Anda di halaman 1dari 4

DIGITALISASI EKONOMI INDONESIA PULIH

Sudah dua tahun pandemi yang disebabkan oleh virus covid-19 ini berjalan. Covid yang
terdeteksi sejak tanggal 1 Desember 2019 di Provinsi Wuhan,China ini merubah seluruh aspek
kehidupan masyarakat dunia. Keadaan ini sangat signifikan dalam mempengaruhi sektor
perekonomian di semua negara. Negara kita adalah salah satu negara yang terdampak
pandemi dan belum berhasil menekan angka pertumbuhan orang terdampak covid-19. Masalah
di negara Indonesia terus melonjak terhitung sejak bulan Maret tahun 2020 sampai bulan Juni
2021, yang dihimpun dari data statistik JHU CSSE COVID-19 Data.

Masalah ekonomi yang terus meningkat semakin memperpuruk kondisi perekonomian


Indonesia. Efek berat pandemi terhadap perekonomian Indonesia paling terasa di kuartal II
2020. Pada waktu itu ekonomi domestik turun sebesar 5,32 persen. Ketika saat itu pernah
disampaikan oleh Sekretaris kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono
Moegiarso dalam Penandatangann Nota Kesepahaman di Kantornya, Jakarta, Selasa (9/3).
Tetapi rata rata ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen dari
pada tahun 2019. Pada saat tahun 2021 kondisi perekonomian Indonesia belum bisa Kembali
ke zona positif. Di titik posisi kuartal I 2021 perekonomian Indonesia masih mengalami
konstraksi minus 0,74 persen merupakan dampak serius dari pandemi covid-19 terhadap aspek
perekonomian.

Kegiatan kegiatan masyarakat dibatasi dengan beberapa kebijakan, seperti lockdown,


PSBB atau PPKM yang membuat aktivitas ekonomi kurang lancar. Rakyat Indonesia mulai
beradaptasi dan terbiasa melakukan aktivitas secara daring. Contoh aktivitas aktivitas
masyarakat yang sudah beradaptasi secara daring adalah pendidikan, perdagangan, work from
home, serta aktivitas belanja dan pembayaran secara digital.

Tidak sedikit macam macam aplikasi digital menjadi salah satu solusi ditengah
keterbasan ruang gerak masyarakat. Ditemukannya beberapa platform digital tersebut sudah
lebih dulu terjadi, bahkan sebelum pandemi covid-19 menyerang. Karena ditemukan aplikasi
belanja dan pembayaran berbasis online tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat
dalam melakukan aktivitas ekonomi seperti belanja, dll. Manfaat positif dari aplikasi atau
platform electronic tidak hanya dirasakan masyarakat. Akan tetapi juga pada pelaku bisnis,
pedagang, serta UMKM.

Beberapa waktu setelah pasca pandemi banyak perusahaan-perusahaan yang merugi


sampai gulung tikar. Upaya-upaya yang sangat rentan terdampak pandemi covid-19 adalah di
sektor pariwisata, perbankan, otomotif, dan lainnnya. Rata rata tidak sedikit perusahaan
berskala besar yang tak mampu bertahan dari badai pandemi, diantaranya Supermarket Giant,
Matahari Departement Store, Golden Truly, dll. Akan tetapi hebatnya usaha-usaha mikro kecil
menengah atau yang kerap disebut wadah tersebut justru mampu bertahan dan memiliki peran
strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional setelah terdampak pandemi
covid-19. Dengan adanya UMKM memiliki dampak positif sangat tinggi dalam peningkatan PDB
Indonesia yang mencapai 60% pada masa pra-pandemi. Dari sudut pandang yang lain peran
UMKM mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan dengan penyerapan tenanga kerja
yang mencapai 97%.

Untuk menangani masalah perekonomian yang terdampak pandemi, Pemerintah sudah


memberikan stimulus ekonomi. Langkah paling pertama adalah berfokus untuk memberi
bantuan kepada masyarakat yang rentan dengan bantuan sosial. Kegiatan tersebut bisa berupa
kartu sembako dan program keluarga harapan, kartu prakerja, subsidi dari negara untuk
masyarakat miskin 40%, mempercepat pelaksanaan dan pencairan dana desa, dan
mempercepat pencairan belanja negara. Langkah selanjutnya yang kedua, pemerintah
membebaskan pajak bagi pekerja industri manufaktur, menurunkan biaya kredit, dan
menangguhkan biaya kredit. Lalu langkah yang ketiga, pemerintah mengucurkan dana sebesar
Rp 40,1 triliun. Kegiatan kegiatan tersebut dialokasikan dalam empat bidang,yaitu perlindungan
sosial, kesehatan, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, dan pemulihan ekonomi
nasional.

Upaya-upaya menangani masalah perekonomian yang terdampak pandemi covid-19


tidak cukup hanya memberikan perhatian pada bagian hulu. Usaha Mikro Kecil Menengah
adalah salah satu bagian hilir yang harus diperhatikan pemerintah yang dimana memiliki peran
penting dalam proses pemulihan ekonomi dari dampak pandemi. Dalam proses pertahanan
bidang UMKM perlu menggabungkan antara Teknologi, Inovasi, dan Digitalisasi. Disinilah perlu
adanya campurtangan dari pemerintah, masyarakat, media dan akademisi.

Tanggung jawab negara sebagai pembuat regulasi, memberikan stimulus, dan


pembinaan UMKM. Rakyat sebagai pendukung keberadaan UMKM dengan membeli
produk-produk UMKM. Teknologi, sebagai partner dalam penyebarluasan dan promosi. Bidang
Ilmu pengetahuan berperan dalam menciptakan inovasi-inovasi dari hasil program kreativitas.

Usaha dan upaya berikut sebagai cara digitalisasi jitu untuk memulihkan UMKM dari
dampak pandemi. Dengan adanya teknologi Digitalisai ekonomi melalui program-program
pelatihan online dari pemerintah, melakukan pemasaran secara online di media sosial dan
marketplace. Teknologi digitalisasi ekonomi perlu adanya:

1. Sosialisasi kepada masyarakat secara berkala kepada UMKM (literasi digital, pembinaan,
dan pelatihan secara online)

2. Rapat lembaga untuk menaungi UMKM

3. Mempercepat akses internet atau broadband yang menjangkau daerah pedesaan sebagai
sentaja utama UMKM dalam pasar online

Upaya dan usaha tersebut dapat memberikan pengarahan, pembinaan serta


pembackup-an UMKM dan bisa bangkit serta kembali mendorong pertumbuhan perekonomian
Indonesia. Dengan adanya UMKM menjadi penunjang sendi-sendi ekonomi Indonesia dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai