidak hanya di China, bahkan dalam pandangan Sinuraya
agai aktifitas ekonomi. Maka dalam penelitian ini, penulis (2020: 160) tetapi juga akan lebih meluas hingga mendunia,
melakukan analisis manejemn risiko terhadap UMKM Batik tak terkecuali Indonesia.
di Bangkalan Madura dengan menggunakan metode kual- Dalam konteks Indonesia, dalam upaya memutus
itatif. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa rantai penyebaran Covid-19 pemerintah telah melakukan
Kehadiran UMKM Batik Kabupaten Bangkalan sangatlah berbagai kebijakan, diantaranya dengan memberlakukan
dibutuhkan untuk meningkatkan keadaan perekonomian kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau
daerah, sehingga pengelolaan UMKM harus melibatkan social distancing yang diberlakukan sejak Maret 2020. Ke-
semua pihak. Maka dari itu, para pekerja UMKM Batik bijakan ini pada dasarnya sangatlah tepat ditengah mening-
Kabupaten Bangkalan tetap bertahan di tengah pandemi katnya jumlah terinfeksi Covid-19 yang semakin meningkat,
Covid-1 dengan menggunakan manajemen risiko dan akan tetapi di satu sisi ada dampak yang harus ditanggu-
perombakan besar-besaran terkait manajemen penjua- ng, yaitu berbagai aktivitas sehari-hari menjadi terhambat,
lan, serta melakukan ekspansi market seluas-luasnya masyarakat dituntut untuk melakukan setiap kegiatan dari
dengan bantuan markate place. rumah dan digitalisasi dalam setiap kegiatan sehari-hari
seperti Work From Home (WFH). Di sektor perekonomi-
I PENDAHULUAN an Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan secara
drastis akibat berhentinya sektor industri pariwisata dan
Daikui atau tidak, kedigdayaan Covid-19 telah melu- penurunan manufaktur.(Ardhana Januar, 2020 65-76).

Ahmad Suhaimi, M.A


141
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Salah satu sektor ekonomi yang terdampak nya- Kedua, UMKM berperan untuk mengentaskan kemiskinan
ta adalah para pekerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah masyarakat, sebab angka penyerapan tenaga kerja terhitung
(UMKM). Berdasarkan data dari kementerian koperasi tinggi. Ketiga, Sarana pemasukan devisa bagi negara, UMKM
ada 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil menyumbang devisa bagi negara sebab pasarnya tidak ha-
dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona nya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar negeri.
(COVID-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak (Alim Bahri Usmadi, 2013).
COVID-19 bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, Hanya saja, menjamurnya usaha UMKM belum
sedangkan sektor UMKM yang paling terdampak yakni sepenuhnya didukung strategi untuk meningkatkan us-
makanan dan minuman.(Siti Nuzul Laila Nalini, 2021: 662- aha itu sendiri, kegiatan usaha lebih disebabkan keter-
669). paksaan karena semakin sempitnya lahan pekerjaan di
Kendati demikian, Lili Marlinah (2020:118-124) me- sektor formal. Di Kabupaten Bangkalan sendiri geliat
negaskan bahwa pandemi Covid-19 dapat memberikan bangkitnya UMKM sejak era awal kemerdekaan, dan
ancaman dan juga peluang bagi para pengusaha. Ancaman kemudian semakin terlihat berkembang dengan pesat.
tersebut sudah terlihat, tidak sedikit UMKM yang mengala- Kegaiatan pelatihan UMKM yang diadakan oleh pihak
mi kesulitan seperti penurunan omzet hingga tidak ada pe- Dinas Perindustrianm, Koperasi atau CSR BUMN selalu
masukan sama sekali dan terpaksa gulung tikar diakibatkan ramai diikuti oleh UMKM yang serius untuk mengem-
oleh kebijakan PSBB. Oleh karena itu, dalam menanggulangi bangkan usahanya. Akan tetapi dampak pandemi covid
terjadinya hal yang tidak diinginkan, UMKM harus mam- 19 dan Penetapan PSBB pada Maret 2020 kemarin mulai
pu mengambil peluang lain dalam menghadapi pandemi ini. berdampak pada aktivitas UMKM di seluruh Indonesia,
UMKM harus mampu bersaing dalam mempertahankan termasuk di Bangkalan. Banyak kegiatan usaha tutup,
eksistensinya di tengah masalah pandemi global saat ini. PHK masal dan lain sebagainya. Hal ini tidak bisa dibiar-
Perkembangan dan pertumbuhan UMKM harus ditingkat- kan berlarut-larut, ekonomi daerah harus tetap berjalan
kan dan diberikan perhatian secara khusus dan intensif karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
oleh pemerintah. Berdasarkan hal inillah maka penulis mengadakan
Dalam menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku penelitian untuk melihat dan menganalisis keberadaan
UMKM dan koperasi, pemerintah melaksanakan beberapa UMKM dalam menghadapi pandemi covid 19, dan pema-
upaya. Salah satunya adalah, memasukkan pelaku UMKM haman mereka tentang manajemen risiko pada kegiatan
dan koperasi sebagai penerima program bantuan pemerin- usaha UMKM mereka. Adapun rumusan masalah pada
tah, seperti kartu prakerja, subsidi tarif listrik, dan keluarga penelitian ini adalah menganalisis bagaimana manage-
harapan. Pemerintah juga memberikan keringanan pem- men risiko bisnis UMKM Batik di kabupaten Bangkan
bayaran pajak selama enam bulan, sejak April 2020 hingga pada masa pandemi Covid-19.
September 2020. Pemerintah Juga merelaksasi dan mere-
strukturisasi pembayaran pinjaman bagi pelaku UMKM dan II LANDASANTEORI
koperasi.(Latipah Nasution, 22020).
Perhatian pemerintah terhadap UMKM tersebut, Manajemen Resiko
mengingat pada peran strategis UMKM dalam proses Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan
pemulihan ekonomi di Indonesia. Secara umum, terdapat risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keun-
tiga peran UMKM atau kontribusi UMKM terhadap pere- tungan badan usaha atau peroranganatas kemungkinan tim-
konomian Indonesia meliputi: Pertama, UMKM berperan bulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Menurut Ari
dalam pemerataan tingkat perekonomian rakyat sebab be- Sandyavitri (2009: 23-38) Manajemen Risiko adalah “suatu
rada di berbagai tempat. UMKM bahkan dapat menjangkau bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organ-
daerah terpencil di Indonesis. Sehingga masyarakat tidak isasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai perma-
perlu ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak. salahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan

