Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro
Disusun oleh :
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyusun karya tulis ini yang berjudul “Kondisi Makro Ekonomi
Indonesia Di Era Pandemi Covid-19” dengan baik. Adapun maksud dan tujuan saya menyusun
makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro. saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Dzulfaqori Jatnika,
S.Pd, M.SEI selaku pengampu materi dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari masih
terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk saya jadikan sebagai bahan
evaluasi guna meningkatkan kinerja kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
1. Bagaimana perbedaan kondisi makroekonomi Indonesia sebelum pandemi dan setelah terjadi
pandemi?.................................................................................................................................................6
2. Sebutkan solusi yang digunakan oleh pemerintah saat pandemi dalam menangani masalah
makroekonomi?.............................................................................................................................7
Selama tiga bulan pertama (kuartal pertama) yaitu bulan Januari hingga bulan Maret tahun 2020,
Virus Covid 19 sangat cepat penyebarannya di Indonesia dan memberikan dampak yang cukup
besar bagi kegiatan kegiatan perekonomian di Indonesia. Perubahan Inventori merupakan
penyumbang negatif pertumbuhan terbesar dengan nilai sebesar -0.33 persen, diikuti oleh Ekspor
jasa(-0.32) dan Konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga) (-0.05).
Hal ini memperlihatkan bahwa pandemi telah menekan aktivitas di sektor jasa dan produksi
industry pengolahan. Terjadinya pertumbuhan ekonomi yang positif di Indonesia disebabkan
oleh terjadinya peningkatan pada beberapa sektor usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi
pada sektor JasaKeuangan dan Asuransi sebesar 10,67 persen, kemudian sektor Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial dengan nilai sebesar 10,39 persen dan Informasi dan Komunikasi dengan
nilai pertumbuhan sebesar9,81persen.Himbauan untuk melakukan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar)dan himbauan-himbauan physical distancing lainnya membuat roda
perekonomian nyaris berhenti.Jumlah kasus positif Covid 19 di Indonesia per tanggal 21 Juni
2020 adalah 45.891 orang, disisi lain banyaknya pasien yang sembuh dari virus ini di Indonesia,
yaitu 18.404 orang dan untuk yang meninggal sebanyak2.465 orang.Pertumbuhan ekonomidi
Indonesia Pada April 2020, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global padatahun
2020 menjadi -3,0% dari sebelumnya 3,3% (yoy). Ekonomi Indonesia, China, India, Filipina,
dan Vietnam
diproyeksikan masih tumbuh positif pada tahun 2020, dengan inflasi volatile food (VF)
mencapai
5.04% yoy di bulan April 2020. Pada April 2020, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menurun
menjadi 84,8 dan penjualan ritel kontraksi -5,4% yoy pada Maret 2020. Cadangan devisa pada
April meningkat menjadi $127,9 Miliar. Penurunan jumlah impor barang di kuartal I 2020 juga
sedikit menyumbang positif angka pertumbuhan, yaitu sebesar 0,15 persen. Pada Kuartal I 2020,
konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan yang menyumbang sebesar
1.56 persen dari angka pertumbuhan yang sebesar 2.97% (YoY). Selain konsumsi RT,
pertumbuhan ekonomi dikuartalI 2020 secara tahunan juga didorong oleh ekspor barang (0.45),
PMTDB (0.55) dan Konsumsi pemerintah (0.22). Sektor lainnya tetap tumbuh meskipun lebih
lambat jika dibandingkan dengan triwulan lalu maupun periode yang sama tahun lalu.
RUMUSAN MASALAH
Perekonomian Indonesia tahun 2017 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 jutaan
US$3.876,8. Ekonomi Indonesia tahun 2017 tumbuh 5,07 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun
2016 sebesar 5,03 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha
Informasi dan Komunikasi sebesar 9,81 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,09 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan IV-2016 (y-on-y) tumbuh
5,19 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan
sebesar 9,25 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi di capai oleh Komponen Ekspor
Barang dan Jasa sebesar 8,50 persen. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan
sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,70 persen. Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh
efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami kontraksi
21,60 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan Eksporneto.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2017 didominasi oleh kelompok provinsi di
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar
terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,66
persen, dan Pulau Kalimantan 8,20 persen
Para ekonom menilai kondisi deflasi pada tahun 2020 sangat wajar karena adanya
pandemi Covid-19. Deflasi tidak hanya disebabkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
menurun tapi disebabkan oleh meningkatnya pengangguran. Faktanya Indonesia mengalami
deflasi dengan tingkat inflasi berada pada 1,68 persen dimana angka ini menjadi angka terendah
dan jauh dari target Pemerintah yang tercantum pada PMK No.124/PMK.010/2017.
