Nim :0505203017
REVIEW JURNAL I
Abstrak: Abstrak dari jurnal ini berisi tentang Pandemi Covid-19 berdampak pada
peningkatan korban jiwa, tetapi juga berdampak luas dan langsung terhadap penurunan
perekonomian dunia. Data dari Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32% pada triwulan II tahun 2020. Kemudian pada
triwulan pertama mengalami kontraksi sebesar 6,13% yang merupakan rekor terburuk
perekonomian sejak tahun 1999. Prediksi bahwa ekonomi global akan memasuki resesi yang
sangat tajam hingga akhir kuartal I tahun 2020 telah diinformasikan oleh International
Monetery Fund dan World Bank.
Hasil Penelitian : Berdasarkan data yang diperoleh dari (Badan Pusat Statistik, 2020),
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Q1-2020 tercatat hanya tumbuh sebesar
2,97% (y-o-y) yang merupakan angka pertumbuhan terendah sejak 2001. Disamping itu,
ekonomi Indonesia Q2-2020 terhadap Q2-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar
5,32% (y-o-y). Kontraksi pertumbuhan terjadi di hampir semua wilayah usaha. Bidang usaha
yang mengalami kontraksi pertumbuhan yang signifikan yaitu industry transportasi dan
penyimpanan (pergudangan) yang mengalami peningkatan sebesar 30,84%; dan Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum sebesar 22,02%. Menurut sumber pertumbuhan ekonomi
Indonesia Q2-2020 (y-on-y), Lapangan Usaha Informasi menunjukan pertumbuhan tertinggi
yaitu sebesar 0,58%; kemudian disusul Perikanan, Pertanian dan Kehutanan sebesar 0,29%;
dan Real Estat sebesar 0,07%.
Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah tatanan ekonomi global bergerak menuju
ekonomi digital dan perkembangan keuangan. Digitalisasi ekonomi merupakan langkah bagi
pelaku ekonomi agar dapat mempertahankan usahanya dalam menghadapi kondisi pandemi
sekaligus merupakan peluang besar yang digunakan untuk menghindarkan Indonesia dari
resesi ekonomi (Kautsar & Krisnadi, 2020). Pengembangan bisnis digital seperti yang terjadi
di perusahaan startup tentu membutuhkan dana segar yang jumlahnya tidak sedikit. Dimasa
pandemi seperti saat ini, perputaran uang di masyarakat menjadi tidak stabil. Badan Pusat
Statistik menyebutkan bahwa terdapat 64 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
dimana angka tersebut mencapai 99,9% dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia
(Liputan6.com, 2020). Namun selama pandemi Covid-19 ini, sektor UMKM merupakan
sektor yang paling terdampak. Banyak dari pengusaha tersebut yang harus gulung tikar
karena permintaan jatuh dan tidak adanya transaksi ekonomi.
BPKM juga menjelaskan, selama masa pandemi, UMKM di sektor makanan dan alat
kesehatan paling banyak mengajukan izin operasional komersial (IOK). Hal ini dapat
disimpulkan pula bahwa pandemi yang terjadi juga memaksa masyarakat untuk terus
bertahan, salah satunya yaitu dengan membuka UMKM.
Sektor tenaga kerja baik formal maupun informal ikut terpengaruh dalam dampak Covid-19.
Dampak tersebut salah satunya disebabkan karena pemberlakuan Work From Home (WFH)
dan sistem lockdown diberbagai wilayah sehingga kebanyakan perusahaan akan mengurangi
jumlah karyawan. Pemerintah telah mengembangkan berbagai program jaring pengaman
sosial untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 (terutama pengangguran) salah satu
program tersebut yaitu “Kartu Pra Kerja”. Program tersebut bertujuan untuk membantu 5,6
juta orang di Indonesia yang menganggur dengan meningkatkan anggaran dari Rp 10 triliun
menjadi Rp 20 triliun. Awalnya program tersebut hanya ditujukan untuk masyarakat yang
terkena dampak PHK akibat Covid-19.
Kekuatan : Berdasarakan ide dan gagasan penulis menggunakan teori yang beragam sesuai
dengan permasalahan yang di teliti dalam penelitian ini
Kelemahan : Penggunaan bahasa yang di lakukan penulis kurang mudah di pahami oleh
pembaca
DAFTAR PUSTAKA
REVIEW JURNAL II
Abstrak : Membahas tentang Penurunan secara signifikan dalam aktivitas ekonomi yang
tersebar diseluruh ekonomi yang terbesar lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam
PDB Rill, pendapatan Rill, Lapangan Kerja, Produksi Industri, dan Penjualan Grosir-Eceran.
Adapun penyebab terjadinya resesi ekonomi yaitu adanya guncangan ekonomi secara tiba-
tiba, adanya utang yang berlebihan, adanya gelembung aset investasi berlebihan di pasar
saham atau real estate, terlalu banyak inflasi, terlalu banyak deflasi, dan adanya perubahan
teknologi penemuan baru guna meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian
dalam jangka panjang.
Pendahuluan : Masalah pengangguran tidak hanya terjadi dalam lingkup nasional, akan
tetapi juga terjadi pada lingkup regional seperti pada Provinsi Riau yang dimana tingkat
pengangguran terbuka tiap tahun cenderung menurun. Hal ini menandakan bahwa tingkat
pengangguran terbuka yang rendah dapat memperlancar perekonomian. Disamping itu, salah
satu indikator penyebab resesi ekonomi pada suatu Provinsi yaitu terjadinya inflasi. Inflasi
merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk diikuti karena dapat
mempengaruhi makro ekonomi.
Inflasi juga merupakan masalah yang dihadapi setiap perekonomian di berbagai negara dan
berbagai provinsi di Indonesia. Inflasi dari periode tahun 2017-2019 cenderung menurun,
dimana Inflasi paling tinggi terjadi pada tahun 2017, dan paling terendah terjadi pada tahun
2019. Terjadi penurunan inflasi disebabkan oleh kemampuan pemerintah yang mampu
menekan inflasi harga barang dan jasa sebagai contoh turunnya harga bahan makanan serta
transportasi.
Ekspor pada tahun 2016-2020 mengalami fluktatif dari tahun ke tahun, dimana ekspor paling
tinggi terjadi pada tahun 2017, dan paling terendah terjadi pada tahun 2019.
Terjadi penurunan ekspor dari sisi migas, ekspor non migas, dan ekspor industri pengolahan
yang disebabkan karena turunnya ekspor minyak mentah dan pengolahan hasil minyak juga
menurun. Investasi total dari periode tahun 2016-2020 cenderung fluktuatif, dimana Investasi
paling tinggi terjadi pada tahun 2020 dan Investasi paling rendah terjadi pada tahun 2016.
Terkait hal ini pemerinah selalu berusaha untuk terus meningkatkan nilai Investasi yang ada
melihat dari potensi yang tersedia. Namun terjadinya kenaikan Investasi di tahun 2020 tidak
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Metode Penelitian : Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif.dan mengunakan pendekatan empiris.
Hasil Peelitian :
Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Berdasarkan hasil regresi, variabel Tingkat Pengangguran Terbuka secara statistik tidak
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonmi di Provinsi Riau. Nilai Koefisien regresi untuk
variabel Tingkat Pengangguran Terbuka menunjukkan tanda negatif yaitu sebesar -0,033847.
Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Berdasarkan hasil regresi, variabel Inflasi secara statistik tidak berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonmi di Provinsi Riau. Nilai Koefisien regresi untuk variabel Inflasi
menunjukkan tanda positif yaitu sebesar 0,134320. Hal ini menunjukkan bahwa jika Investasi
naik sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,13 persen. Nilai t-Statistik
Investasi prob 0,3612 > 0,05. Maka artinya variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa inflasi bukan merupakan gejala resesi ekonomi di Provinsi Riau. Berdasarkan hasil
regresi, variabel Ekspor menunjukkan tanda negatif yaitu menunjukkan pada koefisien α 5%
prob. 1,01 > 0,05. Maka artinya variabel Ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi pada α 5%. Nilai t-Statistik Ekspor prob 0,0590 > 0,05. Maka
artinya variabel Ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Riau.
Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Berdasarkan hasil regresi, variabel Investasi menunjukkan tanda negatif yaitu menunjukkan
pada koefisien α 5% prob. -0,000135 < 0,05. Maka artinya variabel Investasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α 5%. Nilai t-Statistik Investasi
prob 0,0199 < 0,05. Maka artinya variabel Ekspor berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau. Hal ini menunjukkan bahwa jika Investasi naik
sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi akan turun sebesar 0,0001 persen. Sehingga dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa investasi merupakan gejala resesi ekonomi di Provinsi Riau.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investasi dapat mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Investasi memiliki dampak positif pada proses produksi didalam
bisnis kemudian juga akan meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Kekuatan: Isi dari jurnal singkat padat dan jelas dan penggunaan kata yang tepat dan baku
Kelemahan: penelitian ini pengkajian hanya dilakukan dengan waktu 15 tahun dengan
metode regresi linear berganda
DAFTAR PUSTAKA
Judul : Pemberian Keringanan Pajak di Masa Resesi Ekonomi Berdasarkan Perspektif Islam
Jurnal : Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum
Vol & Hal : Vol 7 no 2 - Hal 133-144
Tahun : 2020
Penulis : M.Citra Ramadhan
Reviewer : Siti Nurahma (0505202048)
Tanggal : 2 Desember 2022
Abstrak : Untuk memahami keberadaan pajak dalam perspektif Islam dan untuk
memberikan solusi terkait pemberian keringanan pajak kepada masyarakat di masa resesi
ekonomi berdasarkan perspektif Islam.
Hasil Peelitian : Apabila ditinjau dari teori pendapatan nasional, prinsip Rukhshah
dapat dilakukan dalam memberikan keringanan pajak selama masa pandemi Covid-19 dan
masa resesi ekonomi. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam Rukhshah bertujuan untuk
membantu masyarakat untuk menata kembali ekonominya. Dengan tertatanya kembali
ekonomi masyarakat dengan baik, maka masyarakat akan memiliki tabungan lebih untuk
meningkatkan pendapatannya melalui pengembangan usaha. Dengan membaiknya ekonomi
dan pendapatan masyarakat maka akan ada perbaikan pendapatan negara dari sektor pajak
yang lebih baik dan dapat dilakukan penilaian usaha produktif sebagai objek pajak dengan
lebih efektif dan efisien dengan mengikuti instrumen ekonomi dalam teori pendapatan negara
yang diukur setelah penerapan prinsip Rukhshah. Pemerintah selama masa resesi ekonomi
haruslah memberikan keringanan kepada masyarakat, sehingga dengan diberikannya
pengurangan atau peringanan pajak kepada masyarakat, itu dapat membantu mengurangi
beban pengeluaran yang wajib dibayarkan oleh masyarakat. Sebagaimana yang di amanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945, negara melalui pemerintah haruslah dapat memajukan
kesejahteraan umum, salah satu nya adalah Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
yakni tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dengan
terjadinya resesi ekonomi tentunya akan berdampak kepada banyaknya masyarakat yang akan
kehilangan pekerjaan yang diakibatkan oleh pengurangan tenaga kerja, dengan demikian
akan banyak masyarakat yang beralih ke sektor wirausaha maupun menjadi pekerja harian
lepas yang tidak memiliki penghasilan tetap. Untuk itu, agar pemerintah dapat menjalankan
kewajiban untuk melindungi dan memenuhi hak-hak asasi warganegara (terkait dengan
kesejahteraan) dan membantu masyarakat di masa resesi ekonomi sebagaimana yang
diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Negara haruslah memberikan
pengurangan pajak seperti misalnya: Pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) sebanyak
50% kepada pemilik bangunan dengan nilai jual objek pajak (NJOP) di bawah Rp.
300.000.000. Pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) sebanyak 30% kepada pemilik
bangunan dengan nilai jual objek pajak (NJOP) Rp. 300.000.000 sampai dengan
900.000.000. Pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) sebanyak 10% kepada pemilik
bangunan dengan nilai jual objek pajak (NJOP) di atas Rp. 900.000.000. Penghapusan Pajak
Penghasilan selama satu tahun untuk wajib pajak yang berpendapatan dibawah Rp.
50.000.000. Pengurangan Pajak Penghasilan sebesar 30% untuk wajib pajak yang
berpendapatan Rp. 50.000.000 sampai Rp. 300.000.000. Pengurangan Pajak Penghasilan
sebesar 10% untuk wajib pajak yang berpendapatan di atas Rp. 300.000.000. Pengurangan
Pajak Kendaraan non barang mewah sebesar 50%.
Kesimpulan : Di masa pandemi dan resesi ekonomi di saat sekarang ini, kunci dari
pemulihan ekonomi masyarakat ada pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam
menangani dan menyelesaikan dampak pandemi Covid-19 dan kebijakan dalam
menumbuhkan ekonomi rakyat. Ketika rakyat sedang berjuang dalam meningkatkan
pendapatannya, sedah sewajarnya pemerintah membantu meringankan beban masyarakat
seperti memberikan bantuan sosial dan membantu masyarakat dalam mengurangi beban
keuangan yang di keluarkan oleh masyarakat.
Kekuatan: Penulis sanat detail dalam memberikan hasil yang di dapat dalam melakukan
penilitiannya
DAFTAR PUSTAKA
REVIEW JURNAL IV
Judul : Digitalisasi Koperasi dalam Penyempurnaan Konsep Pasar Digital Nasional sebagai
Penangkal Resesi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
Jurnal : Jurnal Ilmiah
Vol & Hal :-
Tahun : 2020
Penulis : Kautsar Ahmad, Iwan Krisnadi
Reviewer : Siti Nurahma (0505202048)
Tanggal : 2 Desember 2022
Abstrak : Pandemi Covid-19 berdampak hebat pada sektor ekonomi di berbagai negara.Resesi
ekonomi telah dilaporkan terjadi di sejumlah negara. Indonesia diprediksi akan memasuki masa resesi
di akhir tahun 2020. Kekhawatiran tersebut harus segera ditanggulangi untuk tetap memastikan roda
perekonomian tetap berjalan dengan pertumbuhan yang positif. Salah satu konsep yang ditawarkan
adalah konsep Pasar Digital Nasional (PDN) dengan Menyusun sinergi yang maksimal antara
Pemerintah, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan juga Industri Skala Besar. Konsep ini
merupakan solusi yang baik untuk diterapkan. Namun demikian, perlu adanya optimalisasi satu sektor
tambahan yang sudah menjadi penyangga perekonomian nasional semenjakIndonesia merdeka, yaitu
koperasi.
Pendahuluan : Pandemi Covid-19 berdampak hebat pada sektor ekonomi di berbagai negara. Resesi
ekonomi telah dilaporkan terjadi di sejumlah negara. Indonesia sendiri tengah berada di ambang resesi
Ketika pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 dilaporkan minus, di angka minus 5,32%. Menteri
Keuangan telah memastikan jika Indonesia akan masukdalam jurang resesi ekonomi. Sri Mulyani
merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 dari minus 0,2% hingga 1,1%
menjadi lebih dalam yakni minus 0,6% hingga 1,7% Pada 1 September 2020.
Koperasi merupakan perwujudan identitas kedaulatan ekonomi bangsa yang sering disebut sebagai
soko guru perekonomian Indonesia. Koperasi harus mampu menjadi katalisator dalam implementasi
konsep PDN. Namun demikian, terdapat permasalahan permasalahan yang perlu diselesaikan untuk
menaikkan taraf koperasi. Permasalahan utama yang dihadapi adalah banyak koperasi yang masih
menggunakan pola konvensional. Koperasi perlu berubah, menggeser dirinya ke arah digitalisasi
koperasi, untuk selanjutnya dapat disinergikan dengan PDN.
Metode Penelitian : Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah kajian teoritis terkait
bagaimana penyempurnaan konsep implementasi Pasar Digital Nasional yang bertujuan untuk
melibatkan digitalisasi koperasi dalam pembangunan konsep Pasar Digital Nasional, yang dibatasi
pada pembahasan:
1. Peran Koperasi dan UMKM di Masa Pandemi
2. Analisis Strategi Koperasi
3. Manfaat Digitalisasi Koperasi
4. Penyempurnaan Konsep Pasar Digital Nasional Implementasi Pasar Digital Nasional
5. Implementasi Konsep Baru Pasar Digital Nasional Kajian akan dilakukan dengan menggunakan
metode studi literatur dari sumber-sumber referensi umum yang ada di internet. Kajian ini merupakan
kontribusi sebagai perbaikan dan penyempurnaan kajian sebelumnya
Kekuatan: Isi dari jurnal singkat padat dan jelas dan penggunaan kata yang tepat dan baku
Kelemahan: Untuk penulis dapat melakukan pengabdian selanjutnya dapat juga
memberikan pelatihan
DAFTAR PUSTAKA
REVIEW JURNAL V
Penulis : Gabriela Audina Kasi ,Joy Elly Tulung, Ferdinand Johanes Tumewu
Pendahuluan : Salah satu peristiwa yang hendak duji kandungan informasinya terhadap
aktivitas bursa efek adalah pengumuman resesi ekonomi Indonesia pada Tahun 2020 yang
resmi diumumkan pada tanggal 5 November 2020 karena peristiwa resesi ekonomi Indonesia
merupakan peristiwa berskala nasional yang dapat berdampak luas dan berpengaruh terhadap
iklim investasi (CNN Indonesia, 2020). Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini
melakukan event study mengenai kaitan antara abnormal return dan trading volume activity
dengan peristiwa terjadinya Resesi Ekonomi di Indonesia. Bahwa pada tanggal tersebut
mempunyai sinyal atau kandungan informasi yang menyebabkan pasar bereaksi lebih dari