Ahmad Suhaimi, M.A


142
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

manajemen secara komperhensif dan sistematis.” dan sebanding dengan konteks internal dan internal, ter-
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode masuk juga terhadap sasaran yang terkait, inklusif; yaitu
logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menen- keterlibatan para pemangku kepentingan secara memadai
tukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan tepat waktu, dalam kegiatan berbagi pengetahuan, pan-
dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivi- dangan dan pandanganya untuk dijadikan pertimbangan di-
tas atau proses. Menurut kamus besar bahasa Indonesia namis sebuah risiko dapat muncul, berubah atau hilang ke-
dikutip dari (Tony Peramanna 2011) , risiko adalah “akibat tika terjadi perubahan konteks eksternal maupun konteks
yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) internal. Manajemen risiko akan mengantisipasi, memindai
dari suatu perbuatan atau tindakan.” Dengan kata lain, dan memahami serta menangani perubahan dan peristiwa
risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang yang terjadi secara memadai dan tepat waktu. (Ratnawaty
dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah Marginingsih, 2017:156-164).
organisasi atau individu. Kemudian Informasi terbaik yang tersedia Manajemen
Menurut Irham Fahmi (2010:3) dengan diterapkan- risiko secara tegas menyatakan keterbatasan dari informasi
nya manajemen risiko disuatu perusahaan, ada beberapa yang tersedia dan juga ketidak pastian yang melekat pada
manfaat yang akan diperoleh yaitu: a) Perusahaan memiliki informasi dan harapan tersebut, serta faktor budaya dan
ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap kepu- manusia merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan dan san-
tusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati gat mempengaruhi penerapan seluruh aspek manajemen
(prudent) dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam risiko pada setiap tingkatan. Manajemen risiko melakukan
berbagai keputusan. b) Mampu memberi arah bagi suatu perbaikan terus menerus berdasarkan pengalaman dan
perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mun- pembelajaran. Prinsip manajemen risiko tidak mengharus-
gkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang. kan untuk dilakukan secara kaku, tetapi prinsip ini dapat di-
c) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan gunakan sebagai panduan yang memantu dalam merancang
untuk selalu menghindari dari pengaruh terjadinya keru- penerapan dan pengawasan kerangka kerja dan proses ma-
gian khususnya dari segi finansial. d) Memnungkinkan pe- najemen risiko. (Ratnawaty Marginingsih, 2017:156-164).
rusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum. e) Sedangkan Kerangka manajemen risiko digunakan
Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajement sebagai landasan maupun fondasi dalam mengelola sebuah
concept) yang dirancang secara detail maka artinya perusa- manajemen risiko. Fondasi yang dimaksudkan disini yai-
haan telah membangun arah dan mekanisme secara berke- tu kebijakan manajemen risiko, strategi manajemen risiko,
lanjutan (suistainable). kepemimpinan dan komitmen. Kerangka kerja manajemen
Adapun manajemen risiko memiliki tujuan yaitu risiko merupakan gambaran dari bagaimana tata kelola
meningkatkan kinerja, mendorong untuk inovasi, dan men- manajemen risiko suatu organisasi akan dilaksanakan. Se-
dukung pencapaian sasaran perusahaan. Dan manajemen bagaimana dalam gambar berikut;
risiko memiliki prinsip-prinsip yang digunakan untuk lan-
dasan mengelola risiko dan harus diperimbangkan ketika
akan menetapkan kerangka kerja dan proses manajemen
risiko. Dan manajemen risiko yang efektif memerlukan
elemen-elemen, diantaranya: Terintegrasi yaitu bagian
terpadu dari semua kegiatan di dalam organisasi atau pe-
rusahaan, Terstruktur dan Menyeluruh Pendekatan yang
terstruktur dan komperhensif pada manajemen risiko yang
memberikan hasil yang konsisten dan dapat dibandingkan,
disesuaikan dengan kebutuhan kerangka kerja dan proses Gambar Kerangka Kerja Manajemen
manajemen risiko harus disesuaikan dengan penggunanya a. Integrasi manajemen risiko adalah sangat bergantung