Berdasarkan kurva diatas, pandemi menyebabkan Indonesia mengalami supply shock dan
demand shock pada waktu yang bersamaan. Supply shock disebabkan adanya pemberlakuan
kebijakan PSBB berdampak meningkatkan pengangguran. Dikarenakan terjadinya pengurangan
kebutuhan ternaga kerja membuat kurva AS1 bergeser ke kiri menjadi kurva AS2. Kondisi
demand stock disebabkan akibat tidak ada kejelasan akan tindakan Pemerintah dalam
memberikan kebijakan ekonomi yang dapat meringankan masyarakat sehingga masyarakat yang
terdampak mengalami penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan pada masyarakat
mengakibatkan kemampuan daya beli mereka berkurang. Pada kondisi seperti ini, para investor
pastinya sangat ragu untuk melakukan investasi sampai keadaan kembali seperti normal kembali.
Kondisi demand stock seperti ini membuat kurva AD1 ke arah kiri menjadi AD2. Dapat dilihat
pada kurva diatas, kondisi ouput yang awalnya Y1 menjadi Y2 dan berakhir pada Y3 dengan ouput
semakin ke kiri yaitu semakin berkurang mengartikan bahwa pendapatan negara pada tahun 2020
mengalami kontraksi pada permintaan dan menjatuhkan surplus ekonomi. Dapat disimpulkan
bahwa keadaan pandemi Covid-19 seperti ini mengakibatkan kondisi ekonomi Indonesia menjadi
sangat buruk.
Beberapa negara G20 dan ASEAN yang ekonominya terkontraksi seperti Amerika
Serikat (AS) minus 3,5%, Jerman minus 5,0%, Rusia minus 3,1%, Singapura minus 5,8%,
Filipina minus 9,5%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia haya lebih rendah dari Korea Selatan
yang minus 1,0%, China positif 2,3%, dan Vietnam 2,9%.
Jika dilihat pada kuartal IV, ekonomi Vietnam tumbuh 4,5% dan China tumbuh 6,5%. Sementara
Indonesia minus 2,19% di kuartal IV-2020.
Menarik Vietnam, di awal mula pandemi pertumbuhan ekonominya sempat terkontraksi
hingga 40% (q-to-q) pada kuartal II, di saat yang sama pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya
terkontraksi 4%,"
Namun demikian karena Vietnam berhasil menanggulangi pandemi dengan baik,
pertumbuhan ekonomi mereka sepanjang tahun bisa rebound mencapai level positif, sementara
Indonesia meski membaik tetapi masih berkutat di level negatif," sambungnya.
Sementara itu, ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati menilai pemerintah
harus lebih gencar lagi mengerahkan anggaran APBN untuk program pemulihan ekonomi
nasional (PEN) di tahun 2021.
BAB III
PENUTUP
Kondisi makro ekonomi Indonesia sebelum dan Ketika pandemic covid-19 mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2020 Indonesia mengalami resesi akibat pandemic covid-19, pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2020 mengalami kontraksi mencapai -2,07% dan mengalami perbaikan
pada tahun kedua pandemic di Indonesia yaitu pada tahun 2021 mengalami pertumbuhan
mencapai 4,30%. Dari sisi pendaptan nasional pada tahun 2020 indonesia menghasilkan
pendapatan
nasional sebesar 11.365,1 triliun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2019 sebelum pandemi yaitu 11.392,2 triliun, sementara pada tahun 2021
Indonesia menghasilkan pendapatan nasional sebesar 12.570,8 triliun mengalami
pertumbuhan yang cukup besar dalam kondisi pandemi,bahkan pendapatan nasional pada
tahun ini lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan nasional pada tahun sebelum
pandemic yaitu pada tahun 2018 dan tahun 2019. Lalu jika dilihat dari sisi inflasi Indonesia
mengalami inflasi yang rendah ketika pandemi covid-19 yaitu pada tahun 2020 inflasi indonesia
mencapai 1,68% dan pada tahun 2021 mencapai 1,87%. Inflasi tersebut lebih rendahdaripada
inflasi tahun2018 dan 2019 yang masing-masing mencapai 3,13% dan 2,72%.
Untuk menghadapi pandemi covid-19 yang berdampak terhadap perekonomian
Indonesia pemerintah pun mengambil kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter supaya
bisa mengendalikan pandemi corana dan mengendalikan perekonomian Indonesia supaya
tidak terus terjun ke jurang resesi dengan berusaha menjaga daya beli masyarakat.
Negara-negara di ASEAN pun tidak luput dari dampak pandemi covid-19
terutama dalam hal ekonomi. Pada tahun pertama corona Indonesia mengalami kontraksi
tetapi jika dibandingkan dengan Malaysia kontraksi Indonesia terbilang rendah dari
Malaysia. Namun, pada tahun 2021 justru pertumbuhan ekonomi Indonesia berada
dibawah Malaysia.
DAFTAR PUSTAKA
blob:https://web.whatsapp.com/45398853-2eba-4b24-a667-51d4fe830c4f
https://penerbitbukudeepublish.com/buku-ekonomi-best-seller/
https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/6034f165ec1fc/sri-mulyani-ekonomi-
indonesia-lebih-baik-daripada-negara-asean-g20