keadaan normal terhadap informasi tersebut, sehingga mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan investasi investor (Jogiyanto, 2017). Investor akan membeli suatu saham, menjual
saham atau tidak akan melakukan aksi jual maupun beli. Hal ini dapat dilihat dari gejala
pergerakan harga penutup industri Perbankkan sebelum dan sesudah pengumuman resesi
ekonomi di Indonesia pada Tahun 2020. Peningkatan Sektor Perbankan yang terjadi pada hari
kedua hingga hari keempat setelah pengumuman resesi ekonomi disebabkan karena pelaku
pasar modal menilai investor mulai memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kurtal ketiga
ini dan diharapkan pertumbuhan kembali terjadi peningkatan. Peningkatan Sektor Perbankan
mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perkembangan perekonomian
Indonesia. sehingga meningkatkan ekspektasi para investor terhadap perekonomian
Indonesia. Maka perlu melakukan analisis lanjutan berupa analisis event study untuk menguji
informasi didalamnya.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
komparatif Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa (event study) yaitu, metode
pengamatan yang dilakukan dengan melihat pergerakan harga saham di pasar modal untuk
memperoleh gambaran mengenai reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa tertentu.
Hasil Peelitian : Dari hasil analisis menggunakan uji Paired Sample T-test dengan
indikator average abnormal return. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
abnormal return pada pengumuman resesi ekonomi di Indonesia 2020 pada perusahaan
industri perbankan dikarenakan sebelum sampai saat pengumuman resesi ekonomi, diduga
telah memprediksi informasi sebelum pengumuman terjadi sehingga para investor melakukan
persiapan langkahlangkah antisipasi (anticipate event) karena telah berpengalaman terhadap
krisis yang pernah terjadi pada tahun 1997-1998, sehingga telah membuat investor
memperhatikan baik-baik kapan mereka harus masuk dan keluar pasar. Selain itu, pasar
memiliki antisipasi untuk tidak bertransaksi secara besar-besaran karena mereka memiliki
alternatif lain untuk investasinya.
Sedangkan untuk hasil analisis menggunakan uji Paired Sample T-test dengan indikator
average trading volume activity. Hasil menunjukkan tidak ada reaksi pasar yang signifikan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. faktor informasi yang mudah akan akses sehingga
dapat terjadi reaksi dengan begitu cepat sehingga harga dari sekuritas yang ada sudah
diekspektasi dengan akurat oleh investor. Kedua, faktor periode pengamatan yang terbilang
pendek berjumlah 15 hari juga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hal ini disebabkan
karena isu adanya resesi ekonomi telah diumumkan jauh sebelum pengumuman resesi
ekonomi diumumkan secara resmi sehingga ada kemungkinan investor telah bereaksi sejak
awal mendengar isu tersebut. Hal ini dikarenakan para investor cenderung ingin berusaha
untuk memperoleh keuntungan dari investasinya dan selalu meminimalisir maupun
menghilangkan adanya resiko kerugian dari investasinya.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Peristiwa pengumuman Resesi Ekonomi Indonesia 2020 pada industri perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tida k memiliki kandungan informasi yang menyebabkan
pasar modal bereaksi terhadap abnormal return dilihat dari segi tingkat pengembalian
investasi.
2. Peristiwa pengumuman Resesi Ekonomi Indonesia 2020 pada industri perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, memiliki kandungan informasi yang menyebabkan pasar
modal bereaksi terhadap trading volume activity dilihat dari segi aktivitas transaksi
perdagangan.
Kekuatan: Abstrak yang di tulis cukup menyeluruh dan mudah di pahami oleh pembaca
Kelemahan: Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan dari jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kasi Audina Kasi ,Joy Elly Tulung, & Ferdinand Johanes Tumewu.” Reaksi Pasar Modal
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Resesi Ekonomi Indonesia 2020 Pada Industri
Perbankan Yang Terdaftar Di Bei”,Jurnal EMBA,vol 10 no 3.(2022) :996 – 1003.