Ahmad Suhaimi, M.A


143
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

pada pemahaman terhadap struktur organisasi dan risiko dan konsultasi digunakan untuk mendapatkan infor-
konteks organisasi. masi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan
b. Perancangan kerangka kerja manajemen risiko b. Lingkup, Konteks dan Kriteria
c. Implementasi manajemen risiko Proses manajemen risiko harus diaplikasikan pada
d. Evaluasi pada dasarnya adalah proses untuk me- tingkatan organisasi dan unit kerja dengan sasaran, proses
mantau dan memperbaiki keefektifan rancangan dan kerja, maupun lingkungan oprasional yang berbeda-beda
pelaksanaan semua kegiatan dalam kerangka kerja yaitu pada level strategis, Operasional, program, proyek dan
manajemen risiko aktivitas lainnya. Konteks internal adalah konteks lingkun-
e. Perbaikan merupakan proses tindak lanjut dari proses gan dalam organisasi yang merencanakan, menetapkan dan
evaluasi, yang dilakukan oleh unit manajemen risiko, mencapai sasaran. Dalam hal ini dijelaskan bagaimana or-
auditor internal, auditor eksternal ataupun regulator. ganisasi dan pemilik risiko memetakan kondisi internal dan
(Melati Sukma Putri, 2020). kondisi eksternal untuk mendapatkan gambaran yang lebih
Kerangka manajemen risiko yaitu digunakan sebagai lengkap tentang kondisi lingkungan bisnis yang menjadi tem-
landasan maupun fondasi dalam mengelola sebuah manaje- pat dimana organisasi berusaha mencapai berbagai sasaran
men risiko. Fondasi yang dimaksudkan yaitu kebijakan ma- dan memperoleh informasi yang akurat tentang kondisi
najemen risiko, strategi manajemen risiko, kepemimpinan lingkungan bisnis yang menjadi sumber-sumber penyebab
dan komitmen. Kerangka kerja manajemen risiko merupa- risiko yang mempengaruhi ketercapaian sasaran. Kriteria
kan gambaran dari bagaimana tata kelola manajemen risiko risiko merupakan sebuah aktivitas untuk digunakan menilai
suatu organisasi akan dilaksanakan, sebagaimana dalam tingkat risiko, baik dalam hal ancaman kerugian maupun pe-
gambar berikut: luang yang bermanfaat bagi pencapaian sasaran.
c. Identifikasi Risiko
Dalam proses manajemen risiko hal yang harus
dilakukan yaitu identifikasi risiko, mengenali, menerima dan
menjabarkan risiko yang dapat menunjang atau mengham-
bat pencapaian sasaran organisasi
d. Analisis Risiko
Proses manajemen risiko juga terdapat tahapan Anal-
isa risiko yang bertujuan untuk memahami sifat, perilaku
risiko dan peringkat risiko. Dalam analisa risiko meliputi
pertimbangan detail terkait dengan ketidakpastian, sumber
risiko, dampak, kemungkinan, peristiwa risiko yang terjadi,
skenario, pengendalian risiko dan keefektifannya.
e. Evaluasi Risiko
Untuk tahap perbaikan yaitu perlunya dilakukan eval-
uasi dengan tujuan membantu proses pengambilan keputu-
Gambar kerangka manajemen risiko san, evaluasi dilakukan dengan mempertimbangkan risiko
terhadap kriteria yang telah ditentukan.
a. Komunikasi dan Konsultasi f. Perlakuan Risiko
Untuk menerapkan proses manajemen risiko ter- Setelah risiko telah dilakukan assessment risiko, maka
dapat aktivitas yang harus dilakukan yaitu komunikasi dan selanjutnya dilakukan seleksi opsi-opsi perlakuan risiko,
konsultasi yaitu bertujuan untuk membantu stakehold- perlakuan tanggap darurat dan pemulihan dan menyiapkan
ers dalam memahami risiko, komunikasi digunakan untuk dan melaksanakan rencana perlakuan risiko.
membangun kesadaran dan pemahaman terhadap risiko- g. Pemantauan dan Tinjauan

Ahmad Suhaimi, M.A


144
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Pemantauan dan tinjauan adalah bagian dari mana- c. Usaha Menengah


jemen risiko yang digunakan dalam memastikan bahwa Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif
seluruh tahapan proses dan fungsi manajemen risiko ber- yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseo-
jalan dengan benar dan baik. Tujuan dari pemantauan dan rangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak pe-
tinjauan untuk menjamin dan memperbaiki kualitas keefek- rusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
tifan rencana pelaksanaan proses manajemen risiko, imple- atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
mentasi dan hasil akhir yang diharapkan. dengan usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan
h. Pencatatan dan Pelaporan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kri-
Pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mengo- teria usaha menengah, yakni: a). Memiliki kekayaan bersih
munikasikan aktivitas-aktivitas proses manajemen risiko, lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sam-
menyediakan informasi bagi pengambil keputusan, mem- pai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
perbaiki aktivitas proses manajemen risiko dan membantu milyar rupiah) tidak termasuk tanh dan bangunan tempat
interaksi dengan stakeholders. (Fachmi Basyaib, 2007). usaha; atau b). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
Definisi UMKM menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-Un-
dang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil
dan Menengah bahwa yang dimaksud adalah: III METODE PENELITIAN
a. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif Metode penelitian yang dilakukan adalah metode
milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang kualitatif. Metode ini digunakan karena bertujuan untuk
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam memahami interaksi sosial dimana peneliti ikut berint-
Undang-Undang ini dan memenuhi kriteria, sebagai berikut: a). eraksi dengan melalukan wawancara dan interaksi sosial
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima terhadap objek penelitian. Instrumen penelitian yang
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat digunakan pada penelitian ini adalah daftar pertanyaan
usaha b). Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp dan item-item observasi. Adapun sumber data yang di-
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) gunakan adalah key informan yang terlibat langsung den-
b. Usaha Kecil gan aktifitas kegiatan produksi dan pemasaran UMKM
Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produkrtif Batik di Kabupaten Bangkalan
yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan Adapun Tehnik Pengumpulan Data, data dikumpulkan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan melalui wawancara dan informasi terhadap informan. Teh-
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau nik Analisis DataTahapan dari analisis data meliputi, pen-
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari gorganisasian data, pengelompokan data, pengujjian asumsi.
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini, selain itu juga harus memiliki kriteria sebagai berikut: IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan Secara pratis dan teoritis, keberadaan wawasan
tempat usaha; atau b). Memiliki hasil penjualan tahunan tentang manajemen risiko ini belum begitu dekat den-
lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai gan para pekerja UMKM Batik di Kabupaten bangkan.
dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima Artinya, para pekerja UMKM tidak mempunyai langkah
ratus juta rupiah). antisipatif berkaitan dengan pentingnya manajemen

Ahmad Suhaimi, M.A


145
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

risiko dalam mengelola usahanya selamaa belum terjadi yang ada pada usaha Batik di Kabupaten Bangkalan sep-
dan berdampak langsung kepada pelaku usaha UMKM. erti, kebutuhan bahan baku yang terus meningkat, se-
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, Pelaku UMKM Ba- mentara inovasi batik yang dilakukan masyarakat Madu-
tik di Kabupaten Bangkalan masih banyak yang kurang ra belum mengakomodasi selera pasar secara luas.
peduli pada risiko yang berdampak langsung pada usa-
hanya. Mereka hanya berfokus pada mencari keuntun- 2. Penilaian Resiko
gan semata, padahal risiko itu sendiri berkaitan dengan Adapun risiko yang dihadapi oleh UMKM Batik di
operasional perusahaan yang akan berdampak langsung kabupaten Bangkalan meliputi : Pertama, Risiko Keuangan
pada laba perusahaan. Risiko Keuangan (Leverage) merupakan risiko yang khu-
Maka dari itu, pelaku usaha UMKM UMKM Batik susnya memengaruhi pendapatan UMKM Batik Kabupaten
di Kabupaten Bangkalan perlu memperhatikan pros- Bangkalan. Risiko keuangan berkaitan dengan permodalan,
es-proses manajemen risiko sebagai langkah antispatif, pendapatan, kerugian suatu usaha. Pada UMKM Batik Ka-
utamanya di masa pandemi Covid-19. Dalam hal ini, seti- bupaten Bangkalan, risiko keuangan merupakan risiko yang
daknya ada beberapa proses yang harus dilakukan oleh sering terjadi. Permasalahan keuangan sering kali dihadapi.
pakerja UMKM Batik di Kabupaten Bangkalan berkaitan Kurangnya modal untuk mengembangkan usaha contohnya
dengan manajemen risiko, diantaranya; dapat menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan
UMKM. Keuangan yang baik dan stabil merupakan kunci
1. Identifikasi Risiko keberhasilan UMKM Batik Kabupaten Bangkalan.
Pada UMKM Batik di Kabupaten Bangkalan identi- Kedua, Risiko Produk. Risiko produk merupakan
fikasi dapat dilakukan dengan analisa SWOT. Analisa ini Risiko yang menyatu dengan Risiko Operasional, namun le-
juga didasarkan pada pengamatan langsung ke UMKM tak perbedaannya pada Output Produk (Barang Jadi) yang
Batik di Kabupaten Bangkalan. Hasil pengamatan, inter- telah dihasilkan oleh UMKM Batik Kabupaten Bangkalan
view dan studi literature mengenai kondisi UMKM Ba- yang memiliki hubungan erat langsung dengan konsumen
tik di Kabupaten Bangkalan maka dapat dibuat analisa (Customer). Untuk agar meminimalisasi risiko produk, maka
Strength,Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT); perlu diantisipasi risiko, dikelola risiko dan dievaluasi agar
Pertama, Strenght, Usaha UMKM Batik memiliki be- risiko tersebut dapat diminimalisir dampaknya dan tidak
berapa strength, antara lain: Produk merupakan produk merugikan perusahaan, bahkan mempengaruhi reputasi
homemade yang disukai konsumen terutama pelanggan UMKM Batik Kabupaten Bangkalan tersebut.
yang menyukai batik tulis asli Madura, dan biasanya para Ketiga, Risiko Pasar. Risiko atau kejadian buruk yang
wisatawan yang berkunjung ke Madura. Kedua, Weak- berpotensi terjadi dan diketahui berapa peluang kejadi-
ness, Keberadaan UMKM Batik di Kabupaten Bangkalan an tersebut akan benar-benar terjadi dan sebesar apa
masih memiliki kelemahan seperti kurangnya inovasi da- dampaknya kalau kejadian tersebut benar-benar
lam pemasaran, ketersediaan bahan baku kain yang lebih terjadi. Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang
berkualitas, dan pendanaan untuk pengembangan usaha bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa
yang masih terbatas karena tidak mendapat bantuan dari dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan pemasa-
pemerintah setempat. ran, dikenal konsep 4P yaitu: Product, Price, Placement,
Ketiga, Opportunity Ada beberapa opportunity dari and Promotion. Pada dasarnya risiko pasar ini tergan-
UMKM Batik di Kabupaten Bangkalan, seperti, ekspansi tung dilingkungan mana perusahaan tersebut beroper-
market dengan persenjataan markate place, keberadaan asi, berapa banyak pesaing atau harga bahan baku, dan
Madura sebagai salah satu pulau yang sering dikunjungi bagaiman promosi dilakukan. Risiko ini dapat diminimal-
oleh wisatawan, merambahnya tempat wisata-wisata di isir tergantung bagaimana perusahaan tersebut bisa ber-
Madura, serta posisi batik di Indonesia dijadikan Icon ntindak inovatif terhadap risiko pemasaran tersebut agar
kebudayaan yang mahal harganya. Keempat, Threat, Threat menjadi nilai tambah bagi perusahaan.

Ahmad Suhaimi, M.A


146
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

3. Pengelolaan Resiko Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang tel-
Langkah terakhir dalam proses manajemen risiko ah dilakukan tentang apa yang dilakukan oleh UMKM
adalah pengelolaan risiko. Setelah analisis dan evaluasi batik untuk mengantisipasi dampak dari risiko usaha se-
risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko misal bencana, wabah seperti halnya pandemi covid 19,
penting untuk dikelola karena UMKM Batik Kabupaten yang menyebabkan beberapa UMKM menutup usahan-
Bangkalan yang gagal mengelola risiko akan menerima ya.. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara yang lebih
konsekuensinya. Konsekuensi yang diterima seperti mendalam indepth interview untuk mendapatkan jawa-
mengalami kerugian yang tidak kecil bahkan bisa diluar ban yang lebih jelas tentang keinginan dari para pengusa-
perkiraan, semisal, kehilangan pelanggan, penutupan usa- ha batik tentang tindakan antisipasi yang paling mungkin
ha, dan lain sebagainya. dilakukan oleh usaha UMKM.
Untuk itu resiko-resiko yang telah diidentifikasi Langkah pertama dalam melakukan tindakan an-
dan dinilai perlu untuk dikelola dengan baik. Cara yang tisipsi adalah dengan menyusun prosedur standar ker-
dapat dilakukan oleh UMKM Batik Kabupaten Bangkalan ja yang aman atau SOP (Standard Operating Procedure).
untuk mengelola risikonya terbagi atas beberapa hal, di- Tindakan berjaga-jaga dengan memisahkan tempat ker-
antaranya; Penahanan barang terlalu lama, kendati batik ja dengan tempat tinggal atau memisahkan bahan yang
tidak ada kadaluarsanya, akan tetapi penting dilakukan mudah terbakar ke tempat yang jauh dari sumber api.
penawaran inovatif yang dilakukan oleh pekerja UMKM Adapun SOP yang dibuat berdasarkan atas proses atau
dalam menawarkan barangnya. Penggunaan media sosial urutan kerja yang dilakukan oleh UMKM Batik Kabupat-
atau markate place sangat membantu untuk memasar- en Bangkalan untuk membuat prosedur yang aman se-
kan seluas-luasanya dan secepat-cepatnya, jadi tidak ha- lama pekerjaan berlangsung. Urutan kerja berdasarkan
nya bergantung pada penjualan di lapak-lapak produksi, prinsip dan pertimbangan keamanan yang dapat mence-
melainkan harus melakukan ekspansi penjualan secara gah terjadinya bencana dan antisipasi terhadap datan-
besar-besaran. gnya bencana. Antisipasi yang dapat dilakukan dengan
Kemudian, Kekurangnya tenaga kerja yang terampil melibatkan lembaga yang lain sebagai lembaga yang me-
dapat dilakukan dengan menggunakan jaringan keluarga, nerima pelimpahan risiko apabila terjadi suatu bencana.
sehingga dapat membantu untuk kelangsungan usahanya Desain dari pengalihan risiko bila terjadi bencana atau
Meminimalisir produk yang gagal produksi atau lewat wabah adalah dengan memberikan penjaminan terhadap
batas waktu, untuk itu UMKM Batik Kabupaten Bangka- kerugian yang diakibatkan oleh bencana dengan membe-
lan harus gencar mempromosikan produknya agar cepat li asuransi kerugian terhadap bencana.
laku terjual. Semakin cepat terjual semakin bagus seh-
ingga tidak ada produk yang sudah tidak sesuai dengan
model batik kekinian . Strategi pemasaran UMKM batik V KESIMPULAN
dapat dilakukan melalui media online sehingga dapat
mencapai target konsumen yang ditentukan. Kehadiran UMKM Batik Kabupaten Bangkalan san-
Dari hasil wawancara ke responden prioritas gatlah dibutuhkan untuk meningkatkan keadaan perekono-
utama mengantisipasi risiko usaha adalah menyisihkan mian daerah, sehingga pengelolaan UMKM harus melibat-
sebagian penghasilan untuk berjaga-jaga dan menyusun kan semua pihak. Maka dari itu, para pekerja UMKM Batik
prosedur standar kerja yang aman. Selain itu, pengusa- Kabupaten Bangkalan tetap bertahan di tengah pandemi
ha UMKM Batik Kabupaten Bangkalan melakukan ker- Covid-19 dengan menggunakan manajemen risiko dan
jasama dengan pihak lain, misalnya mencari bapak asuh perombakan besar-besaran terkait manajemen penjualan,
bisnis besar dengan mekanisme CSR. Pembelian polis serta melakukan ekspansi market seluas-luasnya dengan
asuransi hanya menjadi salah satu pilihan diantara ban- bantuan markate place.
yak pilihan lainnya.

Ahmad Suhaimi, M.A


147
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO UMKM BATIK BANGKALAN MADURA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

DAFTAR PUSTAKA
Amnawaty.“Covid-19 Wabah, Fitnah dan Hikmah.”  Covid-19 Industri Kreatif dan UMKM Di Tengah Pandemi
Wabah (2020). Covid-19.” Jurnal ‘Adalah, Vol. 4, No.1 (2020).
Basyaib, Fachmi. Manajemen Resiko. Jakarta: Grasindo, 2007. Paramita, Ida Bagus Gede, and I. Gede Gita Purnama Arsa
Mahardhani, Ardhana Januar. “Menjadi Warga Negara Putra. “New Normal Bagi Pariwisata Bali Di Masa
yang Baik pada Masa Pandemi Covid-19: Persprektif Pandemi Covid 19.” Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah
Kenormalan Baru.” JPK (Jurnal Pancasila dan Kewar- Agama Dan Budaya,Vol. 5, No. 2 (2020).
ganegaraan),Vol.5, No.2 (2020). Pramana,Tony. Manajemen Risiko Bisnis. Makasar: Sinar Ilmu, 2011
Marginingsih, Ratnawaty. “Tata Kelola Manajemen Risiko Putri, Melati Sukma. Manajemen Risiko Pembiayaan Mikro
Pada PT Unilever Indonesia, Tbk.” Cakrawala-Jurnal Pada PT. BRISyariah Kantor Cabang Banda Aceh. Diss.
Humaniora,Vol. 17, No. 2 (2017). UIN Ar-raniry, (2020).
Marlinah, Lili. “Peluang dan Tantangan UMKM Dalam Upa- Sandyavitri, Ari. “Manajemen Resiko di Proyek Konstruk-
ya Memperkuat Perekonomian Nasional Tahun 2020 si.” Media Komunikasi Teknik Sipil,Vol.17, No.1 (2009).
Ditengah Pandemi Covid 19.” Jurnal Ekonomi, Vol.22, Sinuraya, Junus. “Potensi UMKM Dalam Menyangga Per-
No. 2 (2020). ekonomian Kerakyatan di Masa Pandemi Covid-19:
Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: (UPP) Sebuah Kajian Literatur.” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
AMPYKPN, 2002 Universitas Tanjungpura. (2020).
Nalini, Siti Nuzul Laila. “Dampak Dampak covid-19 terha- Usmadi, Alim Bahri. Persepsi Masyarakat Terhadap Peranan
dap Usaha MIkro, Kecil dan Menengah.” Jesya (Jurnal Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Ekonomi
Ekonomi dan Ekonomi Syariah),Vol. 4, No.1 (2021). Sektor Produksi Dan Distribusi Pangan. Diss. Universitas
Nasution, Latipah. “Efektifitas HKI Sebagai Pelindung Islam Negeri Alauddin Makassar, (2013).

Ahmad Suhaimi, M.A


148

Anda mungkin juga menyukai